Anda di halaman 1dari 15

blogspot.

com
Dioptimalkan 6 jam yang lalu
Lihat yang asli Segarkan
Search Telusuri
“ PANCASILA DALAM RANGKA MEMBENTUK KARAKTER BANGSA”.
BABI
PENDAHULUAN
2.1Latar Belakang
Pendidikan pancasila merupakan salah satu pelajaran pendukung
pengembangan
karakter bagi manusia. Pembelajaran pancasila di sekolah dasar sangat
penting
artinya, karena merupakan proses awal dalam rangka pengembangan
karakter
manusia Indonesia selanjutnya. Pancasila selain sebagai dasar Negara, juga
merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sejarah telah
mengungkapkan
bahwa pancasila adalah jiwa dari seluruh bangsa Indonesia yang mampu
memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya
dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat
Indonesia
yang adil dan makmur.
Pancasila yang diterima dan ditetapkan sabagai dasar Negara seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan
hidup bangsa. Pembelajaran panasila di sekolah dasar menjadi sangat
penting,
karena mengingat pancasila menrupakan jiwa dari seluruh rakyat Indonesia.
Hal
ini mengandung makna bahwa di dalam pancasila mengandung jiwa yang
luhur,
nilai-nilai yang luhur dan sarat dengan ajaran moralitas.
Kadang kala nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila yang merupakan
penjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tideak dipraktekan dalam
kehidupan
sehari-hari, tetaipi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nila luhur tersebut
dengan sendirinya akan hilang. Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-
nilai
pancasila itu perlu diusahakan secara nyata dan terus-menerus pengahayatan
dan pengamalan nila-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, oleh sebab itu
setiap warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta lembaga
kenegaraan
dan lembaga kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah harus sama-
sama
mengamalkan nilai-nilai pancasila demi kelestarianya.
Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai luhur
pancasila,
perlu ditanamkan dan atau perlu ada pemahaman kepada generasi penerus
bangsa, salah satunya lewat pendidikan pancasila di sekolah dasar. Atas dasar
realita inilah penyulis merasa tertarik untuk membahasnya dalambentuk
makalah dengan judul “ PANCASILA DALAM RANGKA MEMBENTUK
KARAKTER
BANGSA”.
2.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka penulis merumuskan
masalahmasalah
yang akan di bahas diantaranya:
1.Bagaimana penjabaran tiap-tiap sila dari Pancasila?
2.Bagaimnakah Pancasila dalam membentuk karakter berbangsa dan
bernegara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila
Secara arti kata pancasila mengandung arti, panca yang berarti lima “lima”
dan
sila yang berarti “dasar”. Dengan demikian pancasila artinya lima
dasar.Tetapi di
sini pengertian pancasila berdasarkan sejarah pancasila itu sendiri.
Apabila kita ingin benar-benar melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945
secara
murni dan konsekuan, maka kita tidak saja harus melaksanakan
ketentuanketentuan
dalam pasal-pasal dari Batang Tubuh (the body of the konstitutin) atau
lebih dkenal isi dari UUD 1945 itu, tetapti juga ketentuan-ketentuan pokok
yang
termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena pembukaan UUD 1945
(walaupun tidak tercantum dalam satu dokumen dengan Batang Tubuh UUD
1945, seperti konstitusi (RIS) atau UUDS 1950 misalnya), adalah bagian mutlak
yang tidak dipisahkan dari Konstitusi Republuk Indonesia Tahun 1945;
pembukaan dan Batang Tubuh kedua-duanya telah ditetapkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustua 1945.
