Anda di halaman 1dari 38

Asuhan Keperawatan Anak dengan Asma 

Bronchial
Asuhan Keperawatan Anak dengan Asma Bronchial

A.      Pengertian
Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,
reversibel dimana trakheobronkhial berespon secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu.
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan  ciri meningkatnya
respon trachea dan bronkhus terhadap berbagai rangsangandengan
manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya
dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.
 
B.      Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronkhial.
1.       Faktor Predisposisi
-          Genetik
Yang diturunkan adalah bakat alergi meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat yang juga menderita penyakit
alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor
pencetus.
2.       Faktor Presipitasi
-          Alergen
Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a)      Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Contoh:
debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri, dan
polusi.
b)      Ingestan, yang masuk melalui mulut. Contoh: makanan dan
obat-obatan
c)       Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contoh:
perhiasan, logam, dan jam tangan.
-          Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma. Kadang-kadang serangan berhubungan
dengan musim, seperti musim hujan, musim kemarau, musim
bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin, serbuk bunga, dan
debu.
-          Stress
Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus asma dan
memperberat serangan asma yang sudah ada. Penderita diberikan
motivasi untuk menyelesaikan masalah pribadinya karena jika
stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
-          Olah raga/aktivitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita akan mendapat serangan juka melakukan
aktivitas jasmani atau olahraga yang berat.lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma.
 
C.      Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi
3 tipe, yaitu:
1.       Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergi yang disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang,
obat-obatan (antibiotik dan aspirin), dan spora jamur. Asma ekstrinsik
sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik
terhadap alergi.
2.       Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap
penctus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin
atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan
emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan
dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis
kronis dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma
gabungan.
3.       Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik
dari bentuk alergik dan non-alergik.
 
D.      Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkhiolus
yang menyebabkan  sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah
hipersensitivitas bronkhiolus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi
yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara: seseorang
alergi membentuk sejumlah antibodi IgE abnormal  reaksi alergi. Pada
asma, antibodi ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat dengan bronkhiolus dan bronkhus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibodi IgE orang tersebut
meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel
mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang
merupakan leukotrien), faktor kemotaktik eosinofilik, dan bradikinin. Efek
gabungan dari semua faktor ini akan menghasilkan edema lokal pada
dinding bronkhiolus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen
bronkhiolus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan
tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.
Pada asma, diameter bronkhiolus berkurang selama ekspirasi
daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama
ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkhiolus. Bronkhiolus sudah
tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari
tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama
ekspirasi.pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan
baik dan adekuat tetapi hanya sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini
menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu
paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesulitan
mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal in dapat menyebabkan barrel
chest.
 
E.       Manifestasi Klinis
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak
ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak
bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan,
serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala
klasik: sesak nafas, mengi (wheezing), batuk, dan pada sebagian
penderita ada yang merasa nyeri di dada. Pada serangan asma yang lebih
berat, gejala yang timbul makin banyak, antara lain: silent chest, sianosis,
gangguan kesadaran, hiperinflasi dada, takikardi, dan pernafasan cepat-
dangkal. Serangan asma sering terjadi pada malam hari.
 
F.       Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah:
1.       Status asmatikus adalah setiap serangan asma berat atau yang
kemudian menjadi berat dan tidak memberikan respon (refrakter)
adrenalin dan atau aminofilin suntikan dapat digolongkan pada status
asmatikus. Penderita harus dirawat dengan terapi yang intensif.
2.       Atelektasis adalah pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru
akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau
akibat pernafasan yang sangat dangkal.
3.       Hipoksemia adalah tubuh kekurangan oksigen
4.       Pneumotoraks adalah terdapatnya udara pada rongga pleura yang
menyebabkan kolapsnya paru.
5.       Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah
penyempitan (obstruksi) saluran nafas karena kantung udara di paru
menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang
luas.
G.     Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronkhial adalah:
1.       Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera
2.       Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan
serangan asma
3.       Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya
mengenai penyakit asma. Meliputi pengobatan dan perjalanan
penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang
diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang
merawat.
-       Pengobatan
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
1)      Pengobatan non farmakologik
a.       Memberikan penyuluhan
b.      Menghindari faktor pencetus
c.       Pemberian cairan
d.      Fisioterapi
e.      Beri O₂ bila perlu
2)      Pengobatan farmakologik
-  Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2
golongan:
a.       Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin)
Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), fenoterol (berotec),
terbutalin (bricasma).
b.      Santin (teofilin)
Nama obat: Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin
Retard), Teofilin (Amilex)
Penderita dengan penyakit lambung sebaiknya berhati-hati bila
minum obat ini.
-          Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan tetapi merupakan
obat pencegah serangan asma. Kromalin biasanya diberikan
bersama-sama obat anti asma yang lain dan efeknya baru terlihat
setelah pemakaian 1 bulan.
-          Ketolifen
Mempunya efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.
Biasanya diberikan dosis 2 kali 1 mg/hari. Keuntungan obat ini
adalah dapat diberikan secara oral.
 
