Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL TENTANG

“POLITIK DAN STRATEGI DALAM ERA OTONOMI DAERAH”

DI SUSUN OLEH

Nama : Eka Nurwati


Nim : 030458447
Prodi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Kode/Nama MK : MKDU 4111 / Pendidikan Kewarganegaraan
Tugas Ke : 1 (Satu)
POLITIK DAN STRATEGI DALAM ERA OTONOMI DAERAH

ABSRAK
Strategi nasioanal dirancang untuk menjawab kepentingan nasional negara
tersebut. Setiap strategi di masing-maisng negara berbeda karena kebijakan dan
kebutuhan masyarakat disetiap negara berbeda-beda satu sama lainnya. Sebagai
salah satu negara berdaulat dan bermartabat, tentunya Indonesia harus memiliki
strategi besar yang dapat menjamin tercapainya segala kepentingan nasional guna
mewujudkan tujuan nasional menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Otonomi daerah adalah pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian
wilayah nasional suatu Negara secara informal berada di luar pemerintah pusat.
Sedangkan Philip Mahwood (1983) mengemukakan bahwa otonomi daerah adalah
suatu pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan sendiri yang
keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah guna
mengalokasikan sumber sumber material yang substansial tentang fungsi-fungsi
yang berbeda.
Dengan otonomi daerah tersebut, menurut Mariun (1979) bahwa dengan
kebebasan yang dimiliki pemerintah daerah memungkinkan untuk membuat
inisiatif sendiri, mengelola dan mengoptimalkan sumber daya daerah. Adanya
kebebasan untuk berinisiatif merupakan suatu dasar pemberian otonomi daerah,
karena dasar pemberian otonomi daerah adalah dapat berbuat sesuai dengan
kebutuhan setempat.
Kata Kunci : Politik, Otonomi, Daerah, Startegi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Strategi nasional adalah perencanaan dan memutuskan sesuatu untuk
kepentingan negara. Kata strategi sendiri berasal dari bahasa Yunani strategos.
Politik dan strategi pertahanan nasional harus berjalan selaras. Strategi
nasioanal dirancang untuk menjawab kepentingan nasional negara tersebut.
Setiap strategi di masing-maisng negara berbeda karena kebijakan dan
kebutuhan masyarakat disetiap negar berbeda-beda satu sama lainnya.
Otonomi adalah adanya kebebasan pemerintah daerah untuk mengatur
rumah tangga, seperti dalam bidang kebijaksanaan, pembiyaan serta perangkat
pelaksanaannnya. Sedangkan kewajiban harus mendorong pelaksanaan
pemerintah dan pembangunan nasional. Selanjutnya wewenang adalah adanya
kekuasaan pemerintah daerah untuk berinisiatif sendiri, menetapkan
kebijaksanaan sendiri, perencanaan sendiri serta mengelola keuangan sendiri.
B. Rumusan Masalah
Dalam tugas ini akan dibahas beberapa masalah, diantaranya.
1. Apa pengertian Politik ?
2. Apa pengertian Strategi nasional ?
3. Apa Pengertian Otonomi Daerah ?
4. Apa dasar pemikiran penyusunan politik dan strategi nasional dalam
otonomi daerah ?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tersebut, yaitu :
Untuk mengetahui dasar pemikiran penyusuanan politik dan strategi dalam era
otonomi daerah
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Politik
Politik adalah pembentukan keukuasaan dalam masyarakat dalam membuat
suatu keputusan untuk negara. Politik juga diartikan sebagai seni dan ilmu untuk
meraih kekuasaan secara konstitusional dan nonkonstitusional. Kata politik
berasal dari bahasa Belanda “politiek” dan bahasa ingggris “politics” yang
bersumber dari bahasa Yunani τα πολιτικά .
Pengertian politik menurut beberapa ahli :
Menurut Andrew Heywood
Politik adalah kegiatan suatu bangsa yang memiliki tujuan untuk
mempertahankan dan menjalankan peraturan yang ada untuk patokan
hidupnya.
Menurut Carl Schmdit
Politik adalah suatu dunia yang didalamnya orang-orang lebih membuat
keputusan-keputusan dari lembaga-lembaga abstrak
Berdasarkan teori klasik Aristoteles politik adalah usaha yang ditempuh warga
untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Adapun lembaga-lembaga politik yang berati seperangkat norma yang
melaksanakan dan memiliki kekuasaan atau wewenang dalam suatu bidang yang
khusus. Lembaga politik meliputi eksekutif , legislatif dan yudiktif, keamanan
dan pertahanan nasional serta partai politik. Setiap lembaga memiliki ketua
untuk mengatur lembaganya masing-masing.
Berikut ini proses pembentukan lembaga politik :
Mengadakan kegiatan yang dapat mewakili aspirasi masyarakat
Pembentukan tentara nasional dari suatu negara merdeka dengan pasrtisipasi
dari berbagai golongan yang mewakili masyarakat
Fungsi lembaga politik adalah :
 Menjaga keamanan dan katahanan masyarakat
 Melaksanakan kesejahteraan umum
 Sebagai jembatan penyampaian aspirasi dari masyarakat ke pemilik
kebijakan negara
2. Pengertian Strategi nasional
Strategi nasional adalah perencanaan dan memutuskan sesuatu untuk
kepentingan negara. Kata strategi sendiri berasal dari bahasa Yunani
Strategos. Politik dan strategi pertahanan nasional harus berjalan selaras.
Strategi nasioanal dirancang untuk menjawab kepentingan nasional negara
tersebut. Setiap strategi di masing-maisng negara berbeda karena kebijakan
dan kebutuhan masyarakat disetiap negar berbeda-beda satu sama lainnya.
Sebagai salah satu negara berdaulat dan bermartabat, tentunya Indonesia harus
memiliki strategi besar yang dapat menjamin tercapainya segala kepentingan
nasional guna mewujudkan tujuan nasional menciptakan masyarakat adil dan
makmur.
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan
ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.
Dikutip dari Letkol Laut (P) Erwin S. Aldedharma, Komandan KRI Nala
Khusus di bidang pertahanan negara, terkesan saat ini belum adanya
keseragaman pola sikap dan pola tindak dalam lingkup Departemen
Pertahanan, termasuk di jajaran TNI. Walaupun Undang-undang Pertahanan
menyatakan bahwa strategi pertahanan negara disusun berdasarkan kondisi
geografis bangsa, namun implementasi di lapangan masih sepertinya
mengedepankan strategi pertahanan semesta, di mana dalam menghadapi
kekuatan lawan, militer Indonesia masih berorientasi pada taktik perang
gerilya. Artinya, musuh akan ditunggu hingga masuk dan menginjakkan kaki
ke wilayah daratan Indonesia, yang mana berarti pula bahwa rakyat akan ikut
terlibat dalam perang. Bukan berarti bahwa strategi pertahanan semesta
merupakan sesuatu yang keliru, karena sejarah membuktikan bahwa dengan
strategi tersebut bangsa ini berhasil merebut dan mempertahankan
kemerdekaannya melawan penjajah. Namun dengan perkembangan situasi
politik, hukum dan teknologi era sekarang, strategi itu hendaknya tidak
ditempatkan sebagai strategi utama, karena hukum internasional melarang
keterlibatan rakyat (non kombatan) dalam perang. Sebaliknya, Indonesia
harus mampu mencegah musuh masuk ke wilayahnya, sehingga mewajibkan
kita mempunyai militer yang memiliki daya pukul dan daya hancur cukup
besar serta dapat dikerahkan hingga jauh ke batas terluar yurisdiksi nasional.
Bertolak dari pemikiran demikian dan dikaitkan dengan kondisi geografis
Indonesia, sudah sewajarnya bila fokus pembangunan kekuatan militer
terletak pada Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Sudah jelas sekali bahwa peran pelaku-pelaku politik sangat mempengaruhi
strategi negara dalam mempertahankan keamanan dan kesejahteraan
masyarakat di dalam negara Indonesia.
 
3. Pengertian Otonomi Daerah
Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri dan
namos yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi
dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah
tangga sendiri (Bayu Suryaninrat; 1985).
Beberapa pendapat ahli yang dikutip Abdulrahman (1997) mengemukakan
bahwa :
F. Sugeng Istianto, mengartikan otonomi daerah sebagai hak dan wewenang
untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah.