Apabila kita berbicara tentang UUD 1945. maka yang dimaksud ialah
Konstitusi
(UUD) yang disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut
pada tanggal 18 Agustus 1945 yang diumumkan dalam Berita Republik
Indonesia
Tahun 1946 No. 7 halaman 45-48, yang terdiri atas :
Pembukaan (Preambule) yang meliputi 4 alinea ;
Batang Tubuh atau isi UUd 1945, yang meliputi;
Penjelasan
Adapun Pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas emapt bagian itu yang amat
penting ialah bagian/alinea ke 4 yang berbunyi sebagai berikut:
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, maka dususunlah
Kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dalam penjelasan resmi ari pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa dalam
Pembukaan UUD 1945 terkandung emapt pokok-pokok pikiran sebagai
berikut :
Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia berdasar atas Persatuan;
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
Negara Indonesia adalah Negara yang berkedaulatan rakyat dan berdasar
atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan;
Negara Indonesia berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Khusus bagian/alinea ke -4 dari pembukaan UUD 1945 adalah merupakan asas
pokok Pemebentukan pemerintah Negara Indonesia. Isi bagian ke 4 dari
Pembukaan UUD 1945 itu dibagi ke dalam 4 hal:
Tentang hal tujuan Negara iondonesia, tercantum dalam kalimat “Kemudian
daripada itu dan seluruh tumpah darah indinesia, yang;
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia;
Memajukan kesejahteraan rakyat;
Mencerdaskan kehidupan bangsa;
Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2.Tentang hal ketentuan diadakanya Undang-Undang Dasar tarcantum dalam
kalimat yang berbunyi:
“maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia”;
Tentang hal bentuk Negara dalam kalimat: yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat;
Tentang hal Dasar Falsafah Negara Pancasila. Adapun Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yang telah disahkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945 itu sebagian
besar bahan-bahanya berasal dari Naskah Rancangan Pembukaan UUD yang
disusun oleh Panitia Perumus (panitia kecil) yang beranggotakan 9 orang
yang diketua oleh Ir. Soekarno pada tanggal 22 Juni 1945 di Jakarta.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, naskah politik yang
bersejarah itu dijadikan Rancangan Pembukaan UUD sebagai bahan pokok
dan
utama bagi penyusunan/penetapan Pembukaan (Preambule) UUD yang akan
ditetakan itu. Naskah politik yang bersejarah yang disusun pada tanggal 22
Agustus 1945 itu, di kemudian hari oleh Mr. Muhamad Yamin dalam
pidatonya di
depan siding Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan (BPPK) pada tanggal
11
Juni 1945 dinamakan “Piagam Jakarta” dan baru beberapa tahun kemudian
dimuat dalam bukunya yang berjudul Prokalmasi dan Konstitusi pada tahun
1951. Dalam naskah politik yang di sebut dengan Piagam Jakarta 22 Juni 1945
inilah untuk pertama kali dasar falsafah Negara pancasila ini dicantumkan
secara
tertulis, setelah diusulkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1
Juni
1945. Adapun panitia perumus yang beranggotakan 9 orang yang telah
menyusun
Piagam Jakarta itu adalah salah satu panitia kecil dari Badan Penyelidik
Persiapan Kemerdekaan (BPPK) yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945. Di
atas
telah dijelaskan tentang pentingnya Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Adapun besar arti pentingnya Pembukaan Undang-Undang Daar itu ialah
karena
pada aline ke 4 itu tercantum ketentuan pokok yang bersifat fundamental,
yaitu
dasar falsafah Negara Republik Indonesia yang dirumuskan dalam kata-kata
berikut: ….”
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-
Undang Dasar Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:
1.Ketuhanan Mang Maha Esa,
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3.Persatuan Indonesia,
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kelima dasar ini tercakup dalam satu nama/istilah yang amat penting bagi
kita
bangsa Indonesia yaitu pancasila. Istilah atau perkataan pancasila ini
memang
tidak tercantum dalam Pembukaan maupun dalam Batang Tubuh UUD 1945.
Di
alinea ke 4 dari Pembukaan UUD 1945 hanyalah disebutkan bahwa, Negara
Republik Indonesia berdasarkan kepada lima prinsip atau asas yang tersebut
di
atas, tanpa menyebutkan pancasila. Bahwa kelima prinsip atau dasar tersebut
adalah pancasila, kita harus menafsirkan sejarah (maupun penafsiran
sistematika) yakni menghubungkanya dengan sejarah lahirnya pencasila itu
sendiri pada tanggal 1 Juni 1945, seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Berkenaan dengan perkataan pancasila, menurut Prof. Mr. Muhamad Yamin
(Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia)
pada halaman 437 antara lain sebagai berikut “perkataan Pancasila” yang kini
telah menjadi istilah hukum, mula-mula ditempa dan dipakai oleh Ir.
Soekarno
dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk menamai paduan sila yang
lima.
Perkataan itu diambil dari peradaban Indonesia lama sebelum abad XIV. Kata
kembar itu keduanya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu panca dan sila yang
memiliki arti yang berbeda. Pancasila dengan huruf i biasanya memiliki arti
berbatu sendi yang lima (consisting of 5 rocks; aus fund Felsen bestehend).
