04
Modul ke:
<
← MENU AKHIRI >
→
Berikut contoh Perkembangan Sejarah
Perancangan Kota
Kasus Kota Jakarta
3
Perkembangan Arsitektur
Kota Jakarta Pra 1945
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Awal Perkembangan Kota Jakarta
Ribuan tahun yang lalu kawasan ini masih baru terbentuk dari endapan lumpur sungai-
sungai yang mengalir ke teluk Jakarta. Endapan ini membentuk dataran dengan alur-
alur sungai yang menyerupai kipas.
ABAD KE-5
Ditemukan Batu bertulis dari Tugu, bagian timur Jakarta, menyebutkan tentang
penggalian dua sungai buatan sepanjang 11 kilometer oleh Raja Tarumanegara. Ini
menunjukkan bahwa tatanan sosial, pemerintahan, dan teknologi yang berkembang
saat itu sudah cukup maju.
ABAD KE-14
Sunda Kelapa merupakan pelabuhan dari kerajaan Pakuan Pajajaran yang berpusat
60 kilometer di sebelah selatan Jakarta.
ABAD KE-16
Batu "Padrao" yang ditemukan di dekat Kalibesar, dibuat untuk memperingati perjanjian antara Raja
Sunda dengan Portugis pada tahun 1522. Pada waktu itu Sunda Kelapa merupakan pelabuhan yang
ramai, dan dihuni oleh 5000 sampai 10000 penduduk.
Perebutan pengaruh antara Kerajaan Pajajaran, Demak & Banten, serta kekuatan-kekuatan Por-tugis,
Inggris, dan Belanda menyebabkan suasana tegang.
Pada tahun 1527, Fatahillah (menantu sultan Demak) menyerang Sunda Kelapa dan memperoleh
kemenangan pada tanggal 22 juni. la merubah nama Sunda Kelapa menjadi “Jayakarta“ yang berarti
(Kemenangan Mutlak). Sekarang tanggal 22 juni 1527 diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Pada akhir abad ke-16 Belanda diizinkan membangun gudang di sisi timur muara Ciliwung. Setelah itu
para pedagang Inggris diizinkan pula membangun loji di sisi barat muara Ciliwung, di seberang gudang
Belanda.
ABAD KE-17
Gudang yang dibangun Belanda di sisi timur diperkuat sehingga menjadi benteng besar
yang dilengkapi dengan meriam-meriam.
Hal ini meningkatkan ketegangan sehingga terjadi perang tahun 1619. Belanda
menguasai jayakarta dan menyebutnya sebagai Batavia.
Setelah perang tahun 1619, kota dikembangkan ke arah selatan. Stadhuis atau
Balaikota dibangun dengan taman yang indah di depannya . Sekarang taman itu disebut
Taman Fatahillah, sedang bangunan Balaikota lama dipakai sebagai Museum Jakarta.
Penataan kota sangat dipengaruhi oleh pola kanal-kanal seperti yang terdapat di
Amsterdam. Dibangun kanal-kanal yang saling berpotongan tegak lurus.
Di sekeliling kota dibangun tembok pertahanan dan pada mulut sungai dibuat benteng
yang besar. Di sepanjang kanal dibangun kantor dan rumah yang besar.
Pada tahun 1635 Kalibesar tidak lagi berkelok-kelok tetapi sudah diluruskan.
Digali pula kanal atau Tijgerspracht dan Amanusgracht. Untuk mengangkut kayu dari selatan, pada tahun 1648 Phoa Bing Ham diizinkan menggali saluran
yang kemudian diberi nama Molenvlient, ynng sekarang ditengah jalan gajah mada dan jalan hayam wuruk.
Akibatnya Kondisi "kota lama'di sebelah utara menjadi tidak sehat. Parit-parit menjadi dangkal, aliran air tidak lancar, dan timbul berbagai macam penyakit
menular. Banyak yang mendirikan rumah-rumah peristirahatan di sekilar jalan Jakarta ditepi sungai ciliwung, dan juga di sisi saluran Molenvlient.
ABAD KE-18
Pada tahun 1735 dibangun pasar senen dan pasar tanah abang Kedua pasar itu
dihubungkan melalui jalan Parapatan dan Kampung Lima. Selain itu juga dibangun Jalan
Raya Selatan atau de Groote Zuiderweg yang menghubungkan Gunung Sahari, Senen,
Kramal, Jatinegara.
Jacob Mussel pemilik tanah Weltevreden saal itu, membangun rumah besar menghadap
jalan Kenanga dan Pasar Senen. Lokasi rumah itu sekarang dipakai untuk kompleks RSPAD
“Gatot Subrolo".
Disekitar saluran Molenvliet juga terjadi pengembangan. Vila-vila bertambah banyak dan
besar, antara lain rumah gubernur jendral Renier de Klerk (1777-1780) yang sekarang
dipakai untuk Gedung Arsip Nasional.
ABADKE-19.
Pada abad ke-19 terjadi perkembangan dan perubahan yang pesat. Pada tahun 1807 Daendels diangkat
menjadi Gubernur Jendral dan berkeinginan membangun Wetelvreden menjadi ibukota.Pertama-tama
dibangunnya lapangan latihan dan parade Waterlooplein yang sekarang menjadi Lapangan Banteng. Di
sebelah Timur Lapangan Banteng didirikan perkantoran pemerintah. Untuk membangunnya dipakai
bahan-bahan bekas dari benteng-benteng tua yang dirobohkan. Bangunan ini selesai dibangun pada
tahun 1826.
Bangunan di sekitar Lapangan Banteng kebanyakan dibangun pada abad ke-19. Gedung Kesenian
dibangun pada tahun 1821, Gereja Immanuel lahun 1839, gedung Mahkamah Agung tahun 1848, dan
Kathedral lama tahun 1829.Kathedral lama ini runtuh pada tahun 1890 dan dibangun kembali pada tahun
1898 dengan arsitek Hulswit.
Pelabuhan Satu Tanjung Priok digali tahun 1877-1883 dan diresmikan tahun 1886
Dibuka jalur kereta api Jakarta – Bogor pada tahun 1873
Trem Uap angkutan dalam kota tahun 1881
Trem listrik angkutan dalam kota tahun 1897
Kota-kota yang tidak mempunyai tenagaahli, mendapat bantuan nasihat ahli dari pusat. Salah salu ahli yang pemikirannya banyak mempengaruhi pola
perkembangan koia-kota di Indonesia adalah Thomas Karslen. Disamping membantu berbagai kota dalam perencanaannya, ia bersama beberapa ahli
lainnya juga menyusun rancangan.
Menara Pabean
Denah Situasi Sunda Kelapa Musium Bahari dibangun 1652 Pasar Ikan Tempo Dulu
Museum Jakarta
(Gedung Balai kota dibangun 1627)
(Bergaya unsur eropa)
Toko Kompak
Bergaya
Cornice Klasik Gedung Kesenian
Apotik Kimia Farma dibangun 1812, Bergaya Eropa
Bergaya Art &Craft
Mahkamah Agung
Sumber Internet :
(2) (PDF) Permasalahan Konservasi dalam Arsitektur dan Perkotaan | Antariksa Sudikno -
Academia.edu
<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih
Tin Budi Utami