PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
TIDAK
YA
RUJUKAN BALIK
Catatan:
Catatan:
1. Konsultasi dokter Puskesmas via sms SIJARIEMAS
2. Bila 10 menit tidak ada jawaban telpon secara langsung kepada SpOG yang
bertugas jaga
3. Bila tidak ada yang mengangkat telepon ke IGD Maternal
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
4. Petugas
PROSEDUR TETAP IGD
PELAYANAN PUSKESMAS Maternal
TAHUN 2015 akan
menghubungi dokter SpOG yang bertugas jaga atau bila tidak bisa akan
konsultasi kepada dokter kepala UGD yang bertugas
Persiapan
administrasi
pembiayaan
I - BUMIL ≤20 THN DAN ≥ 35 THN
PENAPISAN
- PARTUS ≥ 5 , GRAVIDA : RIWAYAT KEMBAR, DENGAN PENYAKIT : HEMAPTOE,
DINAS SOSIAL KOMPLIKASI
< GIZI/ANEMIA BERAT, PENY. LAIN
- TINGGI BADAN < 145 : RIWAYAT CAESAR, VACUM EKSTRAKSI (SEDOT)
- JARAK LAHIR SEBELUMNYA < 2 THN :
RIWAYAT PERSALINAN YANG LALU TIDAK NORMAL
KECAMATAN
KELUARGA TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN :
KAKI BENGKAK, PUSING BERAT, NYERI ULU HATI, KELUARAN DARAH
SAAT HAMIL, GERAKAN BAYI MENURUN, KELUAR AIR-AIR SEBELUM
KADER
KELURAHAN WAKTUNYA, MUNTAH-MUNTAH BERLEBIHAN, PANAS TINGGI
DESA SIAGA
DAN BIDAN - P4K (STIMULASI RUJUKAN DI AMANAT PERSALINAN)
- SASARAN RISTI 20 % BUMIL HARUS DILAKSANAKAN DI PKM ATAU
- ADM RUJUKAN BIDAN DESA INSTANSI LAIN YANG SEJAJAR DENGAN PKM
- RTL RUJUKAN - AMANAT PERSALINAN :
BALIK/KAMRIB HPL & TEMPAT PERSALINAN
PENOLONG PERSALINAN
DANA (sudah terdaftar BPJS atau belum), TRANSPORTASI, DONOR
TEMPAT RUJUKAN PERSALINAN (BUMIL RISTI/ 80% SASARAN)
LABEL HIJAU : KASUS YANG DAPAT DITANGANI OLEH BIDAN DESA (TIDAK PERLU RUJUK KE PUSKESMAS
PONED/ RS)
LABEL KUNING : KASUS YANG DAPAT DITANGANI PUSKESMAS (BIDAN DESA HANYA STABILISASI PRA
RUJUKAN) UNTUK DIRUJUK KE PUSKESMAS PONED
LABEL MERAH : KASUS YANG TIDAK DAPAT DITANGANI DI DESA/PUSKESMAS ( BIDAN DESA/ BIDAN
PUSKESMAS HANYA STABILISASI PRA RUJUKAN ) LANGSUNG DIRUJUK KE RUMAH SAKIT PONEK
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
BANK DARAH
OBAT
IGD
MATERNAL
LAB VK
NEONATAL
- PENUNGGU PASIEN
- ADMINISTRASI PERAWATAN
- SUPLPY ASI
- PEMBIAYAAN
- BPJS CENTER
RUJUKAN BALIK INFO KONTROL :
OK - KONTROL DI PUSKESMAS
- KONTROL DI DESA
HARUS KOLABORASI
DENGAN DOKTER PKM
: - adalah tugas RS
- Hanya dilaksanakan dibantu Bidan Puskesmas bila keluarga pendamping paiesn tidak berfungsi.
: - adalah tugas Bidan Puskesmas
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
MATERNAL
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
PERDARAHAN ANTEPARTUM
DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM)
V – 06
Pengertian
Perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 mgg.
Tujuan
- Menyelamatkan Ibu dan Bayinya
- Merujuk Ibu dengan Perdarahan Ante partum segera, dengan
penatalaksanaan pra rujukan yang terstandar (lihat protap penanganan)
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan (sesuaikan kebijakan rujukan BPJS)
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa (adm, donor
darah desa, buku KIA tabulin, ambulan desa, peran PKK)
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan
- Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan ibu
- Masuk kedalam register resiko tinggi bidan desa
Input
- Administrasi syarat rujukan (sesuai dengan kebijakan rujukan BPJS)
- Kendaraan rujukan/ambulan desa
- Cairan infus RL/ NaCl 0,9%/ Dextrose 5% (sesuai jumlah perdarahan)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
3-4x dari
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
jumlah perdarahan, minimal 18 kolf untuk 1 pasien
- Diagnostic Set (spekulum, senter, obgyn set, doppler,
sphygnomanometer, stetoscop,termometer)
- Obat yang diperlukan (untuk menghilangkan HIS, anti hipertensi :
nifedipin, duvadilan, betaminetik/salbutamol/salbutalin)
- Oksigen (sesuai dengan saturasi oksigen)
- Infus set dengan IV cath no 16
- Resuscitator Kit
- Pulse oxymetri
- Buku KIA dan status Pasien
- Calon donor darah
- HB meter
- DST (Decision Support Tool)
Proses (tatalaksana)
LANGKAH :
1. Menegakkan diagnosis PAP: trauma, laserasi, solusio plasenta
a. Anamnesa umur kehamilan, status obstetri (G..P..A..), penyebab
perdarahan (digedog), sifat dan warna perdarahan, riwayat penyakit
lain yang dapat menyebabkan PAP, Jumlah perdarahan
b. Pemeriksaan fisik : vital sign, tanda-tanda presyock, tanda-tanda
anemia, tidak boleh dilakukan periksa dalam, kecuali karena solusio
plasenta.
c. Pemeriksaan Obstetri: Leopold 1-4, DJJ, HIS
2. Stabilisasi bila terjadi syok atau presyok : Berikan cairan infus RL/
NaCl 0,9%/ Dextrose 5%, dengan jumlah cairan infus 3 – 4x dari
jumlah perdarahan (blood loss), dengan cara pemberian cairan infus 1
liter dalam waktu 15-20 menit pertama.
3. Jika syok berikan Oksigen 4 - 6 lpm,
4. Posisikan secara trendelenburgh
5. GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO
6. Komunikasi dengan tempat rujukan untuk tatalaksana dan kasus
pasien, Bidan desa menelpon petugas jaga di Puskesmas terlebih
dahulu sebelum merujuk ke Puskesmas PONED
7. Catat semua kegiatan dalam buku KIA dan status pasien.
8. Buat surat rujukan dengan isian lengkap : identitas pasien, diagnosis
dan tatalaksana yang sudah dilakukan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
9. Kirim
PROSEDUR TETAP segera
PELAYANAN PUSKESMAS
ke
TAHUN 2015
puskesmas PONED atau ke rumah sakit PONEK dengan di antar oleh
Bidan dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO.
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani secara terstandar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu
- Ibu dan bayi selamat
- Surat rujukan balik terlampir
Pengertian
Perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu.
Tujuan
- Menyelamatkan ibu dan anak
- Merujuk Ibu dengan Perdarahan Ante Partum segera, dengan
penatalaksanaan pra rujukan yang terstandar
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan (sesuaikan kebijakan rujukan BPJS)
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab tatalaksana dan rujukan
tingkat Puskesmas
- Bidan Puskesmas sebagai pendamping dan tatalaksana utama rujukan
tingkat Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
rujukan
Input
- Administrasi syarat rujukan (sesuai dengan kebijakan rujukan BPJS)
- Kendaraan rujukan/ambulan
- Cairan infus RL/ NaCl 0,9%/ Dextrose 5% (sesuai jumlah perdarahan)
3-4x dari jumlah perdarahan, min 18 kolf utk 1 pasien
- Diagnostic Set (spekulum, senter, obgyn set, doppler,
sphygnomanometer, stetoscop,termometer),
- Obat yang diperlukan untuk menghilangkan HIS atau tokolitik seperti:
nifedipin, duvadilan, betaminetik/salbutamol/salbutali,
- Oksigen (sesuai dengan saturasi oksigen)
- Infus set dengan IV cath no 16
- Resuscitator Kit
- Pulse oxymetri
- Buku KIA dan status Pasien
- Calon donor darah
- HB meter
- Dokter Puskesmas
- USG
- Folley cath dan urine bag
- DST (Decision Support Tool)
Proses
LANGKAH
1. Apabila ibu hamil datang ke Puskesmas kiriman Bidan, perhatikan
terapi yang telah diberikan dan evaluasi kondisi ibu dan janin.
2. Panggil bantuan tim untuk tatalaksana secara simultan (tim merah,
kuning dan hijau)
3. Jika ibu hamil dengan perdarahan datang sendiri, periksa keadaan
umum, tanda-tanda vital, riwayat umum, riwayat kehamilan, riwayat
perdarahan, periksa DJJ apakah baik/gawat janin, tegakkan diagnosis
dengan penyulit yang ada (syok)
4. Kenali adanya tanda-tanda syok:
Akral pucat/dingin
Lemah gelisah (kesadaran umum menurun)
Nadi > 100 x/menit dan lemah
TD Sistolik < 90 mmHg
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
Kulit
PROSEDUR TETAP dingin
PELAYANAN PUSKESMAS
dan
TAHUN 2015
lembab
Pernafasan > 30 kali/menit
Jumlah urin < 30 ml/jam
5. Bila terdapat tanda syok, lakukan tata laksana sebagai berikut:
Panggil bantuan tim/tenaga kesehatan lain
Tim 1 (Tim Merah): Bertugas sebagai pengendali tata laksana
kasus (Dokter/Bidan Terlatih PONED)
Tim 2 (Tim Kuning): Bertugas sebagai pelaksana (Bidan/Tenaga
Keperawatan)
Tim 3 (Tim Hijau): Melakukan komunikasi dengan keluarga
pasien (Bidan/Tenaga Keperawatan),
6. Lakukan penilaian jumlah perdarahan,
7. Pastikan jalan napas bebas dan berikan Oksigen,
8. Posisikan kepala pasien Trendelenburg, kepala dimiringkan ke kiri
9. Pasang dua jalur intravena, dengan menggunakan jarum terbesar (no.
16 atau 18),
10. Beri RL secepatnya (1 L dalam 15 – 20 menit pertama) atau RL
berbanding dengan cairan koloid dengan perbandingan 2:1
(cairannya koloid gelopusin atau hemasel),
11. Pasang kateter urine,
12. Lanjutkan pemberian cairan sampai 2 liter dalam 1 jam pertama,
atau hingga 3 liter dalam 2-3 jam (pantau kondisi ibu dan tanda
vital),
13. Periksa dalam untuk mencari sumber perdarahan, namun tidak
dianjurkan melakukan Pemeriksaan Dalam pada kasus Plasenta
Previa sebelum tersedia kesiapan untuk Sectio Caesaria,
pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati, untuk
menentukan sumber perdarahan,
14. Bila terjadi tanda gawat janin, lakukan SPO Gawat Janin,
15. Tegakkan diagnosis penyebab perdarahan antepartum, sebagai
berikut:
I. PLASENTA PREVIA
Tanda dan Gejala:
Usia kehamilan > 28 minggu
Perdarahan tanpa nyeri
Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
Tidak
PROSEDUR TETAP ada
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
kontraksi uterus
Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul
Janin baik bisa sampai gawat janin
Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG
Tata Laksana:
TIDAK DIANJURKAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN DALAM
SEBELUM TERSEDIA KESIAPAN UNTUK SECTIO SESAREA.
Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati, untuk
menentukan sumber perdarahan;
Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan intravena
(NaCl 0,9% atau Ringer Laktat);
Lakukan penilaian jumlah perdarahan;
Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup tetapi
prematur, pertimbangkan terapi ekpektatif;
Jika perdarahan banyak dan berlangsung, stabilkan pasien, rujuk
pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi untuk
mempersiapkan kemungkinan sectio sesarea.
Jelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien
Rujukan diawali dengan komunikasi dengan SIJARIEMAS dan
pasien dirujuk ke rumah sakit sesuai dengan BASOKUDO
Catat semua kegiatan dalam buku register, buku KIA dan status
pasien
Petugas perujuk mengikuti perkembangan pasien selama di
Rumah sakit.
Tata Laksana
Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) dengan
tanda-tanda awal syok pada ibu, lakukan stabililasi pasien sesuai
dengan penanganan syok di atas.
Jelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien
Rujukan diawali dengan komunikasi dengan SIJARIEMAS dan
pasien dirujuk ke rumah sakit sesuai dengan BASOKUDO
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
Catat
PROSEDUR TETAP semua
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
kegiatan dalam buku register, buku KIA dan status pasien
Petugas perujuk mengikuti perkembangan pasien selama di
Rumah sakit.
Tata Laksana
Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCL 0,9% atau
RL (500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam
pertama,
Segera rujuk ibu ke rumah sakit,
Jelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien
Rujukan diawali dengan komunikasi dengan SIJARIEMAS dan
pasien dirujuk ke rumah sakit sesuai dengan BASOKUDO
Catat semua kegiatan dalam buku register, buku KIA dan status
pasien
Petugas perujuk mengikuti perkembangan pasien selama di
Rumah sakit.
CATATAN TAMBAHAN:
1. Bila perdarahan karena ruptura uteri
Diberikan antibiotik profilaksis: Gol Penisilin 2 gram single dose,
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
2.
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Berikan cairan infus RL (3-4x kehilangan estimasi darah), dengan catheter
iv no. 16 atau 18 dan disesuaikan dengan perdarahannya, bila syock
berat pasang infus 2 jalur,
3. O2 :
- Bila presyok pasang canul oksigen
- Bila syok pasang mask oksigen
4. Pasang DC untuk menghitung balance cairan.
5. Buat Surat Rujukan ke Rumah Sakit, bila stabilisasi pra rujukan
selesai.
6. Keluarga pasien yang mengantar adalah yang siap sebagai donor.
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani secara terstandar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu
- Ibu dan bayi selamat dan sehat
Pengertian
Perdarahan pasca persalinan/perdarahan yang melebihi 500ml yang terjadi
setelah bayi lahir, atau Perdarahan yang telah menyebabkan perubahan
tanda vital ibu yaitu TD Sistolik < 90 mmHG, nadi > 100 x/menit, dan Hb <
8 gr/dl.
Tujuan
- Menghentikan perdarahan ibu post partum secepat mungkin dan
menyelamatkan nyawa ibu
- Menentukan penyebab perdarahan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
-
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Melakukan tatalakasana secara terstandar
- Menatalaksanan pra rujukan dengan terstandar
- Merujuk dengan segera
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas PONED
Kabupaten Serang dilaksanakan (sesuaikan kebijakan rujukan BPJS)
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa
(administrasi terdaftar sebagai peserta BPJS, donor darah desa, tabulin,
ambulan desa, peran PKK)
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan
- Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan ibu
- Masuk kedalam register resiko tinggi bidan desa
Input
- Administrasi syarat rujukan (sesuai BPJS), surat pengantar rujukan
- Kendaraan rujukan/ambulance desa
- Diagnostic Set (spekulum, senter, obgyn set, doppler,
sphygnomanometer, stetoscop,termometer, handscoon pendek,
handscoon panjang)
- Infus set + iv catheter no 16 & 18, Cairan infus RL/Nacl 0,9%/ Dextrose
5%
- Folley Catheter + urine bag + kondom catheter
- Oxytocin 20 IU, Methergin 0,4 mg, misoprostol 600 mcgram per rectal
supp
- Pendonor darah
- Buku KIA dan status Pasien
Proses
LANGKAH :
1. Anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab HB. Periksa keadaan
umum pasien Menegakkan diagnosa perdarahan postpartum : atonia
uteri, perdarahan jalan lahir, sisa plasenta, kelainan pembekuan darah,
tanda-tanda syok dan vital sign secara seri, dan juga kondisi uterus,
jalan lahir.
a. Bila terjadi shock: Stabilisasi seperti diatas
b. Pastikan adanya perdarahan yang mengalir terus menerus (lebih
dari 500 cc) pada ibu post partum.
c. Langkah stabilisasi: Berikan cairan infus dengan kecepatan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Pengertian
Perdarahan pasca persalinan/perdarahan yang melebihi 500ml yang terjadi
setelah bayi lahir, atau Perdarahan yang telah menyebabkan perubahan
tanda vital ibu yaitu TD Sistolik < 90 mmHG, nadi > 100 x/menit, dan Hb <
8 gr/dl.
Tujuan
- Menyelamatkan ibu post partum dengan menghentikan perdarahan
secepat mungkin.
- Menegakkan diagnosa
- Stabilisasi kondisi pasien sebelum merujuk ibu perdarahan post partum
secepat mungkin.
- Menatalaksana pra rujukan dengan terstandar
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Kebijakan
- Kebijakan sistem sesuai dengan BPJS
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab penatalaksanaan rujukan
tingkat Puskesmas
- Penanganan dapat dilakukan di Puskesmas PONED
- Bidan Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat
Puskesmas sampai dengan Puskesmas PONED
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab penatalaksanaan rujukan desa
sampai Puskesmas
- Pada Managemen plasenta harus dikerjakan dengan tidak melupakan
manajemen aktif kala III
Input
A. Non medik
- Administrasi syarat rujukan sesuai ketentuan yang berlaku (BPJS)
- Ambulans Puskesmas
- Pendonor darah
- Buku KIA dan status pasien
B. Medik
- Diagnostic Set : handscoon standar, handscoon panjang
- Oksigen
- Pemeriksaan laboratorium
- Antibiotik profilaksis : Gol. Penisilin 2 gr, Ceftriaxon 2 gr
- Analgetik : Tramadol 1 ampul, Pct 1000 mg
- Obat anestesi: diazepam max 10 ampul/24 jam dan Lidocain
- Oxytocin 40-60 IU
- Methergin 0,2 mg
- Misoprostol 3 tablet (600 mcgram) per rectal supp
- Infus set + Catheter IV no 16 & 18 + Cairan RL/NaCl 0,9%/Dextrose
5%
- Catheter urine + urine bag
- Hecting Set + Catgut
- Ovarium klem
- Kuret set
- Kondom cath
- Clotting Time dan Bleeding Time
Proses
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
LANGKAH :
Pasien rujukan dari Bidan desa, Paraji atau datang sendiri. Jika
rujukan, perhatikan terapi yang telah diberikan dan pemeriksaan
sebelumnya dalam buku KIA
Menegakan diagnosa :
a. Anamnesa untuk mencari sumber masalah
b. Pemeriksaan fisik (3T: Tonus, Tissue, Trauma)
c. Pemeriksaan tambahan (Trombin)
Kenali adanya tanda syok
Bila ada tanda syok Segera lakukan stabilisasi
- Pastikan jalan nafas bebas dan berikan oksigen 4 - 6 lpm
- Pasang infus 2 jalur dengan iv kateter no. 16 / 18
- Beri cairan infus sesuai dengan 3 – 4 x kehilangan estimasi darah.
- Bila terjadi syok neurogenik misalnya karena prolapsus uteri,
tatalaksanan sesuai syok neurogenik
- Tatalaksana sesuai dengan diagnosa perdarahan post partum yang
disebakan karena : atonia uteri, retensio plasenta/sisa plasenta,
laserasi jalan lahir, infeksi, gangguan pembekuan darah (4T :
tonus, tissue, trauma, trombin)
- Kosongkan kandung kemih dengan kateter, cek urine output
I. ATONIA UTERI
Bila perdarahan post partum terjadi karena Atonia uteri segera lakukan
tindakan sebagai berikut :
Lakukan masase fundus uteri segera setelah plasenta dilahirkan
(Lampiran 1: APN Untuk atonia uteri),
Bersihkan kavum uteri dari selaput ketuban dan gumpalan darah,
Lakukan kompresi bimanual interna (KBI). Jika uterus
berkontraksi kelurkan tangan setelah 1 – 2 menit. Jika uterus
tetap tidak berkontraksi teruskan KBI hingga 5 menit,
Minta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna
(KBE), sambil penolong melanjutkan pemasangan infus RL. Bila
tidak berhasil segera rujuk ke Puskesmas PONED /RS terdekat,
Berikan injeksi Metil ergometrin 0,2 mg secara intra muscular
atau intravena,
Berikan Oxytocin 20 IU dalam 500 cc RL30 - 40 tpm melanjutkan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
CATATAN PENTING
Pastikan setiap kasus rujukan melakukan hal-hal di bawah ini:
a. Rujuk pasien ke Rumah Sakit (tidak harus RS PONEK) bila tindakan
di atas tidak berhasil dan memerlukan tindakan operasi atau
memerlukan perawatan ICU atau transfusi darah harus diantar oleh
petugas kesehatan: dokter / bidan/perawat dengan BASOKUDO.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
b.
