KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
LAPORAN
PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DESA “JURUNG DUSUN II RT 004 & 005” WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATURUSA KECAMATAN MERAWANG
KABUPATEN BANGKA
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR DIAGRAM
vi
Diagram 3.24 :Jarak Sumber air dengan Septic Tank
Diagram 3.25 : Tempat Penampungan Air Sementara
Diagram 3.26 : Kondisi Tempat Penampungan Air
Diagram 3.27 :Kondisi Air dalam Penampungan
Diagram 3.28 : Jentik dalam Penampungan Air
Diagram 3.29 :Pembuangan Sampah
Diagram 3.30 : Pembuangan Limbah
Diagram 3.31 : Kandang Ternak
Diagram 3.32 : Sarana Kesehatan Terdekat
Diagram 3.33 : Kebiasaan Keluarga Minta Tolong Jika Sakit
Diagram 3.34 : Kebiasaan Keluarga Sebelum Ke Pelayanan Kesehatan
Diagram 3.35 : Jaminan Kesehatan
Diagram 3.36 : Jaminan Kesehatan yang dimiliki
Diagram 3.37 : Sarana Transportasi Ke Pelayanan Kesehatan
Diagram 3.38 : Jarak Rumah dengan Sarana Kesehatan
Diagram 3.39 : Pasangan Usia Subur
Diagram 3.40 : Pasangan Usia Subur Menjadi Aseptor KB
Diagram 3.41 : Anak Sekolah atau Remaja
Diagram 3.42 : Usia anak saat ini
Diagram 3.43 : Pendidikan Anak Saat Ini
Diagram 3.44 : Kegiatan Anak di luar Sekolah
Diagram 3.45 :Penyakit yang dialami anak
Diagram 3.46 : Penggunaan Waktu Luang anak
Diagram 3.47 : Usia Lanjut
Diagram 3.48 : Apakah Lansia memiliki keluhan
Diagram 3.49 : Upaya yang telah dilakukan
Diagram 3.50 : Penggunaan Waktu Senggang pada Lansia
vii
Diagram 3.51 :Ketersediaan Posyandu Lansia
Diagram 3.52 : Keikutsertaan Posyandu Lansia
Diagram 3.53 : Alasan Tidak Ikut Posyandu
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat-menyurat
Lampiran 2 : Format Hasil Pengkajian
Lampiran 3 : Screening
Lampiran 4 : Dokumentasi Pelaksanaan
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu gejala di mana kondisi tubuh maupun
jiwa dalam kondisi yang produktif baik dari segi fisik, mental, sosial
maupun ekonomi, di mana kesehatan suatu kondisi tubuh yang sangat
penting dalam menjalani aktifitas dalam kehidupan sehari-hari, tanpa
kesehatan akan menghambat aktifitas dalam kehidupan baik rohani
maupun jasmani (Refdinal, 2016).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok
resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan keperawatan. (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Komunitas (community) bagian dari masyarakat yang didasarkan
pada perasaan yang sama, sepenanggungan, dan saling membutuhkan serta
bertempat tinggal disuatu wilayah tempat kediaman tertentu, kesamaan
tujuan dari beberapa individu membentuk komunitas–komunitas yang
berupaya untuk membantu mengatasi masalah sosial di masyarakat.
(Soekanto, 2009:79).
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam
suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana atau pelayanan
kesehatan (health service). Pelayanan kesehatan merupakan tempat yang
sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang
tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari pentingnya
kesehatan akan datang memeriksakan kesehatannya di tempat
penyelenggara medis, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter,
perawat dan lainnya (Siswanto, 2017). Adapun dalam bidang keperawatan
1
sendiri terdapat berbagai stase dalam pelayanan kesehatan yang akan
diberikan kepada masyarakat, salah satunya keperawatan komunitas.
Sehubungan dengan pencapaian kompetensi maka dilaksanakan kegiatan
Praktik Lapangan Keperawatan Komunitas selama 2 minggu di Puskesmas
Baturusa, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka.
Puskesmas Baturusa adalah unit pelaksana teknis (UPT) pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka di Pimpin oleh Kepala UPT yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan melalui Sekretaris Dinas. Dalam melaksanakan fungsinya,
puskesmas berwenang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar
secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu, Puskesmas
mengutamakan upaya Promotif dan Preventif, berorientasi pada
keamanan dan keselamatan baik untuk pasien, petugas dan pengunjung.