H.     Pencegahan Serangan Asma pada Anak
1.       Menghindari pencetus
Cara menghindari berbagai pencetus serangan pada asma perlu
diketahui dan diajarkan pada keluarganya yang sering menjadi faktor
pencetus adalah debu rumah. Untuk menghindari pencetus karena
debu rumah dianjurkan dengan mengusahakan kamar tidur anak:
-          Sprei, tirai, selimut minimal dicuci 2 minggu sekali. Sprei dan
sarung bantal lebih sering. Lebih baik tidak menggunakan karpet di
kamar tidur atau tempat bermain anak. Jangan memelihara
binatang.
-          Untuk menghindari penyebab dari makanan bila belum tau pasti,
lebih baik jangan makan coklat, kacang tanah atau makanan yang
mengandung es, dan makanan yang mengandung zat pewarna.
-          Hindarkan kontak dengan penderita influenza, hindarkan anak
berada di tempat yang sedang terjadi perubahan cuaca, misalnya
sedang mendung.
2.       Kegiatan fisik
Anak yang menderita asma jangan dilarang bermain atau berolah
raga. namun olahraga perlu diatur karena merupakan kebutuhan
untuk tumbuh kembang anak. Pengaturan dilakukan dengan cara:
-          Menambahkan toleransi secara bertahap, menghindarkan
percepatan gerak yang mendadak
-          Bila mulai batuk-batuk, istirahatlah sebentar, minum air dan
setelah tidak batuk-batuk, kegiatan diteruskan.
-          Adakalanya beberapa anak sebelum melakukan kegiatan perlu
minum obat atau menghirup aerosol terlebih dahulu.
 
I.        Asuhan Keperawatan
1.       Pengkajian
a.       Riwayat kesehatan masa lalu
-  Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru
sebelumnya
-  Kaji riwayat reksi alergi atau sensitivitas terhadap zat/faktor
lingkungan
b.      Aktivitas
-  Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernafas
-  Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bentuan
melakukan aktivitas sehari-hari
-  Tidur dalam posisi duduk tinggi
c.       Pernapasan
-  Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau
latihan
-  Napas memburuk ketika klien berbaring telentang di tempat tidur
-  Menggunakan alat bantu pernapasan, misal meninggikan bahu,
melebarkan hidung.
-  Adanya bunyi napas mengi
-  Adanya batuk berulang
d.      Sirkulasi
-  Adanya peningkatan tekanan darah
-  Adanya peningkatan frekuensi jantung
-  Warna kulit atau membran mukosa normal/abu-abu/sianosis
e.      Integritas ego
-  Ansietas
-  Ketakutan
-  Peka rangsangan
-  Gelisah
f.        Asupan nutrisi
-  Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan
-  Penurunan berat badan karena anoreksia
g.       Hubungan sosial
-  Keterbatasan mobilitas fisik
-  Susah bicara atau bicara terbata-bata
-  Adanya ketergantungan pada orang lain

