Anda di halaman 1dari 8

TROPHICO: Tropical Public Health Journal

Faculty of Public Health, USU

Faktor risiko malaria masyarakat pesisir di Kecamatan Pantai Cermin


Kabupaten Serdang Bedagai
Risk Factors of malaria among coastal communities in Pantai Cermin District,
Serdang Bedagai Regency
Putra Apriadi Siregar1*, Izzah Dienillah Saragih2
1
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
1
*putraapriadisiregar@uinsu.ac.id, 2izzahdsaragih@usu.ac.id

Abstrak
Malaria merupakan penyakit umum terjadi di daerah pesisir. Studi ini bertujuan mengetahui pengaruh faktor risiko
(sosiodemografi, lingkungan fisik rumah, keberadaan kandang ternak, perilaku kesehatan) terhadap kejadian
penyakit malaria) di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini menggunakan desain
case control yang dilaksanakan di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai pada bulan Januari-
Agustus 2019. Kelompok kasus dalam penelitian ini merupakan penderita malaria di Puskesmas Pantai Cermin
sebanyak 36 orang dan kelompok kontrol merupakan yang bukan penderita malaria sebanyak 36 orang. Data
dikumpulkan dengan melakukan wawancara melalui instrumen kuesioner terstruktur, selanjutnya melakukan
analisis bivariat menggunakan uji chi square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis dinding rumah (p=0,035), aktivitas individu untuk keluar rumah pada
malam hari (p=0,009), dan penggunaan kelambu berinsektisida saat tidur (p<0,001, OR) berhubungan signifikan
dengan kejadian penyakit malaria. Faktor risiko yang paling memengaruhi kejadian penyakit malaria adalah
penggunaan kelambu berinsektisida (p=0,001, OR=12,98) yang artinya risiko terkena penyakit malaria 12,98 kali
lebih besar pada masyarakat yang tidak memasang kelambu berinsektisida saat tidur dibandingkan masyarakat
yang memasang kelambu berinsektisida saat tidur. Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai dan tokoh
masyarakat di Kecamatan Pantai Cermin diharapkan lebih intens untuk mensosialisasikan penggunaan kelambu
berinsektisida saat tidur sebagai salah satu upaya untuk mencegah kejadian penyakit malaria di Kecamatan Pantai
Cermin.

Kata kunci: Kebiasaan masyarakat, kelambu, lingkungan, malaria, nyamuk

Abstract
Malaria is a common disease in coastal areas. This study aims to determine the effect of risk factors
(sociodemographic, physical environment of the house, presence of cattle pens, health behaviour) on the incidence
of malaria) in Pantai Cermin District, Serdang Bedagai Regency. This study used a case-control design which
was carried out in Pantai Cermin District, Serdang Bedagai Regency in January-August 2019. The case group in
this study was 36 people with malaria at the Pantai Cermin Health Center and 36 people in the control group
were non-malaria sufferers. Data were collected by conducting interviews through a structured questionnaire
instrument, then conducting bivariate analysis using the chi-square test and multivariate analysis using multiple
logistic regression tests. The results showed that the type of house wall (p=0.035), individual activities to go out
at night (p=0.009), and use of insecticide-treated mosquito nets while sleeping (p<0.001, OR) were significantly
related to the incidence of malaria. The risk factor that most influenced the incidence of malaria was the use of
insecticide-treated mosquito nets (p=0.001, OR=12.98) which means that the risk of malaria was 12.98 times
greater in people who did not install insecticide-treated mosquito nets while sleeping compared to people who
installed insecticide-treated mosquito nets. sleep time. Serdang Bedagai District Health Office and community
leaders in Pantai Cermin District are expected to be more intense in socializing the use of insecticide-treated
mosquito nets while sleeping as an effort to prevent the incidence of malaria in Pantai Cermin District.

