Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

“Stomata”

Disusun oleh:

Nama : Makhta Vallia Muwaffiq


NIM : 215040200111242
Kelas :F
Asisten : Agmal Salim

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2021
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti makhluk hidup pada umumnya, tumbuhan juga dapat
melakukan respirasi dengan dibantu oleh suatu bagian yang ada pada
tumbuhan. Bagian ini biasanya terletak pada permukaan daun, yaitu stomata.
Stomata merupakan salah satu bagian pada daun yang terletak pada epidermis
daun, berfungsi dalam menjalankan proses pertukaran udara pada tumbuhan
yang dibutuhkan untuk menunjang proses fotosintesis yang membutuhkan
CO2. Pada umumnya stomata berwarna hijau dan terdapat pada permukaan
daun.
Stomata merupakan salah satu bentuk derivat jaringan epidermis yang
terletak pada daun. Stomata berasal dari bahasa yunani (stoma) yang berarti
lubang, merupakan porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis
daun yang dibatasi dua buah guard cell. Sel yang mengelilingi stoma
(jamak: stomata) memiliki bentuk sama atau bahkan berbeda dengan sel
epidermis lainnya yang disebut sel tetangga. Struktur, keadaan dan distribusi
stomata setiap jenis tumbuhan berbeda bergantung pada faktor internal yang
berasal dari genetik tumbuhan, atau faktor eksternal sebagai bentuk
penyesuaian diri terhadap lingkungan oleh tumbuhan. Stomat memiliki
aktivitas membuka menutup sebagai bentuk aktivitasnya dalam pertukaran
udara tumbuhan. Praktikum ini dilakukan untuk mengidentifikasi stomata dan
mengetahui bagaimana proses membuka dan menutupnya stomata pada
tumbuhan.
1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui definisi dari stomata
 Untuk mengetahui fungsi dari stomata
 Untuk mengetahui bagian – bagian stomata
 Untuk mengetahui dan memahami faktor apa saja yang mempengaruhi
membuka dan meutupnya stomata
 Untuk mengetahui dan memahami perbedaan stomata pada tanaman
monokotil dan tanaman dikotil
 Untuk mengetahui dan memahami perbedaan stomata pada tanaman
darat dan tanaman air
1.3 Manfaat
Manfaat yang bisa didapat pada praktikum pengamatan dan penulisan
laporan kali ini yaitu, mahasiswa mampu mengetahui apa itu stomata, mampu
mengetahui apa saja bagian dari stomata, mampu mengetahui dan juga
memahami faktor apa saja yang mempengaruhi membuka dan meutupnya
stomata, perbedaan stomata pada tanaman monokotil dan dikotil, dan juga
perbedaan pada tanaman darat dan tanaman air.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Stomata ( 2 Bahasa Indonesia, 2 bahasa Inggris + terjemahan)
The epidermis is interrupted by pores called stomata (singular, stoma),
which allow exchange of CO2 and O2 between the surrounding air and the
photosynthetic cells inside the leaf. Stomata also are major avenues for the
evaporative loss of water (Reece et al., 2014)
Epidermis terganggu oleh pori-pori yang disebut stomata (tunggal,
stoma), yang memungkinkan pertukaran CO2 dan O2 antara udara di
sekitarnya dan sel-sel fotosintesis di dalam daun. Stomata juga merupakan
jalan utama untuk kehilangan air melalui penguapan.
Stomata as adjustable pores, each delimited by a pair of guard cells,
are central determinants of plant photosynthesis, transpirational cooling and
ecological adaptability, which have huge impact on global water and carbon
cycles, plant competitiveness and nutrients in foods. (Jinghe and Liang,
2018).
Stomata sebagai pori-pori yang dapat disesuaikan, masing-masing
dibatasi oleh sepasang sel penjaga, merupakan penentu utama fotosintesis
tanaman, pendinginan transpirasi dan kemampuan beradaptasi ekologi, yang
memiliki dampak besar pada siklus air dan karbon global, daya saing tanaman
dan nutrisi dalam makanan.
Stomata merupakan lubang atau celah kecil yang dikelilingi oleh dua
sel khusus di dalam epidermis yang dapat disebut dengan sel penutup atau
penjaga, dan berada di permukaan daun (Taluta et al., 2017).
Stomata merupakan organ penting tumbuhan terutama pada saat
proses fotosintesis dan transpirasi digunakan sebagai tempat pertukaran CO2
pada daun dan juga organ yang berfungsi untuk tempat menguapnya
air., serta memegang peran penting kelangsungan hidup tanaman untuk
melakukan proses adaptasi pada suatu kondisi yang ekstrim atau mencekam
seperti kondisi kekeringan (Putri et al., 2017)
2.2 Fungsi Stomata