Menjalankan prinsip koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral, melakukan pencatatan baik rekam medik dan kegiatan,
melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan dan senantiaasa meningkatkan kompetensi petugas. Puskesmas
juga berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan dan tenaga
lain baik administrasi maupun fungsional terkait.Puskesmas Baturusa
menaungi wilayah kerja di Kecamatan Merawang yang salah satunya yaitu
Desa Jurung.
Posyandu di jurung dengan nama Posyandu Tri Sula yang didirikan
pada tahun 1985. Pengurus Posyandu Tri Sula hingga saat ini telah
mengalami empat kali pergantian ketua kader. Kader berkerja sama
dengan Puskesmas Baturusa dan Pemerintah Desa dalam menjalankan
program posyandu. Adapun program posyandu Tri Sula di Desa Jurung
yaitu sebagai berikut :Posyandu lansia, Posyandu bayi balita, Kelas ibu
hamil, Pemeriksaan jentik, Penimbangan RPPBS, Penyuluhan KB, dan
Skrining PTM. Keberdaan Posyandu sangatlah membantu masyarakat,
namun kurangnya kesadaran dan informasi terkait pelaksanaan
menyebabkan posyandu tidak dimanfaatkan dengan baik. salah satunya
2
posyandu lansia yang menyebabkan masih tingginya penyakit tidak
menular pada lansia di Desa Jurung. Hal ini menjadi pokok Asuhan
Keperawatan Komunitas yang kelompok lakukan dalam Praktik Lapangan
Keperawatan Komunitas ini.
Berdasarkan hasil pengkajian 25 kepala keluarga didapatkan data
ekonomi bahwa pendapatan masyarakat 72 % atau sebanyak 18 kepala
keluarga memiliki pendapatan sebesar < 1.000.000 dan sebanyak 18
kepala keluarga tidak memiliki tabungan. Sedangkan dari 25 kepala
keluarga jumlah anggota keluarga yang berusia lanjut sebanyak 40% atau
sebanyak 34 jiwa. Sebanyak 67% atau 23 jiwa memiliki keluhan dan
100% atau 34 lansia tidak mengikuti posyandu lansia dikarenakan tidak
tahu. Dengan permasalahan yang didapatkan dari 25 kepala keluarga
tersebut, penyusun mengambil langkah untuk mengatasi permasalahan
dengan melakukan penyuluhan terkait dengan peningkatan pengetahuan
masayarakat mengenai kesehatan dan meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memanajemen kesehatan. Dalam mengatasi masalah
pada 25 kepala keluarga penyusun melakukan kerja sama dengan
puskesams dalam memberikan penyuluhan terkait dengan masalah yang
ada pada masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan komunitas baik secara
individu ataupun kelompok
2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian keperawatan komunitas
b) Melakukan tabulasi data keperawatan komunitas
c) Menegakkan diagnosa keperawatan komunitas
d) Membuat intervensi keperawatan komunitas
e) Melakukan implementasi keperawatan komunitas
f) Membuat evaluasi keperawatan komunitas
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
4. Terjadi proses ahli peran dari perawat komunitas kepeada klien
(individu, keluarga, kelompok, danmasyarakat) sehingga terbentuk
kemandirian.
5. Terdapat kemitraan perawat komunitas dengan masyarakat dalam upaya
kemandirian klien.
6. Memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain dan masyarakat.
5
D. Tahapan Proses Keperawatan Komunitas
Tahapan dalam proses keperawatan komunitas menurut Kholifah
dan Widagdo (2016) anatar lain :
1. Pengkajian Keperawatan Komunitas
Pengkajian keperawatan komunitas adalah suatu proses
tindakan untuk mengenal komunitas sebagai mitra yang berperan
dalam proses keperawatan kesehatan komunitas. Tahapan ini bertujuan
untuk mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan
dengan masalah kesehatan, mulai dari masyarakat hingga sumber daya
komunitas, huna merancang strategi promosi kesehatan.Tahapan
pengkajian meliputi hal-hal berikut ini:
a. Kegiatan pendahuluan
Tahap pengkajian didahului dengan sosialisasi program
perawatan kesehatan komunitas serta program yang dapat
dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut. Sasaran
sosialisasi meliputi tokoh masyarakat baik formal maupun
nonformal, kader masyarakat, serta perwakilan dari tiap elemen di
masyarakat (misalkan karang taruna, PKK, dan sebagainya)
Menurut Depkes RI (2007) dalam Kartiningrum et All
(2017), terdapat dua kegiatan yang dapat dilakukan dalam
pengkajian komunitas, yaitu sebagai berikut.