Keywords: Community habits, mosquito nets, environment, malaria, mosquitoes

Pendahuluan Plasmodium sebagai agent penyakit malaria,


dan penyebab terbanyak adalah plasmodium
Malaria termasuk ke dalam masalah falciparum dan vivax (WHO, 2019).
kesehatan utama yang ditemukan pada Indonesia saat ini memiliki 72% daerah
penduduk di daerah tropis seperti Kamboja, yang bebas malaria namun hal ini masih sangat
Malaysia, Myanmar, Thailand dan Indonesia. membahayakan karena masih terdapat 28%

50
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

daerah yang memiliki penderita malaria Asahan, Labuhan Batu, Nias, Nias Utara, Nias
(Sitohang et al., 2018). Kasus malaria di Selatan dan Serdang Bedagai (Dinas Kesehatan
Indonesia telah mengalami penurunan. Tahun Provinsi Sumatera Utara, 2019). Berdasarkan
2014 prevalensi Annual Parasite Incidence laporan data Dinas Kesehatan Provinsi
(API) sebesar 0,99 kemudian pada tahun 2015 Sumatera Utara tahun 2017 terdapat 1 orang
sebesar 0,85 dan pada tahun 2018 menurun yang meninggal akibat penyakit malaria dari
menjadi 0,37% (Kementerian Kesehatan RI, 149 kasus baru penyakit malaria positif. Pada
2018). tahun 2017 kasus penyakit malaria terjadi di 19
Lingkungan menjadi salah satu faktor kabupaten/ kota di Provinsi Sumatera Utara di
yang penting terhadap kejadian malaria mana Kabupaten Serdang Bedagai menjadi
(Agustina, 2021). Lingkungan memiliki peran salah satu kabupaten dengan jumlah suspek
memampukan vektor yang menjadi perantara penderita penyakit malaria yang tinggi dengan
malaria, yaitu Anopheles Sp. Anopheles Sp. jumlah suspek penderita penyakit malaria
memiliki kemampuan menyesuaikan diri sebanyak 1986 orang (Dinas Kesehatan
terhadap lingkungan yang ada sehingga bisa Provinsi Sumatera Utara, 2019).
tetap bertahan. Malaria masih merupakan penyakit
Penyakit malaria dapat terjadi endemis di Kabupaten Serdang Bedagai,
diakibatkan oleh berbagai aspek yang meskipun secara data angkanya terus menurun
mendukung nyamuk Anopheles Sp. dapat setiap tahun. Hal ini ditunjukkan oleh data
beradaptasi dengan kondisi lingkungan (GY, tahun 2014 yaitu jumlah kasus sebanyak 7.901
2015). Kejadian malaria sangat ditentukan oleh orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan
faktor lingkungan fisik, biologi, dan perilaku pada tahun 2015 menjadi 6.858 orang dan pada
masyarakat dalam bentuk praktik pencegahan tahun 2016 jumlah penderita menjadi 4.622
penyakit malaria (Puspaningrum et al., 2016). orang.
Penyebaran penyakit malaria Salah satu kecamatan yang menjadi
disebabkan faktor lingkungan fisik dan biologis endemis malaria yaitu kecamatan Pantai
serta perilaku yang dapat menunjang terjadinya Cermin. Pantai Cermin berada di pesisir yang
penyakit malaria (Willa RW, 2015). Kondisi memiliki kejadian malaria pada beberapa tahun
lingkungan rumah penderita malaria berkaitan terakhir dan kemudian pada tahun 2017 sudah
dengan kejadian malaria (Nababan, 2018), tidak ada kasus malaria baru di Kecamatan
sedangkan faktor lingkungan dapat menjadi Pantai Cermin.
pemicu terjadinya penyakit malaria. Beberapa Studi ini bertujuan untuk menganalisis
faktor yang memengaruhi munculnya malaria faktor risiko kejadian malaria sehingga
di suatu daerah adalah ketinggian lokasi, sinar diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
matahari, pH, salinitas air, oksigen terlarut, Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai
keadaan angin, tumbuhan, iklim, temperatur, dalam upaya pengendalian penyakit malaria di
intensitas hujan, suhu, kedalaman sumber air, lokasi penelitian. Penduduk di lokasi penelitian
arus air dan kelembaban udara. dapat bersama-sama mencegah terjadinya
Beberapa faktor dari segi perilaku penyakit malaria di wilayah Kecamatan Pantai
masyarakat dianggap berkontribusi terhadap Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.
timbulnya malaria yaitu perilaku masyarakat
yang tidak memakai kelambu berinsektisida, Metode
kebiasaan menggunakan obat nyamuk bakar,
menggunakan repellent. Ketiganya memiliki Studi ini merupakan penelitian kasus
hubungan yang signifikan dengan kejadian kontrol yang diadakan di Kecamatan Pantai
penyakit malaria (Eka, 2017) (Wahyudi, 2015). Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Kebiasaan masyarakat seperti menutup jendela Sumatera Utara. Pengumpulan data
dan menutup pintu rumah saat sore hari terbukti dilaksanakan di Bulan Januari - Agusus Tahun
menurunkan risiko terkena malaria (Rombot & 2019. Kelompok kasus pada studi ini adalah
Palandeng, 2015) (Dyah, 2016). Kebiasaan penderita malaria berdasarkan data Puskesmas
masyarakat untuk keluar pada malam hari Pantai Cermin sebanyak 36 orang, sedangkan
berkaitan dengan terjadinya malaria (Nasution, kelompok kontrol adalah orang yang tidak
2019). menderita malaria sebanyak 36 orang.
Penyakit malaria masih ditemukan di Faktor risiko yang diteliti dalam studi
beberapa kabupaten/ kota di Provinsi Sumatera ini yaitu sosiodemografi (jenis kelamin,
Utara terutama daerah pesisir seperti di pendidikan, dan pekerjaan), lingkungan fisik
Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, rumah (kawat kasa ventilasi dan jenis dinding