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Rujukan diawali dengan komunikasi dengan SIJARIEMAS.
c. Persiapkan keluarganya yang akan mengantar dan siap untuk donor
darah bilamana diperlukan,
d. Observasi minimal 24 jam untuk kepastian perdarahan telah berhenti
dan yakinkan tidak ada komplikasi lain.
e. Bila tindakan berhasil, cek Hb. Bila Hb kurang dari 8 gr/dL rujuk ke
RS PONEK untuk transfusi.
f. Lakukan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan dalam register
dan buku rujukan pasien.
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar dan perdarahan berhenti
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan ibu selamat
PRE EKLAMPSIA
DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM)
V – 10
Pengertian
Kumpulan gejala hipertensi yang timbul pada bumil, bersalin dan dalam
masa nifas yang terdiri dari : hipertensi, protein uria dan oedema
Tujuan
- Tatalaksana pasien secara terstandar untuk Mencegah terjadinya
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Eklampsia
- Menyelamatkan ibu sehingga melahirkan bayi dengan selamat
- Pasien diindikasi untuk rujukan dan tidak terlambat dirujuk
- Motivasi pasien untuk KB pasca bersalin
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan sesuai BPJS
- Bidan desa sebagai penjab penatalaksanaan rujukan tingkat desa
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan
- Keluarga pendamping adalah penjab utama keselamatan ibu
Input
A. Non medik
- Administrasi syarat rujukan sesuai BPJS
- Kendaraan rujukan/ambulan desa
- Buku KIA dan status Pasien
- Pendonor
B. Medik
- Sphygmomanometer + Stetoskop + Thermometer
- Doppler
- O2 dan Selang
- Disposable Spuit 10 cc
- Infus set + Catheter iv + Cairan RL/NaCl/ D5
- MgSO4 20% atau 40% atau diazepam inj.
- Aquabidest/cairan infus (untuk pelarut MgSO4)
- Folley catheter+urine bag
- Partus set
- Hecting set
- Sudip lidah
- Calsium glukonas 1 gram
- Hammer reflek
- Senter
- Obat antihipertensi: nifedipin (adalat oros 30mg), dopamet 250mg
- Dexametason injeksi 2 ampul
- Lab untuk periksa protein urin
Proses
LANGKAH :
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
1.
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Menegakkan diagnosa:
a. Pre eklampsia Ringan :
- Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
- Proteinuria +1
b. Pre eklampsia Berat
- Tekanan darah ≥ 16/110 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
- Proteinuria ≥ +2
- Terdapat tanda-tanda: nyeri kepala, nyeri epigastrium, pandangan
kabur, muntah-muntah dan sesak napas.
2. Bidan melakukan anamnesa dan pemeriksaan :
a. Anamnesa: G,P,A dan riwayat kehamilan lalu, usia kehamilan,
penyakit ginjal, hypertensi, tanda-tanda inpartu, output urine,
riwayat penyakit lain.
b. Pemeriksaan fisik : Tanda vital (tensi, nadi, respirasi, suhu, reflek
patella, usia kehamilan, letak janin, djj, oedema, protein urine)
c. Kemajuan persalinan
3. Bila pre eklampsi ringan konsul dokter pertelpon,jika umur kehamilan
kurang dari 37 minggu bisa dilakukan rawat jalan dan setiap minggu
dianjurkan kontrol. Bila pasien > 37 minggu, rujuk ke puskesmas. Bila
pasien kala 2, lakukan persalinan ditempat bila bayi sudah lahir rujuk
ke Puskesmas.
4. Pre eklampsi berat rujuk ke Puskesmas PONED, kecuali dengan oedem
paru, HELLP syndrom atau gangguan kesadaran, gagal jantung dan
perkiraan bayi <1800g maka harus langsung dirujuk ke RS PONEK,
dengan :
a. Pasang infus RL/Dextrose 5%
b. Beri MgSO4 4 gram bolus selama 10-15mnt , dilanjutkan pemberian
MgSO4 dalam IUFD RL/Dextrose 5% 6 gram untuk 6 jam
c. Pasang folley catheter, bila belum masuk kala I Fase aktif
d. Rujuk ke Puskemas PONED /Rumah Sakit PONEK yang sudah
dikomunikasikan
e. Membuat Surat Rujukan dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO +
buku KIA
f. Mengantar pasien sampai ke Puskesmas dan diserah terimakan/
ditangani oleh Puskesmas
g. Membantu mengurus administrasi dan keperluan lain yang
diperlukan untuk penanganan pasien
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
h.
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Mengikuti perkembangan pasien dan tindakan selanjutnya di
Puskesmas, melalui keluarganya dan mengelola pasca rujukan
dengan benar KN lengkap
5. Catat semua kegiatan dalam buku KIA dan status serta buku rujukan
pasien dan partograf yang ditulis dalam proses persalinan
6. KIE dan KB pasca salin
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu ibu dan bayi
selamat
PRE EKLAMPSIA
PUSKESMAS
V – 11
Pengertian
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Kumpulan gejala yang timbul pada bumil,bersalin dan masa nifas yang
terdiri dari triase : Hipertensi, proteinuri, dan oedema.
Tujuan
- Mencegah timbulnya Pre eklampsi berat / eklampsi
- Mengusahakan persalinan seaman mungkin
- Mencegah kematian ibu dan bayi
- Merujuk kasus yang tak bisa ditangani secepatnya sesuai standar
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan BPJS
- Dokter Puskesmas sebagai penjab penatalaksanaan rujukan tingkat
Puskesmas
- Bidan Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat
Puskesmas sampai dengan Puskesmas PONED
- Bidan Desa sebagai penjab penatalaksanaan rujukan desa
Input
A. Non Medik
- Administrasi syarat rujukan BPJS
- Ambulans Puskesmas
- Buku KIA dan status pasien
- Pendonor darah
B. Medik
- Diagnostic set : Tensimeter, termometer, stetoskop
- Doppler
- Infus set + Catheter iv no 16/18 + Cairan RL/NaCl 0,9%/Dextrose 5%
- MgSO4 20% atau 40%
- Gluconas Calcius 10%
- Disposable spuit 5 ml
- Aquabidest atau cairan infus (untuk pelarut)
- nifedhipine 10 mg, dopamet 250 mg
- Incubator
- Oksigen+kanul
- Vacum ekstraktor
- Pemeriksaan lab sederhana
- Sudip lidah/tounge spatel
- Ambu bag
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
-
PROSEDUR TETAP Folley
cath +
PELAYANAN PUSKESMAS
urine
TAHUN 2015
bag
- Dexametason injeksi
- Reflek hammer
- Partus set
- Hecting set + benang catgut 2.0 + jarum otot + jarum kulit
- Obat antiseptik : betadhine, alkohol
Proses
LANGKAH :
1. Tegakkan diagnosa (Lampiran 2: Alur Tata laksana Pre Eklamsi)
2. Mencermati tanda-tanda hipertensi :
a. Pre Eklamsi Ringan :
- Tekanan Darah ≥ 140/90 mmHg atau kenaikan 20 mmHg pada
sistolik atau diastolic
- Oedema Tungkai, atau Protein Urine + (salah satu atau keduanya)
b.Pre Eklamsi Berat :
- Tekanan darah ≥160/110 mmHg
- Oedema tungkai, atau Protein urine (salah satu atau keduanya)
- Terdapat tanda-tanda: nyeri kepala, nyeri epigastrium, pandangan
kabur, muntah-muntah dan sesak napas.
3. Melakukan pemeriksaan:
a. Anamnesa: usia kehamilan, penyakit ginjal, hipertensi, tanda-tanda
inpartu, output urine, riwayat penyakit lain.
b. Pemeriksaan fisik : Tanda vital (tensi, nadi, respirasi, suhu, reflek
patella, usia kehamilan, letak janin, DJJ, oedema, protein urine)
4. Bila pre eklampsi ringan:
Jika umur kehamilan kurang dari 37 minggu bisa dilakukan rawat
jalan dan setiap minggu disuruh kontrol. Bila pasien > 37 minggu,
dirawat untuk dilakukan terminasi kehamilan di Puskesmas PONED.
5. Pre Eklampsi Berat dilakukan protap MgSO4 sebagai berikut :
a. Infus RL / Dextrose 5 %
b. Memberikan MgSO4 sebanyak 4gr IV selama 10-15mnt dengan
mengingat syarat-syarat:
- Refleks patella (+).
- Respirasi > 16x/menit.
- Diuresis > 30cc/jam.
- Tersedia antidotum : Gluconas Calcius 10% 1 gr/IV
- Bila tidak memenuhi syarat pemberian MgSO4 diganti dengan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
EKLAMPSIA
DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM)
V – 12
Pengertian
Kelainan akut pada bumil saat hamil tua,persalinan/masa nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang/koma,dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala preeklampsi (hypertensi,oedema,proteinuri).
Tujuan
- Mencegah timbulnya kejang lebih lanjut.
- Ibu dan bayinya dapat terselamatkan jiwanya.
- Pasien dirujuk tepat waktu dengan tatalaksana prarujukan sesuai
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
standar
- Penanganan pra dan pasca rujukan/ nifas
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan
- Keluarga Pendamping adalah penjab utama keselamatan ibu
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan
- Diagnostic set
- Infus set + Catheter iv + Cairan RL
- O2
- nifedhipine 10 mg
- MgSO4 20% atau 40%
- Gluconas Calcius 10%
- Disposable spuit 5 ml
Proses
LANGKAH :
1. Bidan Desa melakukan anamnesa pada keluarga pasien/pasien (bila
sadar) tentang riwayat kejang.
