Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN

PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DESA “JURUNG DUSUN II RT 004 & 005” WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BATURUSA KECAMATAN
“MERAWANG”KABUPATEN BANGKA

MAHASISWA TINGKAT III SEMESTER VI


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
LAPORAN
PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DESA “JURUNG DUSUN II RT 004 & 005” WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATURUSA KECAMATAN MERAWANG
KABUPATEN BANGKA

Nama Anggota Kelompok :


1. Arensi Aprillia 181440106
2. Citra Larasati 181440109
3. Harapan Dwi Putra 181440117
4. Qurotul Ayun 181440132
5. Ria Krisdiana 181440134

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Melakukan Prioritas Masalah Kesehatan


Tabel 3.1 Keadaan Penduduk Wilayah Puskesmas Baturusa Tahun 2020
Tabel 3.2 Potensi SDA Desa Jurung
Tabel 3.3 Jumlah Kependudukan Desa Jurung
Tabel 3.4 Usia Desa Jurung
Tabel 3.5 Pendidikan Desa Jurung
Tabel 3.6 Mata Pencaharian Pokok Desa Jurung
Tabel 3.7Agama Aliran Kepercayaan Desa Jurung
Tabel 3.8 Kewarganegaraan
Tabel 3.9 Etnis Desa Jurung
Tabel 3.10Cacat Mental dan Fisik
Tabel 3.11 Tenaga Kerja Desa Jurung
Tabel 3.12 Kualitas Angkatan Kerja Desa Jurung
Tabel 3.13 Sumber Daya Pembangunan Desa Jurung
Tabel 3.14 Sumber Daya Sosial Budaya

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Baturusa


Gambar 3.2.Peta Sosial Desa Jurung

v
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 : Jumlah Penduduk Per desa di wilayah Puskesmas Baturusa


Tahun 2020
Diagram 3.2 : Rasio Jenis Kelamin Penduduk Per Kelompok Umur Di
Puslesmas Baturusa Tahun 2020
Diagram 3.3 : Jenis Kelamin
Diagram 3.4 : Umur
Diagram 3.5 : Agama
Diagram 3.6 : Pendidikan
Diagram 3.7 : Pekerjaan
Diagram 3.8 :Penghasilan Per Bulan
Diagram 3.9 : Tabungan Keluarga
Diagram 3.10 : Status Kepemilikan Rumah
Diagram 3.11 : Tipe Rumah
Diagram 3.12 : Lantai
Diagram 3.13 : Setiap Kamar
Diagram 3.14 : Jendela Setiap Rumah
Diagram 3.15 : Jendela di buka Setiap Hari
Diagram 3.16 : Pencahayaan di Rumah
Diagram 3.17 : Jarak Rumah dengan Tetangga
Diagram 3.18 : Halaman Rumah
Diagram 3.19 :Lokai tetangga
Diagram 3.20 : Pemanfaatan Pekarangan
Diagram 3.21 : Sumber Air
Diagram 3.22 : Sumber Air yang menggunakan PAM/Sumur
Diagram 3.23 : Sumber Air yang digunakan untuk air mandi dan mencuci

vi
Diagram 3.24 :Jarak Sumber air dengan Septic Tank
Diagram 3.25 : Tempat Penampungan Air Sementara
Diagram 3.26 : Kondisi Tempat Penampungan Air
Diagram 3.27 :Kondisi Air dalam Penampungan
Diagram 3.28 : Jentik dalam Penampungan Air
Diagram 3.29 :Pembuangan Sampah
Diagram 3.30 : Pembuangan Limbah
Diagram 3.31 : Kandang Ternak
Diagram 3.32 : Sarana Kesehatan Terdekat
Diagram 3.33 : Kebiasaan Keluarga Minta Tolong Jika Sakit
Diagram 3.34 : Kebiasaan Keluarga Sebelum Ke Pelayanan Kesehatan
Diagram 3.35 : Jaminan Kesehatan
Diagram 3.36 : Jaminan Kesehatan yang dimiliki
Diagram 3.37 : Sarana Transportasi Ke Pelayanan Kesehatan
Diagram 3.38 : Jarak Rumah dengan Sarana Kesehatan
Diagram 3.39 : Pasangan Usia Subur
Diagram 3.40 : Pasangan Usia Subur Menjadi Aseptor KB
Diagram 3.41 : Anak Sekolah atau Remaja
Diagram 3.42 : Usia anak saat ini
Diagram 3.43 : Pendidikan Anak Saat Ini
Diagram 3.44 : Kegiatan Anak di luar Sekolah
Diagram 3.45 :Penyakit yang dialami anak
Diagram 3.46 : Penggunaan Waktu Luang anak
Diagram 3.47 : Usia Lanjut
Diagram 3.48 : Apakah Lansia memiliki keluhan
Diagram 3.49 : Upaya yang telah dilakukan
Diagram 3.50 : Penggunaan Waktu Senggang pada Lansia

vii
Diagram 3.51 :Ketersediaan Posyandu Lansia
Diagram 3.52 : Keikutsertaan Posyandu Lansia
Diagram 3.53 : Alasan Tidak Ikut Posyandu

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat-menyurat
Lampiran 2 : Format Hasil Pengkajian
Lampiran 3 : Screening
Lampiran 4 : Dokumentasi Pelaksanaan