Pemeriksaan Penunjang

a.     Pemeriksaan radiologi


Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu
serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis,
serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat
komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
-  Bila disertai dengan bronkhitis, maka bercak-bercak di hilus akan
bertambah
-  Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran
radiolusen akan semakin bertambah.
-  Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrat pada
paru
-  Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal
-  Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneutoraks, dan
pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran
radiolusen pada paru-paru.
b.    Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai
alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
c.     Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat
dibagi menjadi 3 bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang
terjadi pada empisema paru, yaitu:
-  Perubahan aksis jantung, pada umumnya terjadi right axis deviasi
dan clock wise rotation
-  Terdapat tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya
RBB (Right Bundle branch Block)
-  Tanda-tanda hipoksemia, yaitu terdapatnya sinus takikardia,
SVES, dan VES  atau terjadinya depresi segmen ST negatif.
d.    Scanning Paru
Dapat diketahui bahwa redistribusi udara selama serangan asma
tidak menyeluruh pada paru-paru.
e.    Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversibel.
Pemeriksaan spirometri tdak saja penting untuk menegakkan
diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan
efek pengobatan.
2.       Diagnosa Keperawatan
1)      Bersihan jalan napas tidak efektif b.d bronkospasme
Tujuan: mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi bersih
dan jelas
Intervensi:
-  Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, ex: mengi
-  Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ekspirasi
-  Catat adanya derajat dispnea, ansietas, distress pernafasan,
penggunaan obat
-  Tempatkan klie pada posisi yang nyaman. Contoh: meninggikan
kepala TT, duduk pada sandaran TT
-  Pertahankan polusi lingkungan minimum. Contoh: debu, asap,dll
-  Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai
toleransi jantung, memberikan air hangat.
-  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi.
2)      Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen
Tujuan: perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat
Intervensi:
-  Kaji/awasi secara rutin keadaan kulit klien dan membran mukosa
-  Awasi tanda vital dan irama jantung
-  Kolaborasi: .berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi
hasil AGDA dan toleransi klien
-  Sianosis mungkin perifer atau sentral mengindikasikan beratnya
hipoksemia
-  Penurunan getaran vibrasi diduga adanya penggumpalan
cairan/udara
-  Takikardi, disritmia, dan perubahan tekanan darah dapat
menunjukkan efek hipoksemia sistemik.
3)      Cemas pada orang tua dan anak b.d penyakit yang dialami
anak
Tujuan: menurunkan kecemasan pada orang tua dan anak
Intervensi untuk orang tua:
-  Berikan ketanangan pada orang tua
-  Memberikan rasa nyaman
-  Mendorong keluarga dengan memberikan pengertian dan
informasi (Waley & Wong, 1989)
-  Mendorong keluarga untuk terlibat dalam perawatan anaknya
-  Konsultasi dengan tim medis untuk mengetahui kondisi anaknya.

Intervensi untuk anak:

-  Bina hubungan saling percaya


-  Mengurangi perpisahan dengan orang tuanya
-  Mendorong untuk mengekspresikan perasaannya
-  Melibatkan anak dalam bermain
-  Siapkan anak untuk menghadapi pengalaman baru, misal:
pprosedur tindakan
-  Memberikan rasa nyaman
-  Mendorong keluarga dengan memberikan pengertian informasi
(Waley & Wong, 1989).
4)      Risiko tinggi kopong keluarga tidak efektif b.d tidak
terpenuhinya kebutuhan psikososial orang tua
Tujuan: koping keluarga kembali efektif
Intervensi:
-  Buat hubungan dengan orang tua yang mendorong mereka
mengungkapkan kesulitan
-  Berikan informasi pada orang tua tentang perkembangan anak
-  Berikan bimbingan antisipasi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan
-  Tekankan pentingnya sistem pendukung
-  Anjurkan orang tua untuk menyediakan waktu sesuai kebutuhan
-  Bantu orang tua untuk merujuk pada ahli penyakit
-  Informasikan kepada orang tua tentang pelayanan yang tersedia
di masyarakat.
 
J.        Bibliografi
- Betz Cecily, Linda A Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.
EGC: Jakarta.
- Capernito, Lynda J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik
Klinis. EGC: Jakarta.
- Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta.
- Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.EGC: Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN PASIEN

( ASMA BRONCHIAL)

A. PENGKAJIAN

Tgl / jam Pengkajian : 20– 04 – 2008 / 06:00 wit

Tgl / jam masuk RS : 20 – 04 – 2008 /08:30 wit

Ruangan / kamar no : Ruangan Candra/kamar III

Dx Medis : ASMA BRONCHIAL

1. Data Biografi

a. Identitas Klien

A
- Nama : /G.A
- Nama panggilan : G.A
- Tanggal lahir / umur : 08 – 03 – 2002
- Umur : 6 Tahun 1 Bulan
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Agama : Kristen protestan
- Suku / Bangsa : Ambon / Indonesia
- Pendidikan : ----
b. Identitas Orang Tua

