Anda di halaman 1dari 37

Wonderful Family

Merawat Cinta dalam Rumah Tangga

Cahyadi Takariawan
Wonderful Family,
Merawat Cinta
dalam Rumah
Tangga

• Fondasi Wonderful Family


• Relasi Suami – Istri dalam Wonderful
Family
• Mendampingi Buah Hati
Kuatkan Fondasi Wonderful Family
Kuatkan Fondasi
Wonderful Family
• Bagi insan beriman, fondasi pernikahan dan
berumah tangga adalah keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah,
. { ْ‫ّللا َورض َوانْ َخيرْ أَمْ َمن‬ َْ ْ‫علَىْ تَق َوىْ م‬
َّْ ‫ن‬ َ ُ‫س ُبن َيانَه‬َْ ‫س‬ َّ َ ‫أَفَ َمنْ أ‬
َْ ‫علَىْ شَفَا ُج ُرفْ هَارْ فَان َه‬
‫ار بهْ في نَارْ َج َهنَّ َْم‬ َْ َّ‫} أَس‬
َ ُ‫س بُن َيانَه‬

"Maka apakah orang-orang yang mendirikan


bangunannya di atas dasar takwa kepada Allah
dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah
orang-orang yang mendirikan bangunannya di
tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu
jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka
Jahannam" (QS. At-Taubah : 109)
Fondasi Takwa

Ketika menafsirkan QS. At Taubah ayat 109 tersebut,


Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar dalam kitab
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir menjelaskan:
"Barangsiapa yang menginginkan tingginya bangunan
yang ia dirikan, maka hendaklah memperkuat fondasi
dan struktur bangunannya. Karena inti dari kekuatan
suatu bangunan ada pada fondasi dan baiknya
perancangan struktur, sebagaimana halnya seseorang
yang memiliki cita-cita yang tinggi harus memperbaiki
asas untuk menggapai keinginannya”.
“Sedangkan orang jahil yang mendirikan bangunan
tanpa fondasi, niscaya bangunan itu tidak akan tinggal
lama dan akan segera runtuh".
Takwa Sebagai Bekal
Terbaik
• Allah Ta’ala berfirman,
‫ْالزادْالتَّقْ َوى‬
َّ ‫• َوتَزَ َّودُواْفَإ َّنْخَ ي َر‬
• “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)
• Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-
Sa’di berkata, “Bekal yang sebenarnya yang
tetap mesti ada di dunia dan di akhirat adalah
bekal takwa, ini adalah bekal yang mesti
dibawa untuk negeri akhirat yang kekal abadi.”
(Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hlm. 92)
• Banyak sekali hal yang belum sempat kita
pelajari dalam kehidupan, padahal kita harus
menghadapinya
• Takwa membuat kita mampu menjalani dengan
baik, karena diajari caranya oleh Allah
َُّْ ‫ْۖويُ َعل ُم ُك ُم‬
• ‫ّْللا‬ َ َّ ‫َوات َّ ُق‬
َ ْ‫واّْللا‬
• Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu (QS. Al-Baqarah : 282)

Takwa Memberikan
Jalan Keluar
Lelaki Bertakwa
• Seorang lelaki datang menemui Hasan Al-
Bashri, meminta nasihat, “Anak
perempuanku dipinang oleh beberapa
orang lelaki, dengan siapakah yang
sebaiknya aku mengawinkannya?”
• Al- Hasan menjawab: “Kawinkanlah dia
dengan lelaki yang bertakwa kepada
Allah, sebab kalau ia mencintai isterinya
ia pasti menghormatinya, tetapi kalau
tidak menyukainya ia pasti tidak akan
berlaku zalim terhadapnya.” (‘Uyunul
Akhbar IX/17, Ibnu Qutaibah).
Relasi Suami – Istri dalam Wonderful Family
Suami Salih
• Nabi saw bersabda,
• ‫خَ ي ُركُمْ خَ ي ُركُمْ ِلَهلهْ َوأَنَا خَ ي ُركُمْ ِلَهلي‬
• “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik
bagi istrinya dan aku adalah orang yang
terbaik di antara kalian terhadap istriku”

HR At-Tirmidzi no 3895 dari hadits Aisyah


dan Ibnu Majah no 1977 dari hadits Ibnu
Abbas dan dishahihakan oleh Syaikh Al-
Albani dalam Ash-Shahihah no 285.
Menjaga Akhlak
• Nabi saw bersabda,
• ‫سائهمْ ُخلُقًا‬
َْ ‫اركُمْ لن‬ َ ‫ن إي َمانًا أَح‬
ُ َ‫سنُ ُهمْ ُخْلُقًا َوخي‬
ُ َ‫اركُمْ خي‬ ُْ ‫أَك َم‬
َْ ‫ل ال ُمؤمني‬
• “Orang yang imannya paling sempurna diantara
kaum mukminin adalah orang yang paling bagus
akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik
kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap
istri-istrinya”.