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu gejala di mana kondisi tubuh maupun
jiwa dalam kondisi yang produktif baik dari segi fisik, mental, sosial
maupun ekonomi, di mana kesehatan suatu kondisi tubuh yang sangat
penting dalam menjalani aktifitas dalam kehidupan sehari-hari, tanpa
kesehatan akan menghambat aktifitas dalam kehidupan baik rohani
maupun jasmani (Refdinal, 2016).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok
resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan keperawatan. (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Komunitas (community) bagian dari masyarakat yang didasarkan
pada perasaan yang sama, sepenanggungan, dan saling membutuhkan serta
bertempat tinggal disuatu wilayah tempat kediaman tertentu, kesamaan
tujuan dari beberapa individu membentuk komunitas–komunitas yang
berupaya untuk membantu mengatasi masalah sosial di masyarakat.
(Soekanto, 2009:79).
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam
suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana atau pelayanan
kesehatan (health service). Pelayanan kesehatan merupakan tempat yang
sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang
tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari pentingnya
kesehatan akan datang memeriksakan kesehatannya di tempat
penyelenggara medis, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter,
perawat dan lainnya (Siswanto, 2017). Adapun dalam bidang keperawatan

1
sendiri terdapat berbagai stase dalam pelayanan kesehatan yang akan
diberikan kepada masyarakat, salah satunya keperawatan komunitas.
Sehubungan dengan pencapaian kompetensi maka dilaksanakan kegiatan
Praktik Lapangan Keperawatan Komunitas selama 2 minggu di Puskesmas
Baturusa, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka.
Puskesmas Baturusa adalah unit pelaksana teknis (UPT) pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka di Pimpin oleh Kepala UPT yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan melalui Sekretaris Dinas. Dalam melaksanakan fungsinya,
puskesmas berwenang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar
secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu, Puskesmas
mengutamakan upaya Promotif dan Preventif, berorientasi pada
keamanan dan keselamatan baik untuk pasien, petugas dan pengunjung.
Menjalankan prinsip koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral, melakukan pencatatan baik rekam medik dan kegiatan,
melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan dan senantiaasa meningkatkan kompetensi petugas. Puskesmas
juga berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan dan tenaga
lain baik administrasi maupun fungsional terkait.Puskesmas Baturusa
menaungi wilayah kerja di Kecamatan Merawang yang salah satunya yaitu
Desa Jurung.
Posyandu di jurung dengan nama Posyandu Tri Sula yang didirikan
pada tahun 1985. Pengurus Posyandu Tri Sula hingga saat ini telah
mengalami empat kali pergantian ketua kader. Kader berkerja sama
dengan Puskesmas Baturusa dan Pemerintah Desa dalam menjalankan
program posyandu. Adapun program posyandu Tri Sula di Desa Jurung
yaitu sebagai berikut :Posyandu lansia, Posyandu bayi balita, Kelas ibu
hamil, Pemeriksaan jentik, Penimbangan RPPBS, Penyuluhan KB, dan
Skrining PTM. Keberdaan Posyandu sangatlah membantu masyarakat,
namun kurangnya kesadaran dan informasi terkait pelaksanaan
menyebabkan posyandu tidak dimanfaatkan dengan baik. salah satunya

2
posyandu lansia yang menyebabkan masih tingginya penyakit tidak
menular pada lansia di Desa Jurung. Hal ini menjadi pokok Asuhan
Keperawatan Komunitas yang kelompok lakukan dalam Praktik Lapangan
Keperawatan Komunitas ini.
Berdasarkan hasil pengkajian 25 kepala keluarga didapatkan data
ekonomi bahwa pendapatan masyarakat 72 % atau sebanyak 18 kepala
keluarga memiliki pendapatan sebesar < 1.000.000 dan sebanyak 18
kepala keluarga tidak memiliki tabungan. Sedangkan dari 25 kepala
keluarga jumlah anggota keluarga yang berusia lanjut sebanyak 40% atau
sebanyak 34 jiwa. Sebanyak 67% atau 23 jiwa memiliki keluhan dan
100% atau 34 lansia tidak mengikuti posyandu lansia dikarenakan tidak
tahu. Dengan permasalahan yang didapatkan dari 25 kepala keluarga
tersebut, penyusun mengambil langkah untuk mengatasi permasalahan
dengan melakukan penyuluhan terkait dengan peningkatan pengetahuan
masayarakat mengenai kesehatan dan meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memanajemen kesehatan. Dalam mengatasi masalah
pada 25 kepala keluarga penyusun melakukan kerja sama dengan
puskesams dalam memberikan penyuluhan terkait dengan masalah yang
ada pada masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan komunitas baik secara
individu ataupun kelompok
2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian keperawatan komunitas
b) Melakukan tabulasi data keperawatan komunitas
c) Menegakkan diagnosa keperawatan komunitas
d) Membuat intervensi keperawatan komunitas
e) Melakukan implementasi keperawatan komunitas
f) Membuat evaluasi keperawatan komunitas

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Proses Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari
keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk,
ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran
keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan
dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun
sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Kartiningrum et
all,2017).
Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum serta tidak terbatas
pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan
yang bersifat episodik.(Effendi & Makhfudli, 2010).
Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2017).

B. Ciri Proses Keperawatan Komunitas


Menurut Kartiningrumet all (2017) proses keperawatan komunitas
memiliki ciri sebagai berikut.
1. Merupakan perpaduan antara pelayanan keperawatan dengan kesehtan
komunitas.
2. Memiliki kesinambungan dalam pelayanan kesehatan (continuity of
care).
3. Pelayanan berfokus pada upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif).

4
4. Terjadi proses ahli peran dari perawat komunitas kepeada klien
(individu, keluarga, kelompok, danmasyarakat) sehingga terbentuk
kemandirian.
5. Terdapat kemitraan perawat komunitas dengan masyarakat dalam upaya
kemandirian klien.
6. Memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain dan masyarakat.