Ibu Ayah

- Nama : Ny. M Tn. H


- Usia : 24 Thn 27 Thn
- Pendidikan : SI SI
- Pekerjaan : Guru SD Guru SD
- Agama : Kristen protestan Kristen protestan
- Suku / Bangsa : Ambon / Indonesia Ambon / Indonesia
- Alamat rumah : Kuda Mati Kuda Mati
- Sumber biaya : didapat dari penghasilan Ayah Dan Ibu
2. Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Keluhan Utama pengkajian :Sesak napas


b. Keluhan Yang Menyertai : Batuk,Serangan terutama pada
malam hari,gelisah,cemas akan
kondisi anaknya
c. Riwayat Kesehatan Utama
 Faktor pencetus : Genetika/keturunan dan Reaksi
Alergi Debu
 Hal-hal yang memberatkan: Keluhan bertambah jika
beraktivitas
 Hal-hal yang meringankan : Meringankan jika beristirahat
3. Riwayat Keehatan Masa Lalu

a. Riwayat Kehamilan

 Antenatal
1. Kesehatan ibu pada waktu hamil

- Hiperemis gravidarum : Tidak ada


- Pendarahan pervagina : Tidak ada
- Anemia : Tidak ada
- Penyakit infeksi : Tidak ada
- Preeklamsia / eklamsia : Tidak ada
- Gangguan kesehatan : Tidak ada

2. Pemerikasaan Kehamilan
- Teratur : Teratur
- Diperikasa oleh : Dokter dan bidan
- Tempat pemeriksaan : Puskesmas Benteng
- Hasil pemerikasaan : Baik
- Imunisasi TT : Ada
3. Riwayat pengobatan selama kehamilan : Tidak ada

 Masa natal
1. Usia kehamilan saat kelahiran : 9 bulan
2. Cara persalinan : Normal
3. Ditolong oleh : Dokter dan Bidan
4. Keadaan bayi saat lahir
- BB : 3,2 Kg
- PB : 50Cm
- LD : -
- LK : -
- LLA : -
5. Pengobatan yang didapat : Antibiotik dan Vitamin

 Neonatal
1. Catatan congenital : Tidak ada
2. Ikterus : Tidak ada
3. Kejang : Tidak ada
4. Paralysis : Tidak ada
5. Pendarahan : Tidak ada
6. Trauma Persalinan : Tidak ada
7. Penurunan BB : Tidak ada
8. Pemberian minum ASI : Ya selama 6 bulan
b. Riwayat Perkembangan Dan Pertumbuhan

1. - BB lahir : 3,2Kg

- BB usia 6 bulan : 8Kg

- BB pada usia 1 tahun : 10Kg

2. Pertumbuhan gigi

- Jumlah : 20 buah

- Masalah gigi : Tidak ada

3. Perkembangan bahasa

- Perkembangan bahasa anak sempurna/baik

4. Perkembangan motorik kasar dan halus

- Perkembangan motorik kasar dan halus anak berkembang


dengan baik

5. Tingkat sekolah saat ini dan penilaian di sekolah : ---

6. Interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa

- interaksi anak dengan ibu baik

7. Partisipasi dalam aktivitas pengorganisasian : ---

c. Penyakit-penyakit yang pernah diderita : Asma Bronchial

d. Pernah Dirawat di RS : Pernah (2x)

e. Riwayat Penggunaan Obat : Obat-obat antiasma

f. Tindakan (misalnya ; operasi) : Tidak ada

g. Alergi : Ada Terhadap debu


h. Kecelakaan : Tidak ada

i. Riwayat imunisasi

N Jenis Usia Pemberian Keterangan


o pemberian keberapa

1 BCG 0bulan KeI

2 DPT 2Bulan KeI

3Bulan KeII

4Bulan KeIII Pemberian


3 Polio
Imunisasi
2Bulan KeI
lengkap
3Bulan KeII

4 Campak 4Bulan KeIII

5 Hepatitis B
9 Bulan KeI

3Bulan KeI

4Bulan KeII

9bulan KeIII

4. Riwayat kesehatan keluarga


a. Susunan Keluarga (Genogram 3 Generasi)

X 45 50 46

27 24

Keterangan

Laki-laki :

Perempuan :

Menikah :

Pasien :

Tinggal serumah :

Meninggal : X

Hidup dan sehat : H&S

b. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Orang Tua Saudara Anggoata
Penyakit Kandung Keluarga
Lain

 Penyakit yang Ibu:Malaria,Asma Tidak ada Tidak ada


pernah diderita
Bapak:DM

 Penyakit yang
Tidak ada Tidak ada
sedang diderita Asma dan DM

c. Koping Keluarga : Koping keluarga baik

d. Sistem Nilai Kepercayaan:Keluarga percaya karena dengan


bantuan Tuhan Yang Maha Esa dan tim
medis anaknya dapat sembuh.