2. Bidan Desa melakukan pemeriksaan vital sign dan vital sign janin (DJJ).
3. Bila saat kejang :
a. Letakan/ posisikan pasien dibidang/ permukaan datar dengan kepala
defleksi, miring dan aman
b. Pasang sudip lidah/ tounge spatel/ benda elastis
c. Pasang infus RL
d. Injeksi MgSO4 20% 4gr (20 cc), IV dalam 5 – 10 menit atau
Injeksi MgSO4 40% 5gr (12,5 cc) boka/boki (bila pasien belum
dipasang infus)
e. Berikan O2 2-4 lpm
f. Bila tekanan darah tinggi berikan nifedipin10 mg
g. Rujuk ibu dan janin ke PKM poned dengan BASOKUDO
4. Berikan O2 (2-4 lpm)
5. Memberikan injeksi MgSO4 40% 8gr, IM di bokong kiri dan kanan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
masing-masing 10 ml 4 gr bila memenuhi syarat:
Reflek patella (+)
Respirasi >16x/menit.
Diuresis 0,5cc/kg BB/jam
Tersedia antidotum : Gluconas calcicus 10% 1gr, IV.
6. Membuat Surat Rujukan dan komunikasi ke Puskesmas Poned/ RS
rujukan.
7. Mengantar sampai ke Rumah Sakit dengan GUNAKAN PEDOMAN
BASOKUDO.
8. Membantu mengurus administrasi dan keperluan lain bagi penyelamatan
ibu dan bayi.
9. Mengikuti perkembangan dan keadaan pasien dan tindakan selanjutnya
serta menerima pasien pasca rujukan untuk penatalaksanaan selanjutnya
sebelum nifas.
Output
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
EKLAMPSIA
PUSKESMAS
V – 13
Pengertian
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Kelainan akut pada bumil saat hamil tua,persalinan/masa nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang/koma,dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala preeklampsi (hypertensi,oedema,proteinuri)
Tujuan
- Penatalaksanaan sesuai standar
- Mencegah timbulnya kejang berlanjut.
- Pasien tidak terlambat dirujuk.
- Ibu dan bayi bisa diselamatkan
- KB Pasca Salin
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat
Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan
- Bidan Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat
Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
A. Administrasi
- Administrasi syarat rujukan
- Ambulance
B. Alat -Alat
- Diagnostic set
- Dopler
- Folley Chateter + urine bag
- Hecting set dengan catgut : 2.0 jarum otot
- Infus set + Catheter iv no 16/18 + Cairan RL
- Oksigen + kanul
- Partus set
- Pemeriksaan lab ( Protein urine set )
- Pulse oksimetri
- Reflek Hamer
- Resusitasi set dewasa
- Sudip lidah
- Dexamethasone 3 ampul
- Spuit 1 ml, spuit 5 ml, spuit 10 ml dan spuit 20 ml
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
-
PROSEDUR TETAP Vacum
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
ekstraktor
Obat
- Antibiotik : gol penisilin 2gram atau ceftriaxone 2gram
- Aqua bidest/ RL
- Dexametason injeksi MgSO4 20% atau 40%
- Diazepam 10 mg ( maks 10 amp )
- Gluconas Calcium 10%
- Nifedhipine 10 mg /dopamet 250 mg /adalat Oros 30 mg)
- Oksitoksin 10 unit
- Obat antiseptik
Proses
LANGKAH:
1. Petugas puskesmas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik untuk
memastikan diagnose Eklampsia.
2. Tatalaksanan Eklampsia sesuai standar
3. Konsul ( Kolaborasi ) ke dokter Puskesmas
4. Dokter menegakkan diagnosa dan mengelola pasien
Bila saat kejang :
a. Letakan/ posisikan pasien dibidang/ permukaan datar dengan kepala
defleksi, miring dan aman
b.Pasang sudip lidah/ tounge spatel/ benda elastis
c. Berikan O2 2 - 4 Ipm
d.Pasang Infus RL 500 ml
e. Pasang Folley Chateter dan urine bag
f. Injeksi MgSO4 20% 4gr (20 cc) secara IV dalam 5 – 10 mnt
g. Bila akses IV sulit, maka berikan MgSO4 40% 5 gr diberikan secara
IM bokong kanan dan kiri ( 12,5 ml larutan MGSO4 40%) bila belum
dipasang infus
h.Maintenance MgSO4 40% 6gr (15 cc) dalam 500cc RL 22tpm
i. Berikan nifedipin 10 mg 3 x 1 per oral (adalat oros 30 mg 1x /
Metildopa 250 mg )
j. Rujuk ibu dan janin ke PKM poned dengan GUNAKAN PEDOMAN
BASOKUDO
5. Berikan MgSO4 sama dengan protap PEB bila tidak memenuhi syarat
pemberian lakukan alternative ke II/ bila kejang berulang > 3x atau tdk
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
respon
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
dengan pemberian MgSO4
a. Berikan Diazepam 10 mg bolus diberikan selama 2 mnt, bila masih
kejang pemberian bolus diulang kembali dengan dosis yang sama.
b.Dosis pemeliharaan Diazepam 40 mg / 500 ml RL tdk melebihi 100
mg/24 jam
c. Jika akses IV sulit lakukan pemberian melalui rectum : Diazepam 20
mg dalam semprit 10 ml, Jika masih ada kejang dosis tambahan 10
mg/jam, dapat diberikan melelui kateter urine ke dalam rectum.
Dosis maksimal tidak melebihi 100mg/ 24 jam.
- Bila sudah masuk kala II lahirkan di Pukesmas Poned dengan
ekstraksi vakum atau metode percepatan kala II lain misalnya
episiotomi.
- Protap tetap diteruskan sampai 24 jam post partum atau 24 jam
post kejang terakhir.
- Perhatikan syarat pemberian MgSO4 :
- Reflek patella ( +)
- Respirasi > 16 x / menit
- Diuresis minimal 0,5 ml/kg/BB/jam
- Tersedia antidotum Kalsium Glukonas 10%
- Apabila terdapat tanda-tanda syndrome HELLP (Hemolisis,
Elevated Liver, Low platetlet ), oedema pulmonum, decom cordis
dan gangguan kesadaran , rujuk ke RS. PONEK
6. Merujuk ke Rumah Sakit dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO.
7. Membuat surat rujukan.
8. Hubungi dengan SIJARIEMAS atau Telephone terlebih dahulu RS
PONEK tempat rujukan
9. Perawat/bidan Puskesmas mengantar sampai ke Rumah Sakit sesuai
GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO.
10. Membantu mengurus administrasi diperlukan KTP, KK,BPJS,SKTM dll.
11. Mengikuti perkembangan dan keadaan pasien dan tindakan selanjutnya
di Rumah Sakit.
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani secacra terstandar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu
- Ibu dan bayi selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Pengertian
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Persalinan yang berlangsung dari Kala I s/d Kala III > 18 jam pada
multipara dan > 24 jam pada primipara
Tujuan
Tatalaksana sesuai standar
Menolong keselamatan ibu dan bayi secepatnya.
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa
- Kader / dukun adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan
rujukan
- Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan ibu
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan / ambulance desa
- Diagnostic set (handscoon, thermometer, sphygmomanometer)
- Dopler
- Infus set + Catheter iv no.16 – 18 + Cairan RL/NaCl 0,9%/ Glucose 5 %
- Amoxycilin, Paracetamol
- Pendonor darah
- Oksigen + canul
- Partograf
Proses
LANGKAH :
1. Bidan melakukan anamnesa:
a. Adanya tanda-tanda persalinan yaitu:
- Kapan mulai his teratur.
- Kapan mulai keluar cairan lender dan darah.
b. Riwayat persalinan yang lalu.
c. Menetukan persalinan telah berlangsung lebih dari 18 jam / 24 jam
2. Bidan melaksanakan pemeriksaan fisik:
a. Keadaan umum ibu.
b. Tanda tanda vital: tensi, nadi, suhu dan pernafasan.
c. Keadaan janin (leopold), presentasi, His, DJJ
d. Cermati tanda-tanda sebagai berikut:
- Perut kembung.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
-
PROSEDUR TETAP Pernaf
asan
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
>24x/mnt.
- Kelelahan.
- Suhu > 400 celcius.
- Nadi cepat > 100x/mnt.
- Labia Oedema.
- Air ketuban berbau busuk
e. Bila ditemukan tersebut diatas :
- Konsul dokter
- Berikan oksigen 2-4 liter / menit
- Berikan infus Glucose 5% / RL
- Berikan antibiotic berspectrum luas
- Amoxycilin tablet 2gr
3. Bidan melaksanakan pemeriksaan palpasi:
a. Keadaan HIS
b. Menentukan letak anak
4. Memeriksa DJJ.
5. Bidan melaksanakan pemeriksaan dalam:
a. Keadaan vulva/vagina
b. Pembukaan cervix : pembukaan, penipisan, penurunan
c. Keadaan ketuban
d. Keadaan presentasi dan posisi janin
6. Bidan membuat kesimpulan/ diagnosa.
7. Bidan melaksanakan persiapan merujuk pasien ke Puskesmas PONED:
a. Memberitahu kepada kepala keluarga tentang keadaan pasien
(konseling)
b. Melapor ke puskesmas (kolaborasi dokter)
c. Mempersiapkan Surat Rujukan
8. Bidan menganjurkan kepada keluarga untuk menyiapkan :
a. Menyiapkan transportasi/kendaraan
b. Menyiapkan kelengkapan administrasi (KK, KTP, Kartu Asuransi,
Buku Kia)
c. Menyiapkan calon donor darah
9. Bidan dan keluarga mengantar pasien ke Puskesmas PONED sampai
serah terima pasien serta administrasi ke petugas jaga
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai SPO
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
-
PROSEDUR TETAP Pasien
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu
- Ibu dan Bayi tertolong dengan selamat
Pengertian
Semua ibu yang di hari kedua pasca salin mengalami demam (>38,5)
Tujuan
- Tatalaksana sesuai standar
- Mengelola pasien secepat mungkin dengan mengatasi infeksi
- Mencegah kematian ibu
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat
Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan
- Bidan Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat
Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan( Ambulance )
- Diagnostic set : Thermometer ,handscoon,tensimeter.