51
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

rumah), tempat peristirahatan nyamuk di Tabel 1


lingkungan rumah, keberadaan kandang ternak, Distribusi Frekuensi Sosiodemografi, Faktor
aktivitas individu untuk keluar rumah pada Lingkungan dan Perilaku dengan Kejadian
malam hari dan penggunaan kelambu Malaria di Kecamatan Pantai Cermin
berinsektisida saat tidur. Kabupaten Serdang Bedagai
Variabel n %
Data primer dikumpulkan mengguna
Pekerjaan
kan metode wawancara langsung dengan
Nelayan 33 45,8
kuesioner terstruktur dan lembar observasi. PNS 2 2,8
Data oenelitian dianalisis secara univariat, Wiraswasta 9 12,5
bivariat dan multivariat. Uji univariat Wirausaha 6 8,4
menyajikan gambaran karakteristik dan faktor Buruh 16 22,2
risiko sedangkan uji bivariat digunakan untuk Petani 5 6,9
menganalisis hubungan faktor risiko dengan Tidak bekerja/IRT 1 1,4
kejadian malaria. Analisis dilanjutkan ke tahap Kawat kasa ventilasi
uji multivariat menggunakan uji regresi logistik Tidak memenuhi syarat 25 35,0
untuk mengetahui pengaruh variabel Memenuhi syarat 47 65,0
independen (faktor sosiodemografi, lingkungan Jenis dinding rumah
fisik rumah, keberadaan kandang ternak, Semi permanen 20 27,8
perilaku kesehatan) terhadap variabel dependen Permanen 52 72,2
(kejadian penyakit malaria). Pada tahap akhir Keberadaan kandang ternak
hasil regresi logistik menunjukkan faktor risiko Ada di sekitar rumah 39 58,0
Tidak ada di sekitar rumah 33 42,0
yang paling berpengaruh terhadap kejadian
Aktivitas individu keluar
malaria di Kecamatan Pantai Cermin rumah malam hari
Kabupaten Serdang Bedagai. Kadang-kadang 33 42,0
Sering 39 58,0
Hasil
Penggunaan kelambu
Hasil penelitian yang dianalisis secara Berinsektisida saat tidur
univariat menyajikan tabel distribusi frekuensi Kadang-kadang 37 52,0
untuk melihat gambaran karakteristik sampel Sering 25 48,0
Kejadian malaria
dalam penelitian ini. Karakteristik sampel
Penderita malaria 36 50,0
dalam penelitian dilihat berdasarkan jenis Bukan penderita malaria 36 50,0
kelamin, pendidikan, pekerjaan, lingkungan
fisik rumah (kawat kasa ventilasi dan jenis Tabel 1 menjelaskan bahwa masyarakat
dinding rumah), keberadaan kandang ternak, dalam penelitian ini memiliki jenis kelamin
aktivitas individu keluar malam hari dan laki-laki sebanyak 50% dan perempuan
penggunaan kelambu berinsektisida saat tidur. sebanyak 50%. Mayoritas masyarakat memiliki
Tabel 1 menyajikan distribusi frekuensi memiliki pendidikan SMA yaitu 30,6% dan
sosiodemografi, faktor lingkungan dan perilaku tingkat pendidikan SD sebanyak 27,7%.
dengan kejadian malaria di Kecamatan Pantai Mayoritas masyarakat memiliki memiliki suku
Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. melayu sebanyak 43,1% dan suku Batak
sebanyak 30,5%. Mayoritas masyarakat
Tabel 1 memiliki pekerjaan sebagai nelayan sebanyak
Distribusi Frekuensi Sosiodemografi, Faktor 45,8% dan buruh sebanyak 22,2%.
Lingkungan dan Perilaku dengan Kejadian Malaria
Lingkungan fisik rumah masyarakat
di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang
Bedagai berupa kawat kasa ventilasi yang memenuhi
Variabel n % syarat sebesar 65%. Jenis dinding rumah
Jenis kelamin permanen sebesar 72,2%. Keberadaan kandang
Laki-laki 36 50,0 ternak di sekitar rumah sebanyak 58%.
Perempuan 36 50,0 Masyarakat yang kadang-kadang melakukan
Pendidikan aktivitas individu untuk keluar rumah pada
Tidak sekolah 4 5,5 malam hari sebanyak 58%. Masyarakat yang
SD 20 27,7 kadang-kadang menggunakan kelambu
SMP 19 26,4 berinsektisida saat tidur sebanyak 52%.
SMA 22 30,6
Perguruan Tinggi 7 9,8
(Bersambung)

