Anda di halaman 1dari 6

Kegagalan Penerapan Pembelajaran Abad 21

Nurul Fadillah

PARAGRAF PEMBUKA

Abad ke-21 disebut sebagai abad pengetahuan, abad ekonomi berbasis


pengetahuan, abad teknologi informasi, globalisasi, revolusi industri 4.0, dan
sebagainya. Pada abad ini, terjadi perubahan yang sangat cepat dan sulit
diprediksi dalam segala aspek kehidupan meliputi bidang ekonomi, transportasi,
teknologi, komunikasi, informasi, dan lain-lain. Penyiapan sumber daya manusia
yang menguasai keterampilan abad ke-21 akan efektif jika ditempuh melalui jalur
pendidikan. Kurikulum 2013 sesungguhnya telah mengakomodasi keterampilan
abad ke-21, baik dilihat dari standar isi, standar proses, maupun standar penilaian.
Pada standar proses, Masalahnya, kebanyakan pembelajaran yang dilaksanakan
adalah pembelajaran yang masih berpusat pada pendidik (teacher-centered).
Akibatnya, peserta didik tidak dapat menguasai keterampilan abad ke-21 secara
optimal. Oleh karena itu, reformasi pembelajaran yang menggeser dari
pembelajaran yang berpusat pada pendidik ke pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik merupakan jawaban dari upaya untuk mengembangkan keterampilan
abad ke-21 pada peserta didik (Redhana, 2019). guru yang mempunyai kelulusan
opsyen sastera dapat mengaplikasikan pengajaran dan pembelajaran abad 21
dalam aspek strategi dan kaedah pengajaran dan pembelajaran prosa tradisional
dengan lebih berkesan berbanding dengan guru yang hanya memiliki kelulusan
BM dan opsyen lain (Noorzailiza Zainal Abidin et al., 2020).

PARAGRAF ISI

Abad 21 menurut Kemendikbud adalah tersedianya informasi dimana saja


dan kapan saja (informasi), adanya implementasi penggunaan mesin (komputasi),
mampu menjangkau segala pekerjaan rutin (otomatisasi) dan bisa dilakukan dari
mana saja dan kemana saja (komunikasi). Ditemukan bahwa dalam kurun waktu
20 tahun terakhir telah terjadi pergeseran pembangunan pendidikan ke arah ICT
sebagai salah satu strategi manajemen pendidikan abad 21 yang di dalamnya

Kegagalan Penerapan Pembelajar Abad 1


21
meliputi tata keloladan sumber daya manusia (Soderstrom, From, Lovqvist, &
Tornquist, 2011). Abad ini memerlukan transformasi pendidikan secara
menyeluruh sehingga terbangun kualitas guru yang mampu memajukan
pengetahuan, pelatihan, ekuitas siswa dan prestasi siswa (Sajidan et al., 2018).
Jadi pengetahuan menjadi tolok ukur keberlangsungan hidup manusia.
Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia diperoleh dari kebiasaan belajar secara
otodidak atau dari lembaga pendidikan. Seseorang yang lulus dari lembaga
pendidikan, terutama dari lembaga pendidikan formal, seyogyanya memiliki
pengetahuan yang proporsional dan professional. Namun, terdapat fakta bahwa
tamatan sekolah menengah, diploma dan pendidikan tinggi masih kurang
kompeten terutama dalam dalam 7 hal, yaitu (1) komunikasi oral maupun tertulis
rendah, (2) keterampilan berpikir kritis dan mengatasi masalah lemah, (3)
rendahnya etika bekerja danprofesionalisme, (4) bekerja secara tim dan
berkolaborasi kurang optimal, (5) bekerja di dalam kelompok yang berbeda
kurang kondusif, (6) lemah dalam menggunakan teknologi, dan (7) lemah dalam
menjalankan manajemen projek dan kepemimpinan (Santyasa, 2018). Seiring
berubahnya sistem pendekatan pembelajaran dan bergesernya tujuan Pendidikan,
memasuki abad 21 tugas dan peranan pendidik memiliki pengaruh dalam proses
pembelajaran. Pada abad 21 ini, diperlukan individu-individu yang menguasai
keterampilan-keterampilan yang yakni intelektual, cerdas, vocational, cerdas
emosional, cerdas moral, dan cerdas spiritual. Dengan demikian tantangan
pendidik ialah menjadikan peserta didik di sekolah saat ini menjadi individu
cerdas mandiri, unggul dan Tangguh yang mampu bertahan di Abad 21. Sehingga
inovasi dalam bidang pendidikan sangatlah penting. . Dalam hal ini pendidik yang
memiliki peran yang sangat vital dan fundamental dalam membimbing,
mengarahkan, dan mendidik peserta didik dalam proses pembelajaran (Mu’minah,
2021). proses pengembangan profesional membutuhkan suatu rencana yang jelas
dan aktual dalam suatu sistem pendidikan demi tercapainya tujuan perbaikan
secara berkesinambungan dan siswa dapat belajar lebih baik. Pengembangan
profesional guru merupakan upaya-upaya yang dilakukan dalam hal mendukung
guru untuk memahami secara lebih baik tentang: (1) cara siswa agar dapat belajar

