Argentometri KLP 5
Argentometri KLP 5
ARGENTOMETRI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah
mata kuliah kimia analitik II tentang “Argentometri” dapat selesai tepat waktu seperti
yang kami harapkan, tersusunya makalah ini tentu tidak lepas dari peran serta
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara material dan spiritual, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karna itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen
pengampuh matakuliah, teman teman yang telah membantu dan memberikan
dorongan semangat agar makalah ini dapat kami selesaikan. Semoga tuhan yang
maha esa membalas budi baik,tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang
bersangkutan Tak ada gading yang tak retak untuk itu kami pun menyadari bahwa
makalah ini memiliki banyak kelemahan serta kekurangan kekurangan naik dari segi
tekhnis maupun non tekhnis. Untuk itu pnulis membuka pintu selebar lebarnya
kepada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran. Akhir kata semoga
makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................. 1
C. TUJUAN...................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A. PENGERTIAN ARGENTOMETRI............................................................ 2
B. TITRASI PENGENDAPAN........................................................................ 3
D. MACAM-MACAM METODE................................................................... 7
F. CONTOH SOAL.......................................................................................... 8
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan
dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analitnya. Salah satu jenis
titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi
pengendapan antara ion halida ( Cl-, I-, Br- ) dengan ion perak Ag+. Titrasi
ini biasanya disebut sebagai argentometri. Argentometri yaitu titrasi
penentuan analit yang berupa ion halida dengan menggunakan larutan standar
perak nitrat AgNO3. Titrasi argentometri didasarkan pada pembentukan
endapan yang tidak mudah larut antara titrant dan analitnya. Sebagai contoh
yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran
akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah
larut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Faktor apa yang dapat mempengaruhi kelarutan?
2. Apa saja macam-macam metode titrasi argentometri dan perbedaannya?
3. Bagaimana cara pembentukan endapan berwarna?
4. Rumus argentometri?
5. Contoh soal argentometri
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kadar NaCl dengan menggunakan metode
argentometri.
2. Untuk mengetahui cara membuat larutan argentum nitrat (AgNO3) sebagai
larutan standard.
3. Untuk mengetahui macam-macam metode argentometri.
4. Untuk mengetahui perbedaan metode argentometri.
5. Untuk mengetahui rumus argentometri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ARGENTOMETRI
Argentometri merupakan titrasi pengendapan sample yang dianalisis
dengan menggunakan ion perak. Biasanya, ion-ion yang ditentukan dalam
titrasi ini adalah ion halida (Cl-, Br-, I-). (Khopkar,1990)
Hasil kali konsentrasi ion-ion yang terkandung suatu larutan jenuh dari
garam yang sukar larut pada suhu tertentu adalah konstan. Misalnya suatu
garam yang sukar larut AmBn dalam larutan akan terdisosiasi menjadi m
kation dan n anion.
AmBn → mA++ nB-
Hasil kali kelarutan = (CA+)M × (CB-)Ntitrasi argentometri adalah titrasi
dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk garam
perak yang sukar larut. Jika larutan perak nitrat ditambahkan pada larutan
kalium sianida maka mula-mula akan terbentuk endapan putih yang pada
pengadukan akan larut membentuk larutan kompleks yang stabil
AgNO3 + 2 KCN → K(Ag(CN)2) +KNO3
Ag+ + 2 nn- → Ag(CN)2.
Jika reaksi telah sempurna maka reaksi akan berlangsung lebih lanjut
membentuk senyawa kompleks yang tak larut.
Ag+ (Ag(CN)2)- → Ag(Ag(CN)2)
Titik akhir ditandai dengan terbentuknya endapan putih yang permanent.
salah satu kesulitan dalam menentukan titik akhir ini terletak pada fakta
dimana perak sianida yang diendapkan oleh adanya kelebihan ion perak yang
agak lebih awal dari titik ekuivalen, sangat lambat larut kembali dan titrasi ini
makan waktu yang lama.
B. TITRASI PENGENDAPAN
Jumlah metode tidak sebanyak titrasi asam-basa ataupun titrasi
reduksi-oksidasi (redoks). Kesulitan mencari indikator yang sesuai.
Komposisi endapan seringkali tidak diketahui pasti terutama jika ada efek
kopresipitasi. Kelarutan = konsentrasi larutan jenuh zat padat (kristal) di
dalam suatu pelarut pada suhu tertentu.(dalam keadaan setimbang). Larutan
jenuh dapat dicapai dengan penambahan zat ke dalam pelarut secara terus
menerus hingga zat tidak melarut lagi dengan cara menaikkan lagi konsentrasi
ion-ion tertentu hingga terbentuk endapan.