- Infus set + Catheter iv + Cairan RL/ NaCl 0,9%
- Antibiotik : Amoxycilin
Ampicilin
Ceftriaxone
Gentamicin
Metronidazole 500/8jam
Proses
LANGKAH :
1. Memeriksa penderita :
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan
c. Mencari Sumber Infeksi :
- Mastitis
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
- Infeksi Jalan Lahir
- Infeksi Saluran Kencing
PELAYANAN PUSKESMAS
- Infeksi lain (Infeksi Saluran
TAHUN Nafas Atas, Appendisitis )
2015
2.
Memberi pertolongan pertama pada penderita, seperti: kompres, antipiretik,
antibiotic dan konsul dokter Puskesmas.
3. Menyiapkan surat rujukan dan menerangkan pada keluarga bila
penderita harus dirawat di Rumah Sakit
4. Menyiapkan transportasi
5. Mengantar/ merujuk ke Rumah Sakit dengan diantar Bidan dengan
BASOKUDO
6. Hubungi RS dengan SIJARIEMAS atau Telepon terlebih dahulu RS
tempat rujukan
7. Kasus mastitis dapat diatasi Puskesmas (beri antibiotic, pompa ASI bila
ada bendungan ASI), bila belum sembuh dapat dirujuk. Bila demam > 3
hari berikan antibiotik triple drug
8. Memberikan infus bila perlu : RL/NaCL 0,9%
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai SPO
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu, ibu selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
GAWAT JANIN
DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM)
V – 18
Pengertian
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen sehingga
terjadi hipoksia. Gawat janin dalam persalinan dapat terjadi bila:
- Persalinan berlangsung lama,
- Induksi persalinan dengan oksitosin (kontraksi hipertonik),
- Terjadi perdarahan atau infeksi,
- Insufisiensi plasenta: Post term atau pre eklampsia.
Tujuan
- Mengelola pasien secepat mungkin dengan mendeteksi dan mengatasi
gawat janin,
- Mencegah kematian ibu dan bayi.
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan,
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa,
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan,
- Keluarga pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan ibu.
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan/ambulan desa
- Cairan infus RL/NaCl 0,9%/Dextrose 5% (sesuai kebutuhan)
- Diagnostic set : Thermometer, handscoon, tensimeter, spekulum, senter,
obgyn set, doppler, sphygnomanometer, dan stetoscop).
- Buku KIA dan status pasien
Proses
LANGKAH :
Memeriksa ibu untuk mencari kondisi janin, jika ada Denyut Jantung Janin
(DJJ) abnormal, yaitu dengan tanda-tanda di bawah ini:
DJJ < 100x/menit DI LUAR kontraksi,
DJJ > 180x/menit dan ibu tidak mengalami takikardi,
DJJ irregular: kadang-kadang ditemukan DJJ > 180x/menit tapi
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Tata Laksana
1. Posisikan ibu berbaring miring ke kiri,
2. Berikan O2,
3. Stabilisasi kondisi pasien sesuai dengan penyebabnya,
4. Rujuk Pasien ke Puskesmas PONED,
5. Menyiapkan surat rujukan dan menerangkan pada keluarga bahwa
penderita harus dirawat di Puskesmas PONED/ RS PONEK,
6. Menyiapkan transportasi dan Admnistrasi lain,
7. Mengantar/ merujuk ke Rumah Sakit dengan GUNAKAN PEDOMAN
BASOKUDO,
8. Hubungi RS dengan SIJARIEMAS atau Telepon terlebih dahulu RS
tempat rujukan,
9. Memberikan infus bila perlu : RL/NaCL 0,9%.
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai SPO
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu, ibu selamat dan
bayi sehat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
GAWAT JANIN
PUSKESMAS
V – 19
Pengertian
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen sehingga
terjadi hipoksia. Gawat janin dalam persalinan dapat terjadi bila:
- Persalinan berlangsung lama,
- Induksi persalinan dengan oksitosin (kontraksi hipertonik),
- Terjadi perdarahan atau infeksi,
- Insufisiensi plasenta: Post term atau pre eklampsia.
Tujuan
- Mengelola pasien secepat mungkin dengan mendeteksi dan mengatasi
gawat janin,
- Mencegah kematian ibu dan bayi.
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan,
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa,
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan,
- Keluarga pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan ibu.
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan/ambulan desa
- Cairan infus RL/NaCl 0,9%/Dextrose 5% (sesuai kebutuhan)
- Diagnostic set : Thermometer, handscoon, tensimeter, spekulum, senter,
obgyn set, doppler, sphygnomanometer, dan stetoscop).
- Buku KIA dan status pasien
Proses
LANGKAH :
Memeriksa ibu untuk mencari kondisi janin, jika ada Denyut Jantung Janin
(DJJ) abnormal, yaitu dengan tanda-tanda di bawah ini:
DJJ < 100x/menit DI LUAR kontraksi,
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
DJJ >
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
180x/menit dan ibu tidak mengalami takikardi,
DJJ irregular: kadang-kadang ditemukan DJJ > 180x/menit tapi
disertai takikardi ibu. Hal ini merupakan reaksi terhadap:
- Demam pada ibu;
- Obat-obatan yang menyebabkan takikardi, misalnya tokolitik;
- Amnionitis.
Atau dengan melihat mekonium:
Mekonium kental merupakan indikasi perlunya percepatan
persalinan dan penanganan mekonium pada saluran nafas atas
neonatus,
Mekonium yang dikeluarkan pada saat persalinan sungsang bukan
merupakan tanda kegawatan kecuali bila dikeluarkan pada awal
persalinan.
Tata Laksana
1. Jika sebab ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan), mulailah
penanganan yang sesuai,
2. Bila sedang dalam infus oksitosin: segera hentikan infus,
3. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan DJJ tetap abnormal
sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam
untuk mencari penyebab gawat janin:
- Jika terdapat perdarahan dengan nyeri hilang timbul atau
menetap, pikirkan kemungkinan Solutio Plasenta,
- Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau
tajam) berikan antibiotika untuk amnionitis,
- Jika tali pusat terletak di bagian bawah janin atau dalam vagina,
lakukan penanganan prolaps tali pusat
4. Posisikan ibu berbaring miring ke kiri,
5. Berikan O2,
6. Jika DJJ tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lainnya
(mekonium kental pada cairan amnion) rencanakan persalinan
dengan ekstraksi vakum dengan terlebih dahulu melakukan
konsultasi kolaboratif antara bidan puskesmas, dokter puskesmas
dan spesialis obgyne di Rumah Sakit. Syarat Vakum Ekstraksi:
Kepala sudah di Hodge 4.
7. Siapkan segera resusitasi neonatus,
8. Jika berdasarkan konsultasi kolaboratif dengan Spesialis Obgyne di
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Rumah Sakit menyarankan agar pasien dirujuk, maka segera rujuk
pasien.
9. Siapkan surat rujukan dan menerangkan pada keluarga bahwa
penderita harus dirawat di Puskesmas PONED/ RS PONEK,
10. Menyiapkan transportasi dan Admnistrasi lain,
11. Mengantar/ merujuk ke Rumah Sakit dengan GUNAKAN PEDOMAN
BASOKUDO,
12. Hubungi RS dengan SIJARIEMAS atau Telepon terlebih dahulu RS
tempat rujukan,
13. Pasien dirujuk dalam keadaan Stabil.
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai SPO
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu, ibu selamat dan
bayi sehat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
NEONATAL
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Pengertian
Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea,frekwensi pernafasan
yang lebih dari 60x /menit,adanya sianosis,adanya rintihan bayi saat
ekspirasi serta merupakan penyakit membran hialin,dimana terjadi
perubahan komponen surfaktan pulmoner ,komponen ini merupakan zat
aktif pada alveoli yang dapat mencegah kolapsnya paru.
Tujuan
- Mencegah penyulit/ komplikasi
- Menekan angka kematian bayi
- Mendeteksi dini dan segera rujuk
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan
- Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan
bayi
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan
- Stetoskop + Thermometer
- Buku register pasien dan buku KIA
- Timer
Proses
LANGKAH :
1. Bidan/ Tenaga kesehatan memeriksa keadaan umum pasien Bunyi
Jantung Anak, suhu, Pernafasan, warna kulit, merintih/ tidak, retraksi
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
antar iga
dan
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
epigastrik
2. Bidan/ Tenaga kesehatan sambil memeriksa mengatur posisi bayi sedikit
extensi agar aliran udara lancar
3. Bidan/ Tenaga kesehatan mengobservasi tanda-tanda vital,
mempertahankan suhu tubuh optimal bayi (370C)
Pengertian
Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea,frekwensi pernafasan
yang lebih dari 60x/mnt,adanya sianosis,adanya rintihan bayi saat
ekspirasi,serta merupakan penyakit membran hialin dimana terjadi
perubahan komponen sulfaktan pulmoner,komponen ini merupakan zat
aktif pada alveoli yang dapat mencegah colapsnya paru.
Tujuan
Menyelamatkan Pasien dengan mencegah Penyulit/ Komplikasi
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat Puskesmas
dengan pelaksanaan pra rujukan
- Bidan Puskesmas dan perawat sebagai pendamping utama rujukan
tingkat Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan
rujukan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
1. Administrasi syarat rujukan
2. Kendaraan rujukan
3. Oksigen + masker kanul
4. Stetoskop + Thermometer + Arloji/ Stopwatch
5. Infus set Mikrodrip + IV Catheter + Dextrose 10%
6. Buku register pasien dan buku KIA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
7. Pulse
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
oksimetri bila ada
8. C-Pap bila ada
9. Ambubag neonatus
10.Timbangan bayi
Proses
LANGKAH :
1. Petugas Puskesmas memeriksa keadaan umum pasien, mengukur Vital
sign & Obs. KU bayi, konsul dokter Puskesmas dan mengusahakan
aliran jalan nafas tetap lancar (posisi)
2. Petugas Puskesmas memberi dengan kanul oksigen 0,5-1 liter/ menit
atau menggunakan c-pap sesuai dengan saturasi
3. Petugas Puskesmas melanjutkan memasang infus Dextrose 10%,
tetesannya sesuai kebutuhan
4. Petugas Puskesmas memberitahu keluarga untuk dirujuk ke RS PONEK
dan meminta inform concent
5. Petugas Puskesmas membuat Surat Rujukan disertai data-datanya
yang lengkap (persyaratan admninistrasi rujukan) dan mencatat
kegiatan dalam buku registrasi dan buku rujukan pasien serta buku
KIA
6. Petugas Puskesmas menelepon RS Rujukan untuk persiapan
penatalaksanaan pasien dan mendampingi pasien ke tempat rujukan
sampai dengan serah terima pasien dan meyakinkan admnistrasi
pasien telah lengkap/ selesai.