52
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

Tabel 2
Hubungan Faktor Perilaku dan Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Bedagai
Variabel Penderita Malaria Bukan Penderita Total
Malaria p OR
n % n % n %
Kawat kasa ventilasi
Tidak memenuhi syarat 16 22,2 9 12,5 25 34,7 0,083 0,087
Memenuhi syarat 20 27,8 27 37,5 47 65,3
Jenis dinding rumah
Semi permanen 14 19,4 6 8,3 20 27,7 0,035 1,157
Permanen 22 30,5 30 41,7 52 72,3
Aktivitas keluar rumah
pada malam hari
Sering 22 30,6 11 15,3 33 45,9 0,009 1,273
Kadang-kadang 14 19,4 25 34,7 39 54,1
Penggunaan kelambu
Berinsektisida saat tidur
Kadang-kadang 33 45,8 6 8,3 39 54,1 <0,01 4,007
Sering 3 4,2 30 41,7 33 45,9

Pada Tabel 2 menyajikan hasil uji chi Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
square yaitu jenis dinding rumah (p=0,035), kawat kasa ventilasi memiliki nilai OR sebesar
aktivitas individu untuk keluar rumah pada 6,872 yang berarti seseorang yang memiliki
malam hari (p=0,009) dan penggunaan kelambu lingkungan rumah dengan kawat kasa ventilasi
berinsektisida saat tidur (p<0,001) yang yang tidak memenuhi syarat memiliki risiko
berhubungan signifikan dengan kejadian terkena malaria sebesar 6,872 kali
malaria di Kecamatan Pantai Cermin dibandingkan seseorang yang memiliki kawat
Kabupaten Serdang Bedagai. Hasil penelitian kasa ventilasi yang memenuhi syarat. Jenis
ini menunjukkan bahwa pada variabel dinding dinding rumah memiliki nilai OR sebesar 5,723
rumah, risiko terkena penyakit malaria 1,157 yang berarti seseorang yang memiliki
kali lebih tinggi pada masyarakat yang memiliki lingkungan rumahnya memiliki jenis dinding
dinding semi permanen dibandingkan rumah semi permanen berisiko terkena malaria
masyarakat yang memiliki dinding permanen. sebesar 5,723 kali dibandingkan seseorang yang
Risiko terkena penyakit malaria 1,273 kali lebih memiliki jenis dinding permanen.
tinggi pada masyarakat yang memiliki aktivitas Aktivitas individu untuk keluar rumah
individu untuk keluar rumah pada malam hari pada malam hari berpengaruh terhadap kejadian
dibandingkan masyarakat yang tidak memiliki malaria di Kecamatan Pantai Cermin
aktivitas individu untuk keluar rumah pada Kabupaten Serdang Bedagai. Hasil penelitian
malam hari. Risiko terkena penyakit malaria ini juga menunjukkan nilai OR sebesar 7,378
4,007 kali lebih tinggi pada masyarakat yang yang artinya seseorang yang sering melakukan
tidak menggunakan kelambu berinsektisida saat aktivitas individu untuk keluar rumah pada
tidur. malam hari akan memiliki risiko terkena
malaria sebesar 7,378 kali dibandingkan
Tabel 3
seseorang yang kadang-kadang melakukan
Pengaruh Faktor Perilaku dan Lingkungan
terhadap Kejadian Malaria di Kecamatan Pantai aktivitas individu untuk keluar rumah pada
Cermin Kabupaten Serdang Bedagai malam hari
Variabel B OR p Penggunaan kelambu berinsektisida
Kawat Kasa Ventilasi 1,103 6,872 0,217 saat tidur (p=0,001) berpengaruh terhadap
Jenis Dinding Rumah 0,125 5,723 0,879 kejadian malaria di Kecamatan Pantai Cermin
Aktivitas Keluar 0,654 7,378 0,465 Kabupaten Serdang Bedagai. Variabel yang
Rumah Pada Malam paling dominan berpengaruh terhadap kejadian
Hari malaria adalah variabel penggunaan kelambu
Penggunaan Kelambu 4,317 12,98 0,001 berinsektisida saat tidur karena memiliki nilai
Berinsektisida Saat OR sebesar 12,98. Hasil penelitian ini
Tidur menunjukkan bahwa seseorang yang tidak
Constant 2,355 0,095 0,006 menggunakan kelambu berinsektisida saat tidur