C. Tujuan dan Fungsi


Tujuan keperawatan komunitas menurut Kartiningrumet all (2017).adalah
untuk pencegahan danpeningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu,keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan
kelompok.
3. Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka
hadapi ,yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
mempelihara kesehatan secara mandiri (self care).

5
D. Tahapan Proses Keperawatan Komunitas
Tahapan dalam proses keperawatan komunitas menurut Kholifah
dan Widagdo (2016) anatar lain :
1. Pengkajian Keperawatan Komunitas
Pengkajian keperawatan komunitas adalah suatu proses
tindakan untuk mengenal komunitas sebagai mitra yang berperan
dalam proses keperawatan kesehatan komunitas. Tahapan ini bertujuan
untuk mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan
dengan masalah kesehatan, mulai dari masyarakat hingga sumber daya
komunitas, huna merancang strategi promosi kesehatan.Tahapan
pengkajian meliputi hal-hal berikut ini:
a. Kegiatan pendahuluan
Tahap pengkajian didahului dengan sosialisasi program
perawatan kesehatan komunitas serta program yang dapat
dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut. Sasaran
sosialisasi meliputi tokoh masyarakat baik formal maupun
nonformal, kader masyarakat, serta perwakilan dari tiap elemen di
masyarakat (misalkan karang taruna, PKK, dan sebagainya)
Menurut Depkes RI (2007) dalam Kartiningrum et All
(2017), terdapat dua kegiatan yang dapat dilakukan dalam
pengkajian komunitas, yaitu sebagai berikut.
1) Survei Mawas Diri (SMD)
Survei mawas diri (SDM) merupakan kegiatan
pengenalan, pengumpulan, dan pengkajian masalah kesehatan
oleh tokoh masyarakat dan kader setempat di bawah
bimbingan petugas kesehatan atau perawat komunitas.
Tata cara pelaksanaan SMD adalah sebagai berikut :
(a) Perawat komunitas dan kader yang ditunjukan
melakukan SMD yang meliputi :
(1) Penentuan sasaran, baik jumlah KK maupun
lokasinya.

6
(2) Penentuan jenis informasi kesehatan yang
dikumpulkan.
(3) Penentuan cara memperoleh informasi kesehatan,
misalnya melalui pengamatan atau wawamcara.
(4) Pembuatan instrument atau alat untuk memperoleh
informasi kesehatan, misalnya daftar kusioner atau
daftar pertanyaan wawancara.
(b) Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat
di Desa, melakukan :
(1) Mengumpilkan informasi masalah kesehatan sesuai
reencana.
(2) Mengolah informasi masalah kesehatan dan prioritas
masalah keseahatan diwilayahnya.
2) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) merupakan
pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil SDM dan
merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang
diperolehdari SDM.
b. Pengumpulan Data
Beberapa aspek yang dikaji dalam metodeini antara lain
sebagai berikut :
1) Intikomunitas, meliputi :
(a) Sejarah, meliputi hal-hal yang diperoleh dari pengamatan
sementara di wilayah tersebut.
(b) Demografi, meliputi tipe-tipe orang yang dijumpai,
termasuk data mengenal usia, jenis kelamin, dan
piramida penduduk.
(c) Kelompok etnis, berupa identifikasi terhadap berbagai
suku atau etnis yang dijumpai.

7
(d) Nilai dan keyakinan, berupa identifikasi terhadap nilai
dan keyakinan dalam masyarakat. Misalnya, melalui
jenis dan jumlah rumah ibadah.

2) Sub sistem, meliputi :


(a) Lingkungan fisik, berupa keadaan lingkungan atau
geografis, misalnya batas wilayah, peta wilayah, iklim, dan
kondisi perumahan.
(b) Pelayanan kesehatan dan sosial, meliputi unit pelayanan
kesehatan yang tersedia baik modern maupun tradisional,
tenaga kesehatan, home care, tempat pelayanan sosial, dan
kesehatan jiwa komunitas.
(c) Ekonomi, meliputi status ekonomi masyarakat, industry
yang tersedia kegiatan yang menunjang roda
perekonomian, dan jumlah pengangguran.
(d) Keamanan dan transportasi, meliputi cara masyarakat
berpegian, jenis transportasi unmum/pribadi.
(e) Pemerintah dan politik, meliputi tanda aktivitas politik
(poster, pertemuan, dan sebagainya).
(f) Komunikasi, berupa identifikasi berbagai jenis
komunikasi yang digunakan oleh masyarakat.
(g) Pendidikan, berupa indentifikasi berbagai jenis institusi
pendidikan dan ketersediaan program UKS.
(h) Rekreasi, meliputi tempat anak-anak bermain, bentuk
umum rekreasi, orang-orang yang berperan serta, dan
fasilitas rekreasi yang ditemukan.
3) Persepsi, meliputi :
(a) Penduduk meliputi pendapat masyarakat tentang
komunitasnnya, serta identifikasi kekuatan dalam
pandangan masyarakat.

8
(b) Persepsi sendiri, meliputi penyataan umum perawat
komunitas mengenal kesehatan komunitas, kekuatan
komunitas, serta masalah aktual atau potensial yang dapat
diidentifikasi.
c. Jenis dan sember Data
1) Jenis data, terbagi menjadi dua :
(a) Data subjektif, diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas melalui ungkapan langsung atau secara lisan.
(b) Data objektif, diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan, dan pengukuran.
2) Sumber data, terbagi menjadi dua :
(a) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh pengkaji
(perawat komunitas) dari individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
(b) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber
lain yang dapat dipercaya, misalnya data dari kelurahan,
cacatan riwayat kesehatan pasien, atau medical record.

d. Metode pengumpulan Data


1) Wawancara
Wawancara atau anamnesis merupakan kegiatan
komunikasi timbal balik berbentuk Tanya jawab antara
perawat dengan klien atau keluarga dan orang-orang
disekitar klien terkait masalah kesehatan klien. Wawancara
hendaknya dilakukan dengan ramah, terbuka, serta
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
klien. Selanjutnya, hasil wawancara dicatat dalam format
proses keperawatan.

