Otitis Eksterna
Pembimbing :
--- Sp.-
Penyusun :
1
PERIODE -----
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “--”
tepat pada waktunya. Penyusunan referat ini ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh kepaniteraan klinik di
bagian Ilmu -----. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada:
1. Dr.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, hal tersebut tidak
lepas dari segala keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki. Oleh karena itu
bimbingan dan kritik yang membangun dari semua pihak sangatlah diharapkan
Jakarta, - 2019
Penulis
2
LEMBAR PENGESAHAN
“-”
Jakarta, - 2019
3
Koorpanit
DAFTAR ISI
BAB I 5
PENDAHULUAN 5
1.1 Latarbelakang5
BAB II6
TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Anatomi 6
2.2 Intoleransi Laktosa 8
2.2.1 Definisi..................................................................................................8
2.2.2 Etiologi..................................................................................................8
2.2.3 Patogenesis............................................................................................9
2.2.4 Manifestasi Klinis.................................................................................9
2.2.5 Diagnosis.............................................................................................10
2.2.6 Penatalaksanaan..................................................................................11
2.3 Obstruksi Saluran Cerna 12
2.3.1 Patofisiologi........................................................................................13
2.3.2 Obstruksi Intestinal Kongenital..........................................................17
2.3.3 Diagnosis.............................................................................................23
2.3.4 Manifestasi Klinis...............................................................................24
2.3.5 Penatalaksanaan..................................................................................25
BAB III 29
KESIMPULAN 29
3.1 Kesimpulan 29
DAFTAR PUSTAKA 30
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Otitis eksterna ialah radang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi
bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar ialah
perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi
basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaaan udara yang hangat dan
lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Predisposisi otitis eksterna yang lain
trauma ringan ketika mengorek telinga. 1
Otitis eksterna merupakan radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor yang mempermudah radang
telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga dan juga trauma ringan ketika
mengorek telinga. Terdapat sedikit atau tidak ada informasi dari insiden otitis
eksterna di New Zaeland. Di USA digambarkan dari 4 per 1.000 per tahun, yang
1% (4 per 100.000) akan menjadi kronis. Hal ini memberikan angka lebih dari
lima juta kasus pertahun yang dirawat oleh USA.2
Laporan pertama dari CDC (Center for Disease Control and Prevention)
yang menggambarkan secara keseluruhan epidemiologi otitis eksterna akut di
Amerika Serikat, diperkirakan bahwa 2,4 juta kunjungan per tahun yang
terdiagnosis di pusat kesehatan merupakan kasus otitis eksterna akut (8,1
kunjungan per 1000 populasi). Adapun penelitian di poliklinik THT-KL BLU
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada periode Januari – Desember 2011
memperlihatkan bahwa dari 5.297 pengunjung terdapat 440 (8,33%) kasus otitis
eksterna.2
5
Otitis eksterna dapat dibagi menjadi otitis eksterna superfisialis dan otitis
eksterna profunda atau otitis eksterna akut. Otitis eksterna profunda merupakan
infeksi pada kanalis akustikus eksternus yang sering ditemukan pada instalasi
rawat jalan. Insidennya di Belanda ditemukan 12-14 per 1000 penduduk
pertahun. Pada satu penelitian di Inggris, dilaporkan prevalensinya lebih dari 1%
dalam setahun. Data yang dikumpulkan di Poliklinik RS. Wahidin Sudirohusodo
pada tahun 2012 ditemukan 134 kasus otitis eksterna superfisialis dan 309 kasus