Pancasila dengan huruf i yang panjang bermakna “5 peraturan tingkah laku
yang
penting”.
Kata sila juga hidup dalam kata kesusilaan dan kadang-kadang juga berarti
etika.
Dalam bahasa Indonesia kedua pengertian di atas dirasakan sudah menjadi
satu
paduan antara sendi yang lima dengan lima tingkah laku yang senonoh. Dari
uraian di atas dapatlah kiranya kita menarik kesimpulan bahwa pancasila
sebagai istilah perkataan Sanskerta yang sudah dikenal di tanah air kita sejak
abad XIV. Sedangkan pancasila dalam bentuk formalnya sebagai dasar
Falsafah
Negara Republik Indonesia baru diusulkan pada tanggal 1 Juni 1945.
2.3Pancasila Sebagai Sumber Moral bangsa
Penetapan Pancasila sebagai dasar Negara mengamanatkan bahwa moral
Pancasila juga sebagai moral Negara, artinya Negara tunduk pada moral,
Negara wajib mengamalkan moral Pancasila. Seluruh tindakan kebijakan
Negara harus sesuai dengan Pancasila. Seluruh perundang-undangan harus
mengacu pada pancasila. Nilai-nilai Pancasila menjadi pembimbing dalam
pembuatan policy. Sebagai moral Negara, Pancasila mengandung
kewajibankewajiban
moral bagi Negara Indonesia, yaitu antara lain:
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tipa
penduduk untuk memeluk dan beribadat sesuai dengan iman dan agama
masing-masing. Negara harus memberantas praktek-pratek keagamaan yang
tidak baik dan menggangggu kerukunan hidup bermasyrakat. Negara wajib
memberi peluang kepada tiap-tiap agama untuk berdakwah, mendirikan
tempat ibadah, ekonomi dan budaya.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Negara memperlakukan setiap
orang sebagai manusia, menjamin dan menegakakan hak-hak dan kewajiban
asasi; Negara menjamin semua warga Negara secara adil dengan membuat
undng-undang dengan tepat dan melaksanakanya dengan baik, Negara harus
ikut bekerja sama dengan bangsa dan Negara lain demi membangun dunia ke
arah yang lebih baik.
Sila Persatuan Indonesia. Negara harus tetap menjunjung tinggi asas
Bhineka Tunggal Ika. Menolak paham primodialisme, memperjuangkan
kepentingan nasional. Bangga sebagai bangsa Indonesia, menentang
chauvinisme, kolonialisme, sebaliknya menjalin hubungan baik antar bangsa.
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin OLeh Hikmat Kebijaksanaanm Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Mengakui dan menjunjung tinggi kedaulatan
rakyat, meningkatkan partisipasinya dalam proses pembangunan,
mendengarkan dan memeperjuangkan aspirasi rakyat. Menghormati
perbedaan pendapat, menjamin kebebasan berserikat dan berkumpul
2.4Penjabaran Nilai-Nilai Dari Pancasila.
2.4.1Pengertian Nilai Pendidikan
Pancasila adalah pendidikan nilai-nilai yang bertujuan membentuk sikap
positif manusia sesuai dengan nilai-nila yang terkandung dalam Pancasila.
Menilai berarti menimbang yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu
dengan sesuatu untuk selanjutnya mengambil keputusan. Keputusan nilai
dapat mengatakan “berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, baik
ataua tidak baik, religius atau tidak religius dan lain sebagainya. Sesuatu
dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu berguna, berharga (nilai
kebenaran), indah (nilai estetis), baik (nilai moral dan etis), religius (nilai
agama). Notonegoro berpendapat membagi nilai menjadi 3 bagian yaitu:
a.Nilai meteril yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsure manusia.
b.Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan dan aktifitas.
c.Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia
yang dibagi menjadi :
a.Nilai kebenaran/kenyataan, yang bersumber pada akal manusia,
b.Nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia
c.Nilai kebaikan ataua nilai moral, yang berumber pada unsur
kehendak/kemauan manusia,
d.Nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian tertinggi dan
mutlak.
2.4.2Nilai-Nilai Pada Pancasila
2.4.2.1Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan adanya dasar Ketuhana maka Indonesia mengakui dan percaya pada
adanya Tuhan. Tuhan Yang Maha Esa, yang menjadi sebab adanya manusia
dan alam semesta serta segala hidup dan kehidupan di dalamnya.
