Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN OUT STUDY SEJARAH MUSEUM

SANGIRAN

“HOMO ERECTUS”

Nama ; Dian Apriliana Kuemba

No Urut ; 05

Kelas : X Farmasi 2

SMK BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah membrikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HOMO EREKTUS ARKAIK”ini tepat
pada waktunya.

Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak FX Onny Suprantiyo,S.S selaku guru mapel
Sejarah Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi saya.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya
sehingga saya dapat menyeledsaikan makalah ini dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sejarah
Indonesia.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “H0M0
EREKTUS ARKAIK”bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari,makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
LEMBAR PENGESAHAN

Yang menulis laporan Out Study Sejarah tahun 2019/2020:


Nama : Dian Apriliana Kuemba
No.Urut : 05
Kelas/Prodi : X Farmasi 2
Bahwa saya telah mengikuti Out Study Sejarah ke Museum Purba Sangiran
Sragen, hari Sabtu 2 Novenber 2019. Laporan ini ditulis sebagai syarat mengikuti
penilaian Akhir Semester I. Tahun pelajaran 2019/2020

Purworejo, 15 November 2019

Disahkan oleh,
Kepala Sekolah                                                             Guru Sejarah Indonesia

Rahman Sudrajat, FX Onny Suprantiyo,S.S


DAFTAR ISI

BAB I :
 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MAKALAH
B. TUJUAN KUNJUNGAN SEJARAH
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
D. PESERTA PELAKSANAAN KUNJUNGAN SEJARAH
E. BIAYA YANG DIGUNAKAN
F. MANFAAT

BAB II :
A. ISI LAPORAN KUNJUNGAN SEJARAH MUSEUM SANGIRAN
B. KESIMPULAN

BAB III :
 PENUTUP
A. PESAN DAN SARAN
B. LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Museum manusia purba adalah salah satu tempat wisata di Jawa Tengah yang
wajib dikunjungi karena museum sangiran merupakan museum yang memberikan
informasi tentang manusia purba dan peradabannya, terlengkap di Indonesia.
Museum Manusia Purba Sangiran sampai saat ini merupakan museum dengan
koleksi fosil dan artefak terlengkap di Indonesia dengan jumlah koleksi mencapai
puluhan ribu. Sangiran merupakan situs terpenting untuk berbagai ilmu
pengetahuan terutama untuk penelitian dan juga pariwisata. Keberadaan situs
sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah
karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia purba hasil-hasil budaya, fosil
fauna beserta gambaran stratigrafinya.
Beberapa fosil manusia purba disimpan di museum geologi, Bandung dan
laboratorium Paleoantropologi, Yogjakarta. Dilihat dari hasil temuannya, situs
sangiran merupakan situs pra sejarah yang memiliki peran yang sangat penting
dalam memahami proses edukasi dan merupakan purbakala yang paling lengkap di
Asia bahkan di dunia. Penemuan-penemuan fosil di dunia banyak disumbang oleh
Indonesia. Penemuan–penemuan fosil sangat berguna bagi perkembangan ilmu
sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu.
Hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi
sekarang ini.
Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia
mempunyai banyak sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Dengan
begitu ilmu sejarah akan terus berkembang sejalan dengan fosil- fosil yang
ditemukan. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan fosil terbaru yang
ditemukan seperti Homo Moernman. Dijelaskan pula tempat penemuan dan bentuk
penemuannya agar isi laporan ini dapat dipercaya kebenarannya.
B. TUJUAN KUNJUNGAN
Mengetahui sejarah masa purba

C.Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Kunjungan sejarah ini dilakukan pada tanggal 02 November 2019.Bertempat pada
Museum Sangiran yang terletak di sebelah utara Kota Solo yg brjarak 15 km
tepatnya berada di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.
Museum ini berdekatan dengan area situs fosil purbakala Sangiran yang
merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs Sangiran memiliki luas
mencapai 56 km² meliputi tiga kecamatan di Sragen
(Gemolong, Kalijambe,dan Plupuh) serta Kecamatan Gondangrejo yang masuk
wilayah Kabupaten Karanganyar. Situs Sangiran berada di dalam kawasan Kubah
Sangiran yang merupakan bagian dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (17 km
dari kota Solo).
D.Peserta Pelaksanaan Kegiatan Out Study Sejarah
Peserta pelaksanaan kunjungan sejarah ini adalah:
1. X Farmasi I : 21 Anak
2. X Farmasi II : 21 Anak
3. X Keperawatan I: 27 Anak
4. X Keperawatan II:22 Anak
Bus A terdiri dari X Farmasi I dan X Keperawan II, Bus B terdiri dari X Farmasi II
dan X Keperawatan I