3
Stomata memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan
pertumbuhan tanaman. Beberapa fungsi dari stomata menurut Jianghe dan
Liang (2018) diantaranya :
A) Sebagai jalan respirasi, stomata merupakan lubang atau pori yang
mengatur keluar masuknya udara, air dan material terlarut lainnya.
Stomata bertugas dalam pertukaran udara menyerap CO2 dan
mengeluarkan O2 pada proses fotosintesis.
B) Merespon perubahan lingkungan sekitarnya, stomata mengatur
intensitas CO2 yang mampu diserap tanaman, intensitas cahaya, dan
juga temperatur udara yang sesuai bagi tanaman. Stomata mengatur
bukaan/tutupan pada porinya sesuai keadaan lingkungan dan
kemampuan fotosintesis tumbuhan.
C) Sebagai jalan transpirasi tumbuhan. Tumbuhan mengatur
kelembaban pada dirinya dengan mengalami penguapan. Stomata
disini berperan sebagai alat transpirasi tanaman khususnya pada
daun.
2.3 Bagian-Bagian Stomata + Gambar Literatur
Stomata memiliki bagian – bagian khusus yang bertugas dalam
menunjang keberhasilan stomata dalam menjalankan perannya untuk
tumbuhan. Beberapa bagian stomata menurut Rompas et al. (2011)
diantaranya adalah :
A) Sel penutup/sel penjaga
Sel penjaga adalah sel epidermis khusus karena mengandung
kloroplas, peran sel penjaga dalam respons konduktansi/besar
kecilnya bukaan tutup pori/lubang secara aktif. Sel ini terdiri dari
sepasang sel simetris, berbentuk seperti ginjal, pada dinding sel atas
dan sel bawah adanya alat yang berbentuk birai. Sel penjaga dari
beberapa spesies termasuk anggrek lady slippers tidak memiliki
kloroplas.
B) Celah (lubang/porus)

4
Celah atau porus ini terletak diantaranya sel penjaga,
berperan utama dalam keluar masuknya material seperti air, udara
ke dalam tubuh tumbuhan
C) Sel tetangga
Sel tetangga berada di sekitar sel penjaga atau dapat
dikatakan sebagai sel yang mengelilingi sel-sel penjaga. Sel
tetangga terdiri dari dua buah atau lebih secara khusus menjalankan
fungsinya melalui asosiasi dengan sel-sel penutup.
D) Ruang udara dalam
Ruang udara dalam merupakan ruang antar sel berukuran
besar, yang berfungsi ganda dalam proses fotosintesis, transpirasi,
dan respirasi. Ruang udara dalam memiliki hubungan yang
seimbang dengan ruang-ruang antar sel lainnya hingga ruang yang
terletak di bagian dalam.

Gambar 2.3.1 Bagian stomata (Meriko dan Abizar, 2018).