Dasar ini menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk Indonesia untuk
memeluk agamanya/kepercayaanya, sebagaimana tercantum dalam pasal 29
UUD 1945. Hal ini berarti bahwa, Negara Indonesia yang terdiri atas
beriburibu
pulau dengan lebih kurang 200 lebih juta penduduk yang menganut
beberapa agama, menghendaki semua itu hidup tentram, rukun dan saling
menghormati.Denga demikian semua agama diakui di Negara Republik
Indinesia, dapat bergerak dan berkembang secara leluasa.
Dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh
karenanya bangsa Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan yang Maha
Esa sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila dan UUD 1945 menjamin menjamin kemerdekaan tiap-tipa
penduduk untuk memeluk agamanya msing-masing dan beribadat menurut
agama dan kepercayaanya itu. Kebebasan beragama adalah salah satu hak
yang paling asasi di antara hak-hak asasi manusia, karena kebebasan
beragama itu lansung bersumber pada martabat manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan.
Hak kebebasan beragama bukan pemberian Negara atau pemberian sesutau
golongan.
Sila pertama pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Sila ini mengandung dua pengertian pokok yaitu pengertian tentang
Ketuhanan dan tentang Yang Maha Esa.
Ketuhanan
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan yakni Allah, zat Yang Maha Esa, pencipta
segala kejadian termasuk pencipta semua makhluk. Olehkarena itu Tuhan
sering disebut juga “sebab yang pertama” yang tidak disebabkan lagi. Alam
beserta kekayaanya seperti sumber-sumber minyak bumi, batubara, air dan
lain-lainya merupakan ciptaanya. Demikian dengan makhluk hidup
merupakan cipataan Tuhan juga.
Yang Maha Esa
Yang maha Esa berarti yang maha satu atau maha tunggal dan tidak ada yang
mempersekutukan-Nya. Dia esa dalam zat-Nya, esa dalam sifat-Nya, esa dalam
perbuatan-Nya. Oleh kaena adanya kekhususanya itu, maka tidak ada yang
menyamainya dan Dia maha sempurna. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
mengandung pengertian bahwa kita bangsa Indonesia percaya dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam semesta beserta isinya, baik
benda mati maupun makhluk hidup.
Keparcayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu besifat aktif.
Artinya kita harus selalu berusaha menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya menurut ajaran agama dan kepercayaan kita
masing-masing.
2.4.2.2Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Internasionalisme ataupun peri kemanusiaan adalah penting sekali bagi
kehidupan sesuatu bangsa dalam Negara yang merdeka dalam hubunganya
dengan bangsa-bangsa lain. Manusia adalah makhluk Tuhan, dan Tuhan tidak
mengadakan perbedaan antara sesama manusia. Pandangan demikian
menimbulkan pandangan yang luas, tidak terikat oleh batas-batas Negara atau
bangsa sendiri, melainkan Negara harus selalu membuka pintu bagi
persahabatan dunia atas dasar persamaan derajat.
Manusia mempunyai hak-hak yang sama, oleh karena itu tidaklah dibenarkan
manusia yang satu menguasai manusia yang lain, atau bangsa yang satu
menguasai bangsa yang lain. Berhubung dengan hal itu maka dasar itu tidak
membenarkan adanya penjajahan di atas bumi, karena hal yang demikian
bertentangan dengan peri kemanusiaan serta hak setiap bangsa menentukan
nasibnya sendiri. Sesungguhnhya manusia itu dilahirkan mempunyai hak
yang
tidak dapat dirampas dan dihilangkan. Hak-hak itu harus dihormati oleh
siapapun. Golongan manusia yang berkuasa tidaklah diperkenankan
memaksakan kehendaknya yang bertentangan dengan hak seseorang.
Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan beradab mengandung beberapa pengertian
pokok diantarnya:
·Kemanusiaan
Kemanusiaan berasal dari kata amnesia, uang merupakan makhluk ciptaan
tuhan Yang Maha Esa. Oleh Tuhan manusia di karunia jasmani dan rohani,
yang keduanya merupakan satu kesatuan serasi, yang sering disebut pribadi
manusia.
·Adil
Adil mengandung arti obyektif atau sesuai dengan adanya, misalnya kita
memberikan sesuatu kepada orang lain, karena memang sesuatu itu
merupakan haknya. Jadi, kita tidak subyektif, tidak berat sebelah, tidak pilih
kasih.
