Rasional

ISSN 1411 - 8742

Volume 1, Nomor 2
November/Desember 2000

Media informasi peresepan rasional bagi tenaga kesehatan Indonesia

Asma
Asma (Asthma bronchiale) adalah stilah yang stres tertentu pada jantung Asma akut ditandai
digunakan untuk menunjukkan danya gangguan antara lain denga napas yang cepat (>30 kali/
pada sistem pernapasan yang dapat menyebabkan menit), dan meningkatnya denyut nadi. Pasien
kesulitan dalam bernapas. dengan severe acute asthma, denyut nadinya aka
Terjadinya asma disebabkan oleh ondisi meningkat > 110 denyut/ menit. Pasien dengan
inflamasi kronis pada saluran perapasan. Gejala- PER (peak expiratory flow rate < 100 L/ menit
gejala yang umum dijumpai adalah batuk, mengi akan kesulitan berbicare Prinsip pengobatan asma
(wheezing), sesak hingga sulit bernapas. Penyebab akut adala mengurangi inflamasi, meningkatkan
asma masih belum diketahui keseluruhan. Sebagai bronkodilatasi serta menghindari fakto faktor
pencegahan, pemicu asma harus dihindari. pemicu asma. Sedangkan tujuan pengobatan yaitu
Kematian akibat asma seringkali karena tidak mengembalikan fungsi saluran pernapasan (nor-
disadari bahwa asma yang dialami cukup parah mal), dan mencegah serangan asma akut yang
sehingga kondisi tersebut tidak diterapi dengan parah.
baik. Pada anak-anak, asma biasanya terjadi Asma kronis
apabila orang tuanya mempunyai gangguan alergi
terhadap sesuatu. Penanganan asma tergantung pada frekuensi
Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya dan keparahan gejala asma yang muncul. Serangan
asma diantaranya: alergen (serbuk sari, jamur, kutu asma yang jarang terjadi dapat ditangani dengan
rumah, hewan), cuaca dingin, olah raga, infeksi mengobati setia serangan bila serangan asma
saluran napas yang disebabkan oleh virus, stimu- tersebut muncul (hanya jika perlu), tetapi untuk
lus psikologi (misal : stres, cemas), obat (aspirin, serangan asma yang lebih sering maka terapi
ibuprofen), polutan industri kimia. Berdasarkan pencegahan perlu dilakukan. Rute pemberian obat
penyebabnya, asma dapat dibedakan menjadi dua yang lebih disukai adalah inhalasi, sebab inhalasi
macam, asma ekstrinsik dan asma intrinsik. memungkinkan obat langsung mencapai organ
Asma ekstrinsik (asma alergi) ditimbulkan sasaran dengan dosis yang lebih kecil, sehingga
karena alergen dan biasanya terjadi pada anak- kemungkinan efek samping lebih sedik mempunyai
anak. Sedangkan asma intrinsik (asma yang tidak mula kerja yang cepat dan leb efektif mencegah
diketahui penyebabnya) dipicu oleh faktor-faktor bronkokonstriksi. Ada dua macam obat yang
non alergenik, seperti infeksi oleh virus, iritan, digunakan sebagai bronkodilator, penyekat β 2
emosi dan olah raga. Asma ini umumnya selektif (salbutamol dan terbutaline) dan non
berkembang pada orang dewasa. Berdasarkan selektif (adrenaline, isoprenaline, orciprenaline).
tingkat keparahannya, asma dibedakan menjadi Pemakaian bronkodilator non selektif saat ini
asma akut dan asma kronis. dihindari karena obat-obat tersebut dapat
menimbulkan toksisit; kardia, meskipun pemakaian
Asma Akut bronkodilator yang penyekat β2 selektif juga dapat
Disebut asma akut apabila terjadinya menyebabkan takikardi dan palpitasi tergantung
bronkospasme sedemikian parah sehingga pasien pada dosis yang digunakan (fa/ frn).
sulit bernapas pada kondisi istiraat dan tingkat
Kepustakaan
1. Barnes PJ, Liew FY. Nitric Oxide and asthmatic inflammation. Immunology Today 1998; 16: 128-130.
2. Bienenstock J, McDermott MR, Clancy RL. Respiratory Tract Defence: Role of Mucosal Lymphoid Tissue in Mucosal Immunol-
ogy. Pea ray I, Ogra et al (Ed.). 2"d ed. Academic Press; 1999: 283.
3. Serafin WE. Drugs used in treatment of asthma in Goodman and Gilman’s Pharma cological Basis of Therapeutics, Hardman
JG, Limbird LE, Molinoff PB, Ruddon RW, Gilman AG (Ed.). 9th ed.; 1996: 659-682.
4. McFadden ER. Asthma in Harrison’s Principles of Internal Medicine. 14th ed. McGraw Hill; 1998: 1419-1426.
5. Hadiarto Mangunnegoro. Diagnosis and Penatalaksanaan asthma. Simposium PDPI Jakarta; 1992

ISI ARTIKEL SECARA LENGKAP BISA DIPEROLEH DI PIOLK UBAYA