Ateng Syarifuddin, mengemukakan bahwa otonomi mempunyai makna


kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Kebebasan yang
terbatas atau kemandirian itu terwujud pemberian kesempatan yang harus
dipertanggungjawabkan.

Syarif Saleh, berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur dan


memerintah daerah sendiri. Hak mana diperoleh dari pemerintah pusat.

Pendapat lain dikemukakan oleh Benyamin Hoesein (1993) bahwa otonomi


daerah adalah pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional
suatu Negara secara informal berada di luar pemerintah pusat. Sedangkan
Philip Mahwood (1983) mengemukakan bahwa otonomi daerah adalah suatu
pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan sendiri yang keberadaannya
terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah guna
mengalokasikan sumber sumber material yang substansial tentang fungsi-
fungsi yang berbeda.

Dengan otonomi daerah tersebut, menurut Mariun (1979) bahwa dengan


kebebasan yang dimiliki pemerintah daerah memungkinkan untuk membuat
inisiatif sendiri, mengelola dan mengoptimalkan sumber daya daerah. Adanya
kebebasan untuk berinisiatif merupakan suatu dasar pemberian otonomi
daerah, karena dasar pemberian otonomi daerah adalah dapat berbuat sesuai
dengan kebutuhan setempat.
Kebebasan yang terbatas atau kemandirian tersebut adalah wujud
kesempatan pemberian yang harus dipertanggungjawabkan. Dengan demikian,
hak dan kewajiban serta kebebasan bagi daerah untuk menyelenggarakan
urusan-urusannya sepanjang sanggup untuk melakukannya dan penekanannya
lebih bersifat otonomi yang luas. Pendapat tentang otonomi di atas, juga
sejalan dengan yang dikemukakan Vincent Lemius (1986) bahwa otonomi
daerah merupakan kebebasan untuk mengambil keputusan politik maupun
administrasi, dengan tetap menghormati peraturan perundang-undangan.
Meskipun dalam otonomi daerah ada kebebasan untuk menentukan apa yang
menjadi kebutuhan daerah, tetapi dalam kebutuhan daerah senantiasa
disesuaikan dengan kepentingan nasional, ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
Terlepas dari itu pendapat beberapa ahli yang telah dikemukakan di atas,
dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa otonomi
daerah adalah kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Beranjak dari rumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah
pada prinsipnya mempunyai tiga aspek, yaitu :
1. Aspek Hak dan Kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri. 
2. Aspek kewajiban untuk tetap mengikuti peraturan dan ketentuan dari
pemerintahan di atasnya, serta tetap berada dalam satu kerangka
pemerintahan nasional. 
3. Aspek kemandirian dalam pengelolaan keuangan baik dari biaya sebagai
perlimpahan kewenangan dan pelaksanaan kewajiban, juga terutama
kemampuan menggali sumber pembiayaan sendiri. 
Yang dimaksud dengan hak dalam pengertian otonomi adalah adanya
kebebasan pemerintah daerah untuk mengatur rumah tangga, seperti dalam
bidang kebijaksanaan, pembiyaan serta perangkat pelaksanaannnya. Sedangkan
kewajban harus mendorong pelaksanaan pemerintah dan pembangunan
nasional. Selanjutnya wewenang adalah adanya kekuasaan pemerintah daerah
untuk berinisiatif sendiri, menetapkan kebijaksanaan sendiri, perencanaan
sendiri serta mengelola keuangan sendiri.
Dengan demikian, bila dikaji lebih jauh isi dan jiwa undang-undang Nomor
23 Tahun 2004, maka otonomi daerah mempunyai arti bahwa daerah harus
mampu :
1. Berinisiatif sendiri yaitu harus mampu menyusun dan melaksanakan
kebijaksanaan sendiri. 
2. Membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta peraturan pelaksanaannya. 
3. Menggali sumber-sumber keuangan sendiri. 
4. Memiliki alat pelaksana baik personil maupun sarana dan prasarananya. 

4. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan startegi Nasional dalam


Otonomi Daerah
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan
ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.
Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun
berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945 . sejak tahun 1985 telah
berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan
lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur
politik” .  Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK,
MA . Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai
“infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam
masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure
group) . Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan
memiliki kekuatan yang seimbang . Mekanisme penyusunan politik dan
strategi nasional di tingkat suprastruktur politik diatur oleh
presiden/mandataris MPR . Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi
nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima
GBHN .Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan
lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang
dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi
nasional yang bersifat pelaksanaan . Salah satu wujud pengapilikasian politik
dan strategi nasional dalam pemerintahan adalah sebagai berikut :
1. Otonomi Daerah
Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
yang merupakan salah satu wujud politik dan strategi nasional secara
teoritis telah memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah, yaitu
otonomi terbatas bagi daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah
Kabupaten/Kota.
Perbedaan Undang-undang yang lama dan yang baru ialah:
1. Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai
dari pusat (central government looking).
2. Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai
dari daerah (local government looking).
2. Kewenangan Daerah
1. Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999 tenang Otonomi Daerah,
kewenagan daerah mencakup seluruh kewenangan bidang
pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar
negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama,
serta kewenangan bidang lain.
2. Kewenagnan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaan
nasional dan pengendalian pembangunan secara makro.
3. Bentuk dan susunan pemerintahan daerah,
3. DPRD sebagai badan legislatif daerah dan pemerintah daerah sebagai
eksekutif daerah dibentuk di daerah.
DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan
wahana untuk melaksanakan demokrasi:
1. Memilih Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan
Walikota/Wakil Walikota.
2. Memilih anggota Majelis Permusawartan Prakyat dari urusan
Daerah.
3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/ Wakil
Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota.
4. Membentuk peraturan daerah bersama gubernur, Bupati atas Wali
Kota.
5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
bersama gubernur, Bupati, Walikota.
6. Mengawasi pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati, dan
Walikota, pelaksanaan APBD, kebijakan daerah, pelaksanaan kerja
sama internasional di daerah, dan menampung serta menindak-
lanjuti aspirasi daerah dan masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN

Otonomi daerah sebagai salah satu bentuk desentralisasi pemerintahan, pada


hakekatnya bertujuan untuk memenuhi kepentingan bangsa secara keseluruhan.
Berdasarkan ide hakiki yang terkandung dalam konsep otonomi, maka Sarundajang
(2002) juga menegaskan tujuan pemberian otonomi kepada daerah meliputi 4 aspek
sebagai berikut :
1. Dari segi politik adalah mengikutsertakan, menyalurkan aspirasi dan
inspirasi masyarakat, baik untuk kepentingan daerah sendiri, maupun untuk
mendukung politik dan kebijakan nasional;
2. Dari segi manajemen pemerintahan, adalah untuk meningkatkan daya guna
dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan;
3. Dari segi kemasyarakatan, untuk meningkatkan partisipasi serta
menumbuhkan kemandirian masyarakat melalui upaya pemberdayaan
masyarakat untuk mandiri;
4. Dari segi ekonomi pembangunan, adalah untuk melancarkan pelaksanaan
program pembangunan guna tercapainya kesejahteraan rakyat. 
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahhubinternasional.blogspot.com/2010/11/mencari-strategi-pertahanan-
bagi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Politik#Teori_politik

http://komkomriah.blogspot.com/2013/03/lembaga-politik.html

http://books.google.co.id/books?
id=606SEiPPl0AC&pg=PA140&dq=politik+dan+strategi+nasional&hl=id&sa=X
&ei=0w67UbrQJsOPrQeb84CoDA&redir_esc=y

http://books.google.co.id/books?
id=h99fnMwDKykC&pg=PA101&dq=politik+dan+strategi+nasional&hl=id&sa=
X&ei=0w67UbrQJsOPrQeb84CoDA&redir_esc=y#v=onepage&q=politik%20dan
%20strategi%20nasional&f=false

http://ocw.gunadarma.ac.id/course/civil-and-planning-engineering/study-program-
of-civil-engineering-s1/pendidikan-kewarganegaraan/politik-strategi-nasional-
bagian-1

http://fulay2503.blogspot.com/2010/05/stratifikasi-politik.html

http://wdyanarko.blogspot.com/2011/06/politik.html

MODUL Pendidikan Kewarganegaraan

Anda mungkin juga menyukai