1) Survei Mawas Diri (SMD)
Survei mawas diri (SDM) merupakan kegiatan
pengenalan, pengumpulan, dan pengkajian masalah kesehatan
oleh tokoh masyarakat dan kader setempat di bawah
bimbingan petugas kesehatan atau perawat komunitas.
Tata cara pelaksanaan SMD adalah sebagai berikut :
(a) Perawat komunitas dan kader yang ditunjukan
melakukan SMD yang meliputi :
(1) Penentuan sasaran, baik jumlah KK maupun
lokasinya.
6
(2) Penentuan jenis informasi kesehatan yang
dikumpulkan.
(3) Penentuan cara memperoleh informasi kesehatan,
misalnya melalui pengamatan atau wawamcara.
(4) Pembuatan instrument atau alat untuk memperoleh
informasi kesehatan, misalnya daftar kusioner atau
daftar pertanyaan wawancara.
(b) Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat
di Desa, melakukan :
(1) Mengumpilkan informasi masalah kesehatan sesuai
reencana.
(2) Mengolah informasi masalah kesehatan dan prioritas
masalah keseahatan diwilayahnya.
2) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) merupakan
pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil SDM dan
merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang
diperolehdari SDM.
b. Pengumpulan Data
Beberapa aspek yang dikaji dalam metodeini antara lain
sebagai berikut :
1) Intikomunitas, meliputi :
(a) Sejarah, meliputi hal-hal yang diperoleh dari pengamatan
sementara di wilayah tersebut.
(b) Demografi, meliputi tipe-tipe orang yang dijumpai,
termasuk data mengenal usia, jenis kelamin, dan
piramida penduduk.
(c) Kelompok etnis, berupa identifikasi terhadap berbagai
suku atau etnis yang dijumpai.
7
(d) Nilai dan keyakinan, berupa identifikasi terhadap nilai
dan keyakinan dalam masyarakat. Misalnya, melalui
jenis dan jumlah rumah ibadah.
8
(b) Persepsi sendiri, meliputi penyataan umum perawat
komunitas mengenal kesehatan komunitas, kekuatan
komunitas, serta masalah aktual atau potensial yang dapat
diidentifikasi.
c. Jenis dan sember Data
1) Jenis data, terbagi menjadi dua :
(a) Data subjektif, diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas melalui ungkapan langsung atau secara lisan.
(b) Data objektif, diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan, dan pengukuran.
2) Sumber data, terbagi menjadi dua :
(a) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh pengkaji
(perawat komunitas) dari individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
(b) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber
lain yang dapat dipercaya, misalnya data dari kelurahan,
cacatan riwayat kesehatan pasien, atau medical record.
9
2)Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan meliputi aspek fisik,
psokologis, perilaku dan sikap. Pengamatan dilakukan
menggunakan pancaindra yang hasilnya dicatat dalam format
proses keperawatan.
3)Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dalam rangka menegakkan
diagnosis keperawatan dilakukan melalui inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultrasi.
e. Pengolahan Data
Setelah Data diperoleh, selanjutnya dapat diolah
menggunakan cara sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data berdasarkan :
(a) Karakteristik demografi
(b) Karakteristik geografi
(c) Karakteristik sosial ekonomi
(d) Sumber dan pelayanan kesehatan
2) Tabulasi Data
3) Interpretasi data
f. Analisis Data
Analisis Data merupakan kemampuan untuk mengaitkan
dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang
dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarkat.
g. Perumusan masalah
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, dapat diketahui
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat, sehingga dapat dilakukan intervensi.
10
h. Prioritas masalah
Masalah yang dirumuskan tidak dapat diatasi sekaligus.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penyusunan prioritas masalah
dengan criteria antara lain :
1)Perhatian masyarakat
2)Prelevalensi kejadian
3)Berat-ringan masalah
4)Kemungkinan masalah diatasi
5)Tersedianya sumber daya masyarakat
6)Aspek politis
11
menggunakan scoring. Adapun aspek yang disekor (diberi nilai) meliputi
hal-hal sebagai berikut.
a) Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas.
b) Risiko parah dari masalah tersebut.
c) Potensial untuk dilakukan pendidikan.
d) Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
e) Kemungkinan masalah tersebut diatasi.
f) Kesesuaian dengan program pemerintah.
g) Tersedianya tempat untuk mengatasi.
h) Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah.
i) Tersedianya dana untuk mengatasi masalah.
j) Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah.
k) Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah.
Untuk setiap masalah kesehatan diberikan bobot nilai untuk setiap
aspek tersebut dengan range 1 – 5. Rinciannya berikut ini.
a) Sangat rendah = 1.
b) Rendah = 2.
c) Cukup = 3.
d) Tinggi = 4.
e) Sangat tinggi = 5.