otitis eksterna profunda. Otitis eksterna akut dapat dibagi menjadi dua, yaitu
otitis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna difusa. Keduanya berbeda dari
segi letak peradangan, gejala yang ditimbulkan, serta kuman penyebab. Otitis
eksterna sirkumskripta biasanya disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus
atau Staphylococcus albus. Sedangkan otitis eksterna difusa terutama disebabkan
oleh golongan Pseudomonas. Suatu studi pada populasi sampel menunjukkan
53% kasus otitis eksterna disebabkan oleh kuman gram negatif, yaitu
Pseudomonas. Dan 46% lainnya merupakan kuman gram positif yaitu
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus lainnya. Sisanya 1,7% merupakan
infeksi jamur.2
6
bukti yang baik bahwa setiap persiapan antimikroba atau antibiotik secara klinis
lebih unggul dari yang lain. Pilihan pengobatan didasarkan pada sejumlah faktor,
termasuk status kondisi membran timpani, efek samping, masalah kepatuhan,
dan biaya. Sediaan neomisin / polimiksin B / hidrokortison adalah terapi lini
pertama yang wajar bila membran timpani masih utuh. Antibiotik oral
dicadangkan untuk kasus-kasus di mana infeksi telah menyebar di luar saluran
telinga atau pada pasien yang berisiko mengalami infeksi yang berkembang
pesat. Otitis eksterna kronis sering disebabkan oleh alergi atau penyebab
penyakit dermatologis, dan ditangani dengan mengatasi penyebab yang
mendasarinya. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Sistem organ pendengaran perifer terdiri dari struktur organ pendengaran yang
berada di luar otak dan batang otak yaitu telinga luar, telinga tengah, telinga
dalam dan saraf kokhlearis sedangkan organ pendengaran sentral adalah struktur
yang berada di dalam batang otak dan otak yaitu nukleus koklearis, nukleus
olivatorius superior, lemnikus lateralis, kolikulus inferior dan kortek serebri
lobus temporalis area wernicke (Gambar 2.1). 4
7
Gambar 2.1 Skema organ pendengaran perifer dan sentral. 4
8
Gambar 2.2 Anatomi Telinga. 4
9
pertiganya. Pars cartilage berjalan ke arah posterior superior , merupakan
perluasan dari tulang rawan daun telinga, tulang rawan ini melekat erat di tulang
temporal, dilapisi oleh kulit yang merupakan perluasan kulit dari daun telinga,
kulit tersebut mengandung folikel rambut, kelenjar serumen dan kelenjar
sebasea. Kelenjar serumen memproduksi bahan seperli lilin berwarna coklat
merupakan pengelupasan lapisan epidermis, bahan sebaseus dan pigmen disebut
serumen atau kotoran telinga. Pars osseus berjalan ke arah antero inferior dan
menyempit di bagian tengah membentuk ismus. Kulit pada bagian ini sangat
tipis dan melekat erat bersama dengan lapisan subkutan pada tulang. Didapatkan
glandula sebasea dan glandula seruminosa, tidak didapatkan folikel rambut
(Gambar 2.4). 4
10
Meatus akustik eksternus dialiri arteri temporalis superfisialis dan arteri
aurikularis posterior serta arteri aurikularis profundus. Darah vena mengalir ke
vena maksilaris, jugularis eksterna dan pleksus venosus pterygoid. Aliran limfe
menuju ke lnn. aurikularis anterior, posterior dan inferior. Inervasi oleh cabang
aurikularis dari n. vagus dan cabang aurikulotemporalis dari n. mandibularis. 4
11
Gambar 2.5 Membran Timpani. 4
Ruang telinga tengah disebut juga kavum tympani (KT) atau tympanic
cavity. Dilapisi oleh membran mukosa, topografinya di bagian medial dibatasi
oleh promontorium, lateral oleh MT, anterior oleh muara tuba Eustachius,
posterior oleh aditus ad antrum dari mastoid, superior oleh tegmen timpani fossa
kranii, inferior oleh bulbus vena jugularis. Batas superior dan inferior MT
membagi KT menjadi epitimpanium atau atik, mesotimpanum dan
hipotimpanum. 4
Telinga tengah terdapat tiga tulang pendengaran, susunan dari luar ke dalam
yaitu maleus, incus dan stapes yang saling berikatan dan berhubungan
membentuk artikulasi.. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani,
maleus melekat pada inkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak
tingkap lonjong atau foramen ovale yang berhubungan dengan koklea (Gambar
2.6). 4
12
Gambar 2.6 Skema hubungan antara membrane timpani osikel. 4
Telinga tengah terdapat dua buah otot yaitu m. tensor timpani dan m. stapedius.