9
2)Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan meliputi aspek fisik,
psokologis, perilaku dan sikap. Pengamatan dilakukan
menggunakan pancaindra yang hasilnya dicatat dalam format
proses keperawatan.
3)Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dalam rangka menegakkan
diagnosis keperawatan dilakukan melalui inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultrasi.
e. Pengolahan Data
Setelah Data diperoleh, selanjutnya dapat diolah
menggunakan cara sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data berdasarkan :
(a) Karakteristik demografi
(b) Karakteristik geografi
(c) Karakteristik sosial ekonomi
(d) Sumber dan pelayanan kesehatan
2) Tabulasi Data
3) Interpretasi data
f. Analisis Data
Analisis Data merupakan kemampuan untuk mengaitkan
dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang
dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarkat.
g. Perumusan masalah
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, dapat diketahui
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat, sehingga dapat dilakukan intervensi.

10
h. Prioritas masalah
Masalah yang dirumuskan tidak dapat diatasi sekaligus.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penyusunan prioritas masalah
dengan criteria antara lain :
1)Perhatian masyarakat
2)Prelevalensi kejadian
3)Berat-ringan masalah
4)Kemungkinan masalah diatasi
5)Tersedianya sumber daya masyarakat
6)Aspek politis

E. Diagnosis Keperawatan Komunitas


Kholifah dan Widagdo (2016) merumuskan bahwasanya diagnosis
keperawatan memiliki dua komponen utama yang antara lain sebagai berikut :
1. Problem (masalah), yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi (penyebab), yaitu penyebab masalah kesehatan atau keperawatan
yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
c. Interaksi perilaku dan lingkungan.

D. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas


Menurut Mubarak dkk (2015), dalam merencanakan asuhan
keperawatan komunitas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan Prioritas
Melalui pengkajian, perawat dapat mengindentifikasi respon
komunikasi aktual atau potensial yang memerlukan suatu
tindakan.Masyarakat atau komunitas dalam musyawarah bersama
perawat komunitas dapat memprioritaskan masalah tersebut dengan

11
menggunakan scoring. Adapun aspek yang disekor (diberi nilai) meliputi
hal-hal sebagai berikut.
a) Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas.
b) Risiko parah dari masalah tersebut.
c) Potensial untuk dilakukan pendidikan.
d) Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
e) Kemungkinan masalah tersebut diatasi.
f) Kesesuaian dengan program pemerintah.
g) Tersedianya tempat untuk mengatasi.
h) Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah.
i) Tersedianya dana untuk mengatasi masalah.
j) Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah.
k) Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah.
Untuk setiap masalah kesehatan diberikan bobot nilai untuk setiap
aspek tersebut dengan range 1 – 5. Rinciannya berikut ini.
a) Sangat rendah = 1.
b) Rendah = 2.
c) Cukup = 3.
d) Tinggi = 4.
e) Sangat tinggi = 5.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh berikut :

Tabel 2.1 Contoh Melakukan Prioritas Masalah Kesehatan


No Masalah A B C D E F G H I J K Total Prioritas
Kesehatan
1 Gizi Buruk 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 53 1
Balita
2 TBC 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 48 2
3 Ibu hamil 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 51 3
resiko tinggi
4 ISPA pada 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 52 4

12
balita
5 Hipertensi 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 44 5
Sumber : Kholifah dan Widagdo (2016)
Keterangan Pembobotan :
Sangat rendah = 1, Rendah = 2 , Cukup = 3, Tinggi = 4, Sangat
tinggi = 5
Aspek yang dinilai:
A : Risiko terjadi B : Risiko parah C : Potensial untuk Penkes D :
Minat masyarakat E : Mungkin diatasi F : Sesuai program
pemerintah G : Tempat H : Waktu I : Dana J : Fasilitas
K : Sumber daya
2. Menentukan Kriteria Hasil
Penentuan kriteria hasil (outcome) harus ditujukan kepada
komunitas, menunjukkan apa yang akan dilakukan komunikasi serta
kapan dan sejauh mana tindakan bisa dilaksanakan, serta harus spesifik,
dapat diukur, dapat dicapai, rasional, dan memiliki batas waktu.
3. Menentukan Rencana Tindakan
Rencana tindakan merupakan rencangan spesifik intervensi untuk
membantu komunitas dalam mencapai kriteria hasil.Rencana tindakan
dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari diagnosa
keperawatan.

4. Menentukan Dokumentasi
Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk
bervariasi guna mempromosikan perawatan, meliputi perawatan individu,
keluarga, dan komunikasi, perawatan berkesinambungan, komunikasi
serta evaluasi.

E. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

13
Menurut Mubarak dkk (2015), Strategiyang dapat digunakan dalam
internvensi keperawatan komunitas yakni:
1. Proses kelompok ( group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/
pengetahuan individu, media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan
oleh pettugas kesehatan, dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah
kesehatan lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat memengaruhi
upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pendekatan pemecahan masalah kesehatan menggunakan
proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan (health promotion)
3. Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adnya kesadaran dari dalam diri
individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan
kesehatan adalah agar seorang mampu:
a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;
b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya,
dengan sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan
dukungan dari luar
c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan
taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.
d. Kerja Sama (Partner Ship) Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi
dalam lingkungan masyarakat jika tidak di tangani dengan baik akan
menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu,
kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan

14
keperawatan komunitas, melalui upaya ini berbagai persoalan di
dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

F. Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas


Menurut Mubarak dkk (2015), terdapat lima prinsip yang umumnya
digunakan dalam implementasi keperawatan komunitas, antara lain sebagai
berikut :
1. Inovatif
Perawat komunitas harus memiliki wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta berdasarkan iman dan takwa.
2. Integrasi
Perawat komunitas harus mampu bekerja sama dengan sesama
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
berdasarkan asas kemitraan.
3. Rasional
Perawat komunitas dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional, demi tercapainya rencana
program yang telah disusun.
4. Mampu dan Mandiri
Perawat komunitas diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten di
bidangnya.
5. Ugem
Perawat komunitas harus yakin dan percaya pada kemampuannya,
serta bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang
diberikan akan tercapai.

G. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas


Evaluasi bertujuan melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan,
yang dapat dilaksanakan melalui hubungan perawat-klien, berdasarkan respon

15
klien tehadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga dapat diambil
keputusan. Proses evaluasi terdiri dari dua tahap, yaitu mengukur pencapaian
tujuan klien (secara kognitif, afektif, maupun psikomotor) dan perubahan
fungsi tubuh terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan (Mubarak
dkk,2015).

16
17
BAB III
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian
1. Gambaran Umum Puskesmas
a) Kondisi Geografi

Wilayah Kerja Puskesmas Baturusa terletak di Pulau Bangka,


dengan luas kurang lebih 19.350 HA. Secara administratif wilayah
Kerja Puskesmas Baturusa berbatasan langsung dengan:
- Sebelah Utara dengan Kelurahan Kenanga (kecamatan
Sungailiat)
- Sebelah Selatan dengan Kelurahan Selindung (Kota
Pangkalpinang)
- Sebelah Barat dengan Desa Air Duren (Kecamatan Mendo
Barat)
- Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan

Gambar 3.1
Peta batas wilayah kerja Puskesmas Baturusa

18
Puskesmas Baturusa terletak di pusat kecamatan Merawang
yaitu di desa Baturusa, yang secara orbitasi berjarak 19 Km dari
Pangkalpinang (ibu kota Provinsi kepulauan Bangka Belitung) dan
berjarak 20 dari Sungailiat (ibu kota Kabupaten Bangka). Posisi ini
tepat diantara ibukota Provinsi dan ibu kota Kabupaten, sehingga
kecamatan merawang menjadi daerah penyanggah (hinterland)
bagi kedua ibu kota tersebut.

b) Data Demografi
1) Jumlah Desa
Puskesmas Baturusa berada di wilayah kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka, terdiri dari 10 desa, dengan 36 dusun/
lingkungan. Desa-desa tersebuat adalah:
1. Desa Baturusa
2. Desa Balunijuk
3. Desa Pagarawan
4. Desa Riding Panjang
5. Desa Kimak
6. Desa Jurung
7. Desa Jada Bahrin
8. Desa Air Anyir
9. Desa Merawang
10.Desa Dwi Makmur
Desa dengan jangkauan terjauh adalah desa Jada Bahrin
dengan jarak 17 Km dari puskesmas, sedangkan desa terdekat
dengan puskesmas Baturusa adalah desa Baturusa dengan jarak
0,5 Km.

19
2) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskemas Baturusa Tahun
2020 turun dibanding tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Bangka, jumlah penduduk tahun
2020 di Wilayah kerja Puskesmas Baturusa adalah 29.808 jiwa,
15.328 jiwa diantaranyaadalah penduduk laki-laki 14.480 jiwa
diantaranya adalah penduduk perempuan dengan proporsi
estimasi 48,58%, sedangkan penduduk laki-laki dengan
proporsi estimasi 51,42%.

Tabel 3.1
Keadaan Penduduk Wilayah Puskesmas Baturusa
Tahun 2020

No Laki-laki Perempuan Jumla


h
1 Baturusa 2473 2337 4841
2 Balunijuk 2577 2413 4906
3 Pagarawan 2275 2170 4448
4 Riding 1576 1554 3047
Panjang
5 Jurung 994 935 1955
6 Kimak 1811 1673 3437
7 Jada Bahrin 976 1059 2003
8 Air Anyir 1088 1014 2039
9 Merawang 1058 1034 2161
10 Dwi Makmur 417 374 807
Total 15.328 14.480 29.808

20
c) Kepadatan Penduduk

Grafik 3.1
Jumlah Penduduk Per desa di Wilayah Puskesmas Baturusa
Tahun 2020

Dwi Makmur 791

Merawang 2,092

Air Anyir 2,102

Jada Bahrin 2,035

Kimak 3,484

Jurung 1,929

Riding Panjang 3,130

Pagarawan 4,445

Balunijuk 4,990

Baturusa 4,810

- 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000

Pada tahun 2020 jumlah desa diwilayah Puskesmas Baturusa


terdapat 10 desa di Kecamatan Merawang dengan jumlah penduduk
29.808 jiwa.

21
d) Rasio Jenis Kelamin
Grafik 3.2
Rasio Jenis Kelamin Penduduk Per Kelompok Umur
Di Puskesmas Baturusa Tahun 2020

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
BATU BALUN RIDING JURUNG KIMAK PA- MER- AIR DWI JADA
RUSA IJUK PAN- GARAW AWANG ANYIR MAK BAHRIN
JANG AN MUR

Menurut Jenis Kelaminnya, pada tahun 2020 proporsi penduduk


laki-laki adalah 51,43. Sedangkan pada tahun 2020rasio jenis
kelamin perempuan di wilayah Puskesmas Baturusa adalah
48,58dengan 10 Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) .