E. Pembiayaan
Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 250.000,00 termasuk tiket masuk
Museum Sangiran, Haritage yang berada di Solo, biaya bus dan makan 2x,yaitu
siang hari jam 12.00 dan malam hari sekitar jam 20.00 di Restoran Grafika yang
terletak di Yogyakarta dan snack 1x & minuman Aqua satu botol tiap anak.
BAB II

A. ISI LAPORAN KUNJUNGAN SEJARAH MUSEUM SANGIRAN

“HOMO ERECTUS”

Homo erectus (bahasa Latin, berarti "manusia yang berdiri tegak")


adalah jenis manusia yang telah punah dari genus Homo. Pakar anatomi
asal Belanda, Eugene Dubois, pada tahun 1890-an menggambarkannya
sebagai Pithecanthropus erectus atau "Manusia Jawa" berdasarkan fosil tempurung
kepala dan tulang paha yang ditemukan timnya di Trinil, Ngawi, Jawa Timur.
Sepanjang abad ke-20, antropolog berdebat tentang peranan homo erectus dalam
rantai evolusi manusia. Pada awal abad tersebut, setelah ditemukannya fosil di
Jawa dan Zhoukoudian, Tiongkok, para ilmuwan mempercayai bahwa manusia
modern berevolusi di Asia. Hal ini bertentangan dengan teori Charles Darwin yang
mengatakan bahwa manusia modern berasal dari Afrika. Namun demikian, pada
tahun 1950-an dan 1970-an, beberapa fosil yang ditemukan di Kenya, Afrika
Timur, ternyata menunjukkan bahwa hominin (Hominidae yang berjalan dengan
kaki, atau manusia minus kera besar lainnya) memang berasal dari benua Afrika.
Sampai saat ini para ilmuwan mempercayai bahwa homo erectus adalah keturunan
dari makhluk mirip manusia era awal seperti Australopithecus dan keturunan
spesies Homo awal seperti Homo habilis.
homo erectus dipercaya berasal dari Afrika dan bermigrasi selama
masa Pleistocene awal sekitar 2,0 juta tahun yang lalu, dan terus menyebar ke
seluruh Dunia Lama hingga mencapai Asia Tenggara.
Tulang-tulang yang diperkirakan berumur 1,8 dan 1,0 juta tahun telah ditemukan di
Afrika (Danau Turkana dan Lembah Olduvai), Eropa (Georgia), Indonesia (hanya
Jawa dan, mungkin, Flores), dan Tiongkok (Shaanxi). homo erectus menjadi
hominin terpenting mengingat bahwa spesies inilah yang pertama kali
meninggalkan benua Afrika.
Penemuan di Jawa bertapak :
1. Sangiran (perbatasan Karanganyar dan Sragen),
2. Trinil (Ngawi),
3. Sambungmacan (Sragen)
4., Ngandong, Kradenan, Blora; semuanya di tepi Bengawan Solo.
5. Sisa tempurung kepala homo erectus ditemukan di Situs Patiayam, Kabupaten
Kudus pada tahun 1978 oleh tim Sartono[2]. Penemuan atap tempurung kepala pada
tahun 2011 di Semedo, Kabupaten Tegal, juga ditafsirkan sebagai bagian homo
erectus[3].
Homo Erectus adalah manusia purba yang hidup di zaman batu/paleolitikum.
Zaman ini berlangsung 600.000 tahun yang lalu yang ditandai dengan peninggalan
alat alat yang masih sederhana.
Homo Erectus memiliki bentuk fisik yang mirip manusia modern, dalam
kehidupan pada jaman dahulunya mereka dapat membuat peralatan sederhana dan
kemungkinan bahwa mereka merupakan manusia purba pertama digolongannya
yang dapat memasak.