5. Riwayat Kesehatan Lingkungan

a. Resiko Bahaya Kecelakaan

 Rumah : Tidak ada


 Lingkungan Rumah : Ada (karena rumah dekat jalan raya)
b. Polusi : Ada (Debu terutama pada siang hari)

c. Tempat bermain : Dirumah dan dihalaman

6. Pengkajian Fisik

a. Penampilan Umum
1. Keadaan umum : Lemah
2. Tingkat kesadaran : Apatis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 90/60 mmhg
Nadi : 120X/menit
Respirasi : 28X/menit
4. BB/TB, LK, LD, LLA : BB : 19 kg
TB : 115 cm

LK : ----

LD : ----

LLA : ----

4. Status gizi : Baik

b. Kepala

1. Bentuk : Simetris
2. Besar / kecil : Kecil
3. Rambut
 Warna : Hitam
 Tekstur : Halus
c. Muka

1. Bentuk : Simetris
2. Paralysis : Tidak ada
3. Oedema : Tidak ada
4. Ekspresi : Gelisah

d. Mata

1. Bola mata : Simetris kanan/kiri


2. Gerakan bola mata : Teratur

3. Kelopak mata

 Oedema kelopak mata bawah : Tidak ada


 Tanda radang : Tidak ada
 Pendarahan : Tidak ada
4. Konjungtiva

 Warna : Pucat/Anemis
 Secret : Tidak ada
 Keluar air mata : Ya (saat menangis)
5. Kornea

Keruh : Tidak ada

6. Lensa

Keruh : Tidak ada

7. Pupil : Ishokor

8. Sclera : Icterus tidak ada

9. Visus : Tidak Dikaji

e. Mulut

1. Bibir

Warna : pucat(Sianosis)

Kelembaban : lembab

Lessi : Tidak ada

Ulkus : Tidak ada


Masa : Tidak ada

Kelainan : Tidak ada

2. Membran mukosa

 Warna : Pucat(Sianosis)
 Kelembaban : Kering
 Luka : Tidak ada
 Lessi : Tidak ada
 Masa : Tidak ada
3. Gigi

 Warna : Putih
 Jumlah : 20 buah
 Jarak : Berdekatan
 Karang gigi : Tidak ada
 Bengkak : Tidak ada
 Pendarahan : Tidak ada
f. Hidung

 Bentuk : Simetris, normal


 Gerakan cuping hidung :Ada
 Septum : Berada di garis tengah
 Dinding dalam : Normal, tidak ada odema
 Pendarahan : Tidak ada
g. Telinga

1. Daun telinga

 Kelainan congenital : Tidak ada


 Oedema : Tidak ada
2. Liang telinga

 Serumen : Tidak ada


 Corpus alieneum : Tidak ada
 Furunkel : Tidak ada
3. Membran timpani

 Warna : Putih
 Perforasi : Tidak ada
 Ruptur : Tidak ada
4. Tes pendengaran : Baik

h. Leher

 Bentuk : Normal (tidak ada kelainan)


 Kaku kuduk : Tidak ada
 Pembengkakan : Tidak ada
 Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
 Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
 Arteri carotis : Teraba
 Vena jugularis : Tekanan normal, tidak ada pembesaran.
i. Dada/Pernapasan
 Bentuk : Datar
 Frekwensi Pernapasan: Cepat
 Pola napas : Cepat dan dangkal
 Bunyi napas tambahan: Mengi (+)
 Pembengkakan : Tidak ada
 Retraksi dinding dada : Ada
j. Abdomen
 Bentuk : Asimetris
 Bising usus : Hiperpristaltik
 Gambaran
- Strie : Tidak ada
- Pembuluh darah : Tidak ada
 Kembung : Tidak ada
 Tegang / kaku : Tidak ada
 Hernia : Tidak ada
 Asites : Tidak ada
 Nyeri tekan dan nyeri lepas :Tidak ada
 Pembesaran hepar : Tidak ada
 Pembesaran limfe : Tidak ada
 Pembesaran ginjal : Tidak ada
 Distensi kandung kemih : Tidak ada
k. Ekstremitas atas
 Terpasang IVFD Rl 16 tetes/menit
n. Genetalia