53
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

akan memiliki risiko terkena malaria sebesar Kecamatan Pantai Cermin disukai nyamuk
12,98 kali dibandingkan seseorang yang sebagai tempat perindukan karena nyamuk
menggunakan kelambu berinsektisida saat dapat keluar masuk dengan mudah dari sela-
tidur. sela dinding kayu rumah dan akan
Pembahasan meningkatkan risiko terinfeksi gigitan nyamuk
Anopheles Sp.
Penelitian ini mengidentifikasi faktor Kawat kasa yang dipasang di lubang
risiko kejadian malaria di wilayah pesisir pantai ventilasi menjadi sebuah usaha membatasi
di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten ruang gerak nyamuk Anopheles Sp. masuk ke
Serdang Begadai. Faktor lingkungan fisik dapat rumah masyarakat untuk menggigit manusia
dilihat dari aspek jenis dinding rumah dan saat istirahat pada malam hari (Mustafa, 2018).
pemakaian kawat kasa. Faktor lingkungan fisik Kondisi rumah yang tidak terpasang kawat kasa
secara statistik berpengaruh terhadap kejadian akan lebih tinggi risiko terinfeksi malaria
malaria di Kecamatan Pantai Cermin. (Irawati, 2017) (Rangkuti, 2017). Masih
Kondisi fisik rumah masyarakat di banyaknya masyarakat yang tidak memasang
Kecamatan Pantai Cermin dengan jenis dinding kawat kasa di rumah mereka disebabkan
rumah semi permanen memiliki risiko 5,723 memasang kawat kasa dirasakan sulit,
kali terinfeksi malaria dibandingkan merepotkan dan tidak penting bagi masyarakat
masyarakat yang memiliki kondisi fisik rumah (Engka, 2017).
dengan jenis dinding permanen. Kondisi fisik Penelitian ini mengidentifikasi faktor
rumah dengan kategori dinding rumah yang risiko kejadian malaria di wilayah pesisir pantai
berlubang akan membuat akses keluar di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
masuknya nyamuk Anopheles Sp. sehingga Serdang Begadai. Perilaku meliputi aktivitas
penularan penyakit malaria akan semain besar individu untuk keluar rumah pada malam hari
(Agustina, 2021). dan penggunaan kelambu berinsektisida saat
Konstruksi rumah dalam bentuk tidur. Perilaku secara statistik berkorelasi
dinding rumah dengan komposisi dinding terhadap kejadian malaria di Kecamatan Pantai
rumah berbahan kayu dan bambu memiliki Cermin. Aktivitas individu untuk keluar rumah
risiko lebih tinggi terinfeksi malaria pada malam hari menjadi salah satu faktor yang
dibandingkan konstruksi rumah dengan dinding meningkatkan risiko terjadinya penyakit
rumah yang terbuat dari batu bata. Rumah malaria di daerah endemis seperti Kecamatan
dengan dinding yang terbuka misalnya dinding Pantai Cermin. Penelitian ini juga menunjukkan
rumah yang menggunakan kayu, bambu seseorang yang sering melakukan aktivitas
ataupun dinding rumah batu memiliki celah individu untuk keluar rumah pada malam hari
untuk nyamuk keluar masuk yang memperbesar akan memiliki risiko terkena malaria sebesar
risiko pemilik rumah terkena penyakit malaria 7,378 kali dibandingkan seseorang yang
(Hakim, 2016). kadang-kadang melakukan aktivitas individu
Berdasarkan hasil observasi peneliti, untuk keluar rumah pada malam hari. Hasil
mayoritas rumah penduduk tidak memiliki penelitian di Desa Lempasing menunjukkan
kawa kasa pada ventilasi. Kondisi fisik rumah bahwa masyarakat yang mempunyai aktivitas
masyarakat tersebut meningkatkan risiko individu untuk keluar rumah pada malam hari
terjadinya malaria. Hasil penelitian dan lebih besar dibandingkan masyarakat yang
observasi, lingkungan fisik rumah masyarakat tidak memiliki aktivitas individu untuk keluar
Kecamatan Pantai Cermin berupa kawat kasa rumah pada malam hari (Lumolo et al., 2015).
ventilasi rumah yang memenuhi syarat hanya Aktivitas individu untuk keluar rumah pada
sebesar 65%. Masyarakat yang memiliki rumah malam hari menjadi sebuah perilaku yang
tanpa kawat kasa memiliki risiko 6,872 kali meningkatkan risiko kontak dengan nyamuk
terkena penyakit malaria dibandingkan Anopheles Sp. yang menggigit pada malam hari
masyarakat yang memiliki rumah dengan yaitu pukul 18.00-04.00 (Selvia, 2019).
ventilasi kawat kasa. Hasil studi ini sejalan Mayoritas masyarakat di daerah ini
dengan penelitian Trapsilowati (2016) yang memiliki pekerjaan yang mengharuskan bekerja
menemukan bahwa penduduk yang memiliki dari pagi hingga sore, sehingga waktu di malam
rumah dengan ventilasi yang tidak memasang hari dimanfaatkan untuk berkumpul bersama
kawat kasa akan mempunyai risiko kejadian keluarga di sekitar rumah ataupun berkumpul
malaria 3,6 kali dibandingkan rumah yang dengan tetangga di warung kopi dan rumah
memasang kasa pada ventilasi. Selain kawat tetangga. Aktivitas individu untuk keluar rumah
kasa, kondisi dinding rumah masyarakat di pada malam hari akan sangat berisiko