2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membuka dan Menutupnya Stomata
Stomata dalam aktivitas membuka menutupnya pori, dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yang menurut Setiawati (2019) adalah :
A) Asam absisat, adanya ABA menyebabkan pengaktifan protein canel dari
ion Ca+ sehingga konsentrasi Ca+ tinggi pada sel penjaga. Tingginya ion
Ca+ akan menghambat ion K+ masuk ke sel penjaga. Selain itu, Ca+
yang tinggi akan dapat meningkatkan pH sel penjaga sehingga akan
menyebabkan pemompaan ion K+ keluar dari sel penjaga, akibatnya air
keluar dari sel penjaga sehingga stomata menutup.

5
B) Konsentrasi CO2, apabila konsentrasi CO2 pada daun rendah akan
menyebabkan stomata membuka untuk dapat memasukkan lebih banyak,
hal ini karena tumbuhan membutuhkan CO2 pada proses fotosintesis
sehingga akan mempengaruhi produksi hasil fotosintesis tanaman.
C) Jam biologis tanaman, jam biologis ini dalam hal kemampuan
menyerap ion pada pagi hari sehingga stoma membuka, sedangkan
apabila pada malam hari terjadi pembebasan ion dimana menyebabkan
stoma akan menutup. Stomata pada sebagian besar tanaman umumnya
cenderung membuka pada siang hari ketika cukup cahaya dari matahari
dan menutup pada malam hari.
D) Intensitas cahaya matahari, intensitas cahaya ini memiliki pengaruh
terhadap peningkatan suhu, namun kelembaban udara masih tinggi.
Kelembaban udara yang tinggi ini akan meningkatkan pengaruh tekanan
uap antara daun dengan udara. Kondisi ini memicu terjadinya transpirasi
dengan stomata yang masih terbuka.
2.5 Perbedaan Stomata Tanaman Monokotil dan Tanaman Dikotil
Tanaman monokotil dan tanaman dikotil memiliki stomata dengan
beberapa aspek perbedaan, yang menurut Khairani (2020) diantaranya :
Stomata tanaman dikotil Stomata tanaman monokotil
Sel – sel penjaga memiliki bentuk Sel – sel penjaga memiliki bentuk
yag terlihat seperti kacang seperti dumbel
Stomata umumnya tersebar Stomata umumnya terletak berderet
– deret sejajar sesuai susunan
epidermis daun
Stomata umumnya terletak di bagian Stomata umumnya terletak di bagian
bawah daun atas epidermis daun
Ukuran stomata cenderung lebih Ukuran lebih kecil daripada stomata
besar daripada stomata tanaman dikotil dan terlihat padat
monokotil
Stomata memiliki tipe – tipe yang berbeda pada setiap tanaman menjadi
dasar perbedaan morfologi, dan pada tanaman dikotil terbagi menjadi :

6
A) Tipe anomostik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel dengan
bentuk dan ukuran sama dengan sel epidermis sekitarnya. Tipe ini
sering dijumpai pada famili Ranunculacea, Cucurbitaceae,
Caparidaceae, dan Malvaceae.
B) Tipe anisositik, sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel
tetangga dengan ukuran yang berbeda. Tipe ini sering dijumpai
pada tumbuhan anggota familia Cruciferae dan Solanaceae.
C) Tipe parasitik, sel penutup diiringi satu sel tetangga atau lebih
dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan sumbu sel
penutup dan celah. Tipe ini sering dijumpai pada tumbuhan famili
Rubiaceae, Magnoliaceae, dan Mimosaceae.
D) Tipe diasitik, dua buah sel tetangga mengelilingi stoma dengan
dinding bersama yang tegak lurus terhadap sumbu panjang sel
penutup serta pori. Tipe ini sering dijumpai pada tumbuhan famili
Caryophyllaceae dan Acanthaceae.
Stomata pada tanaman monokotil juga mengalami keragaman yang
terbagi menjadi :
A) Tipe stomata dengan sel penutup yang dikelilingi oleh 4 – 6 sel
tetangga. Tipe ini sering dijumpai pada Araceae, Commelinaceae,
Musaceae, Stralitziaceae, Cannaceae, dan Zingiberaceae
B) Tipe stomata dengan sel penutup yang dikelilingi 4 – 6 sel tetangga,
yang 2 diantaranya bulat dan lebih kecil dari yang lain, terletak pada
ujung sel penutup. Tipe sering dijumpai pada Palmae, Pandanaceae,
dan Cyclanthaceae.
C) Tipe stomata dengan sel penutup yang disekitari oleh 2 sel tetangga.
Tipe ini sering dijumpai pada pada Pontederiaceae, Flagellariaceae,
Butomales, Alismatales, Potamogetonales, Cyperales, Xyridales,
dan Juncales.
D) Tipe stomata dengan sel penutup yang tidak memiliki sel tetangga.
Tipe ini sering dijumpai pada Liliales (kecuali Pontederiaceae),
Dioscorales, Amaryllidales, Iridales, dan Orchidales.