ADAPUN CIRI - CIRI MANUSIA PURBA HOMO ERECTUS YAITU:

1. Bentuk kaki homo erectus panjang yang sangat dominan digunakan untuk
berjalan
2. Bentuk dahi homo erectus mendatar
3. Bentuk pada bagian tulang kening homo erectus menonjol
4. Menjorok ke depan dibagian mulut
5. Dilihat dari bentuk tengkorak homo erectus berbentuk pendek dan panjang
6. Memiliki tinggi badan berukuran antara 130 cm sampai 210 cm
7. Mempunyai otak yang lebih maju daripada meganthropus dan
pithecanthropus
8. Memiliki rahang gigi dan tulang yang kuat
9. Ciri - ciri bentuk manusia purba ini seperti ras mongoloid dan
austramelanosoid
10.Memiliki berat badan diantara 88 kg sampai 150 kg
11.Bagian lengan yang pendek dan kemampuan memanjat yang memudar
12.Bentuk persegi dibagian orbit mata
13.Tulang pipi menonjol dan lebar
14.Memiliki bahasa komunikasi antar individu
15.Memiliki kapasitas cranical H. erectus yang mencapai 1000cc
JENIS JENIS HOMO EERECTUS

Selama 1,5 juta tahun telah terjadi 3 tingkatan evolusi Homo erectus di Jawa,
Sangiran telah memberikan bukti tentang 2 tahap evolusi yang paling tua
yaitu Homo erectus arkaik (1,5-1 juta tahun yang lalu) dan Homo erectus tipik
(0,9-0,3 juta tahun yang lalu). Satu tingkatan lagi yang lebih muda yaitu Homo
erectus progresif (0,2-0,1 juta tahun yang lalu) ditemukan di luar Sangiran yaitu di
Ngandong (Blora), Sambungmacan (Sragen), dan Selopuro (Ngawi).

ALAT YANG DIGUNAKAN


Homo erectus memilih bahan terbaik untuk membuat perkakasnya. Batuan keras
yang berkadar silika tinggi seperti kalsedon, bila dipangkas akan menghasilkan
bagian tipis yang sangat tajam.
Ketajaman merupakan prinsip efisiensi, untuk digunakan menguliti, memotong,
dan menyayat daging hewan buruan. Selain dari batuan keras, Homo
erectus kemungkinan juga menciptakan alat baru dengan bahan kayu dan tulang.
Konsep efisiensi ini merupakan sebuah ide cemerlang yang diciptakan Homo
erectus lebih dari satu juta tahun yang lalu. Artefak batu Sangiran menjabarkan
gambaran besar betapa Homo erectus mampu mewariskan gagasannya mengenai
bahan dan cara membuat alat. Dari generasi awal berlanjut dan bahkan
berkembang alat yang mereka ciptakan. Dari generasi ke generasi berkembang
pula alat yang mereka ciptakan. Perkembangan ini melalui waktu yang sangat
lama, suatu perkembangan budaya dan juga pemikiran Homo erectus

CARA BERTAHAN HIDUP


Manusia purba jenis homo erektus hidup semasa jaman batu ( paleolitikum ), pada
zaman itu sudah ada perkakas manusia purba dari batu yang permukaannya masih
kasar. pola hidup mereka :
- mengelompok
- hidup nomaden ( berpindah pindah tempat untuk tinggal)
- berburu untuk mencari bahan makanan
- foodgatering ( mengumpulkan makanan ) 