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Pengertian
Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gr tanpa memandang masa
gestasi.
Tujuan
- Meningkatkan keterampilan/pengetahuan Bidan Desa untuk dapat
memberi pengertian kepada ibu melahirkan
- Agar bayi yang baru lahir selamat
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan
- Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan bayi
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan
- Lampu sorot 60 watt
- Buku register pasien dan buku KIA
- Timbangan bayi
- Selimut+topi bayi
- Stetoscop+termometer
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
Proses
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
LANGKAH :
1. Bidan melaksanakan pengawasan :
a. Keadaan umum bayi
b. Suhu bayi
c. Nadi
d. Pernafasan
2. Bidan memotivasi ibunya untuk memberikan ASI sesering mungkin
3. Bidan mempertahankan suhu tubuh bayi supaya tetap hangat dengan :
a. Menyelimuti tubuh bayi
b. Melaksanakan Perawatan Metode Kangguru
c. Memakai lampu sorot 60 watt jarak ± 60cm
4. Memberi informasi kepada keluarga bahwa bayi akan rujukan ke
Puskesmas PONED
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Pengertian
Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gr tanpa memandang masa
gestasi.
Tujuan
- Meningkatkan keterampilan/ pengetahuan Bidan Desa/Bidan
Puskesmas untuk dapat memberi pengertian kepada ibu melahirkan
- Agar bayi yang baru lahir selamat
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat
Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan
- Bidan Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat
Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan/ambulan rujukan
- Timbangan bayi
- GDS test
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
-
sorot
PROSEDUR TETAP Lampu
60
PELAYANAN PUSKESMAS
watt
TAHUN 2015
- Buku
register pasien dan buku KIA
- Inkubator bila ada
- Selimut +topi bayi
- Infant warmer
- Infus set micro+IV cath no 26+ Dextrose 10%
Proses
LANGKAH :
1. Letakkan bayi pada infant warmer
2. Bidan melaksanakan pengawasan :
a. KU bayi
b. Suhu bayi
c. Nadi
d. Pernafasan
3. Bidan mempertahankan suhu tubuh bayi supaya tetap hangat dengan:
a. Memakai metode kanguru/ PMK
b. Bayi disimpan kedalam inkubator
c. Memakai lampu sorot 60 watt jarak ± 60cm
4. Bidan memotivasi ibunya untuk memberikan ASI sesering mungkin,
yang perlu diperhatikan :
i. Periksakan kadar gula darah bayi
ii. Pertahankan kadar gula darah bayi >50mg/dl
5. Apabila BBLR ditemukan dengan komplikasi segera dirujuk ke RS
PONEK
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Pengertian
Bayi dengan berat badan lahir 1000gr - 2000gr tanpa memandang masa
gestasi.
Tujuan
- Bayi dapat tertolong (tetap hidup)
- Rujukan cepat dan tepat
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan
- Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan
bayi
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan
- Buku register pasien dan buku KIA
- Timbangan bayi
- Lampu sorot 60 watt
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
-
-
Term
PROSEDUR TETAP ometer
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Selimut+topi
Proses
LANGKAH :
1. Bidan mempertahankan suhu tubuh bayi dengan metode KANGURU atau
dengan di bungkus plastik transparan atau selimut
2. Bidan memberitahu keluarga bayi harus dirujuk ke Rumah Sakit PONEK
dan akibat bila tertunda
3. Bidan menyiapkan surat rujukan dan administrasi yang diperlukan
4. Mempersiapkan transportasi/ Ambulance desa
5. Telephone terlebih dahulu Puskesmas Poned/ RS tempat rujukan
6. Bidan mendampingi rujukan ke Rumah Sakit sampai ke ruang perinatal
dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO
Output
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Pengertian
Bayi dengan berat badan lahir 1000gr - 2000gr tanpa memandang masa
gestasi.
Tujuan
- Meningkatakan keterampilan dan pengetahuan Bidan Desa/ Puskesmas
supaya dapat memberi pengertian kepada ibu/keluarga yang melahirkan
- Bayi dapat tertolong
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat
Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan
- Bidan Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat
Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
- Administrasi syarat rujukan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
-
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Kendaraan rujukan
- Timbangan bayi
- Termometer
- Glukometer
- Selimut bayi+topi
- oksigen
- Buku register pasien dan buku KIA
- DST (Decission Support Tool)
Proses
LANGKAH :
1. Bidan mempertahankan suhu tubuh bayi dengan :
i. Infant warmer
ii. Perawatan Metode kangguru
iii. Di bungkus plastik
2. Bidan memberikan O2 bila ada dan diperlukan
3. Bila memungkinkan periksa gula darah sewaktu dan pertahankan
kadar gula darah >50 mg/dl
4. Bidan memberitahu keluarga bayi harus dirujuk ke Rumah Sakit
5. Bidan menyiapkan surat rujukan
6. Bidan mempersiapkan transportasi
7. Telephone terlebih dahulu Puskesmas PONED/ RS tempat rujukan
8. Bidan mendampingi rujukan ke Rumah Sakit sampai ke ruang
perinatal
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
PENANGANAN ASFIKSIA
DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM)
V – 26
Pengertian
Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan
teratur.
Tujuan
- Pasien dapat ditangani dengan tepat
- Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup pasien
- Pasien tidak terlambat dirujuk
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan
- Keluarga Pendamping adalah penanggungjawab utama keselamatan bayi
Input
- Administrasi syarat rujukan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
-
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Kendaraan rujukan
- Suction dele
- Ambu bag set bayi
- Selimut bayi+ topi bayi
- Buku register pasien dan buku KIA
Proses
LANGKAH :
1. Jelaskan pada ibu/ keluarga tentang keadaan bayi
2. Tempatkan bayi baru lahir dengan posisi telentang pada permukaan
yang bersih, kering dan keras Posisikan kepala bayi sehingga leher
sedikit extensi, keringkan bayi, hisap lendir dimulut dan kemudian
hidung bila perlu beri rangsang taktil
3. Bungkus bayi dengan cepat/ menyelimutinya kecuali bagian atas dada
dan muka
4. Bila nafas bayi megap – megap lakukan resusitasi lebih lanjut
5. Persiapkan untuk rujukan ke Puskesmas PONED
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
PENANGANAN ASFIKSIA
PUSKESMAS
V – 27
Pengertian
Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan
teratur.
Tujuan
- Pasien dapat ditangani dengan baik
- Untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi secara utuh dan
menekan gejala sisa dikemudian hari
- Pasien tidak terlambat dirujuk
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan dan tata laksana
tingkat Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan
- Bidan Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat
Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
- Meja
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
resusitasi
- Suction Bayi/ deele
- Kain kering
- Ambu bag set bayi
- O2
- Buku register pasien dan buku KIA
- C-PAP (bila ada)
- Pulse oksimetri (bila ada)
- Infus set + catheter Iv no.26+ dekstrose 10%
Proses
LANGKAH :
1. Jelaskan pada ibu/ keluarga tentang keadaan bayi
2. Letakan bayi pada tempat hangat kering dengan posisi semi ekstensi
3. Bebaskan jalan nafas, bila perlu hisap lendir dari mulut dan hidung
4. Keringkan bayi dengan kain kering bila perlu beri rangsang taktil (point
3 dan 4 dikerjakan simultan)
5. Bila bayi masih terlihat megap-megap lakukan Ventilasi Tekanan Positif
sesuai protap
6. Jika asfiksia teratasi lakukan asuhan bayi pasca resusitasi sesuai
protap PONED
7. Jika resusitasi tidak berhasil bayi segera dirujuk ke RS PONEK
8. Persiapan rujukan mulai dari surat rujukan dan hubungi RS rujukan
9. Mengantar pasien sampai RS rujukan dengan mencegah terjadinya
Hipotermia
10. Untuk lebih jelasnya, lihat kembali Lampiran 4: Alur Resusitasi Terbaru
IDAI 2014.
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
TETANUS NEONATORUM
DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM)
V – 28
Pengertian
Merupakan suatu penyakit akut yang dapat dicegah namun dapat
berakibat fatal yang disebabkan oleh produksi eksotoksin dari kuman
clostridium tetani gram positif, dimana kuman ini mengeluarkan toksin
yang dapat menyerang susunan syaraf pusat.
Tujuan
- Mempercepat proses rujukan
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan
- Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan
bayi
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
- Buku
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
register pasien dan buku KIA
- Kassa steril dan cairan anti septik
Proses
LANGKAH :
1. Segera setelah menemukan gejala Tetanus Neonatorum lakukan
anamnesa dan pemeriksaan untuk dirujuk ke Puskesmas
2. Menginformasikan kepada keluarga pasien bahwa untuk keselamatan
bayi harus segera dirujuk ke RS
3. Mempersiapkan tindak lanjut pra rujukan :
1. Mengatasi gejala Tetanus Neonatorum dengan menghindarkan bayi
dari rangsangan (cahaya, suara, sentuhan), menjaga posisi jalan nafas
2. Merawat tali pusat : membersihkan tali pusat dengan cairan anti
septik dan membungkus tali pusat dengan kassa steril
3. Menjaga saluran nafas tetap bebas dengan menghisap lendir saluran
nafas
4. Mempersiapkan surat-surat rujukan untuk di rujuk ke Rumah Sakit dan
Komunikasi dengan Puskesmas untuk ADM rujukan dengan
melaksanakan rujukan sesuai standar
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
TETANUS NEONATORUM
PUSKESMAS
V – 29
Pengertian
Merupakan suatu penyakit akut yang dapat dicegah namun dapat
berakibat fatal yang disebabkan oleh produksi eksotoksin dari kuman
clostridium tetani gram positip,dimana kuman ini mengeluarkan toksin
yang dapat menyerang susunan syaraf pusat.