M tensor timpani berorigo di dinding semikanal tensor timpani dan berinsersio di
bagian atas tulang maleus, inervasi oleh cabang saraf trigeminus. Otot ini
menyebabkan membran timpani tertarik ke arah dalam sehingga menjadi lebih
tegang.dan meningkatkan frekuensi resonansi sistem penghantar suara dan
melemahkan suara dengan frekuensi rendah. M. stapedius berorigo di dalam
eminensia pyramid dan berinsersio di ujung posterior kolumna stapes, hal ini
menyebabkan stapes kaku, memperlemah transmini suara dan meningkatkan
resonansi tulang-tulang pendengaran. Kedua otot ini berfungsi
mempertahankan , memperkuat rantai osikula dan meredam bunyi yang terlalu
keras sehingga dapat mencegah kerusakan organ koklea. 4
13
labirin tulang dan membran terisi cairan perilim dengan komposisi elektrolit
tinggi natrium rendah kalium. Labirin terdiri dari tiga bagian yaitu pars superior,
pars inferior dan pars intermedia. Pars superior terdiri dari utrikulus dan saluran
semisirkularis, pars inferior terdiri dari sakulus dan koklea sedangkan pars
intermedia terdiri dari duktus dan sakus endolimpaticus (Gambar 2.7). 4
Koklea
14
Struktur duktus koklea dan ruang periotik sangat kompleks membentuk
suatu sistem dengan tiga ruangan yaitu skala vestibuli, skala media dan skala
timpani. Skala vestibuli dan skala tympani berisi cairan perilim sedangkan skala
media berisi endolimf. Skala vestibuli dan skala media dipisahkan oleh membran
reissner, skala media dan skala timpani dipisahkan oleh membran basilar
(Gambar 2.8). 4
Organon Corti
15
penghubung dan sel-sel rambut yang dapat membangkitkan impuls saraf sebagai
respon terhadap getaran suara (Gambar 2.9). 4
Organo Corti terdiri satu baris sel rambut dalam yang berjumlah sekitar 3 000
dan tiga baris sel rambut luar yang berjumlah sekitar 12 000. Rambut halus atau
silia menonjol ke atas dari sel-sel rambut menyentuh atau tertanam pada
permukaan lapisan gel dari membran tektorial. Ujung atas sel-sel rambut
terfiksasi secara erat dalam struktur sangat kaku pada lamina retikularis. Serat
kaku dan pendek dekat basis koklea mempunyai kecenderungan untuk bergetar
pada frekuensi tinggi sedangkan serat panjang dan lentur dekat helikotrema
mempunyai kecenderungan untuk bergetar pada frekuensi rendah. 4
16
Saraf Koklearis
Sel-sel rambut di dalam OC diinervasi oleh serabut aferen dan eferen dari
saraf koklearis cabang dari nervus VIII, 88 % Serabut aferen menuju ke sel
rambut bagian dalam dan 12 % sisanya menuju ke sel rabut luar. Serabut aferen
dan eferen ini akan membentuk ganglion spiralis yang selanjutnya menuju ke
nuleus koklearis yang merupakan neuron primer, dari nucleus koklearis neuron
sekunder berjalan kontral lateral menuju lemnikus lateralis dan ke kolikulus
posterior dan korpus genikulatum medialis sebagai neuron tersier, selanjutnya
menuju ke pusat pendengaran di lobus temporalis tepatnya di girus transversus. 4
2.2 Definisi
Otitis eksterna akut adalah kondisi umum yang melibatkan inflammasi saluran
telinga. Bentuk akut terutama disebabkan oleh infeksi bakteri, dengan
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus patogen yang paling
umum. Otitis eksterna akut timbul dengan onset cepat saluran telinga yang
meradang, menimbulkan otalgia, gatal, edema liang telinga, eritema liang
telinga, dan otorrhea, dan sering terjadi setelah berenang atau trauma ringan
akibat pembersihan yang tidak tepat. Kelembutan dengan gerakan tragus atau
pinna adalah penemuan klinis klasik. Antimikroba topikal atau antibiotik seperti
asam asetat, aminoglikosida, polimiksin B, dan kuinolon adalah pengobatan
pilihan dalam kasus yang tidak rumit. Agen-agen ini datang dalam persiapan
dengan atau tanpa kortikosteroid topikal; penambahan kortikosteroid dapat
membantu mengatasi gejala lebih cepat. 3
Namun, tidak ada bukti yang baik bahwa setiap persiapan antimikroba
atau antibiotik secara klinis lebih unggul dari yang lain. Pilihan pengobatan
didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk status membran timpani, profil efek
samping, masalah kepatuhan, dan biaya. Sediaan neomisin / polimiksin B /
hidrokortison adalah terapi lini pertama yang wajar bila membran timpani masih
17
utuh. Antibiotik oral dicadangkan untuk kasus-kasus di mana infeksi telah
menyebar di luar saluran telinga atau pada pasien yang berisiko mengalami
infeksi yang berkembang pesat. Otitis eksterna kronis sering disebabkan oleh
