Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN PARAJI DESA SUKARAJA

KEGIATAN BANTUAN OPRASIONAL KESEHATAN

Pada tanggal 31 oktober 2015

1. Latar belakang
Pembangunan kesehatan merupakan masyarakat yang integral dalam upaya mencapai
tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan juga tidak
terlepas dari komitmen indonesia sebagai warga masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan
tercapainya millenium development goals(MDGs). Dalam MDGs tersebut, kesehatan dapat di
katakan sebagai unsur dominan,karena daridelapan agenda MGDs lima di antara nya berkaitan
langsung dengan kesehatan,dan tiga yang lain berkaitan secara tidak langsung.lima agenda yang
berkaitan langsung dengan kesehatan itu adalah agenda ke-1 ( memberantas kemiskinan dan
kelaparan ),agenda ke -4 (menurunkan angka kematian anak),agenda ke-5 ( meningkatkan
kesehatan ibu ),agenda ke-6 (memerangi HiV dan AIDS,malaria dan penyakit lain nya),serta
aenda ke-7 (melestarikan lingkungan hidup).
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) di provinsi jawa barat sebagai landasan
pembangunan secara keseluruhan masih menghadapi berbagai masalah dan kendala,terutama
bila di lihat dari beberapa indicator SDM yaitu AKI, AKB dan BBLR. Jumlah kematian ibu
melahirkan di KAB.Garut, masih tinggi:193/ 100.000 dan angka kematian bayi masih tinggi
2012:299 kasus / 1000. Di mana kasus tersebut di sebabkan pendarahan dan yang lain ny
karena preeklamsi dan infeksi.
Penyebab kematian ini adalah penyebab klasik yang terjadi di negara berkembang/miskin
yang terjadi karena :
Keterlambatan mendapatkan pertolongan akibat dari ketidaktahuan/ ketidakmampuan
yang di sebabkan factor kemiskinan dan social budaya (persalinan oleh paraji 40%)yang
menyebabkan mengambil keputusan.
Ketelambatan mendapatkan pertolongan karena hambatan geongrafis dan
trasportasiakses terhadap pelayanan kesehatan.
Keterlambatan untuk mendapat pertolongan (pertolongan pertama,rujukan dan
pelayanan) dengan benar di fasilitas kesehatan terdepan( Puskesmas,poned),karena
kemampuan/keterampilan untuk memberikan pertolongan sesuai standar masih kurang dan
sarana pelayanan tidak/ kurang memenuhi standar minimal alat/sarana/bahan untuk pelayanan
pertolongan kegawatdaruratan ibu dan anak.
Upaya upaya untuk meningkatkan kemampuan tenaga dan sarana pelayanan sedang di
laksanakan melalui berbagai pelatihan dan pengadaan sarana,alat dan obat.namun kendala
utama yaitu masih banyak nya pertolongan persalinan oleh paraji karena tinggi nya
kepercayaan keberadaan nya yang dekat,ketelatenan dan biaya yang murah.adalah suatu faktor
yang tidak boleh di abaikan,yang mungkin dapat di jadikan peluang untuk meningkatkan
persalonan yang aman oleh tenaga kesehatan dengan menempatkan paraji sesuai dengan
fungsi nya pada saat pemeriksaan ibu hamil,pertolongan persalinan dan pemerisaan ibu nifas
melalui kemitraan dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.

II. Tujuan kemitraan

 Mendayagunakan dukun paraji sebagai pendamping spiritual untuk melakukan komunikasi


yang terarah sesuai dengan kebutuhan ibu hamil,melahirkan dan nifas.
 Membantu bidan dalam smua proses sesuai dengan kemampuan nya untuk meningkatkan
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam rangkaa menurunkan angka
kematian ibu akibat kehamilan dan melahirkan.
 Mamfaat bagi ibu hamil bersalin dan nifas
Memperoleh pelayanan yang aman dan nyaman sesuai dengai keinginan nya.
 Langkah langkah menuju kemitraan
 Prinsif kemitraan:
 kesetaraan
 keterbukaan
 saling mengutungkan
 Landasankemitraan (7 saling ):
 saling memahami kedudukan tugas dan fungsi
 saling memahami kemampuan masing-masing
 saling menghubungi
 saling mendekati
 saling bersedia membantu dan dibantu
 saling mendorong dan mendukung
 saling menghargai

Peran dukun paraji dalam kemitraan dukun paraji dan bidan

 Peran dukun paraji dalam pelayanan kebidanan


1) persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
2) identifikasi ibu hamil
 Peran dukun paraji dalam pemeriksaan dan pemantauan kehamilan
a. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil,keluarga dan masyarakat.
b. Kehamilan dengan faktor resiko harus di rujuk ke puskesmas/bidan
c. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan.
d. Ibu hamil dengan tanda bahaya harus segera di rujuk ke puskesmas/RS
e. Cara perawatan payudara pada kehamilan 7 bulan ke atas.
f. Makanan pada ibu hamil
g. Tablet zat besi bagi ibu hamil

Peran dukun paraji dalam persalinan

Peran dukun paraji dalam pertolongan persalinan

 Tujuan:untuk memberikan pelayanan yang memadai dalam mendukung persalinan yang


aman
 Apa yang harus di lakukan paraji?