Beradab
Beradab berasal dari kata adab yang secara bebas berearti budaya. Dengan
demikian beradab berarti berbudaya. Manusia yang beradab berarti manusia
yang tingkah lakunya selalu dijiwai oleh nilai-nilai kebudayaan. Niali-niali
budaya tidak lain ialah hal-hal yang luhur, yang dijunjung tinggi oleh
manusia,
yang karena luhurnya itu dijadikan pedoman, ukuran, atau tuntunan untuk
diikuti. Kalau sesuai berarti baik, kalau tidak sesuai berarti tidak baik.
Kebudayaan meruapakan hasil yang luhur dari manusia selama berabad-
abad.
Oleh karena itu wujudnya sering disebut peradaban manusia. Misalnya
kesenian, candi, samapi kebiasaan-kebiasaan hidup merupakan wujud dari
kebudayaan. Demikian pula yang mendasari sikap yang luhur dan terpuji,
seperti sikap berani karena benar, berani berkorban untuk Negara, itu semua
juga wujud dari kebudayaan atau peradaban.
2.4.2.3Sila Persatuan Indonesia
Dengan dasar kebangsaan (nasionalisme) dimaksudkan bahwa bangsa
Indonesia seluruhnya harus memupuk persatuan yang erat antara sesama
warga, tanpa membeda-bedakan suku atau golongan serta berdasarkan satu
tekad yang bulat dan satu cita-cita bersama. Prinsip kebangsaan itu
merupakan
ikatan yang erat antara golongan dan suku bangsa.
Kebangsaan meliputi seluruh golongan dan daerah di Indonesia serta
unsurunsur
kebudayaan dan tata hidupnya.Dasar kebangsaan ini adalah penting
sekali dan harus dibina tanpa melupakan bahwa di dunia ada bangsa lain
yang
terdiri atas sesama manusia dan seluruhnya membentuk satu keluarga umat
manusia. Kebangsaan Indonesia bukanlah kebangsaan yang sempit, yang
hanya mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain.
Paham kebangsaan kita adalah satu dasar kebangsaan yang menuju kepada
persaudaraan dunia, yang menghendaki bangsa-bangsa itu saling
hormatmenghormati
dan harga-menghargai. Paham kebangsaan yang dianut oleh
bangsa Indonesia adalah:
1.Ke dalam, menggalang seluruh kepentingan rakyat dengan tidak
membedakan suku atau golongan.
2.Ke luar; tidak mengagungkan bangsa sendiri, namun dengan berdiri tegak
atas dasar kebangsaan sendiri juga menuju kea rah hidup berdampingan
secara damai, berdasar atas persamaan derajat antar bangsa serta berdaya
upaya untuk melaksanakan terciptanya perdamaian dunia yang kekal; dan
abadi, serta membina kerja sama untuk kesejahteraan umat manusia. Sila
Persatuan Indonesia mengandung beberapa pengertian di antaranya:
a)Persatuan Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh, tidak pecah
belah, persatuan mengandung pengertian disatukanya berbagai macam corak
yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Dengan perkataan lain, hal-hal
yang beraneka ragam itu setelah disatukan menjadi sesuatu hal yang serasi,
utuh dan tidak saling bertentangan antar yang satu dengan yang lain.
b)Indonesia Yang dimaksud dengan Indonesia ialah dalam pengertian
geografis
dan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
2.4.2.4Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Dasar mufakat, kerakyatan atau demokrasi menunjukan bahwa Negara
Indonesia menganut paham demokrasi. Paham demokrasi berarti bahwa
kekuasaan tertinggi (kedaulatan) untuk mengatur Negara dan rakyat terletak
di tangan seluruh rakyat. Dalam UUD 1945 menyatakan bahwa “kedaulatan
adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Perwakilan”. Kerakyatan yang dirumuskan dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut: Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Demokrasi
Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adlah
demokrasi yang tercantum dalam pancasila sebagai sila ke empat dan
dinamakan demokrasi pancasila. Asas demokrasi di Indonesia ialah
demokrasi
berdasarkan pancasila yang meliputi bidang-bidang politik, sosial dan
ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha
sejauh mungkin menmpuh jalan permusyawaratn untuk mencapai mufakat.