 Labia : Tidak dikaji


 Orifisium uretra eksterna : Tidak dikaji
 Secret : Tidak ada
 Lessi : Tidak ada
 Kelainan congenital : Tidak ada
p. Anus
 Paten : Ya
 Hemoroid / prolaps : Tidak ada
 Lessi : Tidak ada
 Kelainan : Tidak ada

q. Kulit
 Warna : Pucat/Sianosis
 Tekstur : Halus
 Turgor : Kurang
0
 Suhu : 37’2 C
 Luka : Tidak ada
 Lessi : Tidak ada
r. Kuku
 Warna : Pucat/sianosis
 Bentuk : Lancip (sesuai jari)

7. Pola kebiasaan sehari - hari


N Pola hidup Sebelum Sakit Saat Sakit
o

Pola Nutrisi

 ASI Diberikan selama Tidak diberikan lagi


6bulan

Usia 6bulan
 Makanan Padat diberikan Sun
peroral

Ada program PIN


 Vitamin

 Pola makanan
3X/hari 3x/hari
Frekuensi makan Nasi,lauk,sayur,bua Bubur,lauk,sayur,bua
h h
Jenis makanan
Tidak ada Tidak ada
- Alergi makanan Pagi siang malam Pagi siang malam
1 porsi dihabiskan
- Waktu makan 1porsi tidak
dihabiskan
- Porsi makan
2-3jam 2-3jam

Pola tidur 7-8jam 4-6jam

Waktu tidur siang

2x/hari 1x/hari
Waktu tidur malam
2x/hari 2x/hari
Pola kebersihan diri Tidak ada
1x/minggu
 Mandi 1x/hari
2x/hari

 Oral hygine

 Cuci rambut

 Berpakaian
2x/hari 2x/hari

Kuning Kuning

Khas(Busuk) Busuk
Pola eliminasi
Lembek Lembek
 BAB
- Frekuensi 4-6x/hari 3x/hari
- Warna
- Bau Kuning jernih Kuning
- Konsistensi
Pesing Pesing
 BAK

- Frekuensi

- Warna

- Bau

8. Keadaan psikologis

a. Keadaan emosional : Baik


b. Pola adaptasi : Baik
c. Sifat dasar (karakter) : Agresif
d. Keadaan emosional keluarga :Keluarga gelisah dan banyak bertanya
tentang kondisi anaknya
9. Keadaan sosial

a. Interaksi dalam keluarga : Baik


b. Hubungan dengan orang yang paling dekat : Baik
c. Rekreasi : Kadang – kadang
10. Aspek spiritual

a. Agama : Kristen protestan


b. Kegiatan agama : Tidak ada
11. Pemeriksaan penunjang : Belum ada pemeriksaan
12. Penatalaksanaan Medis
a. IVFD RL 16 tts / menit
b. Pemasangan O2 3liter/jam
c. Injeksi Hexilon drip /12jam
d. Injeksi Aminophilin drip/8jam
KLASIFIKASI DATA

1. Data Subjektif

Keluarga pasien mengatakan

a. Sesak napas
b. Batuk
c. Cemas akan kondisi anaknya
d. Serangan asma terutama pada malam hari
e. Faktor pencetus:Genetik/keturunan,Alergi terhadap debu
f. Ibu Mengalami Sakit yang sama dengan pasien.
2. Data Objektif

a. Kondisi umum lemah


b. Gelisah
c. Keluarga gelisah
d. Keluarga sering bertanya tentang kondisi anaknya
e. Pola napas cepat dan dangkal
f. Takikardi
g. Whezing (+)
h. Frekwensi pernapasan cepat
i. Nadi :120X/Menit
j. Pernapasdan :26X/menit
k. Anemis/pucat pada kunjungtiva,bibir,membran mukosa,kulit,kuku
l. Penurunan kesadaran :Apatis
C. ANALISIS DATA
N DATA ETIOLOGI MASALAH
o