12
balita
5 Hipertensi 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 44 5
Sumber : Kholifah dan Widagdo (2016)
Keterangan Pembobotan :
Sangat rendah = 1, Rendah = 2 , Cukup = 3, Tinggi = 4, Sangat
tinggi = 5
Aspek yang dinilai:
A : Risiko terjadi B : Risiko parah C : Potensial untuk Penkes D :
Minat masyarakat E : Mungkin diatasi F : Sesuai program
pemerintah G : Tempat H : Waktu I : Dana J : Fasilitas
K : Sumber daya
2. Menentukan Kriteria Hasil
Penentuan kriteria hasil (outcome) harus ditujukan kepada
komunitas, menunjukkan apa yang akan dilakukan komunikasi serta
kapan dan sejauh mana tindakan bisa dilaksanakan, serta harus spesifik,
dapat diukur, dapat dicapai, rasional, dan memiliki batas waktu.
3. Menentukan Rencana Tindakan
Rencana tindakan merupakan rencangan spesifik intervensi untuk
membantu komunitas dalam mencapai kriteria hasil.Rencana tindakan
dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari diagnosa
keperawatan.
4. Menentukan Dokumentasi
Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk
bervariasi guna mempromosikan perawatan, meliputi perawatan individu,
keluarga, dan komunikasi, perawatan berkesinambungan, komunikasi
serta evaluasi.
13
Menurut Mubarak dkk (2015), Strategiyang dapat digunakan dalam
internvensi keperawatan komunitas yakni:
1. Proses kelompok ( group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/
pengetahuan individu, media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan
oleh pettugas kesehatan, dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah
kesehatan lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat memengaruhi
upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pendekatan pemecahan masalah kesehatan menggunakan
proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan (health promotion)
3. Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adnya kesadaran dari dalam diri
individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan
kesehatan adalah agar seorang mampu:
a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;
b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya,
dengan sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan
dukungan dari luar
c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan
taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.
d. Kerja Sama (Partner Ship) Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi
dalam lingkungan masyarakat jika tidak di tangani dengan baik akan
menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu,
kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan
14
keperawatan komunitas, melalui upaya ini berbagai persoalan di
dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
15
klien tehadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga dapat diambil
keputusan. Proses evaluasi terdiri dari dua tahap, yaitu mengukur pencapaian
tujuan klien (secara kognitif, afektif, maupun psikomotor) dan perubahan
fungsi tubuh terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan (Mubarak
dkk,2015).
16
17
BAB III
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian
1. Gambaran Umum Puskesmas
a) Kondisi Geografi
Gambar 3.1
Peta batas wilayah kerja Puskesmas Baturusa
18
Puskesmas Baturusa terletak di pusat kecamatan Merawang
yaitu di desa Baturusa, yang secara orbitasi berjarak 19 Km dari
Pangkalpinang (ibu kota Provinsi kepulauan Bangka Belitung) dan
berjarak 20 dari Sungailiat (ibu kota Kabupaten Bangka). Posisi ini
tepat diantara ibukota Provinsi dan ibu kota Kabupaten, sehingga
kecamatan merawang menjadi daerah penyanggah (hinterland)
bagi kedua ibu kota tersebut.
b) Data Demografi
1) Jumlah Desa
Puskesmas Baturusa berada di wilayah kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka, terdiri dari 10 desa, dengan 36 dusun/
lingkungan. Desa-desa tersebuat adalah:
1. Desa Baturusa
2. Desa Balunijuk
3. Desa Pagarawan
4. Desa Riding Panjang
5. Desa Kimak
6. Desa Jurung
7. Desa Jada Bahrin
8. Desa Air Anyir
9. Desa Merawang
10.Desa Dwi Makmur
Desa dengan jangkauan terjauh adalah desa Jada Bahrin
dengan jarak 17 Km dari puskesmas, sedangkan desa terdekat
dengan puskesmas Baturusa adalah desa Baturusa dengan jarak
0,5 Km.
19
2) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskemas Baturusa Tahun
2020 turun dibanding tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Bangka, jumlah penduduk tahun
2020 di Wilayah kerja Puskesmas Baturusa adalah 29.808 jiwa,
15.328 jiwa diantaranyaadalah penduduk laki-laki 14.480 jiwa
diantaranya adalah penduduk perempuan dengan proporsi
estimasi 48,58%, sedangkan penduduk laki-laki dengan
proporsi estimasi 51,42%.