B. KESIMPULAN
Museum merupakan suatu tempat sejarah sebagai wadah kegiatan
pendidikan sekaligus hiburan. Dengan demikian museum diharapkan mampu
menyajikan pengetahuan dan keterampilan dalam suasana yang menyenangkan.
Peran museum sebagai mitra pendidik dapat merujuk pada Empat Tiang
Pendidikan Abad ke-21 yang merupakan hasil rumusan Komisi Internasional
untuk tahu (learn to know), belajar untuk melakukan (learn to do), belajar untuk
menjadi (learn to be) dan belajar untuk hidup bersama (learn to live together).
Untuk menjadikan museum sebagai mitra pendidik dengan keempat pilar
tersebut memang bukan hal yang mudah. Namun, paling tidak museum-
museum di Indonesia hendaknya mulai sadar bahwa mereka mempunyai
potensi yang cukup besar untuk diarahkan menjadi wahana pembelajaran yang
mendukung empat pilar pendidikan tersebut. Dengan demikian, dunia
permuseum di Indonesia akan mampu memberikan sumbangan bagi
pembangunan bangsa dan Negara di era global saat ini. Sebagai lembaga
pelestarian benda-benda budaya, koleksi museum dapat dijadikan sebagai
sumber pendidikan. Salah satunya adalah sumber pendidikan hubungan
antarbangsa khususnya kita dapat mengetahui hubungan antarbangsa pada masa
lampau melalui koleksi-koleksi museum. Koleksi museum dapat diketahui
bagaimana hubungan antarbangsa pada masa lampau berlangsung.Salah satu
media pembelajarannya dapat diperoleh dengan mengamati dan menelaah
koleksi museum.Ketika kita mendebatkan tentang asal mula manusia, maka
yang terpikir pertama kali adalah teori evolusi Charles Darwin yang
menjelaskan bahwa manusia pertama adalah kera, sedangkan yang tercantum
pada kitab-kitab suci agama samawi dijelaskan bahwa manusia pertama adalah
Adam. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus m hli merupakan asal-
usul manusia dari kera yang berevolusi menjadi manusia. Teori ini dapat
dipercaya atau bisa juga disangkal.
BAB III

PENUTUP

PESAN DAN SARAN

Dapat mengetahui dan mempelajari kehidupan manusia pada masa lampau


adalah hal yang sangat menarik bagi kami. Kami dapat belajar dan mengetahui hal-
hal baru yang tadinya kami tidak tau.
Saran yang kami sampaikan :
1.     Sebaiknya sarana dan prasarana situs Museum Sangiran lebih dikembangkan
agar daya tarik pengunjung terhadap museum ini semakin meningkat.
2.    Kunjungan wisata sejarah seperti ini harus terus dilakukan agar kita dapat
mengetahui dan tidak melupakan sejarah.
3.    Diharapkan bagi para pembaca agar dapat memahami maksud dari laporan ini dan
menambah wawasan mengenai kehidupan pasa masa lampau.
LAMPIRAN

1. MUSEUM SANGIRAN

Museum Sangiran adalah museum arkeologi yang terletak


di Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini berdekatan
dengan area situs fosil purbakala Sangiran yang merupakan salah satu Situs
Warisan Dunia UNESCO. Situs Sangiran memiliki luas mencapai 56 km² meliputi
tiga kecamatan di Sragen (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh) serta Kecamatan
Gondangrejo yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar. Situs Sangiran berada
di dalam kawasan Kubah Sangiran yang merupakan bagian dari depresi Solo, di
kaki Gunung Lawu (17 km dari kota Solo).
Disana kita dapat melihat situs peninggalan sejarah yang terdapat di museum
tersebut. Situs peninggalan dimuseum sangiran ada beberapa macam seperti:
 Fosil manusia purba
 Fosil binatang bertulang belakang
 Fosil binatang air
 Batu batuan
 Alat alat yang terbuat dari batu, dll
2. HARITAGE PALACE

Setelah dari Museum Sangiran, Siswa SMK BHAKTI PUTRA BANGSA


PURWOREJO langsung melanjutkan perjalanan ke Haritage yang berada di
Solo.Perjalanan berlangsung kurang lebih 90 menit dari Museum Sangiran.Setelah
sampai di Haritage sisa siswi langsung diperbolehkan masuk.Disana banyak spot
foto yang dapat digunakan.Di Haritage Solo juga terdapat lokasi permainan
indoordan tempat makan yang berada tidak jauh dari pintu masuk

3.RESTO GRAFIKA

Setelah dari Haritage Solo, rombongan SMK BHAKTI PUTRA BANGSA


PURWOREJO melanjutkan perjalanan ke Resto Grafika yg berada di
Yogyakarta.Dari Haritage sampai ke Resto Grafika membutuhkan waktu sekitar
kurang lebih 2 jam.Rombongan SMK BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO
sampai di Resto Grafika sekitar jam 21.00.Disana dapat mengambil makanan
sendiri sesuai selera yang kita mau.

Anda mungkin juga menyukai