1 DS : Keluarga pasien mengatakan : Bronchospasme Bersihan jalan


napas tidak efektik
- Sesak napas
- Batuk
DO :

- Pola napas cepat dan


dangkal
2 - Wheezing (+)
- Pernapasan:28X/menit
- Frekweensi pernapasan
Cepat
Gangguan
DS : Keluarga pasien mengatakan Gangguan Suplai pertukaran gas
oksigen
- Sesak napas
DO :

- K/u lemah
3 - Turgor kulit kurang
- Gelisah
- Nadi:120/menit
- Takikardi
- TD:90/60MmHg
- Penurunan kesadaran Apatis
Cemas
- Pucat/sianosis: Pehyakit yang
Bibir,kuku,kulit dialami anak

DS : Keluarga pasien mengatakan

- Serangan asma terutama pada


malam hari
- Cemas akan kondisi
anaknya
- Fartor pencetus;
Genetik,alergi debu
DO :

- Keluarga gelisah
- Keluarga bertanya
tentang penyakit anaknya
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN / PRIORITAS MASALAH

1. Bersihan jalan tidak efektif Berhubungan bronchospasme


2. Gangguan pertukaran gas Berhubungan dengan Gangguan suplai oksigen
3. Cemas Berhubungan dengan Penyakit yang dialami anak

Daftar pustaka

Departemen kesehatanRI.2001 Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita sakit


(MTBS).Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
Dedeh Sri Rahayu.2009 Buku saku Asuhan keperawatan Anak dan
Neonatus.Jakarta:Salemba Medika

Ridwan Arief,dkk .2000.Ilmu Kesehatan Anak.Bandung:FK Unpad/RS Hasan


Sadikin

Soetjininggsih.2000.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta: EGC

Suriadi,Skep,MSN &Rita Yulianni,Skp,M.Psi.2008 Buku Pegangan Praktek Klinik


Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2.Jakarta:Sagung Seto
Rencana Asuhan Keperawatan

Nama : a/.G.A RS : RST ambon

Umur : 6tahun Ruangan : Candra

Jenis Kelamin : Laki-laki NO. Register : 0464 826

N Dx. Keperawatan PERENCANAAN


o Tujuan Intervensi Rasional

1 Bersihan jalan napas berhubungan Jalan napas efektif 1. Auskultasi bumyi 1. Suara mengi
dengan Bronchospame napas dan catat ada mengindikasikan
dengan kriteria :
bunyi napas terdapatnya
tambahan Ex:Mengi penyempitan jalan
Sesak hilang 2. Kaji frekwensi napas
Batuk hilang pernapasan,catat 2. Takipnea,pernapasa
rasioinpirasi/ekspirasi n dangkal dan
Pernapasan Normal 3. Catat adanya derajat gerakan dada tak
dipsnea,ansientas, semitris terjadi
ditres karena peningkatan
pernapasan,penggun tekanan dalam paru
aan obat dan penyempitan
4. Tempatkan klien bronchos.
pada posisi yang 3. Menentukan tingkat
nyaman keparahan
5. Pertahankan polusi serangan
lingkungan 4. Memudahkan
minimum:debu,asap ekspansi maksimal
dll paru-paru
6. Tingkatkan masukan 5. Meminimalisir
cairan sampai terjadinya faktor
derngan 3000ml /hari pencetus serangan
sesuai toleransi asma
jantung 6. Meningkatkan
7. Kolaborasi dengan hidrasi sputum
dokter untuk 7. Mengurangi spasme
pemberian obat bronkus.
sesuai indikasi
2 Gangguan pertukaran gas Berhubungan Gangguuan pertukaran 1 Kaji secararutin 1. Sianosis kuku
dengan gangguan suplai oksigen gas teratasi dengan keadaan kulit dan menunjukan
kriteria : membran mukosa vasokontriksi
2. Takikarrdi
2 Awasi tanda-tanda
- Sesak hilang biasanya ada
vital dan irama sebagai akibat
- Sianosis sentral
jantung respon hipoksemia
dan perifer hilang
3 Kolaborasi 3. Mempertahankan
- TD normal
pemberian Oksigen oksigen diberikan
- Nadi normal dengan metode
yang memberikan
pengiriman yang
tepat dalam
toleransi pasien
3 Cemas(Orang tua)berhubungan dengan Cemas teratasi dengan 1. Berikan ketenangan 1. Menghilangkan
penyakit yang diallami anak kriteria :Cemas hilang pada orang tua kecemasan pasien
2. Berikan rasa nyaman terhadap kondisi
3. Dorong keluarga anaknya
dengan memberikan 2. Alat untuk
pengertian dan menurunkan
informasi stressdan perhatian
tak langsung untuk
meningkatkan
4. Dorong keluarga relaksasi dan
untuk turut serta kemampuan koping
dalam perawatan 3. Mekanisme koping
anaknya dan dan partisipasii
5. Konsultasi dengan dalam program
tim medis untuk pengobatan
mengetahui kondisi 4. Memberikan pasien
anaknya tindakan kontrol
dan pencegahan
dini terhadap
serangan lanjutan
TINDAKAN KEPERAWATAN