2. Gambaran Umum Desa Jurung


a) Luas Wilayah, Batas Administrasi dan Kondisi Geografis Desa
Desa Jurung merupakan salah satu desa yang ada di
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Disamping 9 desa
lainnya yaitu Desa Kimak, Desa Jada Bahrin, Desa Balunijuk,
Desa Pagarawan,, Desa Baturusa, Desa Air Anyir, Desa Riding
Panjang, Desa Dwi Makmur dan Desa Merawang.
Desa Jurung memiliki luas 13,30 km2 atau 6,42% dari luas
wilayah kecamatan Merawang. Jarak Desa Jurung menuju ke
Ibukota Kecamatan Merawang (Desa Baturusa) adalah 7,5
kilometer. Batas administrasi wilayah Desa Jurung sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Merawang
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Riding Panjang
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kimak
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Dwi Makmur

22
Gambar 3.2
Peta Sosial Desa jurung

Desa Jurung merupakan daerah Kabupaten Bangka dengan


Ketinggian rata-rata 50 meter dari permukaan air laut yang
merupakan dataran rendah.Bentuk dan keadaan tanah Desa Jurung
termasuk dalam lembah/datar sampai berombak, dengan jenis
Dusun Jurung II RT 004 RT 005
tanahnya asosiasi podsolik berasal dari komplek batu pasir dan
kwarsit.Keadaan tanah di Desa Jurung mempunyai PH dibawah 5,
didalamnya mengandung mineral biji timah dan bahan galian
lainnya seperti pasir kwarsa, kaolin, batu gunung, dan lain-lain.

Sebagaimana daerah di Indonesia, Desa Jurung juga


beriklim tropis dengan memperoleh angina muson yang berganti
arah setiap setengah tahun sekali. Pengaruh angina muson ini akan
menyebabkan timbulnya hujan dan musim kemarau. Kebupaten
Bangka beriklim Tropis Type A dengan variasi curah hujan antara
84,5 hingga 406,2 mm tiap bulan untuk tahun 2013, dengan curah
hujan terendah pada bulan Agustus dan curah hujan tertinggi pada
bulan Februari.

b) Tipologi dan Tingkat Perkembangan Desa

23
Berdasarkan kondisi spesifik keunggulan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta
potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah
pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan
karakteristik keunggulan komparatif dan kompetitif maka Desa
Jurung mempunyai tipologi sebagai desa pertanian/perkebunan, hal
ini dicirikan oleh sebagian penduduknya memiliki komoditas
perkebunan Karet, Sawit, Lada, Kacang Panjang dan Jeruk Kunci.
Adapun tingkat perkembangan Desa Jurung adalah Desa
Swakarya.

c) Potensi Desa
1) Potensi SDA
Tabel 3.2 Potensi SDA Desa Jurung

No Uraian Sumber Daya Alam Volume/Satuan Hasil/Satuan


1 Tanaman Perkebunan
- Kelapa sawit 150 Ha 300 kw/ha
- Karet 97 Ha 360 kw/ha
- Lada 15 Ha 248,32 kw/ha
2 Tanaman Pangan
- Jagung 4,00 Ha 4,00 Ton/ha
- Ubi jalar 1,00 Ha 6,00 Ton/ha
- Cabe 4,00 Ha 4,00 Ton/ha
- Sawi 0,50 Ha 12,00 Ton/ha
- Mentimun 1,00 Ha 8,00 Ton/ha
- Buncis 0,00 Ha 0,00 Ton/ha
- Kacang kedelai 0,00 Ha 0,00 Ton/ha
- Terong 1,00 Ha 4,00 Ton/ha
- Bayam 0,50 Ha 4,00 Ton/ha
- Kangkung 3,00 Ha 3,00 Ton/ha
- Kacang tanah 1,00 Ha 2,70 Ton/ha
- Kacang panjang 1,50 Ha 4,00 Ton/ha
- Padi sawah 0,00 Ha 0,00 Ton/ha
- Padi lading 0,00 Ha 0,00 Ton/ha
- Ubi kayu 15,00 Ha 40,00 Ton/ha

3 Tanaman Buah-buahan
- Jeruk 3,50 Ha 7,00 Ton/ha
- Alpokat 0,25 Ha 1,20 Ton/ha

24
- Mangga 0,50 Ha 3,00 Ton/ha
- Rambutan 0,50 Ha 1,20 Ton/ha
- Manggis 0,20 Ha 0,80 Ton/ha
- Salak 0,20 Ha 0,80 Ton/ha
- Pepaya 0,40 Ha 12,00 Ton/ha
- Belimbing 0,20 Ha 0,30 Ton/ha
- Durian 2,00 Ha 7,20 Ton/ha
- Sawo 0,25 Ha 1,60 Ton/ha
- Duku 0,50 Ha 2,10 Ton/ha
- Pisang 0,50 Ha 0,40 Ton/ha
- Lengkeng 0,20 Ha 0,50 Ton/ha
- Semangka 2,00 Ha 16,00 Ton/ha
- Jambu air 0,50 Ha 0,80 Ton/ha
- Nangka 0,40 Ha 1,40 Ton/ha
- Nanas 0,40 Ha 6,00 Ton/ha
- Jambu klutuk 0,25 Ha 1,00 Ton/ha