Mengetahui tanda tanda persalinan

a. menyaran kan atau mengantar ibu untuk melahirkan di polindes/poskesdes/rumah


bidan/poned dan bila mau dampingi ke tempat persalinan.
b. segera hubungi dan memberitahu serta ajak bidan untuk segera datang ke rumah
ibu yang akan bersalin.
c. bila ibu mau bersalin di rumah siap kan tempat persalinan yang bersih,ventilasi
cukup,terang dan jauh dari tempat yang kotor ( kandang,sampah,gudang )
d. cara membersihkan alat-alat untuk menolong persalinan
e. cara mencuci tangan menjelang membantu bidan menolong persalinan.
Cara membantu bidan mendampingi ibu bersalin

a. tenangkan hati ibu dan keluarga nya dengan mendampingi ibu bersalin dengan doa
dan kebiasaan yang biasa di anut sesuai dengan ajaran agama.
b. bantu bidan dalam menolong persalinan sesuai dengan permintaan bidan
(mengambil alat,memegang ibu,menenangkan ibu dll)

Hal yang tidak boleh di lakukan wkt membantu bidan menolong persalinan :

 Jangan mendorong-dorong puncak rahim


 Jangan menarik ari-ari
 Jangan periksa dalam

Peran dukun paraji dalam mengeluarkan plasenta dengan penengangan tali pusat

 Tujuan:membantu mengeluarkan plasenta dan selaput nya secara lengkap tampa


menyebabkab pendarahan.
 Peran dukun paraji
1) Bantu ibu untuk bersandar atau berbaring untuk mengeluarkan placenta dan
selaput nya
2) Mengurus ari-ari/placenta sesuai dengan tradisi dan memberikan nya kepada
suami/keluarga ibu.

III. Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah petugas kesehatan,dukun paraji,kader,toma.

IV.Waktu dan Tempat

Kegiatan kemitraan bidan dan dukun paraji di laksanakan selama 1 (satu) hari.
Tanggal:31 Oktober 2015
Tempat:Aula Paud Sukaraja
V.Materi

Materi yang di sampaikan:

1) Pembukaan
2) Sambutan KepalaDesa sukaraja
3) Sambutan Kepala Puskesmas
4) Penyampaian materi
5) Kesepakatan dan rencana tindak lanjut

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN PARAJI

 Pengertian
Adalah suatu proses kerja sama yang bersifat kesetaraan,keterbukaan dan saling
mengutungkan antar dukun paraji dan bidan di desa dalam membantu mendampingi pada
setiap saat ibu mulai hamil,melahirkan,aman dan nifas sesuai dengan keahlian,fungsi dan
kewenangan nya,sehingga seorang ibu dapat melalui proses tersebut dengan
baik,tenang,aman,dan nyaman.
 Mamfaat kemitraan:
a) Mamfaat bagi dukun paraji
Memperoleh pengetahuan tentang kesehatan pada umum nya dan kesehatan ibu
dan anak pada khusus nya.
b) Mamfaat bagi bidan
Adanya suatu kerja sama yang saling menguntungkan sehingga membantu dalam
pencapaian tujuan.

VI. pelaksana

Yang menjadi pelaksana dalam kemitraan bidan dan dukunp paraji ini adalah bidan desa,petugas
promkes,dokter.

VII.biaya

Biaya di bebankan pada dana bantuan oprasional kesehatan (BOK) TA.2015 Satker Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut.

VIII.Out Put

1) Mamfaat bagi dukun paraji memperoleh pengetahuan tentang pada umum nya dan
kesehatan ibu dan anak pada khusus nya
2) Mamfaat bagi bidan ada nya kerja sama saling menguntungkan sehingga membantu dalam
pencapaian tujuan.

Harapan

Adanya suatu peningkatan dalam kuantitas dan kualitas program Kesehatan Ibu dan Anak melui
suatu proses kerja sama yang bersifat kesetaraan ,keterbukaan dan saling menguntungkan
( kemitraan) antara dukun paraji dan bidan.

Penutup

Kerangka acuan ini di buat sebagai gambaran untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah di
laksanakan terhadap capaian program KIA khusus nya dalam kemitraan ini akan menghasilkan
efek yang menguntungkan dari kedua belah pihak sehingga dapat meningkatkan kesehatan ibu.
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
KECAMATAN BANYURESMI
DESA SUKARAJA

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA SUKARAJA

KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT

TAHUN 2015

Nomor: / /

MENIMBANG:

Dalam rangka mencapai target keempat dan kelima Millenium Development Goals (MDGs)
2015 di Indonesia, dimana diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) turun menjadi 102/100.000
kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) menjadi 9/1000 KH pada tahun 2015,
perlu dilakukan upaya-upaya percepatan intervensi yang berfokus dan berkesinambungan.