HR At-Tirmidzi no 1162 dari hadits Abu Hurairah


dan Ibnu Majah no 1987 dari hadits Abdullah bin
‘Amr, dan disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam
Ash-Shahihah no 284.
Berlaku Baik Kepada
Istri
• Asy-Syaukani dalam kitab Nailul Authar
menyatakan, “Banyak orang yang terjatuh dalam
kesalahan ini, engkau melihat seorang pria jika
bertemu dengan istrinya maka ia adalah orang
yang terburuk akhlaknya, paling pelit, dan yang
paling sedikit kebaikannya. Namun jika ia
bertemu dengan orang lain (selain istrinya) maka
ia akan bersikap lemah lembut, berakhlak mulia,
hilang rasa pelitnya, dan banyak kebaikan yang
dilakukannya. Tidak diragukan lagi barangsiapa
yang demikian kondisinya maka ia telah
terhalang dari taufiq (petunjuk) Allah dan telah
menyimpang dari jalan yang lurus. Kita
memohon keselamatan kepada Allah.”
Lelaki Terbaik

• Asy-Syaukani dalam kitab Nailul Authar


menyatakan, “Orang yang tingkat
kebaikannya tertinggi dan yang paling
berhak untuk disifati dengan kebaikan
adalah orang yang terbaik bagi istrinya.
Karena istri adalah orang yang berhak
untuk mendapatkan perlakuan mulia,
akhlak yang baik, perbuatan baik,
pemberian manfaat dan penolakan
kemudharatan”.
Istri Salihah
• Dari Abu Hurairah Ra, dia berkata:
• ْ‫الْالَّتي‬ َ َ‫يْالن َساءْخَ يرْق‬ُّ َ ‫سلَّ َمْأ‬
َْ ‫ْو‬ َّ َّ‫صل‬
َ ‫ىّْللاُْ َعلَيه‬ َ ْ‫ّْللا‬
َّ ‫يلْل َرسُول‬ َ ‫ق‬
َ ‫ْو ََلْْت ُخَ الفُه ُْفيْنَفس َه‬
ْ‫اْو َمال َها ب َما‬ َ ‫ْوتُطيعُه ُْإذَاْأ َ َم َر‬ َ َ‫س ُّرهُْإذَاْن‬
َ ‫ظ َر‬ ُ َ‫ت‬
ُ ‫يَك َرْه‬
• Pernah ditanyakan kepada Rasulullah Saw,
“Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab
beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika
dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah,
dan tidak menyelisihi suami pada diri dan
hartanya sehingga membuat suami benci”.

HR. An-Nasa’i no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani


mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.
Syantiq Lahir Batin
• Imam As-Sindi menjelaskan makna hadits
di atas, yaitu wanita yang berpenampilan
menawan secara lahir dan berakhlak baik
secara batin.
• Ibnu Qudamah menyatakan dalam Al
Mughni, “Disebut kecantikan di sini
karena cantik itulah yang lebih
menentramkan jiwa dan lebih
menundukkan pandangan suami (tidak
melirik pada wanita lain), itu pun akan
menyempurnakan rasa cinta suami istri.
Oleh karena itu dituntut adanya nazhar
(melihat calon) sebelum nikah.”
Memuliakan Suami

• Al-Hushain bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya


pernah datang ke tempat Nabi Saw karena satu
keperluan. Selesai dari keperluan tersebut, Rasulullah Saw
bertanya kepadanya:
ُ َ‫• أَذ‬
‫اتْزَ وجْأَنت؟‬
“Apakah engkau sudah bersuami?” •
.ْ‫ نَ َعم‬:ْ‫• قَالَت‬
Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” •
‫فْأَنتْلَهُ؟‬
َ ‫ َكي‬:ْ‫• قَا َل‬
“Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?” •
ُ ‫ َماْآلُوهُْإَلَّْ َماْ َع َجز‬:ْ‫• قَالَت‬
.ُ‫تْ َعنه‬
“Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam •
perkara yang aku tidak mampu.”
SURGA DAN
NERAKAMU
ِْ‫َار‬
ُ ‫ْون‬ َ ‫ْفَْإنَّ َماْهُ َو‬،ُ ‫ْأينْأَنتْمنه‬
َْ ُِ‫ْجنَّت‬ َ ‫ فَانظُري‬:‫ال‬
َْ َ‫• ق‬
• Rasulullah Saw bersabda, “Lihatlah di
mana keberadaanmu dalam
pergaulanmu dengan suamimu, karena
suamimu adalah surga dan nerakamu.”

