Pertemuan 14 Prodi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) 1. Pemantauan lingkungan hidup digunakan untuk memahami fenomena yang terjadi di alam akibat adanya usaha/kegiatan. 2. Pemantauan berbeda dengan pengamatan, karena kegiatan pemantauan yang dilakukan bersifat sistematis, berulang dan terencana 3. RPL memuat komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau, lokasi pemantauan, frekwensi dan waktu pemantauan, metode pengumpulan dan analisis data, kelayakan secara ekonomis, lembaga yang bertanggung jawab dan penyandang dana, pelaksana pemantauan, pengawas, dll 4. Aspek-aspek yang dipantau harus terkait dengan dampak yang dinyatakan dalam ANDAL dan dirumuskan dalam RKL. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dapat digunakan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau kegiatan yang berlangsung secara terus- menerus, sistematis dan terencana. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus, sistematis dan terencana yang dilakukan terhadap komponen lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator dalam mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari suatu pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu, Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah terintegrasi dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL). FUNGSI RPL 1. Alat evaluasi terhadap mekanisme kerja suatu sistem pengelolaan lingkungan 2. Mengetahui keunggulan & kelemahan pengelolaan lingkungan 3. Dapat memonitor secara dini perubahan perubahan kualitas lingkungan 4. Memperkecil resiko dan potensi gugatan hukum dari pihak eksternal terhadap dampak kegiatan 5. Menjadi alat bukti dalam menilai ketaatan/kepatuhan pemprakarsa terhadap peraturan perundang-undangan 6. Meningkatkan citra baik perusahaan dikalangan pemerintah, konsumen, mitra bisnis dan masyarakat Sistematika RPL 1. Pendahuluan (mencakup latar belakang, pentingnya, tujuan dan kegunaan pemantauan LH). 2. Rencana Pelaksanaan RPL( meliputi Dampak besar dan penting, sumber dampak, parameter LH yang dipantau, tempat pemantauan, metode pemantauan, institusi pemantaua LH) 3. Daftar Pustaka 4. Lampiran (Ringkasan dokumen RPL, data dan informasi penting yang menunjang RPL) Ringkasan Eksekutif 1. PENDAHULUAN ( berisi latar belakang kegiatan, Rencana Usaha, Waktu pelaksanaan kajian: prakonstruksi, konstruksi, operasi, pasca operasi, Pemrakarsa kegiatan, 2. DAMPAK BESAR DAN PENTING ( mencakup dampak besar dan penting terhadap lingkungan yang harus dikelola sesuai hasil evaluasi dampak) 3. DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (uraian RKL dan RPL yang dilakukan dalam rangka antisipasi dampak yang akan ditimbulkan oleh rencana usaha/kegiatan) Penilaian Dokumen AMDAL Penilaian dokumen AMDAL dilakukan oleh Komisi Penilaian AMDAL: 1. Tingkat Pusat, berkedudukan di Jakarta dibentuk oleh MNLH/BAPEDAL untuk menilai usaha/kegiatan yang bersifat strategis, lokasi melebihi satu propinsi, berada di wilayah sengketa, berada di lautan, atau di lintas batas negara RI dengan negara lain. 2. Tingkat Propinsi, berkedudukan di ibu kota Propinsi, dibentuk oleh Gubernur atau Ka BAPEDALDA propinsi untuk menilai usaha/kegiatan yang lokasinya melebihi satu kabupaten/kota. 3. Tingkat Kabupaten/Kota, berkedudukan di kabupaten /kota dibentuk oleh Bupati atau Walikota, dipimpin oleh Ka Bapedalda kabupaten/kota Dua aspek penilaian AMDAL 1. Kelengkapan administrasi dan Dokumen AMDAL 2. Kualitas Dokumen AMDAL Komisi Penilai AMDAL Dapat terdiri dari: 1. Unsur pemerintahan 2. Unsur/wakil masyarakat yang terkena dampak 3. Unsur Perguruan Tinggi 4. Unsur Pakar 5. Organisasi Masyarakat Lingkungan (LSM Lingkungan) • Susunan Komisi terdiri dari Ketua (dijabat Kepala Bapedal, Bapedalda), Sekretaris (dijabat oleh pejabat yang menangani AMDAL), Anggota komisi (unsur-unsur komisi penilai AMDAL) • Anggota komisi penilai hendaknya telah memiliki sertifikat kursus AMDAL tipe A, B, dan C, atau pernah menyusun AMDAL. • Penilaian harus didasarkan pada Panduan Penilaian Dokumen AMDAL (KepMen MNLH, No 2, tahun 2000) Hasil Penilaian Dokumen AMDAL • selambat-lambatnya 75 hari setelah tanggal diterimanya dokumen AMDAL. Bila tidak diterbitkan dalam waktu itu, maka usaha/kegiatan dianggap layak lingkungan. • Instansi yang bertanggung jawab dapat mengembalikan dokumen AMDAL untuk diperbaiki bila kualitas dokumen tidak sesuai dengan pedoman penyusunan AMDAL. • Instansi yang bertanggung jawab menerbitkan keputusan kelayakan LH suatu usaha/kegiatan berdasarkan hasil penilaian AMDAL, RKL dan RPL. • Keputusan kelayakan LH diterbitkan dalam jangka waktu • Komisi Penilai dapat menyimpulkan rencana usaha/kegiatan tidak layak lingkungan bila: a) dampak besar dan penting yang negatif tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia, atau b) biaya penanggulangan dampak negatif lebih besar dari manfaat dampak positif