alergi atau penyebab penyakit dermatologis, dan ditangani dengan mengatasi
penyebab yang mendasarinya. 3
Otitis eksterna dapat dibagi menjadi otitis eksterna superfisialis dan otitis
eksterna profunda atau otitis eksterna akut. Otitis eksterna profunda merupakan
infeksi pada kanalis akustikus eksternus yang sering ditemukan pada instalasi
rawat jalan. Insidennya di Belanda ditemukan 12-14 per 1000 penduduk
pertahun. Pada satu penelitian di Inggris, dilaporkan prevalensinya lebih dari 1%
dalam setahun. Data yang dikumpulkan di Poliklinik RS. Wahidin Sudirohusodo
pada tahun 2012 ditemukan 134 kasus otitis eksterna superfisialis dan 309 kasus
otitis eksterna profunda. Otitis eksterna akut dapat dibagi menjadi dua, yaitu
otitis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna difusa. Keduanya berbeda dari
segi letak peradangan, gejala yang ditimbulkan, serta kuman penyebab. Otitis
eksterna sirkumskripta biasanya disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus
atau Staphylococcus albus. Sedangkan otitis eksterna difusa terutama disebabkan
oleh golongan Pseudomonas. Suatu studi pada populasi sampel menunjukkan
53% kasus otitis eksterna disebabkan oleh kuman gram negatif, yaitu
Pseudomonas. Dan 46% lainnya merupakan kuman gram positif yaitu
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus lainnya. Sisanya 1,7% merupakan
infeksi jamur.2
18
jamur, terutama yang berasal dari spesies Aspergillus dan Candida, lebih sering
terjadi di lingkungan tropis atau subtropis. Pada pasien yang sebelumnya diobati
dengan antibiotik. Pada gangguan kulit inflamasi dan reaksi alergi dapat
menyebabkan otitis eksterna non infeksi, yang dapat menjadi kronis. 3
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh bakteri dapat terlokalisir atau difus, telinga terasa sakit. Faktor
yang menyebabkan timbulnya otitis eksterna adalah kelembaban, penyumbatan
liang telinga tengah, trauma lokal, dan alergi. Faktor ini menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang dapat menyebabkan edema dari epitel
skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri
masuk melalui kulit, terjadilah inflamasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri
patogen pada otitis eksterna akut adalah Pseudomonas (41%), Streptococcus
(22%), Staphylococcus aureus (15%), dan Bakteriodes (11%). Istilah otitis
eksterna akut meliputi adanya kondisi inflamasi kulit dari liang telinga bagian
luar. 5
19
Tabel 2.1 Faktor Predisposisi untuk Otitis Externa. 3
2.5 Epidemiologi
Insidensi otitis eksterna tinggi. Di Belanda, telah diperkirakan 12-14 per 1000
populasi per tahun, dan telah terbukti mempengaruhi lebih dari 1% populasi
sampel di Inggris selama periode 12 bulan. Dari faktor predisposisi untuk otitis
eksterna akut, hanya berenang yang terbukti meningkatkan risiko. Berenang
dalam air yang tercemar adalah cara yang umum untuk mengontrak telinga
perenang, tetapi juga mungkin untuk mengontrak telinga perenang dari air yang
terperangkap di saluran telinga setelah mandi, terutama dalam iklim lembab.
Konstriksi saluran telinga dari pertumbuhan tulang (telinga surfer) dapat
menjebak serumen-serumen yang menyebabkan infeksi. Penyelam telah
melaporkan otitis eksterna selama paparan kerja. Bahkan tanpa paparan air,
penggunaan benda-benda seperti kapas atau benda kecil lainnya untuk
20
membersihkan saluran telinga sudah cukup untuk menyebabkan kerusakan pada
kulit, dan memungkinkan kondisi untuk berkembang menjadi otitis. Setelah kulit
saluran telinga dapat meradang, otitis eksternal dapat secara drastis memburuk
dengan menggaruk liang telinga dengan objek, atau dengan membiarkan air tetap
ada untuk jangka waktu yang lama. 6
Laporan pertama dari CDC (Center for Disease Control and Prevention)
yang menggambarkan secara keseluruhan epidemiologi otitis eksterna akut di
Amerika Serikat, diperkirakan bahwa 2,4 juta kunjungan per tahun yang
terdiagnosis di pusat kesehatan merupakan kasus otitis eksterna akut (8,1
kunjungan per 1000 populasi). Adapun penelitian di poliklinik THT-KL BLU
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada periode Januari – Desember 2011
memperlihatkan bahwa dari 5.297 pengunjung terdapat 440 (8,33%) kasus otitis
eksterna.2
2.6 Patofisiologi
Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai, di
samping penyakit telinga lainnya. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-
daerah yang panas dan lembab, dan jarang pada iklim sejuk dan kering.
Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak
peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti berenang
merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Keadaan panas, lembab,
dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor penting
untuk terjadinya otitis eksterna. Pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi
kapas dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik. 5
21
difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan
oleh Pseudomonas, Staphylococus, dan Proteus atau jamur. 5
2.7 Diagnosa
Otitis eksterna akut didiagnosis secara klinis berdasarkan tanda dan gejala
saluran pernafasan (Tabel 2.2;). Presentasi dapat berkisar dari gangguan ringan,
gatal, dan edema minimal hingga nyeri hebat, obstruksi saluran sempurna, dan
keterlibatan pinna dan kulit di sekitarnya. Nyeri adalah gejala yang paling baik
23
berkorelasi dengan keparahan penyakit. Demam ringan mungkin ada, tetapi suhu
lebih dari 101° F (38,3° C) menunjukkan ekstensi di luar saluran pendengaran. 3
Otitis eksterna akut harus dibedakan dari penyebab lain peradangan saluran
telinga (Tabel 2.3). Evaluasi yang tepat mencakup riwayat gejala yang muncul
dan yang terkait, paparan air, trauma lokal / pengangkatan serumen, pada
gangguan kulit yang berhubungan, diabetes, operasi telinga, dan radioterapi
lokal. Pemeriksaan fisik harus meliputi aurikel dan kelenjar getah bening di
sekitarnya, pemeriksaan kulit, otoscopy saluran telinga, dan verifikasi bahwa
membran timpani masih utuh. Kelembutan dengan gerakan lintasan atau pinna
adalah temuan klasik. 3
24
Tabel 2.3 Kondisi yang Dapat Membingungkan dengan Otitis Otak Eksternal. 3
25
Karena otitis eksterna dapat menyebabkan eritema membran timpani, otoskopi
pneumatik atau timpanometri harus digunakan untuk membedakannya dari otitis
media. Otomycosis secara klasik dikaitkan dengan gatal, bahan tebal di saluran
telinga, dan kegagalan untuk meningkatkan dengan penggunaan antibakteri
topikal. Otomycosis kadang-kadang dapat diidentifikasi selama otoscopy
(Gambar 2.10 dan 2.11), meskipun jamur saprophytic nonpathogenic juga dapat
ditemukan. 3
Pada otitis eksterna kronis, gejala dan tanda yang tercantum pada Tabel
2.2 terjadi selama lebih dari tiga bulan. Gejala klasik termasuk gatal dan
ketidaknyamanan ringan; mungkin ada licheni kation pada otoscopy. 3
2.8 Pengobatan
27
dan bahwa itu kurang efektif jika pengobatan diperlukan selama lebih dari tujuh
hari. 3
Tabel 2.4 Sediaan Antimikroba Otik yang Umum untuk Otitis Externa. 3
28
2.8.1 Antibiotik Oral
Pasien harus diajar untuk memberikan obat otic dengan benar. Pasien
harus berbaring dengan sisi yang sakit menghadap ke atas, menjalankan
persiapan di sepanjang sisi saluran telinga sampai penuh dan menggerakkan
pinna untuk meringankan kantong udara. Pasien harus tetap dalam posisi ini
selama tiga hingga lima menit, setelah itu saluran tidak boleh ditutup, tetapi
dibiarkan terbuka sampai kering. Mungkin pasien yang menjalani pengobatan
29
tetes telinga yang lain tidak akan bisa diobati, karena hanya 40 persen pasien
yang melakukan pengobatan sendiri dengan tepat. Pasien harus diinstruksikan
untuk meminimalkan trauma pada (dan manipulasi) telinga, dan untuk
menghindari paparan air, termasuk pantang dari olahraga air untuk bekerja,
setidaknya, menghindari perendaman. 3
Ketika ada edema kanal yang ditandai, sumbu selulosa terkompresi atau
kasa pita dapat ditempatkan di kanal untuk memfasilitasi pemberian antimikroba
atau antibiotik. Penempatan sumbu memungkinkan tetes antibiotik untuk
mencapai bagian saluran pendengaran eksternal yang tidak dapat diakses karena
pembengkakan saluran. Ketika saluran akar merespons pengobatan dan patensi
kembali ke saluran telinga, sumbu sering kali rontok. 3
Nyeri adalah gejala umum otitis eksterna akut, dan dapat melemahkan. Analitik
oral adalah pengobatan yang lebih disukai. Lini pertama analgesik termasuk obat
antiinflamasi non-steroid dan asetaminofen. Ketika dosis yang sering diperlukan
diperlukan untuk mengendalikan rasa sakit, obat-obatan harus diberikan sesuai
jadwal dan bukan sesuai kebutuhan. Pil kombinasi opioid dapat digunakan ketika
gejala keparahan. 3
Otitis eksterna akut dapat dikaitkan dengan bahan berlebihan di saluran telinga.