Tabel 3.1
Keadaan Penduduk Wilayah Puskesmas Baturusa
Tahun 2020
20
c) Kepadatan Penduduk
Grafik 3.1
Jumlah Penduduk Per desa di Wilayah Puskesmas Baturusa
Tahun 2020
Merawang 2,092
Kimak 3,484
Jurung 1,929
Pagarawan 4,445
Balunijuk 4,990
Baturusa 4,810
21
d) Rasio Jenis Kelamin
Grafik 3.2
Rasio Jenis Kelamin Penduduk Per Kelompok Umur
Di Puskesmas Baturusa Tahun 2020
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
BATU BALUN RIDING JURUNG KIMAK PA- MER- AIR DWI JADA
RUSA IJUK PAN- GARAW AWANG ANYIR MAK BAHRIN
JANG AN MUR
22
Gambar 3.2
Peta Sosial Desa jurung
23
Berdasarkan kondisi spesifik keunggulan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta
potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah
pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan
karakteristik keunggulan komparatif dan kompetitif maka Desa
Jurung mempunyai tipologi sebagai desa pertanian/perkebunan, hal
ini dicirikan oleh sebagian penduduknya memiliki komoditas
perkebunan Karet, Sawit, Lada, Kacang Panjang dan Jeruk Kunci.
Adapun tingkat perkembangan Desa Jurung adalah Desa
Swakarya.
c) Potensi Desa
1) Potensi SDA
Tabel 3.2 Potensi SDA Desa Jurung
3 Tanaman Buah-buahan
- Jeruk 3,50 Ha 7,00 Ton/ha
- Alpokat 0,25 Ha 1,20 Ton/ha
24
- Mangga 0,50 Ha 3,00 Ton/ha
- Rambutan 0,50 Ha 1,20 Ton/ha
- Manggis 0,20 Ha 0,80 Ton/ha
- Salak 0,20 Ha 0,80 Ton/ha
- Pepaya 0,40 Ha 12,00 Ton/ha
- Belimbing 0,20 Ha 0,30 Ton/ha
- Durian 2,00 Ha 7,20 Ton/ha
- Sawo 0,25 Ha 1,60 Ton/ha
- Duku 0,50 Ha 2,10 Ton/ha
- Pisang 0,50 Ha 0,40 Ton/ha
- Lengkeng 0,20 Ha 0,50 Ton/ha
- Semangka 2,00 Ha 16,00 Ton/ha
- Jambu air 0,50 Ha 0,80 Ton/ha
- Nangka 0,40 Ha 1,40 Ton/ha
- Nanas 0,40 Ha 6,00 Ton/ha
- Jambu klutuk 0,25 Ha 1,00 Ton/ha
2) Potensi SDM
(a) Jumlah Kependudukan
Tabel 3.3 Jumlah Kependudukan Desa Jurung
25
Jumlah Laki-laki 898 orang
Jumlah Perempuan 837 orang
Jumlah Total 1735 orang
Jumlah Kepala Keluarga 578 KK
Kepadatan Penduduk 0,00 per KM
(b) Usia
Tabel 3.4Usia Desa Jurung
26
36 15 orang 22 orang 75 0 orang 0 orang
37 14 orang 16 orang Lebih 23 orang 20 orang
dari 75
(c) Pendidikan
Tabel 3.5 Pendidikan Desa Jurung
27
Karyawan Pengusaha Swasta 14 orang 8orang
Karyawan Pengusaha Pemerintah 1 orang 1 orang
Wiraswasta 141 orang 26 orang
Tidak mempunyai pekerjaan tetap 56 orang 9 orang
Belum bekerja 204 orang 160 orang
Pelajar 137 orang 132 orang
Ibu rumah tangga 8 orang 420 orang
Purnawirawan/pensiunan 2 orang 1 orang
Perangkat desa 0 orang 2 orang
Buruh harian lepas 303 orang 42 orang
Buruh usaha jasa informasi dan 0 orang 1 orang
komunikasi
Buruh usaha jasa hiburan dan 0 orang 1 orang
pariwisata
Pemilik usaha warung, rumah makan 0 orang 1 orang
dan restoran
Tukang jahit 2 orang 5 orang
Karyawan honorer 0 orang 1 orang
(f) Kewarganegaraan
Tabel 3.8 Kewarganegaraan Desa Jurung
(g) Etnis
28
Tabel 3.9 Etnis Desa Jurung
29
Angkatan Kerja Laki-laki Perempuan
Penduduk usia 18-56 tahun 10 orang 10 orang
yang buta aksara dan
huruf/angka latin
Penduduk usia 18-56 tahun 20 orang 30 orang
yang tidak tamat SD
Penduduk usia 18-56 tahun 5 orang 6 orang
yang tamat SD
Penduduk usia 18-56 tahun 8 orang 27 orang
yang tamat SLTP
Penduduk usia 18-56 tahun 10 orang 5 orang
yang tamat SLTA
Penduduk usia 18-56 tahun 8 orang 10 orang
yang tamat Perguruan Tinggi
Jumlah 61 orang 88 orang
30
No Uraian Sumber Daya Sosial Budaya Jumlah satuan
1 Nganggung (perayaan hari besar islam) 7 kali
- Maulid Nabi Muhammad SAW
- ISRA MI’RAJ Nabi Muhammad
SAW
- Hari Raya Idul Fitri
- Hari Raya idul Adha
- Tahun Baru Hijriah ( 1 Muharam)
- Nujuh Hari
- Ziarah Kubur
31
Menyelenggarakan pemerintahan desa yang bersih, demokrasi
dan transparan