Tujuan
1. Mengatasi gawat darurat
2. Mempercepat proses rujukan
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat
Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan
- Bidan Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan/ambulan rujukan
- Infus set Mikrodrip + IV Catheter No. 26
- Diazepam
- O2
- Diagnostic set
- Buku register pasien dan buku KIA
Proses
LANGKAH :
1. Perawat dan dokter Puskesmas mengatasi keadaan gawat darurat (beri
oksigen, membebaskan jalan nafas, memberi infus cairan 4 : 1)
2. Bila kejang beri Diazepam 0,1 – 0,2 Mg/KgBB via IM atau per rectal,
jika pasien telah terpasang infus berikan IV
3. Perawat/ Bidan melakukan perawatan tali pusat
4. Perawat/ Bidan mempersiapkan surat rujukan
5. Telephone terlebih dahulu RS tempat rujukan
6. Perawat/ Bidan mengantar pasien sampai Rumah Sakit dan mengikuti
tindak lanjut
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
- Administrasi syarat rujukan
- Kendaraan rujukan
- Glukose 5% atau 10%
- Infus set Mikrodrip + IV Catheter no. 26
- O2
- Stetoskop + Thermometer + Arloji/ stopwatch
- Ambubag set bayi
- Buku register pasien dan buku KIA
Proses
LANGKAH :
1. Untuk kasus ringan Puskesmas melaksanakan perawatan dengan cara
bayi diistirahatkan
2. Untuk kasus sedang
a. Puskesmas melaksanakan posisi fisiologis
b. Merujuk pasien ke RSU untuk therapy dan tindakan lebih lanjut
3. Untuk kasus berat
a. Petugas Puskesmas melakukan pemeriksaan :
Tanda-tanda vital, Keadaan umum, adanya fraktur humerus, femur
dan clavikula
b. Petugas Puskesmas melakukan pemasangan infus Glukose 5% atau
10% mikrodrip sesuai kebutuhan
c. Petugas Puskesmas memberikan O2 1-2 liter/ jam serta
mempertahankan suhu tubuh dengan dengan memasang selimut
yang hangat dan tebal
d. Petugas Puskesmas menjaga kelancaran jalan nafas dan membawa
alat resusitasi apabila dibutuhkan
e. Petugas Puskesmas mencatat kasus dibuku register dan
mempersiapkan surat rujukan ke RS
f. Menghubungi RS dengan SIJARIEMAS atau per telepon tempat
rujukan dan merujuk pasien ke RS
g. Petugas Puskesmas mendampingi pasien sampai ke RS dan
memberikan konseling terhadap keluarga tentang prognose dan
tindakan apa yang akan dilakukan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
CATATAN :
Yang termasuk kasus ringan :
1. Kaput Seccundenum
2. Cepal Haematom
3. Malvage
Yang termasuk kasus sedang :
1. Paralise brahialise tanpa sesak
2. Diagfraghma paralise tanpa sesak
Yang termasuk kasus berat :
1. Perdarahan otak dengan tanda-tanda : kesadaran menurun, bayi makin
lama makin pucat, ubun-ubun besar menonjol
2. Paralise dengan sesak nafas
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu
HIPOGLIKEMIA
PUSKESMAS
V - 31
Pengertian
Keadaan hasil pengukuran kadar Glukosa darah kurang dari 45 mg/dl
Tujuan
- Pasien dapat ditangani dengan baik
- Pasien tidak terlambat dirujuk
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter sebagai penanggung jawab rujukan tingkat puskesmas
- Bidan puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
puskesmas
- Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan
- Keluarga pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan
bayi
Input
1. Administrasi syarat rujukan
2. Ambulan puskesmas
3. Glukometer
4. Infus set mikro + IV cath no. 26 + Dextrose 10 %
5. Buku register pasien dan buku KIA
6. Spuit 10 cc
7. Needle 26
Proses
1. Jelaskan pada ibu / keluarga tentang keadaan bayi (Inform Consent)
2. Letakkan bayi pada tempat hangat dan kering
3. Jika dicurigai bayi hipoglikemia, seperti BBLR, Bayi Prematur, Bayi
Besar, Asfiksia, Hipotermia, Hipertemia, Ibu dengan Riwayat Diabetes
Melitus, dilakukan pemeriksaan kadar gula darah bayi.
4. Jika kadar gula darah bayi < 45 mg/dl, berikan Dextrose 10 % 2 cc/kg
BB secara IV bolus. Selanjutnya berikan infus Dexttrosa 10 % sesuai
kebutuhan. Lalu cek kadar gula darah 1 jam kemudian. Bila kadar gula
masih kurang dari 45 mg/dl bolus dextrosa 10 % 2 CC/KgBB. Cek gula
darah per 3 jam.
5. Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusui, berikan ASI
perah.
6. Jika kadar gula darah bayi tetap rendah setelah 3x pemeriksaan
dipersiapkan rujukan ke RS PONEK.
Output
- Pasien dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi
selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
MENCEGAH HIPOTERMI
DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM)
V - 32
Pengertian
Suhu tubuh kurang dari 36.50C pada pengukuran suhu melalui ketiak
Tujuan
- Memperbaiki keadaan umum, mencegah dan mengatasi hipotermi
- Memelihara sirkulasi tubuh
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan
- Bidan Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat
Puskesmas sampai dengan tempat rujukan denga n pelaksanaan
rujukan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
1. Administrasi syarat rujukan
2. Kendaraan rujukan/ ambulance desa
3. Alat-alat pemeriksaan fisik (termometer)
4. Selimut bayi dan topi bayi
5. Lampu sorot 60 watt
6. Buku KIA & Status Pasien
Proses
LANGKAH :
1. Pastikan bayi aman dan nyaman terlindungi dari kondisi konveksi,
radiasi, konduksi dan evaporasi
2. Rawat bayi diruangan yang hangat (tidak kurang dari 25 oC dan bebas
dari aliran angin
3. Bidan desa mempertahankan suhu tubuh bayi supaya tetap hangat
dengan :
7. Metoda Perawatan Metode Kangguru
8. Lampu penghangat (lampu sorot) 60 watt dengan jarak 60cm
4. Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering
5. Observasi ketat suhu bayi selama 1 jam sampai suhu normal
6. Bila dalam waktu dari 1 jam suhu tubuh masih dibawah 36, 5 oC
Rujuk ke Puskesmas PONED
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien sampai ditempat rujukan tepat waktu dan selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
MENCEGAH HIPOTERMI
PUSKESMAS
V - 33
Pengertian
Suhu tubuh kurang dari 36.50C pada pengukuran suhu melalui ketiak
Tujuan
- Memperbaiki keadaan umum, mencegah dan mengatasi hipotermi
- Memelihara sirkulasi tubuh
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat Puskesmas
dengan pelaksanaan pra rujukan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
- Bidan
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat Puskesmas
sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
1. Administrasi syarat rujukan
2. Ambulance
3. Termometer
4. Selimut bayi dan topi bayi
5. Lampu sorot 60 watt
6. Buku KIA & Status Pasien
7. Inkubator
Proses
LANGKAH :
1. Pastikan bayi aman dan nyaman terlindungi dari kondisi
konveksi,radiasi,konduksi dan evaporasi
2. Rawat bayi diruangan yang hangat (tidak kurang 25 oC dan bebas dari
aliran angin)
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi supaya tetap hangat dengan
Infant warmer / lampu penghangat bila tidak terdapat inkubator
4. Bayi diletakan di Inkubator dengan suhu 37.5oC , observasi selama 4
jam
5. Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering , pemberian ASI dibantu
oleh perawat atau bidan jaga
6. Observasi ketat suhu bayi setiap 30 menit (kenaikan diharapkan 0.5
C)
o
7. Bila dalam waktu lebih dari 4 jam suhu tubuh masih dibawah 36, 5oC
dan terlihat tanda-tanda sepsis Rujuk ke RS PONEK
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Pengertian
Sindroma klinik dari penyakit sistemik akibat infeksi selama 1 bulan
pertama kehidupan. yang di sebabkan oleh Bakteri, virus, jamur dan
protozoa dapat menyebabkan sepsis bagi bayi baru lahir
Tujuan
1. Melakukan stabilisasi sesuai dengan kompetensi
2. Merencanakan rujukan sesuai dengan peraturan yang berlaku
3. Melakukan rujukan dengan segera
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
-
Desa
PROSEDUR TETAP Bidan
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
sebagai penanggung jawab rujukan tingkat Desa dengan pelaksanaan
pra rujukan
Input
1. Administrasi syarat rujukan
2. Kendaraan rujukan
3. Stetoskop + Thermometer + Arloji/ stopwatch
4. Ambubag set bayi
5. Buku register pasien dan buku KIA
Proses
LANGKAH :
1. Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Kenali factor resiko pada ibu seperti :
a. Demam intra partum > 38 C
b. Ketuban Pecah dini > 18 jam
c. Infeksi saluran kemih
3. Kenali faktor resiko pada bayi:
a. Kelahiran kurang bulan
b. Asfiksia
c. Bayi yang minum susu formula
4. Kerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan dan
resusitasi
5. Lakukan langkah awal: Jaga kehangatan, Atur posisi, Isap lendir,
Keringkan dan Rangsang taktil, Atur posisi kembali/reposisi dan Nilai
kembali (JAIKAN)
6. Nilai:
a. Suhu tubuh 36,5 – 37,5 0 C
b. Pernafasan bayi (frekuensi antara 40 sampai 60 kali per menit)
c. Denyut jantung (frekuensi antara 100 sampai 160 kali per menit)
d. Tonus otot aktif
e. Warna kulit kemerahan
7. Jika pada penilaian didapatkan salah satu atau lebih tanda-tanda:
a. Bayi tidak bernafas atau megap-megap (frekuensi pernapasan <
40x/menit)
b. Denyut jantung frekuensi < 100 per menit)
c. Tonus otot tidak aktif
d. Warna kulit kebiruan (sianosis)
Lakukan resusitasi :
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
1.