4 Jenis populasi peternakan


- Sapi
2 orang 7 ekor
- Kerbau 3 orang 12 ekor
- Babi 20 orang 120 ekor
- Ayam kampong 100 orang 500 ekor
- Bebek 30 orang 300 ekor
- Anjing 100 orang 150 ekor
- Buaya 1 orang 2 ekor
5 Populasi Hutan
- Hutan Produksi 200 Ha 0,00 Ha
- Hutan Lindung 35 Ha 0,00 Ha
6 Ketersediaan hijauan pakan
ternak
- Luas tanaman pakan 0,50 Ha
ternak (rumput gajah, dll)

- Produksi hijauan 0,02 Ton/ Ha


makanan ternak
- Luas lahan gembalaan 1,50 Ha

2) Potensi SDM
(a) Jumlah Kependudukan
Tabel 3.3 Jumlah Kependudukan Desa Jurung

25
Jumlah Laki-laki 898 orang
Jumlah Perempuan 837 orang
Jumlah Total 1735 orang
Jumlah Kepala Keluarga 578 KK
Kepadatan Penduduk 0,00 per KM
(b) Usia
Tabel 3.4Usia Desa Jurung

Usia Laki- Perempuan Usia Laki-laki Perempua


laki n
0-12 2 orang 0 0rang 39 tahun 12 orang 13 orang
bulan
1 4 orang 3 orang 40 24 orang 15 orang
tahun
2 4 orang 1 orang 41 14 orang 9 orang
3 1 orang 4 orang 42 15 orang 15 orang
4 4 orang 7 orang 43 12 orang 10 orang
5 11 orang 7 orang 44 15 orang 8 orang
6 16 orang 11 orang 45 11 orang 21 orang
7 26 orang 17 orang 46 15 orang 8 orang
8 26 orang 6 orang 47 9 orang 5 orang
9 20 orang 19 orang 48 10 orang 7 orang
10 27 orang 24 orang 49 14 orang 18 orang
11 19 orang 21 orang 50 2 orang 7 orang
12 21 orang 17 orang 51 8 orang 12 orang
13 14 orang 10 orang 52 10 orang 9 orang
14 17 orang 18 orang 53 8 orang 5 orang
15 16 orang 11 orang 54 7 orang 11 orang
16 15 orang 16 orang 55 4 orang 7 orang
17 14 orang 18 orang 56 12 orang 15 orang
18 9 orang 8 orang 57 3 orang 8 orang
19 18 orang 24 orang 58 12 orang 8 orang
20 25 orang 19 orang 59 9 orang 9 orang
21 19 orang 19 orang 60 7 orang 1 orang
22 13 orang 12 orang 61 6 orang 7 orang
23 19 orang 14 orang 62 9 orang 7 orang
24 8 orang 11 orang 63 6 orang 6 orang
25 15 orang 7 orang 64 5 orang 7 orang
26 24 orang 15 orang 65 8 orang 5 orang
27 8 orang 11 orang 66 3 orang 6 orang
28 14 orang 22 orang 67 10 orang 2 orang
29 13 orang 19 orang 68 7 orang 2 orang
30 15 orang 23 orang 69 4 orang 4 orang
31 8 orang 12 orang 70 4 orang 7 orang
32 14 orang 17 orang 71 0 orang 5 orang
33 19 orang 14 orang 72 2 orang 2 orang
34 25 orang 13 orang 73 1 orang 2 orang
35 11 orang 14 orang 74 1 orang 1 orang

26
36 15 orang 22 orang 75 0 orang 0 orang
37 14 orang 16 orang Lebih 23 orang 20 orang
dari 75

(c) Pendidikan
Tabel 3.5 Pendidikan Desa Jurung

Tingkatan Pendidikan Laki-laki Perempuan


Usia 3-6 tahun yang belum masuk Tk 20 orang 22 orang
Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play 7 orang 4 orang
group
Usia 7-18 tahun yang tidak pernah 3 orang 5 orang
sekolah
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 165 orang 141 orang
Usia 18-56 tahun tidak pernah 0 orang 2 orang
sekolah
Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi 0 orang 1 orang
tidak tamat
Tamat SD/sederajat 183 orang 211 orang
Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 10 orang 5 orang
Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 0 orang 0 orang
Tamat SMP/sederajat 131 orang 151 orang
Tamat SMA/sederajat 185 orang 129 orang
Tamat D-1/sederajat 0 orang 1 orang
Tamat D-2/sederajat 2 orang 2 orang
Tamat D-3/sederajat 4 orang 6 orang
Tamat S-1/sederajat 11 orang 4 orang
Tamat S-2/sederajat 0 orang 1 orang
Tamat S-3/sederajat 0 orang 0 orang
Tamat SLB A 1 orang 0 orang
Tamat SLB c 1 orang 0 orang
Jumlah Total 1.408 orang

(d) Mata Pencaharian Pokok


Tabel 3.6 Mata Pencaharian Pokok Desa Jurung

MATA PENCAHARIAN POKOK


Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan
Petani 9 orang 2 orang
Buruh Tani 9 orang 7 orang
Pegawai Negeri Sipil 5 orang 4 orang
Pedagang Barang Klontong 1 orang 1 orang
Dokter Swasta 0 orang 1 orang
Pengusaha Kecil, Menengah dan 1 orang 1 orang
Besar
Guru Swasta 0 orang 3 orang
Pedagang Keliling 2 orang 1 orang
Pembantu Rumah Tangga 0 orang 1 orang