54
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

mendapatkan gigitan nyamuk Anopheles Sp. menggunakan kelambu berinsektisida yang


karena masyarakat keluar rumah pada malam diberikan yaitu merasa kepanasan jika
hari umumnya tidak menggunakan repellent menggunakan kelambu berinsektisida saat tidur
padahal repellent menjadi salah satu solusi dan merasa tidak nyaman ketika tidur
untuk masyarakat yang ingin beraktivitas pada menggunakan kelambu berinsektisida.
malah hari jika berada di daerah endemis Studi ini hanya terbatas meneliti faktor
malaria kejadian penyakit malaria di Kecamatan Pantai
Faktor lain yang diidentifikasi Cermin Kab Serdang Bedagai meliputi faktor
menurunkan risiko penularan malaria adalah sosiodemografi (jenis kelamin, pendidikan,
pemasangan kelambu berinsektisida. pekerjaan), penggunaan kawat kasa, jenis
Masyarakat yang memasang kelambu dinding rumah, keberadaan kandang ternak,
berinsektisida saat malam hari berisiko 12,98 aktivitas individu untuk keluar rumah malam
kali lebih rendah dibandingkan dengan hari dan pemasangan kelambu berinsektisida
masyarakat yang tidak menggunakan kelambu saat tidur. Recall bias dapat terjadi pada
berinsektisida. Pencegahan kejadian malaria penelitian ini terkait jawaban yang diberikan
secara individu juga dapat dicegah dengan subjek penelitian mengenai paparan di masa
terlibat dalam perilaku pencegahan dengan lalu khususnya jawaban alasan tidak
tidur menggunakan kelambu berinsektisida menggunakan kelambu berinsektisida.
(Lumolo et al., 2015). Pemasangan kelambu
berinsektisida akan mengurangi risiko nyamuk Kesimpulan
Anopheles mengisap darah manusia pada
malam hari (Junaidi, 2015). Penggunaan Faktor yang berisiko meningkatkan
kelambu berinsektisida saat tidur menjadi terjadinya transmisi malaria di Pantai Cermin
intervensi yang lebih baik daripada penggunaan Kab Serdang Bedagai adalah jenis dinding
obat nyamuk ataupun penggunaan repellent rumah, aktivitas individu untuk keluar rumah
(Supranelfy, 2018). Insektisida pada kelambu malam hari dan pemasangan kelambu
dapat mencegah nyamuk menggigit manusia, berinsektisida saat tidur. Faktor risiko yang
sehingga risiko penularan bisa dikurangi. Oleh paling berkontribusi untuk pencegahan
karenanya, distribusi kelambu berinsektisida penularan malaria adalah penggunaan kelambu
merupakan langkah konkrit dalam menurunkan berinsektisida.
kasus malaria karena upaya intervensi membuat Risiko terkena malaria pada kelompok
risiko kontak antara nyamuk dengan manusia yang tidak menggunakan kelambu
akan menurun. berinsektisida 12,98 kali lebih besar
Penggunaan kelambu berinsektisida dibandingkan seseorang yang menggunakan
saat tidur dinilai baik dalam mengurangi gigitan penggunaan kelambu berinsektisida saat tidur.
nyamuk namun masyarakat masih belum mau Oleh karenanya pemerintah daerah disarankan
menggunakan kelambu berinsektisida karena untuk mengoptimalkan distribusi dan
terlalu repot digunakan dan kelambu penggunaan kelambu berinsektisida di
berinsektisida sudah rusak ataupun hilang masyarakat guna mencegah timbulnya malaria.
sehingga masyarakat tidak mampu untuk Acknowledgement
membeli kembali (Engka, 2017).
Lokasi penelitian merupakan daerah Penulis mengucapkan terima kasih
yang endemis malaria sehingga pemerintah kepada Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Universitas Islam Negeri Sumatera Utara atas
Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai kesempatan melakukan penelitian. Selain itu,
berupaya untuk mencegah penularan penyakit penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
malaria dengan berbagai upaya yang salah pihak-pihak lain yang telah membantu
satunya dengan melakukan pembagian kelambu berjalannya proses pengumpulan data hingga
berinsektisida secara gratis kepada masyarakat penelitian selesai.
agar para masyarakat di daerah endemis dapat
terhindar dari gigitan nyamuk. Masyarakat di Daftar Pustaka
Kecamatan Pantai Cermin hampir seluruhnya
Agustina, D. (2021). Environmental and
mendapatkan kelambu berinsektisida untuk
Behavioral Factors Analysis of Malaria
setiap rumah namun pada pelaksanaannya tidak
Incidents. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal
semua rumah tangga menggunakan kelambu
Ilmiah STIKES Kendal, 11(2), 423–432.
berinsektisida saat tidur, masyarakat sering
https://doi.org/10.32583/pskm.v11i2.119
menungkapkan alasan untuk tidak
8