HR. Ahmad, 4:341 dan selainnya. Hadits


ini dinyatakan sahih oleh Syaikh Al-Albani
dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no.
1933
Menjadi Sahabat
Setia bagi Pasangan

Wonderful Husband + Wonderful Wife = Wonderful Couple


Sahabat Itu…
• Sahabat itu : curhat, ngobrol, asyik, kompak
• Sahabat itu seseorang yang kita rela
menceritakan semua masalah hanya
kepadanya
• Sahabat itu seseorang yang kita betah
berlama-lama mendengarkan cerita yang
sama darinya
• Sahabat itu seseorang yang kita betah
menghabiskan waktu dengannya
• Sahabat adalah seseorang yang ADA ketika
kita memerlukannya
Mendampingi Buah Hati
Ambil Tanggung Jawab
Allah memerintahkan orang beriman agar menjaga diri dan keluarga dari api
neraka:
• Semua anak lahir dalam keadaan fitrah yang baik,
orangtuanya yang membuat anak-anak keluar dari fitrah
kebaikan itu. Jangan lempar tanggung jawab.
Kewajiban Orangtua

• “Setiap manusia dilahirkan di atas fitrah.


Kedua orangtuanya yang menjadikannya
Yahudi, Nasrani, atau Majusi,” Hadits
Riwayat Muslim.
• Nabi Saw menyatakan “kedua
orangtuanya”, bukan gurunya,
sekolahnya, temannya, dll
Sinergi Ayah dan Ibu

• Kehadiran ayah dan ibu dalam


pengasuhan anak sangat penting nilainya
bagi perkembangan jiwa anak
• Suami istri harus kompak dalam visi,
kompak dalam pola asuh, kompak dalam
komunikasi, kompak dalam sikap dan
kompak dalam aturan
Doa Orangtua
• Doa orang tua pada anaknya adalah doa yang
mustajab. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َّْ ‫َِ فيه‬


َ ‫ن َدع َوْة ُ ال َوالدْ َو َدع َوْة ُ ال ُْم‬
• ‫ساف ْر‬ ُْ َ‫ثَال‬
َّْ ‫ث َدعَ َواتْ ُمست َ َجابَاتْ َلَْ ش‬
ْ‫َو َدع َوْة ُ ال َمظلُوم‬

• “Ada tiga doa yang mustajab yang tidak


diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang
bepergian (safar) dan doa orang yang terzalimi.”
(HR. Abu Daud no. 1536, Ibnu Majah no. 3862 dan
Tirmidzi no. 1905. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Doa Nabi Ibrahim As

• Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam:

• ْ‫ين‬
َ ‫صالح‬
َّ ‫ن ال‬
َْ ‫ب لي م‬
ْ ‫َربْ َه‬

• Rabbi habli minash shalihin. Ya Rabbku,


anugrahkanlah kepadaku (seorang anak)
yang termasuk orang-orang yang saleh”.
(QS. Ash Shaffat: 100).
Doa Nabi Zakariya
As
• Doa Nabi Zakariya ‘alaihis salaam:

• ْ‫عاء‬ َْ َّ‫طيْبَ ْةً إن‬


َْ ‫ِ َسمي ُْع ال ُّد‬ َ ً‫ِ ذُريَّ ْة‬
َْ ‫َربْ َهبْ لي منْ لَدُن‬

• Rabbi habli min ladunka dzurriyyatan


thayyibatan, innaka sami’ud du’a’. Ya
Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau
seorang anak yang baik. Sesungguhnya
Engkau Maha Mengdengar doa. (QS. Ali
Imran: 38).
Doa Ibadurrahman
• Doa ‘Ibadurrahman:

ْ ‫َربَّنَا َهبْ لَنَا منْ أَز َواجنَا َوذُريَّاتنَا قُ َّرْة َ أَع ُي‬
َْ ‫ن َواج َعلنَا لل ُْمتَّقي‬
• ‫ن إ َما ًما‬