Kegagalan Penerapan Pembelajar Abad 2


21
dengan lebih baik, (2) bagaimana guru bisa selalu bersikap analitis dan kritis
terhadap pola-pola pengajarannya, (3) bagaimana mengembangkan pembelajaran
yang lebih bermakna dan berpusat pada siswa sehingga siswa dapat juga
mengembangkan sikap aktif dan partisipatif serta bisa menjadi seorang pemikir
yang kritis dan berkeinginan untuk selalu belajar sepanjang hidupnya.
Pengembangan profesional guru memiliki efek positif terhadap pengetahuan,
keterampilan dan perubahan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Pengembangan profesional guru memiliki hubungan erat dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilanserta perubahan pola mengajar di kelas. Menurut
Wayne (2008:9) Pengembangan profesional guru melalui program in-service
sebaiknya lebih difokuskan pada konten/isi mata pelajaran serta cara belajar
siswa, terutama mata pelajaran yang cukup memberi pengaruh positif terhadap
cara belajar siswa. Enam prinsip pengembangan profesional guru di sekolah yang
disampaikan oleh Eggen & Kauchak (2004:35) yang dapat dijadikan acuan bagi
sekolah dalam merencanakan pengembangan gurunya, yakni: (1) memanfaatkan
semua kecerdasan yang dimiliki guru seperti kecerdasan intelektual, sosial dan
emosional secara bersama; (2) selalu memberi perhatian terhadap konteks dan
pengalaman mengajar; (3) bersedia memberi layanan informasi yang memadai;
(4) selalu ingin mempraktekkan pengalaman mengajar di kelas ke dalam konteks
yang lebih luas; (5) menyiapkan guru-guru (juga siswa-siswa dan orangtua-
orangtua) dalam hal bertanya; (6) melibatkan pemerintah dalam menyesuaikan
kebutuhan guru secara individu maupun institusi (Autoridad Nacional del Servicio
Civil, 2021). Dalam lingkungan belajar dan strategi dalam mengembangkan
keterampilan metakognisi. Keterampilan metakognisi merupakan salah satu
keterampilan khusus yang perlu dikembangkan pada kegiatan belajar dalam
menghadapi tantangan abad 21. Metakognisi didefinisikan sebagai 'thinking about
thinking, yaitu pengetahuan (knowledge) dan regulasi (regulation) pada suatu
aktivitas kognitif seseorang. Keterampilan metakognitif bertujuan untuk
meningkatkan pembelajaran dan pemahaman siswa sehingga membantu siswa
dalam mencapai tujuan belajar. (Esi Febrina & Mukhidin, 2019). Pembelajaran
abad 21 berorientasikan kepada kegiatan untuk melatih keterampilan peserta didik

Kegagalan Penerapan Pembelajar Abad 3


21
dengan mengarah pada proses pembelajaran. Pembelajaran abad 21 berfokus pada
student center dengan tujuan untuk memberikan peserta didik keterampilan
berpikir diantara lain: (1) berpikir kritis, (2)memecahkan masalah, (3)
metakognisi, (4) berkomunikasi, (5) berkolaborasi, (6) inovasi dan kreatif, (7)
literasi informasi. Oleh sebab itu diharapkan pendidikan dapat menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang teknologi informasi dan juga
aspek kemanusiaan karena pembelajaran abad 21 lebih mengintegrasikan terhadap

pengetahuan dan keterampilan (深度学习的睡眠脑电特征波检测 * 李小俚 1) †


王枫 2) 黄朝阳 3) 斯白露 4), 2021). Untuk mengembangkan pembelajaran abad
21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran
tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Untuk mampu mengembangkan pembelajaran abad 21 ini ada
beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu antara lain : 1.Tugas Utama
Guru Sebagai Perencana Perencana Pembelajaran Sebagai fasilitator dan
pengelola kelas maka tugas guru yang penting adalah dalam pembuatan RPP. 2.
Masukkan unsur Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking) (Muliastrini,
2020). Pengembangan kurikulum di Indonesia dalam mengahadapi tuntutan
kompetensi abad 21. Dalam pengembangan kurikulum: (1) aktivitas pembelajaran
abad 21, (2) karakteristik pembelajaran abad 21. Adapun untuk peran dan
tantangan guru meliputi: (1) peran guru pada abad 21, (2) kompetensi guru abad
21. Dan pengembangan kurikulum di Indonesia, sebagai berikut: (1)
pengembangan Kurikulum di Indonesia mengahadapi tuntutan kompetensi abad
21, (2) model pembelajaran abad 21(Sumantri, 2019).