7
Gambar 2.5.1 Keragaman stomata pada tumbuhan (Cotthem, 2011).

Gambar 2.5.2 Keragaman stomata pada tumbuhan (Cotthem, 2011).


2.6 Perbedaan Stomata Tanaman Darat dan Tanaman Air
A) Stomata pada Tanaman Air
Tumbuhan air beradaptasi dengan lingkungannya dengan memiliki
daun tumbuhan yang lebih lebar, akar yang termasuk pendek, tidak
memiliki lapisan lilin, dan stomata yang umumnya besar serta
stomatanya di atas permukaan daun. Tumbuhana air memiliki daun yang
lebar, karena stomatanya banyak sehingga hal ini dapat mempercepat
proses fotosintesis. Daun pada tumbuhan air juga tidak memiliki lapisan
lilin karena lapisan lilin dapat memperlambat proses penguapan pada
tumbuhan air dan letak stomata pada bagian atas karena stomata akan
berhadapan langsung dengan udara atmosfer sehingga mempercepat
proses transpirasi (Eka, 2012).

8
B) Stomata pada Tanaman Darat
Beberapa tumbuhan darat memiliki lapisan lilin dengan fungsi
untuk menghambat proses penguapan yang berlebihan dengan ukuran
stomata kecil pada bawah permukaan, stomata nantinya akan mengecil
ketika tumbuhan mengalami cekaman kekeringan untuk menghambat
proses penguapan tumbuhan agar dapat tetap bertahan hidup (Lestari,
2016).

9
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat yang digunakan pada pengamatan
Nama Fungsi
Alat tulis Mencatat hasil pengamatan
Mikroskop Mengamati spesimen
Kaca preparat Media spesimen pada pengamatan
Selotip Menutup bagian yang dilapisi kutek
Cutter/Silet Memotong spesimen
Kutek bening Mengoleskan pada spesimen untuk mendapat hasil
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada pengamatan
Nama Fungsi
Daun jagung
Daun mangga Objek pengamatan
Daun teratai

3.2 Cara Kerja


Menyiapkan alat dan bahan

Melapisi spesimen dengan kutek bening dan menunggu hingga kering

Setelah itu, menutup bagian yang dilapisi kutek dengan selotip

Melepaskan selotip dari daun tersebut pada kaca preparat dan


mengamati di bawah kroskop

Mencatat hasil pengamatan dan dokumentasi

10
3.3 Analisa Perlakuan
Pertama, siapkan alat dan bahan digunakan pada saat praktikum.
Kedua, lapisi spesimen dengan kutek bening kemudian tunggu hingga
kering. Setelah kering, tutup bagian yang dilapisi kutek dengan selotip.
Selanjutnya, lepaskan selotip dari daun tersebut. Kemudian, letakkan
selotip tersebut pada kaca preparat dan amatilah pada bawah mikroskop.
Terakhir, catatlah dan dokumentasikan hasil pengamatan yang didapat.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Klasfikasi tanaman spesimen
4.1.1Klasifikasi Tanaman Mangga (+ Gambar Literature Tanaman)
Sebagai bahan spesimen, tanaman mangga memiliki klasifikasi
yang menurut ITIS (2021), sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera L
Spesies : Mangifera indica L.