a
Nama : /G.A RS : RST Ambon

Umur : 6 tahun Ruangan : Candra

Jenis Kelamin : Laki-laki NO. Register : 064826

No Hari/tanggal Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan

1 Sabtu, 20-04-2008 Bersihan jalan 10:00 wit Tanggal 20-04-2008


napas 1. Mengauskultasi bunyi napas
dan catat ada bunyi napas Jam 14:00 wit
berhubungan
tambahan Ex:Mengi
dengan S : Keluarga pasien
Bronchospame mengatakan:
10:10 wit Hasil:Wheezing (+)
- Sesak napas
2. Mengkaji frekwensi O:
pernapasan,catat rasio
inpirasi/ekspirasi dengan
- Frekwenssi pernapasan
cara menghitung frekwensi
cepat
pernapasan selama 1 menit
- Wheezing (+)
- R:28x/menit
Hasil:
10.20wit A : Masalah belum terasi
 Frekwensi
pernapasan cepat P : Intervensi 1,2,3,4, dilajutkan
 Respirasi 28x/menit
14.00wit

3. Menempatkan klien pada


posisi yang nyaman dengan
cara mengatur posisi
semifowler kepada pasien

Hasil:sesak berkurang

4. Melanjutkan hasilKolaborasi
dengan dokter memberikan
injeksi Aminophilin
1/2ampul/IV(drip)

2 Sabtu, 20-04-2008 Gangguan 10.30 wit 1.Mengkaji secara rutin keadaan Tanggal 20-04-2008
pertukaran gas kulit dan membran mukosa
dengan cara pemeriksaan fisik Jam 14 : 00 wit
Berhubungan
dengan gangguan Hasil: S : Keluarga pasien mengatakan
suplai oksigen
 Pucat/sianosis pada  Sesak napas
bibir,membran
12.00wit mukosa’kulit,kuku O:
 Pasien mengeluh sesak
napas  TD:90/60mmhg
 Nadi:120x/menit
2.Mengawasi tanda-tanda vital dan
 Suhu:37Ÿc
irama jantung
 R:28x/menit
Dengan cara melakukan
pengukuran tanda-tanda vital A : Masalah belum teratasi
sesuai jadwal
11.00wit Hasil: P : Intervensi 1,2,3, dilanjutkan

 TD:90/60mmhg
 Nadi:120x/menit
 Suhu:37Ÿc
 R:28x/menit

3.Melanjutkan hasil Kolaborasi


pemberian Oksigen 3liter/jam.
3 Sabtu ,20-04-2008 Cemas(Orang 11.00wit 1.Memberikan ketenangan pada Tanggal 20-04-2008
tua)berhubungan orang tua dengan cara
Jam 14: 00 wit
dengan penyakit pemberian HE kepada
yang diallami orangtua S : Keluarga pasien
11.30wit
anak Hasil:Cemas berkurang mengatakan
2.Mendorong keluarga dengan
memberikan pengertian dan - Cemas berkurang
11.45wit informasi
Hasil:Orang tua mengerti apa O:
yang diberikan oleh perawat - Gelisah hilang

3.Mendorong keluarga untuk A : Masalah teratasi


turut serta dalam perawatan P : Intervensi 1,2,3 dihentikan
anaknya
Hasil:Keluarga bersedia dalam
perawatan anaknya

Anda mungkin juga menyukai