Anda di halaman 1dari 1

Kebijakan Otonomi Daerah Dari Waktu ke Waktu

Otonomi daerah adalah pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah. Sebelum diberlakukannya otonomi daerah, daerah
memiliki kewenangan untuk mengatur daerahnya sendiri karena pemerintah daerah lebih
mengetahui tentang kebutuhan dan pembangunan daerahnya dibandingkan dengan pemerintah
pusat yang mengatur banyak daerah sehingga tidak relevan dan efektif dalam melaksanakan
kebutuhan dan pembangunan daerah-daerah. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, pengertian otonomi daerah adalah wewenang daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang diserahkan oleh pemerintah pusat dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Negara Republik Indonesia
sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk
menyelenggarakan otonomi daerah.
Sejak diberlakukan UU no 32 tahun 1999 yang kemudian disusul dengan UU no 32 tahun
2004 mengenai pemerintahan daerah yang secara subtansial memberikan otonomi kepada
daerah provinsi dan kabupaten serta pemerintahan kota suatu kewenangan serta otonomi
yang lebih luas dibandingkan era sebelumnya. Ada beberapa hal yang menandai adanya
otonomi daerah diindonesia misalnya: diserahkannya berbagai urusan kepada daerah,
pemilihan kepala daerah secara langsung, semakin banyaknya daerah baru hasil dari
pemekaran daerah, dan lahirnya beberapa partai local
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai indikator keberhasilan otonomi daerah (Otda) bisa dilihat
dari keberhasilan daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.Hasil otonomi
ditentukan apakah daerah bisa meningkatkan kesejahteraan atau tidak. Apakah daerah bisa
mandiri dengan hasil dari daerahnya sendiri," kata pria yang akrab disapa JK ini dalam
sambutannya pada pengukuhan pengurus Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh
Indonesia (Apkasi) di JIEx Dengan indikator tersebut, lanjut JK menyebabkan adanya revisi
dari Undang-Undang Otonomi Daerah dari waktu ke waktu. "Jadi Undang-Undang ini tidak
berlaku selamanya. Dinamis apabila ada keberhasilan dan ketidakberhasilan. Jadi
kewenangan besar yang diberikan kepada daerah harus digunakan dengan benar dan
tepat sambungnya.Perubahan dari Undang-Undang Otonomi Daerah itu sejatinya tidaklah mengurangi
kewenangan dari daerah.
Sumber : https://ipem-fisipol.unja.ac.id/index.php/2018/08/07/relevansi-perkembangan- otonomi-
daerah-dari-masa-ke-masa/

Anda mungkin juga menyukai