55
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2015.10322


(2019). Profil Kesehatan Provinsi Mustafa. (2018). Penggunaan Kelambu
Sumatera Utara tahun 2018. Berinsektisida dan Kawat Kasa Dengan
http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/downlo Kejadian Malaria di Kelurahan Sangaji.
ad.html Media Publikasi Promosi Kesehatan
Dyah Wulan S.R.Wardani, N. A. (2016). Indonesia, 1(3), 93–98
Hubungan Antara Faktor Individu dan Nababan, R., & Umniyati, S. R. (2018). Faktor
Faktor Lingkungandengan Kejadian Lingkungan dan Malaria yang
Malaria. Majority, 5(1), 86–91. Memengaruhi Kasus Malaria di Daerah
https://doi.org/https://juke.kedokteran.uni Endemis Tertinggi di Jawa Tengah :
la.ac.id/index.php/majority/article/view/9 Analisis Sistem Informasi Geografis.
86 Berita Kedokteran Masyarakat, 34, 11–
Eka Cania. (2017). Faktor Lingkungan , 18.https://doi.org/doi.org/10.22146/bkm.
Perilaku dan Penyakit Malaria. J Agromed 26941
Unila, 4, 173–184. Nasution, F. (2019). Improvement of
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index. Knowledge and Attitude of Community
php/agro/article/view/1570 Figure in Preventing Malaria Disease
Engka, W. S. R. (2017). Studi Tentang Peran Through Discussion with Leaflet and
Serta Masyarakat Dalam Upaya Module. Jurnal Kesehatan, 12(2), 154–
Pencegahan Penyakit Malaria Di 164
Puskesmas Rumbia Tengah Tahun 2016. Puspaningrum, D. T., Rahardjo, M., &
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Nurjazuli. (2016). Analisis Spasial
Masyarakat, 2(5), 1–8 Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap
GY, P. (2015). Nyamuk Anopheles Sp. dan Persebaran Kasus Malaria di Kecamatan
Faktor Yang Mempengaruhi di Punggelan Kabupaten Banjarnegara.
Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. J Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4, 882–
Major, 4(1), 7–20 891.https://ejournal3.undip.ac.id/index.ph
Irawati. (2017). Karakteristik Lingkungan p/jkm/article/view/14383
Penderita Malaria di Kabupaten Rangkuti, Ahmad Faizal, Sulistyani, N. E.
Bulukumba. Jurnal Kesehatan (2017). Faktor Lingkungan dan Perilaku
Masyarakat, 2(3), 73–77 yang Berhubungan dengan Kejadian
Junaidi H, Raharjo M, S., & O. (2015). Analisis Malaria di Kecamatan Panyabungan
Faktor Risiko Kejadian Malaria di Mandailing Natal Sumatera Utara.
Wilayah Kerja Puskesmas Kuala Bhee Balaba, 13(1), 1–10. http://ejournal.
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat. litbang.depkes.go.id/index.php/blb/article
Kesehatan Lingkungkungan Indonesia, /view/4672