Meningkatkan disiplin aparatur pemerintahan desa dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cepat dan
tepat
Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan dan lembaga
kemasyarakatan desa melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan
serta orientasi lapangan
Meningkatkan fungsi dan kinerja organisasi atau lembaga
kemasyarakatan desa
Meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dan menciptakan produk inovasi desa dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan pendapatan asli desa dan perekonomian
masyarakat melalui pemanfaatan potensi sumber daya alam
dan sumber daya manusia dan peran lembaga perekonomian
desa
Meningkatkan pelayanan social dasar masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan
Menyelenggarakan kegiatan keagamaan dan peningkatkan
sarana prasarana rumah ibadah
32
Adapun program posyandu Tri Sula di Desa Jurung yaitu
sebagai berikut :
a. Posyandu lansia
b. Posyandu bayi balita
c. Kelas ibu hamil
d. Pemeriksaan jentik
e. Penimbangan RPPBS
f. Penyuluhan KB
g. Skrining PTM
33
47%
53%
2) Umur
Diagram 3.4 Proporsi komunitas berdasarkan umur pada
komunitas di desa jurung dusun II RT 004 & 005
kecamatan merawang kabupaten bangka.
3%
25%
44%
28%
3) Agama
Diagram 3.5 Proporsi komunitas berdasarkan agama pada
komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
100%
4) Pendidikan
34
Diagram 3.6 Proporsi komunitas berdasarkan pendidikan
pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
6%
25%
49%
21%
5) Pekerjaan
Diagram 3.7 Proporsi komunitas berdasarkan pekerjaan
pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
3%
6%
24%
1% 32%
34%
6) Data Ekonomi
a) Penghasilan perbulan
Diagram 3.8 Proporsi komunitas berdasarkan
penghasilan perbulan pada komunitas di Desa Jurung
Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka.
35
28%
72%
b) Tabungan keluarga
Diagram 3.9 Proporsi komunitas berdasarkan
tabungan keluarga pada komunitas di Desa Jurung
Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka.
28%
72%
YA TIDAK
b. Lingkungan Fisik
1) Perumahan
a) Status kepemilikan
Diagram 3.10 Proporsi komunitas berdasarkan status
kepemilikan pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT
004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
36
8%
92%
b) Tipe rumah
Diagram 4.11 Proporsi komunitas berdasarkan tipe rumah
pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
100%
c) Lantai
Diagram 3.12 Proporsi komunitas berdasarkan lantai pada
komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
48%
52%
37
d) Jendela setiap kamar
Diagram 3.13 Proporsi komunitas berdasarkan jendela
setiap kamar pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT
004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
100%
100%
YA TIDAK
38
JENDELA DIBUKA SETIAP HARI
36%
YA
TIDAK
64%
g) Pencahayaan rumah
Diagram 3.16 Proporsi komunitas berdasarkan pencahayaan
rumah pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 &
005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
16%
84%
39
100%
i) Halaman rumah
Diagram 3.18 Proporsi komunitas berdasarkan halaman
rumah pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 &
005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
100%
ADA TIDAK
40
4%
96%
k) Pemanfaatan pekarangan
Diagram 3.20 Proporsi komunitas berdasarkan pemanfaatan
pekarangan pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT
004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
32%
68%
2) Sumber Air
a) Sumber air masak dan minum
Diagram 3.21 Proporsi komunitas berdasarkan sumber air
yang digunakan untuk masak dan minum pada komunitas di
Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka.