Hakikat dari musyawarah untuk mufakat dalam kemurnianya adalah suatu
tata cara khas yang bersumber pada inti paham kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksaan dalam permusywaratan/ perwakilan untuk
merumuskan dan atau memutuskan sesuatu hal berdasrkan kehendak rakyat,
dengan jalan mengemukakan hikmat kebijaksanaan yang tiada lain dari pada
pikiran (rasio) yang sehat yang mengungkapkan dan mempertimbangkan
persatuan da kesatuan bangsa, kepentingan rakyat sebagaimana yang
menjadi
tujuan pemebentukan pemerintah Negara termaksud dalam alinea ke empat
Pembukaan UUD 1945, pengaruh-pengaruh waktu. Oleh semua wakil/utusan
yang mencerminkan penjelmaan seluruh rakyat, untuk mencapai keputusan
berdasarkan kebulatan pendapat yang diitikadkan untuk dilaksanakan secara
jujur dan bertanggung jawab. Segala keputusan diusahakan dengan cara
musyawarah untuk mufakat di antar semua pihak. Apabila hal tersebut tidak
dpat segera terlaksana, maka pemimpin rapat dapat mengusahakan/berdaya
upaya agar rapat dapat berhasil mencapai mufakat. Keputusan berdasrakan
mufakat adalah sah apabila diambil dalam rapat yang dihadiri oleh lebih dari
separuh anggota yang hadir Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratn/Perwakilan mengandung beberapa
pengertian diantaranya:
1)Kerakyatan Kerakyatan berasal dari kata rakyat yang berarti sekelompok
manusia yang mendiami suatu wilayah tertentu. Kerakyatan berarti suatu
prinsip yang mengakui bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
Kerakyatan disebut juga kedaulatan rakyat, artinya rakyat yang berdaulat,
berkuasa. Hal ini disebut juga demokrasi yang berarti rakyat yang
memerintah.
2)Hikmat Kebijaksanaan Hikmat Kebijaksanaan berarti suatu sikap yang
dilandasi dengan penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesataun bangsa. Kepentingan rakyat
akan
dijamin dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab serta didorong oleh
iktikad baik sesuai dengan hati nurani yang murni. Dengan demikian hasil
perbuatan atau kebijaksanaan akan baik dan benar karena dihadapi denga
mempergunakan seluruh daya manusia yang tinggi.
3)Permusyawaratan Permusyawaratan berarti suatu tata cara yang khas
Indonesia untuk merumuskan dan atau memutuskan sesuatu hal berdasarkan
kehendak rakyat sehingga tercapai keputusan berdasarkan mufakat.
Pelaksanaan dari kebenaran ini memerlukan semangat mengutamakan
kepentingan nasional ketimbang kepentingan daerah, golongan dan pribadi.
Hal ini memerlukan pula iktikd yang baik dan ikhlas, dilandasi oleh pikiran
yang sehat serta ditopang oleh kesadaran bahwa kepentingan bangsa dan
Negara mengalahkan kepentingan yang lain.
4)Perwakilan Perwakilan berarti suatu tata cara untuk mengusahakan ikut
sertanya rakyat mengambil bagian dalam urusan Negara. Bentuk
keikutsertaan
itu ialah badan-badan perwakilan, baik di pusat seperti MPR dan DPR maupun
di daerah yang berwujud DPRD. Keanggotaan badan-badan perwakilan itu
ditentukan melalui suatu pemilihan yang bersifat langsung, umum, bebas dan
rahasia.
2.4.2.5Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam pidato 1 Juni 19945 ditegaskan bahwa prinsip kesejahteraan adalah
prinsip tidak adanya kemiskinan di alam Indonesia Merdeka. Keadilan sosial
adalah sifat masyarakat adil dan makmur, kebahagiaan buat semua orang,
tidak ada penghisapan, tidak ada penindasan, dan penghinaan, semuanya
bahagia, cukup sandang dan pangan. Sila ini secara bulat berarti bahwa
setiap rakyat Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidan hukum,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945 pengertian keadilan mencakup pula pengertian
adil dan makmur Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
mengandung beberapa pengertian diantaranya:
1.Keadilan Sosial
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala
bidang kehidupan baik materil maupun spiritual.
Hal ini berarti keadilan itu tidak hanya berlaku bagi orang yang kaya saja,
tetapi berlaku pula bagi orang miskin, bukan hanya untuk para pejabat, tetapi
untuk rakayta biasa pula.
2.Seluruh Rakyat Indonesia
Seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa setiap orang yang menjadi rakyat
Indonesia baik yang berdiam di wilayah kekuasaan Republik Indonesia
maupun warga Negara Indonesia yang berada di Negara lain.