• Rabbanaa hablana min azwajina wa


dzurriyatina qurrata a’yun waj’alna lil muttaqina
imama”. Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada
kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah
kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
(QS. Al-Furqan: 74)
Nabi saw Penyayang
Anak
• Anas bin Malik ra menceritakan,
• َّ ْ‫ َما َرأَيتُْ أَ َحدًا َكانَْ أَر َح َْم بالعيَالْ منْ َرسُول‬-‫ صلى هللا عليه وسلم‬- – ْ‫ال‬
‫ّللا‬ َ َ‫– ق‬
ُ َ
ُْ ‫ن َمعَ ْه ُ فيَْدخ‬
‫ل‬ ُ َ َ َ َ
ْ ‫َكانَْ إب َراهيمُْ ُمسترضعًا ل ْه ُ فى َع َوالى ال َمدينَةْ فكانَْ يَنطلقْ َونَح‬
ُ َ
‫ن َو َكانَْ ظئ ُرْه ُ قَينًا فََْيْأ ُخذ ُْه ُ فَيُقَبل ُ ْه ُ ث َُّْم َيرج ُْع‬ ُْ َ‫ت َوإنَّ ْه ُ لَيُدَّخ‬
َْ ‫ ال َبي‬. ‫ى‬ َْ ‫ال َعمرو فَلَ َّما ت ُ ُْوف‬َْ َ‫ق‬
‫ّللا‬َّ ‫ل‬ُْ ‫ال َرسُو‬ َْ َ‫ إب َراهي ُْم ق‬-‫ صلى هللا عليه وسلم‬- : ‫ات فى‬ َْ ‫يم ابنى َوإنَّْ ْه ُ َم‬ َّْ ‫إ‬
َْ ‫ن إب َراه‬
ْ‫ضا َع ْه ُ فْى ال َجنَّة‬ َ ‫ن لَ ْه ُ لَظئ َرينْ ت ُ َكمالَنْ َر‬ َّْ ‫الثَّدىْ َوإ‬
• “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih penyayang
kepada anak-anak melebihi Rasulullah saw. Dahulu Ibrahim
disusukan di suatu daerah yang bernama ‘Iwal Madinah
(daerah perbukitan yang letaknya lebih kurang 10 km dari
masjid Nabawi, pen.). Suatu hari beliau saw pergi
menjenguknya dan kami pun bersama beliau. Lalu beliau
masuk ke rumah tersebut dan pada saat itu benar-benar
banyak asap sebab suami ibu susu ini adalah seorang
pandai besi. Beliau saw mengambil Ibrahim, menciumnya,
dan kemudian pulang”.
Mengajarkan Kasih
Sayang
• Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau
meriwayatkan:
• ‫ى‬ َ ‫ن َحابسْ أَب‬
َّْ ‫ص َْر النَّب‬ َْ ‫ن اِلَق َرعَْ ب‬ َّْ َ ‫ أ‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ل‬ ُْ ‫يُقَب‬
َْ ‫ن ال َولَدْ َما قَبَّلتُْ َواحدًا من ُهمْ فَقَا‬
‫ل‬ َّْ ‫ل إ‬
َْ ‫ن لى عَش ََرْة ً م‬ َْ ‫ن فَقَا‬
َْ ‫س‬
َ ‫ال َح‬
َّْ ‫ل‬
‫ّللا‬ ُْ ‫ َرسُو‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- « ْ‫َلَ يُر َحم‬ ْ ْ‫َلَ يَر َحم‬ ْ ْ‫» إنَّهُ َمن‬.
• “Al-Aqra’ bin Habis suatu ketika melihat Nabi
saw sedang mencium Al-Hasan -cucu beliau,
maka dia berkata: ‘Saya memiliki sepuluh orang
anak namun saya belum pernah melakukan hal
ini kepada seorang pun di antara mereka.’ Maka
Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya barang
siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak
akan disayangi.’.” (HR. Bukhari dan Muslim, ini
lafazh Muslim)
Mencium Anak

• Anas bin Malik ra telah mengisahkan,


“Kami pergi bersama Rasululah saw
menuju rumah Abu Saif Al-Qayyin ---
seorang pandai besi. Dia ini adalah
bapak susu Ibrahim (karena istri Abu Saif
menyusui putra Nabi saw). Kemudian
Rasulullah saw pun mengambil
Ibrahim, lalu menciumnya dengan mulut
(bibir) dan hidung beliau.” (HR. Bukhari
no. 1303).
Shalat Menggendong
Umamah

