Anda di halaman 1dari 3

Tanggal Mulai : 2 Maret 2021

Pembimbing: dr. Marina


Judul Laporan : Prolanis CHF ec HHD

Latar belakang :
Congestive Heart Failure (CHF) atau yang biasa dikenal dengan gagal jantung merupakan salah satu penyakit
kardiovaskuler yang insidennya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Banyak hal yang dapat mendukung
fenomena ini diantaranya gaya hidup dan juga faktor genetik.

Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah ke seluruh tubuh. Gagal jantung kongestif ini akan meningkat bila disertai dengan penyakit-penyakit lain
seperti hipertensi. Hipertensi dapat meningkatkan beban pada fungsi dan kerja jantung serta arteri. Oleh sebab itu,
penatalaksanaan yang tepat terhadap faktor risiko terhadap gagal jantung ini harus mendapat perhatian lebih.
Beberapa penelitian mendapatkan data bahwa manajemen hipertensi yang baik mampu menurunkan risiko gagal
jantung (>50%)

Risiko kematian akibat gagal jantung berkisar 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat
menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling sering
memerlukan perawatan ulang dirumah sakit meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal.

Permasalahan:
Kasus:
Nama: Mohandes
Umur: 58 tahun

Keluhan: Pasien mengeluhkan nyeri dada hilang timbul sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga datang untuk
kontrol prolanis CHF ec HHD. Mual (-), muntah (-), demam (-), batuk (-), pilek (-), sesak napas (-).

RPD: HT (+) minum amlodipin 10 mg, bisoprolol 2,5 mg dan clopidogrel 75 mg. DM (-), jantung (-)

Pemeriksaaan fisik
KU: Baik
T: 36,5
TD: 140/80 mmHg
HR: 104 x/ mnt
RR: 20 x/ mnt
BB: 62 kg
TB: 165 cm

Kepala : KA (-/-) Skleraikterik (-/-)


Telinga : liang telinga lapang, membran timpani intak
Leher : perbesaran KGB tidak teraba
Thorax
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada statis dan dinamis simetris
Palpasi : Rambatan fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikular pada kedua lapang paru, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba pada linea mid clavicularis sinistra ICS VI
Perkusi : batas atas kiri ICS II LPS sinistra, batas atas kanan ICS II LPS dekstra, batas
bawah kiri ICS VI LMC sinistra, batas bawah kanan ICS IV LPS dextra
Auskultasi : BJ I/II regular, murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, lesi (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : Tanda cairan bebas (-) timpani
Palpasi : Perbesaran hepar (-) NT (-)
Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 s, turgor baik

A: CHF ec HHD

3. Intervensi
Intervensi yang diberikan yaitu secara farmakologis dan non farmakologis

4. Pelaksanaan
Tatalaksana non farmakologis:
- Edukasi untuk tetap mengonsumsi obat secara teratur
- Edukasi diet rendah garam

Tatalaksana farmakologis:
- Amlodipin 10 mg 1x1
- Bisoprolol 2,5 mg 1x1
- Clopidogrel 75 mg 1x1

5. Monitoring& Evaluasi
Setelah mendapatkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter dapat memantau
kondisi pasien dan efek samping obat yang diberikan pada pasien. Serta menganjurkan untuk kontrol
begitu obat habis

Anda mungkin juga menyukai