PARAGRAF PENUTUP

Abad 21 berpusat pada perkembangan Era Revolusi Industri 4.0 yang


mengedepankan pengetahuan sebagai tombak utama. Namun, dengan
pengetahuan saja tidak cukup untuk mewujudkan Era Revolusi Industri 4.0,
Mengasah keterampilan melalui pembiasaan diri dan pemenuhan kebutuhan hidup
dalam berbagai macam hal yang didasari oleh pengetahuan. Pembelajaran abad ke
21 diharapkan dapat membuka lebih lebar kesempatan kerja dan memperluas

Kegagalan Penerapan Pembelajar Abad 4


21
lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia sebagai sumber daya manusia yang
berkualitas dan unggul. Pengembangan profesional guru merupakan upaya-upaya
yang dilakukan dalam hal mendukung guru untuk memahami secara lebih baik
tentang: (1) cara siswa agar dapat belajar dengan lebih baik, (2) bagaimana guru
bisa selalu bersikap analitis dan kritis terhadap pola-pola pengajarannya, (3)
bagaimana mengembangkan pembelajaran yang lebih bermakna dan berpusat
pada siswa sehingga siswa dapat juga mengembangkan sikap aktif dan partisipatif.
Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai satu langkah
perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru
menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Autoridad Nacional del Servicio Civil. (2021). Tantangan Guru Abad 21.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2013–2015.

Esi Febrina, & Mukhidin. (2019). Metakognitif sebagai Keterampilan Berfikir


Tingkat Tinggi pada Pembelajaran Abad 21. Edusentris: Jurnal Ilmu
Pendidikan Dan Pengajaran, 6(1), 25–32.

Mu’minah, I. H. (2021). Studi Literatur: Pembelajaran Abad-21 Melalui


Pendekatan Steam (Science, Technology, Engineering, Art, and
Mathematics) Dalam Menyongsong Era Society 5.0. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan, 3, 584–594.

Muliastrini, N. K. E. (2020). New Literacy sebagai Upaya Peningkatan Mutu


Pendidikan Sekolah Dasar di Abad 21. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia,
4(1), 115–125.

Noorzailiza Zainal Abidin, Rozita Radhiah Said, Azhar Md Sabil, & Ahmad Fauzi
Mohd Ayub. (2020). Amalan pengajaran guru Bahasa Melayu dalam
pengajaran dan pembelajaran Abad 21 prosa tradisional di sekolah
menengah. International Social Science and Humanities Journal, 3(3), 67–
82.

Kegagalan Penerapan Pembelajar Abad 5


21
Redhana, I. W. (2019). Mengembangkan Keterampilan Abad Ke-21 Dalam
Pembelajaran Kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 13(1).

Sajidan, Baedhowi, Triyanto, Totalia, S. A., & Masykuri, M. (2018). Peningkatan


Proses Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran Abad 21. Kemendikbud
Jakarta, 114.

Santyasa, I. wayan. (2018). Student centered learning : Alternatif pembelajaran


inovatif abad 21 untuk menyiapkan guru profesional. Prosiding Seminar
Nasional Quantum, 25, xix–xxxii.

Sumantri, B. A. (2019). Pengembangan Kurikulum Di Indonesia Menghadapi


Tuntutan Kompetensi Abad 21. At-Ta’lim : Media Informasi Pendidikan
Islam, 18(1), 27. https://doi.org/10.29300/attalim.v18i1.1614

深度学习的睡眠脑电特征波检测 * 李小俚 1) † 王枫 2) 黄朝阳 3) 斯白露 4).


(2021). 12(1), 29–40.

BIODATA SINGKAT

Nama: Nurul Fadillah

TTL: Selayar, 22 Oktober 2003

Minat: menulis

Sosial media: Nurulfadillahhh22

Kegagalan Penerapan Pembelajar Abad 6


21

Anda mungkin juga menyukai