MENGINGAT:

1. Pernyataan Kepala Puskesmas Sukaraja, bahwa Puskesmas Sukaraja bersedia menyediakan


tempat pertolongan persalinan dan bidan bersedia untuk dipanggil pada setiap pertolongan
persalinan.
2. Kesepakatan Paraji dan Bidan, bahwa paraji bersedia bermitra dengan bidan pada setiap
pertolongan persalinan.
3. Kesepakatan kader kesehatan dan tokoh masyarakat, bahwa mereka siap membantu paraji
menghubungi bidan dan mencarikan kendaraan untuk membawa ibu bersalin ke tempat
pelayanan.
4. Keputusan Kepala Desa Sukaraja, bahwa pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
yang bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, Rumah bidan) apabila
persalinannya normal hanya dikenakan retribusi sebesar Rp.100.000,- dan apabila persalinan
normal dilaksanakan di rumah pasien dikenakan tarif persalinan normal Rp.500.000,-

MEMUTUSKAN:

Terhitung mulai tanggal ...................2015 semua ibu bersalin yang ada di wilayah desa
Sukaraja diwajibkan ditolong oleh bidan yang bermitra dengan paraji.

Apabila dikemudian hari terdapat ketidaksesuaian akan diadakan perbaikan kembali


sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :

Pada tanggal : 31 Oktober 2015

Kepala Desa
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
KECAMATAN BANYURESMI
DESA SUKAKARYA

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA SUKAKARYA

KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT

TAHUN 2015

Nomor: / /

MENIMBANG:

Dalam rangka mencapai target keempat dan kelima Millenium Development Goals (MDGs)
2015 di Indonesia, dimana diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) turun menjadi 102/100.000
kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) menjadi 9/1000 KH pada tahun 2015,
perlu dilakukan upaya-upaya percepatan intervensi yang berfokus dan berkesinambungan.

MENGINGAT:

1. Pernyataan Kepala Puskesmas Sukaraja, bahwa Puskesmas Sukaraja bersedia menyediakan


tempat pertolongan persalinan dan bidan bersedia untuk dipanggil pada setiap pertolongan
persalinan.
2. Kesepakatan Paraji dan Bidan, bahwa paraji bersedia bermitra dengan bidan pada setiap
pertolongan persalinan.
3. Kesepakatan kader kesehatan dan tokoh masyarakat, bahwa mereka siap membantu paraji
menghubungi bidan dan mencarikan kendaraan untuk membawa ibu bersalin ke tempat
pelayanan.
4. Keputusan Kepala Desa Sukakarya, bahwa pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
yang bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, Rumah bidan) apabila
persalinannya normal hanya dikenakan retribusi sebesar Rp.100.000,- dan apabila persalinan
normal dilaksanakan di rumah pasien dikenakan tarif persalinan normal Rp.500.000,-

MEMUTUSKAN:

Terhitung mulai tanggal ...................2015 semua ibu bersalin yang ada di wilayah desa
Sukakarya diwajibkan ditolong oleh bidan yang bermitra dengan paraji.

Apabila dikemudian hari terdapat ketidaksesuaian akan diadakan perbaikan kembali


sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :

Pada tanggal : 31 Oktober 2015

Kepala Desa
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
KECAMATAN BANYURESMI
DESA SUKALAKSANA

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA SUKALAKSANA

KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT

TAHUN 2015

Nomor: / /

MENIMBANG:

Dalam rangka mencapai target keempat dan kelima Millenium Development Goals (MDGs)
2015 di Indonesia, dimana diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) turun menjadi 102/100.000
kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) menjadi 9/1000 KH pada tahun 2015,
perlu dilakukan upaya-upaya percepatan intervensi yang berfokus dan berkesinambungan.

MENGINGAT:

1. Pernyataan Kepala Puskesmas Sukaraja, bahwa Puskesmas Sukaraja bersedia menyediakan


tempat pertolongan persalinan dan bidan bersedia untuk dipanggil pada setiap pertolongan
persalinan.
2. Kesepakatan Paraji dan Bidan, bahwa paraji bersedia bermitra dengan bidan pada setiap
pertolongan persalinan.
3. Kesepakatan kader kesehatan dan tokoh masyarakat, bahwa mereka siap membantu paraji
menghubungi bidan dan mencarikan kendaraan untuk membawa ibu bersalin ke tempat
pelayanan.
4. Keputusan Kepala Desa Sukalaksana, bahwa pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial) yang bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, Rumah bidan) apabila
persalinannya normal hanya dikenakan retribusi sebesar Rp.100.000,- dan apabila persalinan
normal dilaksanakan di rumah pasien dikenakan tarif persalinan normal Rp.500.000,-

MEMUTUSKAN:

Terhitung mulai tanggal ...................2015 semua ibu bersalin yang ada di wilayah desa
Sukalaksana diwajibkan ditolong oleh bidan yang bermitra dengan paraji.

Apabila dikemudian hari terdapat ketidaksesuaian akan diadakan perbaikan kembali


sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :

Pada tanggal : 31 Oktober 2015

Kepala Desa

Anda mungkin juga menyukai