Berikan
PROSEDUR TETAP VTP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
(ventilasi tekanan positif) bila bayi tidak bernafas atau megap-megap
dan atau denyut jantung <100 x/menit
2. Berikan VTP dan kompresi dada (3 kompresi tiap 1 napas) bila frekuensi
denyut jantung <60 x/menit
3. Bila tidak ada tanda-tanda perbaikan, rujuk bayi segera
4. Berikan vitamin K1 (Phytomenadion) dosis 1 mg IM di antero lateral
paha kiri (bila belum di berikan)
Pengertian
Sindroma klinik dari penyakit sistemik akibat infeksi selama 1 bulan
pertama kehidupan. Yang disebabkan oleh Bakteri, virus, jamur dan
protozoa dapat menyebabkan sepsis bagi bayi baru lahir
Tujuan
1. Melakukan stabilisasi sesuai dengan kompetensi
2. Merencanakan rujukan sesuai dengan peraturan yang berlaku
3. Melakukan komunikasi pra rujukan dengan menggunakan SIJARI
EMAS
4. Melakukan rujukan dengan segera
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat
Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan
- Bidan Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat
Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
ADMINISTRASI
1. Administrasi syarat rujukan
2. Kendaraan rujukan
3. Buku register pasien dan buku KIA
ALAT-ALAT
1. Infus set Mikrodrip + IV Catheter no 26
2. Oksigen dan kanula bayi
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
3.
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Stetoskop + Thermometer + Arloji/ stopwatch
4. Ambubag set bayi
OBAT-OBATAN:
1. Glukosa 10 %
2. Ampicilin / Septriakson
3. Gentamisin
4. Vit K
5. Salep Mata
6. HB Uniject
Proses
LANGKAH :
1. Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Kenali factor resiko pada ibu seperti :
a. Demam intra partum > 38 C
b. Ketuban Pecah dini > 18 jam
c. Infeksi saluran kemih
d. Kenali factor resiko pada bayi:
- Kelahiran kurang bulan
- Asfiksia
- Bayi yang minum susu formula
3. Kerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan
4. Jika pada penilaian didapatkan salah satu atau lebih tanda-tanda
asfiksia lakukan protap penatalaksanaan bayi asfiksia.
5. Berikan vitamin K1 (Phytomenadion) dosis 1 mg IM di antero lateral
paha kiri ( Bila belum diberikan )
6. Berikan salep/tetes mata antibiotik pada kedua mata ( Bila blm
diberikan )
7. Berikan imunisasi Hepatitis B 0,5 cc IM di antero lateral paha kanan
jika berat badan bayi > 2000 gram ( Bila belum diberikan )
8. Motivasi ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin
9. Lakukan pemantauan tanda bahaya:
a. Tidak mau minum atau memuntahkan kembali
b. Bergerak hanya jika dirangsang
c. Kejang
d. Napas cepat (>60 x per menit) atau napas lambat (<40 x per
menit)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
e. Tarika
PROSEDUR TETAP n
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
dinding dada ke dalam yg sangat kuat dan atau merintih
f. Teraba demam (suhu aksila >36,50C) atau teraba dingin (suhu
aksila <36,50C)
g. Nanah banyak di mata
h. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
10. Pada bayi yang masih bisa minum tetap dapat diberikan ASI .
Sedangkan pada bayi yang tidak bisa minum maka diberikan infus
Dextrose 10 % sebanyak 60 cc/kgBB per hari pada bayi dengan berat
> 2000 gram dan 80 cc/kgBB per hari pada bayi dengan berat < 2000
gram.
11. Berikan antibiotik lini pertama :
- Ampicillin 100 mg/kgBB/dosis IV, diberikan:
2 x sehari pada bayi yang berumur < 7 hari
3 x sehari pada bayi yang berumur > 7 hari
- Gentamisin 5 mg/kgBB/dosis IV dengan interval :
Berat badan < 1200 gram:
o Usia < 7 hari setiap 48 jam
o Usia 8-30 hari setiap 36 jam
o Usia > 30 hari setiap 24 jam
Berat badan > 1200 gram:
o Usia < 7 hari setiap 36 jam
o Usia > 7 hari setiap 24 jam
- Jika antibiotik lini pertama tidak tersedia berikan Ceftriakson 50
mg/kgBB/dosis IV setiap 24 jam
- Pantau keadaan umum, tanda vital, toleransi minum, BAB dan
BAK
- Lakukan pemeriksaan laboratorium (bila tersedia di puskesmas)
darah rutin (Hb, Leukosit, Hematokrit, Trombosit, hitung jenis, dan
gula darah).
- Bila hasil laboratorium normal maka antibotika dilanjutan sampai
3 hari, lakukan penilaian klinis, bila klinis baik antibiotika
dihentikan dan pasien dapat dipulangkan.
- Bila hasil laboratorium terdapat leukositosis (leukosit > 25.000/ul)
dan hitung jenis segmenter (Netrofil Segmen > 60%), antibiotika
dilanjutkan sampai 3 hari. Lakukan penilaian klinis dan
laboratorium ulang:
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP Bila
PELAYANAN PUSKESMAS
klinis
TAHUN 2015
dan
laboratorium normal maka antibiotika dihentikan dan pasien
dapat dipulangkan.
Bila klinis dan atau laboratorium abnormal, maka pasien
dirujuk segera ke Rumah Sakit diawali komunikasi dengan
menggunakan SIJARIEMAS, sesuai BASOKUDO
16. Jelaskan kepada keluarga tentang keadaan bayi
17. Catat semua kegiatan dalam buku register, buku KIA dan status bayi
18. Petugas perujuk mengikuti perkembangan bayi selama di Rumah
Sakit
Output
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
Pengertian
Kejang yang timbul pada masa neonatus 0 - 28 hari sesudah lahir
Tujuan
1. Menangani pasien secepat mungkin
2. Mencegah kematian neonates
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
1. Administrasi syarat rujukan
2. Kendaraan rujukan / ambulance
3. Stetoskop + Thermometer + Arloji/ stopwatch
4. Ambubag set bayi
5. Buku register pasien dan buku KIA
6. Selimut bayi
Proses
LANGKAH :
1. Jelaskan pada keluarga tentang keadan bayi
2. Bebaskan Jalan Nafas dengan posisi Semi extensi
3. Menjaga kehangatan bayi
4. Menyiapkan rujukan
5. Menghubungi dengan SIJARIEMAS atau telepon Puskesmas tempat
rujukan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
6.
Petugas
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
merujuk pasien ke Puskesmas PONED
7. Petugas mendampingi pasien ke puskesmas PONED
Output
- Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu
- Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar
- Bayi selamat
Pengertian
Kejang yang timbul pada masa neonatus 0 - 28 hari sesudah lahir
Tujuan
1. Menangani pasien secepat mungkin
2. Mencegah kematian neonatus
Kebijakan
- Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas
Kabupaten Serang dilaksanakan
- Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat
Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan
- Bidan / Perawat Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat
Puskesmas sampai dengan tempat rujukan denga n pelaksanaan
rujukan
- Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas
Input
1. Administrasi syarat rujukan
2. Kendaraan rujukan
3. Glukose 5% atau 10%
4. Infus set Mikrodrip + IV Catheter No.26
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
5. O2
6.
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
PROSES
Dilakukan Proses: DINFORMASIKAN
Uji Saring Diinformasikan ke Pasien
Uji Cocok Serasi Cari Donor
Ditunggu 1 – 2 Jam (Kecuali Pasien
CITO/gawat)
SELEKSI DONOR
Calon donor memenuhi syarat Donor Darah
DARAH SIAP Lulus seleksi Donor Darah
Diinformasikan Pengambilan Darah
Dikeluarkan
Diserahkan ke petugas/tenaga kesehatan
PROSES
Dilakukan Proses:
PENGIRIMAN Uji Saring
Dikirim ke RS/Puskesmas/Klinik Uji Cocok Serasi
Ditunggu 1 – 2 Jam (Kecuali Pasien
CITO/gawat)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015
DARAH SIAP
Diinformasikan
Dikeluarkan
Diserahkan ke petugas/tenaga kesehatan
PENGIRIMAN
Dikirim ke RS/Puskesmas/Klinik
PROSES TRANSFUSI KE
PASIEN
PENJELASAN:
c. Hasil Pemeriksaan
d.
Reaktif: Non Reaktif:
- Darah diamankan - Darah disimpan
- Tidak dapat dipakai - Dapat dipakai
- Dibuang dengan jalan dibakar - Dilakukan ke proses uji
- Pemeriksaan lanjutan ke UDD cocok serasi
Pusat Jakarta
Pembiayaan:
1. Harga 1 kantong darah ditetapkan sesuai dengan Keputusan dari PMI
Pusat yang besarannya ditetapkan oleh Keputusan Menteri
Kesehatan;
2. Pasien BPJS: Biaya penggantian per 1 kantong darah sudah
termasuk di dalam INACBGs;
3. Pasien Umum: Dibebankan kepada fasilitas yang mengajukan
permohonan darah
II. BAGAN ALUR PENGADAAN DARAH UNTUK RUMAH SAKIT DENGAN BANK
DARAH (BDRS)
BDRS
(BANK DARAH RUMAH SAKIT)
-
PROSES DINFORMASIKAN
Dilakukan Proses: Diinformasikan ke Pasien
Uji Saring Cari Donor
Uji Cocok Serasi
Ditunggu 1 – 2 Jam (Kecuali Pasien
CITO/gawat)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN PUSKESMAS
TAHUN 2015 SELEKSI DONOR
Calon donor memenuhi syarat Donor Darah
Lulus seleksi Donor Darah
Pengambilan Darah
DARAH SIAP
Diinformasikan
Dikeluarkan
Diserahkan ke petugas/tenaga kesehatan PROSES
Dilakukan Proses:
Uji Saring
Uji Cocok Serasi
PENGIRIMAN Ditunggu 1 – 2 Jam (Kecuali Pasien
Dikirim ke RS/Puskesmas/Klinik CITO/gawat)
DARAH SIAP
Diinformasikan
Dikeluarkan
Diserahkan ke petugas/tenaga kesehatan
PENGIRIMAN
Dikirim ke RS/Puskesmas/Klinik
PROSES TRANSFUSI KE
PASIEN