14(2), 40–48 Rombot, D. V, & Palandeng, H. M. F. (2015).
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Tindakan Pencegahan Masyarakat
Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. terhadap Kejadian Malaria di Wilayah
Kementrian Kesehatan Republik Kerja Puskesmas Tikala Kota Manado.
Indonesia Jurnal Kedokteran Komunitas Dan Topik,
Lukman Hakim, Tri Wahono, Andri 4(2), 97–101. https://doi.org/10.
Ruliansyah, A. J. K. (2016). Hubungan 1007/s12032-016-0764-6
Faktor Lingkungan Fisik dan Perilaku Selvia, D. (2019). Keluar Rumah pada Malam
Penghuni Rumah dengan Kejadian Hari dan Penggunaan Kelambu
Penyakit Malaria di Wilayah Kerja Berinsektisida dengan Penyakit Malaria di
Puskesmas Kokap II, Kabupaten Kulon Desa Lempasing. Dea Selvia, 2(1), 89–95
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sitohang, V., Sariwati, E., Fajariyani, S. B.,
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1), 418– Hwang, D., Kurnia, B., Hapsari, R. K.,
426 Laihad, F. J., Sumiwi, M. E., Pronyk, P.,
Lumolo, F., Pinontoan, O. R., & Rattu, J. M. & Hawley, W. A. (2018). Malaria
(2015). Analisis Hubungan Antara Faktor elimination in Indonesia: halfway there.
Perilaku Dengan Kejadian Malaria Di The Lancet Global Health, 6(6), e604–
Wilayah Kerja Puskesmas Mayumba e606. https://doi.org/10.1016/S2214109X
Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal E- (18)30198-0
Biomedik, 3(3), 865–871. Trapsilowati, W. (2016). Faktor Risiko Perilaku
https://doi.org/doi.org/10.35790/ebm.3.3. dan Lingkungan dalam Penularan Malaria

56
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Malaria di Kabupaten Sumba Timur


Kalimantan Timur. BALABA, 12(2), 99– Provinsi Nusa Tenggara Timur. Indones J
110 Heal Ecol, 14(3), 218–228.
Wahyudi, W. H. C. (2015). Faktor Praktik https://www.neliti.com/publications/8198
Pencegahan dan Lingkungan Rumah 5/penyebaran-kasus-dan-habitat-perkem
dengan Kejadian Malaria di Desa Jatirejo bangbiakan-vektor-malaria-di-kabupaten-
Kecamatan Kaligesing Kabupaten sumba
Purworejo. JURNAL VISIKES, 14(2), 91– Yanelza Supranelfy, Sulfa Esi Warni, Nur
99.https://doi.org/http://publikasi.dinus.ac Inzana, Nungki Hapsari Suryaningtyas, T.
.id/index.php/visikes/article/view/1193 N. (2018). Penemuan Kasus Malaria
WHO. (2019). World Malaria Report 2019. Berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopis di
https://doi.org/9789241565721 RSUD Kota Lubuklinggau dan Kabupaten
Willa RW, K. M. (2015). Penyebaran Kasus dan Musi Rawas. Aspirator, 10(1), 27–36
Habitat Perkembangbiakan Vektor

57

Anda mungkin juga menyukai