2.5Pancasila dalam pembentukan karakter
2.5.1Pola Pelaksanaan Pancasila
Untuk melaksanakan Pancasila perlu usaha yang dilakukan secara berencana dan
terarah berdasarkan suatu pola. Tujuannya adalah agar Pancasila sungguh-sungguh
dihayati dan diamalkan oleh segenap warga Negara, baik dalam kehidupan orang
seorang maupun dalam kehidupan kemasyarakatan. Berdasarkan pola itu
diharapkan lebih ter arah usaha-usaha
Pembinaan manusia Indonesia agar menjadi insan pancasila
Pembangunan bangsa untuk mewujudkan masyar akat pancasila
Kedua hal tersebut di atas, tidaklah dapat dipisahkan satu sama lain, melainkan
saling mempengaruhi dan saling mendukung. Masalah pembinaan insan Pancasila
lebih banyak menyangkut bidang pendidikan. Lewat kegiatan pendidikan
diharapkan peserta didik menyerap nila-nilai moral Pancasila. Penyerapan nilainilai
moral Pancasila diarahkan berjalan secara manusiawi dan alamiah tidak saja
lewat pengalaman secara pribadi. Nilai-nilai moral Pancasila tidak untuk sekadar
dipahami melainkan untuk dihayati, oleh karena itu penyerapan nilai-nilai- moral
Pancasila bukan lewat proses indoktrinasi. Sasaran pelaksanaan Pancasila adalah
perorangan, keluarga dan masyarakat, baik di lingkunga tempat tinggal
masingmasing
maupun di lingkungan tempat kerja. Langkah pertama adalah dengan
perantaraan pegawai Republik Indonesia, karena mereka adalah abdi Negara dan
abdi masyarakat yang pertama-tama harus menghayati dan mengamalkan
Pancasila. Langkah selanjutnya ialah menyebarluaskan ya kepada seluruh lapisan
masyarakat dengan menggunakan berbagai jalur dan penciptaan suasana yang
menunjang.
Adapun jalur yang digunakan adalah:
2.5.1.1Jalur Pendidkan.
Dalam melaksakan Pancasila, maka peranan pendidikan sangat penting, baik
pendidikan di sekolah (formal) maupun pendidikan di luar sekolah (non formal)
yang terletak didlam k eluarga, dan lingkungan masyar akat.
2.5.1.2Jalur media massa.
Walaupaun pola pelaksanaan Pancasila melalui jalur medua massa dapat pula
digolongkan sebagai salah satu aspek jalur pendidikan dalam arti luas, namun
peranan media massa sedemikian pentingnya sehingga perlu mendapat
penonjolanya sebagai jalur tersendiri. Dalam hubunganya dengan ini, ditekankan
pula pentingnya media tradisional seperti pewayangan serta bentuk-bnetuk seni
rakyat lainya, di samping media modern seperti pers, radio dan televisi. Dalam
menggunakan komunikasi modern ini perlu dijaga agar terhindar dari siaran yang
tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pancasila.
2.5.1.3Jalur organisai sosial politik, organisasi sosial kemasyarakatan, dan
prangkat sosial .
Sesuai dengan tekad untuk menjunjung tinggi demokr asi dan menegaka n
kehidupan
konstitusional, maka kiranya semua anggota maupun kader-kader politik, serta
organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga keagamaan,
lembaga kebudayaan, dan dunia usaha, hendaklah berusaha sekuat tenaga ikut
serta dalam melaksanakna Pancasila, sehingga Pancasila itu lestari di Republik
indionesia.
2.5.1.4Pendidikan Pancasila Di Sek olah Dasar
Sebagaimana kita mengetahui bahwa Pancasila sebagai dasar Negara, sebagai
ideologi Negara, dan sebagai pandangan hidup bangsa adalah sumber dari pada
ajaran-ajaran moral karena di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur. Oleh karena
Pancasila sarat dengan nilai-nilai luhur dan ajaran-ajaran moral, sudah sepantasnya
pancasila dijadikan mata pelajaran di sekolah-sekolah baik di SD, SMP, dan SMA dan
bahkan sampai Perguruan Tinggi.
Pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata pelajaran pendukung
pengembangan karakter manusia. Pendidikan Pancasila di sekolah dasar sangat
penting artinya, karena merupakan proses awal pembentukan karakter bagi
manusia di mana akan berlanjut samapai manusia itu menemui ajaln ya.