Gambar 4.1.1.1Tanaman mangga (Wauthoz et al., 2017)


4.1.2 Klasifikasi Tanaman Jagung (+ Gambar Literature Tanaman)
Sebagai bahan spesimen, tanaman jagung memiliki
klasifikasi yang menurut ITIS (2021), sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina

12
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea L
Spesies : Zea mays L.

Gambar 4.1.2.1 Tanaman jagung (Parle dan Dhamija, 2013)


4.1.3 Klasifikasi Tanaman Teratai (+ Gambar Literature Tanaman)
Sebagai bahan spesimen, tanaman teratai memiliki klasifikasi
yang menurut ITIS (2021), sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Nymphaeales
Famili : Nymphaeaceae
Genus : Nymphaea
Spesies : Nymphaea spp.

13
Gambar 4.1.3.1 Tanaman teratai (Chesire, 2019)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil pengamatan stomata pada tanaman jagung
Tanaman jagung merupakan jenis tanaman monokotil dengan
stomata pada daun yang umumnya rapat, sejajar dan tidak tersebar
sehingga terlihat padat. Setiap varietas jagung memiliki kerapatan
stomata yang berbeda – beda. Menurut Agustamia et al., (2016),
rerata kerapatan stomata varietas jagung yang berbeda dapat
mempengaruhi terjangkitnya tanaman jagung terhadap penyakit
bulai. Kerapatan stomata yang tinggi menunjukkan nilai intensitas
penyakit bulai juga akan tinggi.

Gambar 4.2.1.1 Stomata daun jagung (Agustamia et al., 2016)


4.2.2 Hasil pengamatan stomata pada tanaman mangga
Tanaman mangga termasuk ke dalam jenis tanaman diktil
dengan tipe stomata anomositik (Mutaqin et al., 2016).
Anomositik merupakan sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel
dengan bentuk dan ukuran sama dengan sel epidermis sekita
(Khairani, 2020). Stomata daun mangga di bagian bawah
permukaan daun yang jumlahnya sekitar >400 stomata dan
termasuk ke dalam kategori tak hingga.

14
Gambar 4.2.2.1 Stomata daun mangga (Mutaqin et al.,
2016)
4.2.3 Hasil pengamatan stomata pada tanaman teratai
Saputri (2016) mengungkapkan bahwa tipe stomata pada
tanaman teratai yang termasuk dalam tumbuhan dikotil termasuk
dalam tipe anomositik (sel penutup seperti ginjal dan dikelilingi
oleh sel yang jumlahnya berbeda seperti epidermis), terletak pada
permukaan daun dengan pertulangan menjalar menyebar tidak
teratur, sedangkan pada jenis pertulangan yang sejajar letak
stomata daunnya pun dalam barisan sejajar.

Gambar 4.2.3.1 Stomata daun teratai (Saputri, 2016)

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Stomata merupakan organ penting tumbuhan terutama pada saat
proses fotosintesis dan transpirasi digunakan sebagai tempat pertukaran
CO2 pada daun dan juga organ yang berfungsi untuk tempat
menguapnya air., serta memegang peran penting kelangsungan hidup
tanaman untuk melakukan proses adaptasi pada suatu kondisi yang ekstrim
atau mencekam seperti kondisi kekeringan. Stomata memiliki fungsi –
fungsi yang menunjang proses metabolisme pada tumbuhan. Dalam
menjalankan fungsinya, stomata memiliki bagian – bagian diantaranya
pori/lubang, sel penjaga, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Stomata
dalam melakukan aktivitasnya juga dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal atau dari lingkungan. Stomata pada tumbuhan monokotil
berbeda dengan stomata tumbuhan dikotil, serta stomata pada tanaman
darat juga berbeda dengan stomata tumbuhan air.
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat, spesimen tanaman
jagung memiliki tipe stomata yang rapat, sejajar, tidak tersebar dan padat.
Pada tanaman mangga termasuk dalam tipe anomositik atau tersebar
dikelilingi sel – sel epidermis, begitupula stomata pada tanaman teratai
juga termasuk dalam tipe anomositik.
5.2 Saran
Diharapkan agar praktikan dapat memahami materi stomata ini
dengan baik, praktikan mengikuti peraturan yang ada saat praktikum.
Kemudian diharapkan juga agar para asisten menemani praktikan dari
awal sampai akhir praktikum agar meminimalisir kesalahan saat
praktikum. Diharapkan juga agar sampel daun tidak terkena
penyakit/cacat/terserang hama sehingga dapat memudahkan dalam
mengamati stomata.