41
16%
84%
100%
Dimasak Tidak
42
AIR MANDI DAN MENCUCI
8%
20% PAM
Sumur
Sungai
72%
16%
84%
<10 m >10 m
43
4%
12%
84%
20%
80%
Terbuka Tertutup
44
100%
4%
96%
Ya Tidak
3) Pembuangan Sampah
Diagram 3.29 Proporsi komunitas berdasarkan pembuangan
sampah pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 &
005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka
45
36%
64%
4) Pembuangan Limbah
Diagram 3.30 Proporsi komunitas berdasarkan pembuangan
limbah pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
100%
Lancar Tersumbat
5) Kandang Ternak
Diagram 3.31 Proporsi komunitas berdasarkan kandaang ternak
pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
46
32%
68%
TIDAK YA
8%
28%
64%
47
20%
4%
76%
44% 44%
12%
48
12%
88%
Ya Tidak
88%
BPJS Lain-lain
92%
49
(g) Jarak rumah dengan sarana kesehatan
Diagram 3.38 Proporsi komunitas berdasarkan jarak rumah
dengan sarana kesehatan pada komunitas di desa jurung
dusun II RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten
bangka.
12%
36%
40%
12%
4%
96%
Tidak Ya
50
di desa jurung dusun II RT 004 & 005 kecamatan
merawang kabupaten bangka
4%
96%
Tidak Ya
e. Remaja
1) Dalam keluarga mempunyai anak sekolah/remaja
Diagram 3.41 Proporsi komunitas berdasarkan keluarga
mempunyai anak sekolah/remaja pada komunitas di desa jurung
dusun II RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten
bangka
40%
60%
Ya Tidak
51
7%
21%
71%
6 - 10 Th 11 -15 Th 16 - 21 Th
7% 7%
27%
60%
SD SMP SMA PT
52
20%
30%
50%
100%
Ya Tidak
53
9%
9%
36%
45%
f. Usia Lanjut
1) Apakah anggota keluarga ada yang berusia lanjut
Diagram 3.47 Proporsi komunitas berdasarkan apakah anggota
keluarga ada yang berusia lanjut pada komunitas di desa jurung
dusun II RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten
Bangka.
40%
60%
Ya Tidak
54
33%
67%
Ya Tidak
88%
55
10%
10%
80%
100%
56
100%
Ya Tidak
100%
Interpretasi Data
Berdasarkan hasil pengkajian 25 kepala keluarga didapatkan data
ekonomi bahwa pendapatan masyarakat 72 % atau sebanyak 18
kepala keluarga memiliki pendapatan sebesar < 1.000.000 dan
sebanyak 18 kepala keluarga tidak memiliki tabungan. Sedangkan
dari 25 kepala keluarga jumlah anggota keluarga yang berusia
lanjut sebanyak 40% atau sebanyak 34 jiwa. Sebanyak 67% atau
57
23 jiwa memiliki keluhan dan 100% atau 34 lansia tidak mengikuti
posyandu lansia dikarenakan tidak tahu.
B. Prioritas Masalah
Tabel 3.15 prioritas masalah yang ditemukan di Desa Jurung Dusun 2 RT
004 & 005
No Masalah A B C D E F G H I J K Total Priotitas
1 Defisit 4 3 5 3 5 4 4 5 5 5 5 48 1
kesehatan
komunitas
pada warga
desa jurung
dusun II RT
004&005
kecamatan
merawang
kabupaten
bangka
berhubungan
dengan
program
kurang
didukung
oleh
komunitas
2 Manajemen 3 4 5 3 5 5 5 5 3 4 5 47 2
kesehatan
tidak efektif
berhubungan
dengan
kesulitan
ekonomi
C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit kesehatan komunitas pada warga Desa Jurung Dusun II RT 004
& 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka berhubungan dengan
program kurang didukung oleh komunitas
2. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kesulitan
ekonomi
58
D. Perencanaan / Intervensi
Tabel 3.16 Rencana Kerja Planning Of Action (POA) Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
59
n dengan masyarakat masyara pengelola Jurung Jurung
kesulitan mengenai kat desa dalam
ekonomi manajemen dalam mengatasi
kesahatan memanaj masalah
2. Menerapka emen manajemen
n program kesehata kesehatan
perawatan n yang
kesehatan berhubunga
masyarakat n dengan
kesulitan
ekonomi
pada
masyarakat
60
61
E. Pelaksanaan / Implementasi
F. Evaluasi
62
BAB IV
PEMBAHASAN
63
kesehatan khusus), Data kesehatan ibu (pasangan usia subur, ibu
hamil, ibu menyusui, ibu bersalin, dan ibu nifas), Data bayi, balita dan
remaja, dan Data lansia.
Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyimpulkan
terdapat sedikit kesenjangan antara pengkajian secara teoritis dan
pengkajian secara langsung sesuai dengan pedoman yang ada. Hal ini
terlihat pada sub system komunitas seperti point politik dan
pemerintahan serta komunikasi yang tidak terdapat di pengkajian yang
dilakukan.
2. Diagnosa Keperawatan
Kholifah dan Widagdo (2016) menjelaskan tahapan untuk
merumuskan diagnosa keperawatan komunitas yaitu analisis
komunitas terlebih dahulu dengan data inti komunitas dan subsistem
komunitas kemudian melakukan analisa data, memprioritaskan
masalah dan terakhir merumuskan diagnose keperawatan. Ada tiga
bagian diagnosis keperawatan, yakni sebagai berikut ini :
menggambarkan masalah, identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan
masalah, tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.
Berdasarkan hasil pengkajian kemudian merumuskan
diagnosa keperawatan komunitas pada pedoman yang ada tidak
dijelaskan secara rinci bagaimana cara untuk merumuskan diagnosa
keperawatan komunitas yang sesuai. Pada format pengkajian pun
tidak dituliskan point diagnosa keperawatan secara umum.
Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyimpulkan
bahwa adanya kesenjangan antara teoritis dan praktik langsung.
Penulis dalam hal ini untuk merumuskan diagnosa keperawatan
komunitas mengacu pada sumber teoritis yang ada karena untuk
merumuskan diagnosa keperawatan komunitas sedikit berbeda dengan
diagnosa keperawatan yang lain.
64
3. Intervensi Keperawatan
Kholifah dan Widagdo (2016) menjelaskan tahapan untuk
merumuskan diagnosa keperawatan komunitas yaitu analisis
komunitas terlebih dahulu dengan data inti komunitas dan subsistem
komunitas kemudian melakukan analisa data, memprioritaskan
masalah dan merumuskan diagnose keperawatan, terakhir menentukan
intervensi keperawatan yang sesuai.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, intervensi pun sama
dengan penjelasan diagnosa keperawatan. Jadi, penulis menyimpulkan
bahwa adanya kesenjangan. Namun, penulis tetap mengacu pada
sumber yang ada.
4. Implementasi Keperawatan
Sesuai dengan pedoman yang ada, pada implementasi
keperawatan ini penulis tidak melakukannya secara langsung hanya
dilakukan sampai intervensi keperawatan saja. Adapun untuk
melengkapi laporan maka implementasi keperawatan ini adalah
Expect Session dan Mini Community Experience serta akan dijadikan
Rencana Tindak Lanjut Puskesmas Baturusa.
5. Evaluasi Keperawatan
Sesuai dengan pedoman yang ada, pada evaluasi
keperawatan ini penulis tidak melakukannya secara langsung hanya
dilakukan sampai intervensi keperawatan saja. Adapun untuk
melengkapi laporan maka implementasi keperawatan ini adalah
Expect Session dan MiniCommunity Experienceserta akan dijadikan
Rencana Tindak Lanjut Puskesmas Baturusa.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan di
Desa Jurung Dusun II RT 004 dan RT 005 Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengkajian dilakukan dengan pengumpulan data secara sistematis,
memilah dan mengatur data yang telah dikumpulkan, serta
mendokumentasikan dengan format yang telah ditentukan.
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan penulis antara teori dan
secara langsung di lapangan, penulis menyimpulkan adanya sedikit
kesenjangan teori dan praktik bahwa kebanyakan dari teori sama
dengan pengkajian yang dilakukan secara langsung. Namun, juga
terdapat perbedaan antar teori dan secara langsung dilapangan.
2. Diagnosa keperawatan yang didapatkan sesuai dengan hasil analisa
data, serta data-data penunjang yang ditemukan padaDesa Jurung
Dusun II RT 004 dan RT 005 Kecamatan Merawang Kabupaten
Bangka .
3. Intervensi keperawatan komunitas dirumuskan dengan menggunakan
planning of action sesuai dengan masalahnya masing-masing.
4. Implementasi keperawatan komunitas digantikan dengan Expect
Session dan Mini Community Experience.
5. Evaluasi keperawatan komunitas juga digantikan dengan Expect
Session dan Mini Community Experience.
B. Saran
1. Masyarakat
Khususnya masyarakat di desa air menduyung kecamatan simpang
teritip diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, kepedulian dan
66
pengetahuannya akan pentingnya untuk menjaga lingkungan
sekitarnya.
67
DAFTAR PUSTAKA