Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK

( PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL ) PRA

DOSEN : Fitria Jannatul Laili M.Keb.,Bd

KELOMPOK 1 :
1. Adinda Ayu pratiwi P07124119001 7. Noor Lathifah P07124119057
2. Laili Udhayati P07124119035 8. Nor Aisah Rahmadina P07124119058
3. Maryam Amelia P07124119043 9. Radhika Oktavia Sari P07124119075
4. Nadia P07124119043 10. Shofa Shofia P07124119085
5. Ni’matul Ilahiyyah P07124119053 11. Vira Yana P07124119097\
6. Nisrina Irbafatin Santoso P07124119054

Semester/Kelas : 4 Reguler/A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA III
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karuniaNya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan
makalah ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah, yaitu
“Dokumentasi Kebidanan”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahawa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin
DAFTAR ISI
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Analisis situasi merupakan tahapan pengumpulan data yang ditempuh sebelum
merancang dan merencanakan program. Analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan
informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak atau publik yang terlibat, tindakan dan
strategi yang diambil, taktik, serta anggaran biaya yang diperlukan daalam melaksanakan
program (Wikipedia).
Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau masalah
sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai
situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan histories, structural dan konsekuensi masalah.
Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-
kaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi
perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan
juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial (PMII, 2014).
Proses analisa sosial adalah usaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap
tentangan situasi sosial, hubungan-hubungan struktural, kultural dan historis. Sehingga
memungkinkan menangkap dan memahami realitas yang sedang dihadapi. Suatu analisis pada
dasarnya “mirip” dengan sebuah “penelitian akademis” yang berusaha menyingkap suatu hal
atau aspek tertentu. Analisis sosial bukan hanya sekedar melakukan riset dengan upaya
mengumpulkan data sebagai bagian dari menjawab apa yang sedang terjadi di lingkungan
masyarakat, dan mengapa hal tersebut terjadi dan bagaimana proses terjadinya. Analisis sosial
seyogyanya mampu menjawab apa yang akan terjadi kedepan di lingkungan masyarakat.
Analisa sosial merupakan upaya untuk mengurai logika, nalar, struktur, atau kepentingan
dibalik sebuah fenomena sosial. Analisa sosial hendak menangkap logika struktural atau nalar
dibalik sebuah gejala sosial. Analisa sosial dengan demikian material, empiris, dan bukan
sebaliknya, mistis, atau spiritualistik. Analisa sosial menafsirkan gejala sosial sebagai gejala
material.
B. Proses tahapan analisis situasi

C. Kegunaan Participatory Rural Appraisal (PRA)


1. Meningkatnya proses belajar dan proses penyadaran bagi masyarakat desa dalam
melihat berbagai keadaan kehidupan di lingkungannya yang mempengaruhi keadaan
mereka sendiri.
2. Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap potensi dan masalahnya sehingga
terdorong untuk mengupayakan pemecahan masalah dan jalan keluar serta
mengembangkan potensi yang dimiliki melalui penyusunan rencana kegiatan/program
yang disusun dan dikerjakan oleh mereka sendiri.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menilai/mengevaluasi hasil kegiatan
programnya sehingga dapat senantiasa memperbaikinya untuk perencanaan yang lebih
baik dimasa mendatang.
4. Terdorongnya masyarakat dalam menciptakan moto ”hari ini lebih baik dari hari
kemarin, hari esok lebih bai dari hari ini”.

D. Prinsip Participatory Rural Appraisal (PRA)


1. Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan)
Prinsip ini mengutamakan masyarakat yang terabaikan agar memperoleh kesempatan
untuk memiliki peran dan mendapat manfaat dalam kegiatan program pembangunan.
Keberpihakan ini lebih pada upaya untuk mencapai keseimbangan perlakuan terhadap
berbagai golongan yang terdapat disuatu masyarakat, mengutamakan golongan paling
miskin agar kehidupannya meningkat.
2. Prinsip pemberdayaan (penguatan masyarakat)
Pendekatan PRA bermuatan peningkatan kemampuan masyarakat, kemampuan itu
ditingkatkan dalam proses pengkajian keadaan, pengambilan keputusan dan penentuan
kebijakan, sampai pada pemberian penilaian dan koreksi kepada keggiatan yang
berlangsung.
3. Prinsip masyarakat sebagai pelaku dan orang luar sebagai fasilitator PRA menempatkan
masyarakat sebagai pusat dari kegiatan pembangunan. Orang luar pun harus menyadari
peranannya sebagai fasilitator. Fasilitator perlu memiliki sikap rendah hati serta
ketersediaannya belajar dari masyarakat.
4. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan
Pengakuan akan pengalaman dan pengetahuan tradisional masyarakat merupakan salah
satu prinsip dasar dalam PRA. Hal ini bukan berarti bahwa masyarakat selamanya benar
dan harus dibiarkan tidak berubah, sehingga seharusnya dilihat bahwa pengalaman dan
pengetahuan masyarakat serta orang luar saling melengkapi dan sama bernilainya.
5. Prinsip santai dan informal
Teknik PRA ini dilakukan dengan suasana yang bersifat terbuka, informal, dan tidak
memaksa. Situasi ini akan menimbulkan hubungan akrab.
6. Prinsip triangulasi
Untuk mendapatkan informasi yang merupakan bentuk pemeriksaan ulang informasi
dalam kegiatan PRA ini, maka perlu dilakukan Triangulasi data. Triangulasi ini
dilakukan melalui penganekaragaman keanggotaan tim, penganekaragaman sumber
informasi, dan keragaman teknik.
7. Prinsip orientasi praktis
PRA berorientasi praktik yaitu pengembangan kegiatan. Oleh karena itu dibutuhkan
informasi yang sesuai dan memadai agar program yang dikembangkan bisa memecahkan
masalah dan meningkatkan kehidupan massyarakat.
8. Prinsip mengoptimalkan hasil
Prinsip mengoptimalkan hasil yang tepat guna menurut metode PRA adalah : “Lebih
baik kita tidak tahu apa yang tidak perlu kita ketahui.”
9. Prinsip keberlanjutan dan selang waktu
PRA merupakan metode yang harus dijiwai dan dihayati oleh lembaga dan para
pelaksana lapangan, agar masalah yang mereka akan kembangkan secara terus menerus
berlandaskan pada prinsip dasar PRA yang mencoba menggerakkan potensi masyarakat.
10. Prinsip belajar dari kesalahan
Terjadinya kesalahan saat melakukan PRA merupakan suatu hal yang wajar, namun
yang terpenting bukanlah kesempurnaan dalam penerapan, melainkan penerapan yang
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
11. Prinsip terbuka
Prinsip ini menganggap PRA sebagai metode dan perangkat teknik yang belum selesai,
sempurna dan pasti benar. Diharapkan bahwa teknik ini senantiasa dapat dikembangkan
sesuai dengan keadaan kebutuhan setempat.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_situasi
https://joksank43.wordpress.com/2018/02/14/analisis-sosial-ansos/
https://duniakumu.com/participatory-rural-appraisal-pratujuan-prateknik-pra%EF%BB
%BF/2/#:~:text=Pembuatan%20ini%20bertujuan%20untuk%20memfasilitasi,pelaku
%20perubahan%20keadaan%20masyarakatnya%20sendiri.

Anda mungkin juga menyukai