Pedoman konsensus yang diterbitkan oleh American Academy of
Otolaryngology merekomendasikan bahwa bahan tersebut dihilangkan untuk
mencapai efektivitas optimal dari antibiotik topikal. Namun, tidak ada uji coba
terkontrol secara acak yang memeriksa efektivitas toilet aural, dan ini biasanya
tidak dilakukan di sebagian besar pengaturan perawatan primer. Obat topikal
30
mengandalkan kontak langsung dengan kulit saluran telinga yang terinfeksi;
karenanya, toilet aural menjadi lebih penting ketika volume atau ketebalan
puing-puing di saluran telinga besar. Pedoman merekomendasikan toilet aural
dengan penyedotan lavage lembut atau mengepel kering di bawah visualisasi
otoscopic atau mikroskopis untuk menghilangkan bahan yang menghalangi dan
untuk memverifikasi integritas membran timpani. Lavage harus digunakan hanya
jika membran timpani diketahui utuh, dan tidak boleh dilakukan pada pasien
dengan diabetes karena potensi risiko menyebabkan otitis eksterna ganas. Obat
nyeri mungkin diperlukan selama prosedur. 3
31
patogen yang resisten terhadap jamur dan antibiotik jika pasien tidak membaik
setelah upaya pengobatan awal atau memiliki satu atau lebih faktor risiko
predisposisi, atau jika ada kecurigaan bahwa infeksi telah meluas melampaui
auditori eksternal. kanal. Ada kekurangan data mengenai lama perawatan yang
optimal; sebagai aturan umum, otics antimikroba harus diberikan selama tujuh
hingga 10 hari, meskipun dalam beberapa kasus penyelesaian gejala yang
lengkap mungkin memakan waktu hingga empat minggu. 3
2.9 Pencegahan
32
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Otitis eksterna akut adalah kondisi umum yang melibatkan inflammasi saluran
telinga. Bentuk akut terutama disebabkan oleh infeksi bakteri, dengan
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus patogen yang paling
umum. Otitis eksterna akut timbul dengan onset yang cepat muncul berupa
meradang, menghasilkan otalgia, gatal, edema liang telinga, eritema kanal
telinga, dan otorrhea, dan sering terjadi setelah berenang atau trauma ringan
akibat cara membersihkan telinga yang tidak tepat. Kelembutan dengan gerakan
tragus atau pinna adalah penemuan klinis yang klasik. Antimikroba topikal atau
antibiotik seperti asam asetat, aminoglikosida, polimiksin B, dan kuinolon
adalah pengobatan pilihan dalam kasus yang tidak rumit. Agen-agen ini datang
dalam persiapan dengan atau tanpa kortikosteroid topikal; penambahan
kortikosteroid dapat membantu mengatasi gejala lebih cepat. Namun, tidak ada
33
bukti yang baik bahwa setiap persiapan antimikroba atau antibiotik secara klinis
lebih unggul dari yang lain. Pilihan pengobatan didasarkan pada sejumlah faktor,
termasuk status kondisi membran timpani, efek samping, masalah kepatuhan,
dan biaya. Sediaan neomisin / polimiksin B / hidrokortison adalah terapi lini
pertama yang wajar bila membran timpani masih utuh. Antibiotik oral
dicadangkan untuk kasus-kasus di mana infeksi telah menyebar di luar saluran
telinga atau pada pasien yang berisiko mengalami infeksi yang berkembang
pesat. Otitis eksterna kronis sering disebabkan oleh alergi atau penyebab
penyakit dermatologis, dan ditangani dengan mengatasi penyebab yang
mendasarinya
DAFTAR PUSTAKA
34