• Dari Qatadah Al-Anshari ra,


َ ‫ عَنْ أَبي قَتَا َدْة َ اِلَن‬:
َْ ‫صاري قَا‬
• ‫ل‬
• ‫اس َوأ ُ َما َم ْةُ بنْتُْ أَبي‬ َْ َّ‫صلَّى هللاُْ عَلَيهْ َْو سَْلَّ َْم يَ ُؤ ُّْم الن‬
َ ‫ي‬ َّْ ‫َرأَيتُْ النَّب‬
َ ‫سلَّ َْم‬
‫علَى‬ َ ‫علَيهْ َو‬َ ‫هللا‬ُْ ‫صلَّى‬ َ ْ‫َب بنتْ النَّبي‬ َْ ‫ي ابنَةُْ زَ ين‬
َْ ‫ال َعاصْ َوه‬
‫ن السُّ ُجودْ أَعَا َدهَا‬ َْ ْ‫ض َع َها َوإذَا َرفَ َْع م‬ َ ‫عَاتقهْ فَإذَا َركَ َْع َو‬
• Saya melihat Rasulullah saw shalat mengimami
para Sahabat sambil menggendong Umamah
bin Abi al-Ash, anak Zaenab puteri Beliau saw,
di atas bahunya, maka apabila ruku Beliau
meletakkannya dan apabila selesai sujud Beliau
menggendongnya kembali (HR. Muslim)
Shalat Menggendong
Cucu

• Dalam riwayat lain,


َ ‫ام َح َم َل َها َوإ َذا َس َج َْد َو‬
• ‫ض َْع َها‬ َْ َ‫فَإذَا ق‬
• Apabila berdiri beliau menggendongnya
dan apabila sujud beliau
meletakkannya. (Shahih Muslim juz 1,
hal 385, bab Jawazu Hamlu Shibyan fish
Shalat, no 543).
Cucu Naik ke
Punggung Saat Shalat
• Dari Syaddan Al-Laitsi ra, ia berkata, "Rasulullah
saw keluar untuk shalat di siang hari entah
dzhuhur atau ashar, sambil menggendong salah
satu cucu beliau, entah Hasan atau Husain. Ketika
sujud, beliau melakukannya panjang sekali. Lalu
aku mengangkat kepalaku, ternyata ada anak kecil
berada di atas punggung beliau saw. Maka aku
kembali sujud. Ketika Rasulullah saw telah selesai
shalat, orang-orang bertanya,"Ya Rasulullah, Anda
sujud lama sekali hingga kami mengira sesuatu
telah terjadi atau turun wahyu". Beliau saw
menjawab,"Semua itu tidak terjadi, tetapi anakku
(cucuku) ini menunggangi aku, dan aku tidak ingin
terburu-buru agar dia puas bermain. (HR. Ahmad,
An-Nasai dan Al-Hakim)
Tegas dalam Prinsip
• Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Al Hasan
bin Ali ra mengambil sebiji kurma dari
harta zakat, lalu memasukkannya ke
dalam mulutnya. Rasulullah saw berkata:
“khih, khih!” ---isyarat untuk
mengeluarkan dan membuangnya.
Kemudian Beliau berkata:
• َ‫ص َد َقْ ْة‬ َْ ‫ت أ َ َّنا‬
ُْ ُ‫َل نَْأك‬
َّ ‫ل ال‬ َْ ‫أ َ َما َش َعر‬
• “Tidakkah engkau tahu bahwa kita tidak
boleh memakan harta zakat?“ (HR
Bukhari no 1491 dan Muslim no 1069).
Kisah Kurma Zakat

• Diriwayatkan dari Abul Haura’, bahwa ia bertanya


kepada Al Hasan ra, “Adakah sesuatu yang
engkau ingat dari Rasulullah saw?” Al Hasan
menjawab,”Aku masih ingat, (yaitu) ketika aku
mengambil sebiji kurma dari harta zakat, lalu aku
masukkan ke dalam mulutku. Rasulullah saw
mengeluarkan kurma itu beserta saripatinya, lalu
mengembalikannya ke tempat semula. Ada yang
berkata: ‘Wahai, Rasulullah. Tidaklah mengapa
kurma itu dimakan oleh bocah kecil ini?’
Rasulullah saw berkata: ‘Sesungguhnya, keluarga
Muhammad tidak halal memakan harta zakat’.”
Cahyadi
Takariawan
• Youtube : www.youtube.com/c/CahyadiTakariawan
• Fanspage / facebook : cahyadi.takariawan
• Instagram : @cahyadi_takariawan
• Twitter : @PakCah

• Blog : www.kompasiana.com/pakcah
• Blog : www.ruangkeluarga.id
• Blog : www.pakcah.id
• Blog : www.lockdown2020.id
• Blog : www.ruangmenulis.id

Anda mungkin juga menyukai