TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asma
mengi, batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan
atau dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa
2018).
otot polos di saluran pernapasan dan pengeluaran lendir yang meningkat dari
biasanya akibat adanya pencetus, yaitu alergen atau iritan. Saat terjadi
serangan asma, saluran napas meradang, bengkak, dan terisi lendir. Lendir ini
10
11
seperti udara dingin, infeksi saluran napas atas, aktivitas fisik, ekspresi
dan agen sulfite (penyedap makanan) juga dapat berperan sebagai faktor
pencetus. Serangan asma dapat menjadi lebih berat dan sering kali
menjadi asma campuran. Bentuk asma ini biasanya dimulai pada saat
Utama, 2018).
Secara umum faktor risiko asma dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan :
1. Faktor genetik
juga alergi. Dengan adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
2. Faktor lingkungan
makanan).
lain).
serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul
dini.
2012).
Hiperventilasi merupakan salah satu gejala awal dari asma. Kemudian sesak
napas parah dengan ekspirasi memanjang disertai wheezing (pada apeks dan
hilus). Gejala utama yang sering muncul adalah dispnea, batuk dan mengi.
Mengi sering dianggap salah satu gejala yang ditandai selalu ada apabila
serangan asma muncul (Utama, 2018). Tanda dan gejala umum asma
(retraksi interkostalis)
c. Sesak napas yang semakin memburuk bila disertai dengan latihan atau
aktivitas
gejala lain, lebih buruk pada malam hari atau pagi hari, akan menghilang
Sedangkan tanda dan gejala yang berat pada asma, antara lain:
kebingungan
f. Berkeringat
Beberapa tanda dan gejala lain yang mungkin menyertai asma, antara lain:
akan ditangkap oleh Antigen Presenting Cells (APC). Setelah alergen diproses
plasma untuk memproduksi IgE antibodi. IgE yang terbentuk akan segera
A), Neutrophil Chemotactic Factor (NCF), triptase, dan kinin yang memunculkan
Fazrin, 2017).
Tes ini dilakukan pada spirometri internal. Penurunan FEV sebesar 20%
atau lebih setelah tes provokasi dan denyut jantung 80-90% dari
c. Pemeriksaan kulit
dalam tubuh
18
d. Pemeriksaan laboratorium
2. Sputum
3. Sel eosinofil
e. Pemeriksaan Radiologi
(Muttaqin, 2012).
Pengobatan Nonfarmakologi
Ini dapat dilakukan dengan postural drainase, perkusi, dan fibrasi dada
Pengobatan Farmakologi
bekerja sangat cepat, diberikan sebanyak 3-4 kali semprot, dan jarak
aerosol dengan dosis 4 kali semprot tiap hari. Pemberian steroid dalam
jangka yang lama mempunyai efek samping, maka klien yang mendapat
dari tiga tingkatan yaitu terkontrol total, terkontrol sebagian dan tidak
terkontrol. Asma terkontrol adalah tidak ada atau minimal gejala harian,
keterbatasan fisik atau aktivitas, gejala atau terbangun malam karena asma,
penggunaan obat pelega dan fungsi paru normal atau mendekati normal
malam atau dini hari yang mengganggu tidur mereka, padahal keadaan ini
menunjukkan bahwa asma yang diderita sedang atau sudah tidak terkontrol.
Bila hal ini tidak cepat ditanggulangi, akan menyebabkan eksaserbasi asma
21
2012).
Terkontrol Tidak
Karakteristik Terkontrol Terkontrol
Sebagian
Gejala harian Tidak ada ( dua Lebih dari dua kali Tiga atau lebih
kali atau kurang seminggu gejala dalam
per minggu) kategori asma
Pembatasan Tidak ada Sewaktu-waktu terkontrol
aktivitas dalam seminggu sebagian, muncul
Gejala nokturnal/ Tidak ada Sewaktu-waktu sewaktu-waktu
gangguan tidur dalam seminggu dalam seminggu
(terbangun)
Kebutuhan akan Tidak ada (dua Lebih dari dua kali
reliever atau terapi kali atau kurang seminggu
rescue dalam seminggu)
Fungsi Paru (PEF Normal < 80% (perkiraan
atau FEV1) atau dari kondisi
terbaik bila diukur)
Eksaserbasi Tidak ada Sekali atau lebih Sekali dalam
dalam setahun seminggu
(Sulistyowati et al., 2016)
untuk mencapai asma yang terkontrol. Laporan data GINA hingga tahun
2006 juga menitikberatkan pada kontrol asma dan bukan lagi pada
22
tatalaksana serangan asma akut. Kontrol asma dinilai melalui kuesioner ACT
(Asthma Control Test). Kuesioner ini berisi 5 pertanyaan dan hasil kuesioner
2.3 Kecemasan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Kondisi dialami secara subjektif dan
dibedakan dengan cemas, karena individu yang merasa takut dan cemas
sama. Dapat disimpulkan bahwa cemas merupakan reaksi atas situasi baru
cemas dan takut merupakan suatu yang normal, namun perlu menjadi
perhatian bila rasa cemas semakin kuat dan terjadi lebih sering dengan
antara lain:
seperti sakit perut, sakt kepala, mual, muntah, demam ringan, gelisah,
kendali, takut pada gambaran visual, takut pada cedera atau kematian
bersalah atau malu, dan curiga berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap
a. Kecemasan ringan
perhatian.
b. Kecemasan sedang
c. Kecemasan berat
memusatkan pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak dapat
d. Panik
berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang
Anxiety Rating Scale) dengan item yang dimodifikasi. Skala HARS merupakan
Rating Scale (HARS), pertama kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada
tahun 1956, untuk mengukur semua tanda kecemasan baik kecemasan psikis
tanda adanya kecemasan pada anak dan orang dewasa. HARS telah
2017).
menghasilkan manajemen dan kontrol asma yang baik. Serangan asma yang
dialami oleh individu dapat disebabkan oleh tiga faktor pemicu yaitu alergen,
infeksi dan psikologis. Faktor pemicu yang disebabkan oleh psikologis yang
dapat menjadi pencetus asma pada beberapa individu yaitu stres. Stres
merupakan gangguan psikologis yang sering kali terjadi pada penderita asma
27
memiliki hubungan yang sangat rumit. Saat ini tidak ada bukti yang kuat
gejala asma dan sebagai pemicu asma. Ketiga, kecemasan dapat mengubah
efek biologis pada imunologi, hormonal dan fungsi otonom yang berdampak
menimbulkan serangan. Pasien dengan kontrol asma yang buruk lebih sering
terjadi pada perempuan, orang tua, fungsi paru yang buruk, obesitas, stress
Semakin buruk kontrol asma maka semakin berat kecemasan yang terjadi