16
DAFTAR PUSTAKA
Jinghe, J., Liang, Y. (2018). Stomata. Wuhan University
Reece, J., et al. (2013). Campbell Biology. New York: Person Education
Putri, Suedy, dan Darmanti. 2017. Pengaruh Pupuk Nanosilika Terhadap
Jumlah Stomata, Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Padi Hitam. Buletin
Anatomi dan Fisiologi. 2(1): 72-79.
Taluta, Henny, Rumondor. 2017. Pengukuran Panjang dan Lebar Pori Stomata
Daun Beberapa Varietas Tanaman Kacang Tanah. Jurnal MIPA UNSRAT
Online. 6(1): 1- 5.
Meriko, L., Abizar. (2018). Struktur stomata daun beberapa tumbuhan kantong
semar (Nepenthes spp.). Berita Biologi, 16(3), 325-330.
Setiawati, et al. 2019. Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi Waktu
dan Perbedaan Intensitas Cahaya pada Daun Hibiscus Tiliaceus Linn di
Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal Prolife. 6 (2).
Cotthem, W. V. (2011). Comparative Morphological Study of the Stomata in the
Filicopsida. Bulletin du Jardin botanique national de Belgique / Bulletin
van de National Plantentuin van België 40(2):81
Eka. (2012). Jurnal Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai
(Glycine max (L) Merril) Pada Pagi Hari Dan Sore. Laboratorium Biologi
dan Struktur Fungsi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Diponegoro Semarang.
Lestari, E.G. (2016). Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan
kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal
Biodiversitas 7(1): 44-48
Agustamia, C., Widiastuti, A., & Sumardiyono, C. (2016). Pengaruh Stomata
Dan Klorofil Pada Ketahanan Beberapa Varietas Jagung Terhadap Penyakit
Bulai. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 20, No. 2, 89-94.
Mutaqin, A. Z., Ruly, B., Tia, S., M. Nurzaman, Radewi, S. F. (2016). Studi
Anatomi Stomata Daun Mangga (Mangifera indica) Berdasarkan Perbedaan
Lingkungan. Jurnal biodjati, 1(1).

17
Retrieved [11/21/2021], from the Integrated Taxonomic Information System
(ITIS) on-line database, www.itis.gov , CC0.
https://doi.org/10.5066/F7KH0KBK
Saputri, N. W. (2016). Sruktur dan Distribusi Stomata pada Tanaman Marga
Nymphea. Artikel Skripsi. Fakultas Keguruam dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Nusantara Persatuan Guru Republik Indonesia. Kediri.
Wauthoz, N., Balde, A., Balde, E. S., Van Damme, M., & Duez, P. (2017).
Ethnopharmacology of Mangifera indica L. bark and pharmacological
studies of its main C-glucosylxanthone, mangiferin. International Journal of
Biomedical and Pharmaceutical Sciences, 1(2), 112-119.
Parle, M., & Dhamija, I. (2013). Zea maize: A modern Craze. International
Research Journal of Pharmacy, 4(6), 39-43.
Chesire, G. (2019). Plant Series, No. 3. Manuscript MS 408. Nymphaea alba.
MS408 Project

18

Anda mungkin juga menyukai