1. Suhu
2. Sifat pelarut
3. Ion sejenis
4. Aktivasi ion
5. pH
6. Hidrolisis
7. Hidroksida logam
1) Menyempurnakan pengendapan
2) Pencucian endapan dengan larutan yang mengandung ion sejenis dengan endapan
Untuk larutan yang mengandung Ag, jika ditambahkan NaCI maka mula-mula
terbentuk suspensi yang kemudian terkoagulasi (membeku). Laju terjadinya koagulasi
menyatakan mendekamya titik ekivalen. Penambahan NaCI ditersukan sampai titik
akhir tercapai. Perubahan ini dilihat dengan tidak terbentuknya endapan AgCI pada
cairan supernatan. Akan tetapi sedikit NaCI harus ditambahkan untuk
menyempurnakan titik akhir. Penentuan Ag sebagai AgCI dapat dilakukan dengan
pengukuran turbidimetri yaitu dengan pembauran sinar. AgNO3 ditambahkan ke
NaCI yang mengandung zat berpendar fluor, titik akhir ditentukan dengan
berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga. Jika didiamkan, tampak
endapan berwarna, sedangkan larutan tidak berwarna disebabkan adanya adsorpsi
indikator pada endapan AgCI. Warna zat yang terbentuk dapat berubah akibat
adsorpsi pada penukaan.
D. MACAM-MACAM METODE
1. Metode Mohr
Metode Mohr biasanya digunakan untuk menitrasi ion halida seperti
NaCl, dengan AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4¬ sebagai indikator.
Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari
kuning menjadi kuning coklat. Perubahan warna tersebut terjadi karena
timbulnya Ag2CrO4, saat hamper mencapai titik ekivalen, semua ion Cl-
hamper berikatan menjadi AgCl. Larutan standar yang digunakan dalam
metode ini, yaitu AgNO3, memiliki normalitas 0,1 N atau 0,05.
Indikator menyebabkan terjadinya reaksi pada titik akhir dengan titran,
sehingga terbentuk endapan yang berwarna merah-bata, yang
menunjukkan titik akhir karena warnanya berbeda dari warna endapan
analat dengan Ag+.
2. Metode Volhard
Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant,
dan larutan Fe3+ sebagai indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus
terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk endapan putih.
Ag+(aq) + SCN-(aq) ↔ AgSCN(s)↓ (putih)
Sedikit kelebihan titrant kemudian bereaksi dengan indikator, membentuk ion
kompleks yang sangat kuat warnanya (merah)
Yang larut dan mewarnai larutan yang semula tidak berwarna. Karena
titrantnya SCN- dan reaksinya berlangsung dengan Ag+, maka dengan cara
Volhard, titrasi langsung hanya dapat digunakan untuk penentuan Ag + dan
SCN- sedang untuk anion-anion lain harus ditempuh cara titrasi kembali: pada
larutan X- ditambahkan Ag+ berlebih yang diketahui pasti jumlah seluruhnya,
lalu dititrasi untuk menentukan kelebihan Ag+. Maka titrant selain bereaksi
dengan Ag+ tersebut, mungkin bereaksi pula dengan endapan AgX.
3. Metode Fajans
Perbedaan dari ketiga metode tersebut yaitu Metode Mohr adalah reaksi
antara ion perak dan ion halida dengan adanya indikator kromat, sedangkan
metode Volhard mengacu pada reaksi antara ion perak berlebih dan ion
halida. Metode fajans, di sisi lain, mengacu pada reaksi adsorpsi antara perak
halida dan fluorescein. Jadi, ini adalah perbedaan utama antara metode Mohr
Volhard dan Fajans.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Titrasi AgNO3 dan NaCl merupakan titrasi dengan Metode Mohr dan
Titrasi sampel termasuk dalam Metode Fajans karena sampel mengandung ion
I-. Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3.
Ada 4 metode argentometri yaitu metode Mohr, Volhard, Fajans, Duckel.
Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator
dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO 3). Dengan
mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag +
dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat
ditentukan. (Al.Underwood,1992). Titik akhir potensiometri didasarkan pada
potensial elektrode perak yang dicelupkan kedalam larutan analit. Titik akhir
amperometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan antara sepasang
mikroelektrode perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang
dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari perubahan warna/muncul
tidaknya kekeruhan dalam larutan yang dititrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Ilmu Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
Indonesia
Skogg. 1965. Analytical Chemistry. Edisi keenam. Florida : Sounders College