Para peserta didik di Sekolah Dasar akan memiliki perilaku dan tingkah laku yang
terpuji, jika di dalam dirinya tertanam nilai-nilai luhur dan ajaran-ajaran moral
yang kesemuanya itu ada dalam Pancasila Peserta didik di Sekolah Dasar
merupakan calon generasi penerus sekaligus alon pemimpin masa depan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu materi tentang Pancasila sudah menjadi sebuah
kewajiban untuk diajarkan di Sekolah Dasar sebagai awal pemebentukna
karakter.Selain sebagai pemebntukan karakter manusia juga merupakan upaya
untuk melestarikan nila-nilai Pancasila.
Sudah menjadi kenyataan bahwa ketika anak-anak selesai dari Sekolah Dasar, tidak
semua dari mereka melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi ada
yang di rumah saja, dan secara tidak sengaja langsung bergabung dengan anggota
masyarakat sekitarnya, sehingga k onsekunsinya saling berinter aksi antar sesama.
Bagi si Anak tidak akan mengalami kesulitan dalam bergaul dengan anggota
masyarakat lainya, demikina pun masyarakat tidak akan mengalami kesulitan
dalam menerima si Anak, jika di dalam diri si Anak sudah tertanam nilai-nilai luhur
pancasila yang merupakan penjelmaan dari karakter bangsa Indonesia. ” Makalah
PKn Pancasila ” Sebaliknya, tidak dapat diperkirakan apa yang akan terjadi ketika si
Anak bergabung dengan masyarakat yang di dalam dirinya tidak dibekali
ajaranajaran
moral pancasila. Melihat kenyataan ini pelajaran pancasila memilik peranan
penting di dunia pendidikan terutama di Sekolah Dasar karena awal dari proses
pembentukan kar akter manusia.
Kadang kala nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila yang merupakan
penjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan
sehari-hari, tetaipi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nila luhur tersebut
dengan sendirin ya akan hilang.
Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai Pancasila itu perlu diusahakan
secara nyata dan terus-menerus pengahayatan dan pengamalan nila-nilai luhur
yang terkandung di dalamnya, oleh sebab itu setiap warga Negara Indonesia,
penyelenggara Negara, serta lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan
baik di pusat maupun di daerah harus sama-sama mengamalka n nilai-nilai
Pancasila demi k elestarianya.
Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai luhur Pancasila,
perlu ditanamkan dan atau perlu ada pemahaman kepada generasi penerus bangsa,
salah satunya lewat pendidikan pancasila di sek olah dasar.
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan Pancasila di Sekolah Dasar memiliki peranan yang sangat penting,
karena meruapakan proses awal dari pembentukan karakter manusia
Indonesia,
dan akan berlanjut sampai manusia itu menemui ajalnya. Sekolah Dasar
merupakan wadah yang pas untuk diajarkan pelajaran Pancasila sebagai
langkah
awal dalam rangka pembentukan karakter selanjutnya.
Makalah PKn Pancasila – Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur,
ajaranajaran
moral yang kesemuanya itu meruapakan peljelmaan dari seluruh jiwa
manusia Indonesia. Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila
itu
perlu diusahakan secara nyata dan terus-menerus pengahayatan dan
pengamalan
nila-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, oleh sebab itu setiap warga
Negara
Indonesia, penyelenggara Negara, serta lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah harus sama-sama
mengamalkan
nilai-nilai Pancasila demi kelestarianya.
Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai luhur
pancasila,
perlu ditanamkan dan atau perlu ada pemahaman kepada generasi penerus
bangsa, salah satunya lewat pendidikan pancasila di sekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Kansil C.S.T, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: PT pradnya
paramita
Pangeran Alhaj S.T.S dan Surya Partia Usman, 1995. Materi Pokok
Pendekatan Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
Setiady Elly M, Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Srijanto Djarot, Waspodo Eling,dkk. 1994. Tata Negara Sekolah Menengah
Umum. Surakarta: PT. Pabelan.
Tanpa Nama.Tanpa Tahun. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila. Sekretariat Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II/MPR/1987.
UU Nomor 32 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal
Muhammad Thoha di 01.45
Berbagi
0 komentar:
Posting Komentar
‹›
Beranda
Lihat versi web
SOCIAL PROFILES
Copyright © 2017 Muhammad Thoha | Powered by Blogger
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - PBT | NewBloggerThemes.com

Anda mungkin juga menyukai