27
Karyawan Pengusaha Swasta 14 orang 8orang
Karyawan Pengusaha Pemerintah 1 orang 1 orang
Wiraswasta 141 orang 26 orang
Tidak mempunyai pekerjaan tetap 56 orang 9 orang
Belum bekerja 204 orang 160 orang
Pelajar 137 orang 132 orang
Ibu rumah tangga 8 orang 420 orang
Purnawirawan/pensiunan 2 orang 1 orang
Perangkat desa 0 orang 2 orang
Buruh harian lepas 303 orang 42 orang
Buruh usaha jasa informasi dan 0 orang 1 orang
komunikasi
Buruh usaha jasa hiburan dan 0 orang 1 orang
pariwisata
Pemilik usaha warung, rumah makan 0 orang 1 orang
dan restoran
Tukang jahit 2 orang 5 orang
Karyawan honorer 0 orang 1 orang

Wartawan 0 orang 6 orang


Tukang listrik 1 orang 2 orang
Pemuka agama 0 orang 0 orang
Kepala daerah 1 orang 1 orang
Jumlah total penduduk 1.738 orang

(e) Agama/Aliran Kepercayaan


Tabel 3.7 Agama/Aliran Kepercayaan Desa Jurung

Agama Laki-laki Perempuan


Islam 741 orang 697 orang
Kristen 3 orang 5 orang
Katholik 5 orang 3 orang
Budha 122 orang 104 orang
Konghucu 27 orang 28 orang
Jumlah 898 orang 837 orang

(f) Kewarganegaraan
Tabel 3.8 Kewarganegaraan Desa Jurung

Kewarganegaraan Laki-laki Perempuan


Warga Negara 898 orang 837 orang
Indonesia
Jumlah 898 orang 837 orang

(g) Etnis

28
Tabel 3.9 Etnis Desa Jurung

Etnis Laki-laki Perempuan


Melayu 30 orang 36 orang
Jawa 0 orang 1 orang
Melayu Asa 1 orang 0 orang
Melayu Ban 0 orang 1 orang
Jumlah 31 orang 38 orang

(h) Cacat Mental dan Fisik


Tabel 3.10 Cacat Mental dan Fisik Desa Jurung

Jenis Cacat Laki-laki Perempuan


Tuna rungu 0 orang 1 orang
Tuna wicara 1 orang 1 orang
Cacat fisik/tuna 1 orang 0 orang
daksa lainnya
Idiot 0 orang 1 orang
Gila 1 orang 1 orang
Jumlah 3 orang 4 orang

(i) Tenaga Kerja


Tabel 3.11 Tenaga Kerja Desa Jurung

Tenaga Kerja Laki-laki Perempuan


Penduduk usia 18-56 464 orang 444 orang
tahun
Penduduk usia 18-56 150 orang 20 orang
tahun yang bekerja
Penduduk usia 18-56 461 orang 443 orang
tahun yang belum
atau tidak bekerja
Penduduk usia 0-6 0 orang 0 orang
tahun
Penduduk masih 0 orang 0 orang
sekolah 7-18 tahun
Penduduk usia 56 50 orang 20 orang
tahun keatas
Angkatan kerja 465 orang 468 orang
Jumlah 1.590 orang 1.395 orang
Total Jumlah 2.985 orang

(j) Kualitas Angkatan Kerja


Tabel 3.12 Kualitas Angkatan Kerja Desa Jurung

29
Angkatan Kerja Laki-laki Perempuan
Penduduk usia 18-56 tahun 10 orang 10 orang
yang buta aksara dan
huruf/angka latin
Penduduk usia 18-56 tahun 20 orang 30 orang
yang tidak tamat SD
Penduduk usia 18-56 tahun 5 orang 6 orang
yang tamat SD
Penduduk usia 18-56 tahun 8 orang 27 orang
yang tamat SLTP
Penduduk usia 18-56 tahun 10 orang 5 orang
yang tamat SLTA
Penduduk usia 18-56 tahun 8 orang 10 orang
yang tamat Perguruan Tinggi
Jumlah 61 orang 88 orang

3) Sumber Daya Pembangunan


Tabel 3.13 Sumber Daya Pembangunan Desa Jurung

No Uraian Sumber Daya Pembanguanan Jumlah Satuan


1 Aset prasarana umum
a. Jalan 20 Unit
b. Jembatan 5 Unit
c. Masjid 1 Unit
d. Mushola 2 Unit
e. Kelenteng 2 Unit
f. Poskamling 6 Unit
2 Aset Prasarana Pendidikan
a. Gedung paud 1 Unit
b. Gedung TK 1 Unit
c. Gedung SD 2 Unit
d. Gedung SMP 1 Unit
e. Taman Pendidikan Alqur’an 1 Unit
4 Aset Prasarana Kesehatan
a. posyandu 1 Unit
b. polindes 1 Unit
c. prasarana air bersih
- Sumur pompa 20 Unit
- Sumur gali 359 Unit
- Mata air 20 Unit
5 Aset prasaran Olahraga
a. Lapangan bulu tangkis 1 Unit
b. Lapangan sepakbola 1 Unit
6 Aset berupa modal
a. total pinjaman di masyarakat 1 program

4) Sumber Daya Sosial Budaya


Tabel 3.14 Sumber Daya Sosial Budaya

30
No Uraian Sumber Daya Sosial Budaya Jumlah satuan
1 Nganggung (perayaan hari besar islam) 7 kali
- Maulid Nabi Muhammad SAW
- ISRA MI’RAJ Nabi Muhammad
SAW
- Hari Raya Idul Fitri
- Hari Raya idul Adha
- Tahun Baru Hijriah ( 1 Muharam)
- Nujuh Hari
- Ziarah Kubur

d) Administrasi Pemerintahan Desa


Desa Jurung terdiri dari :
 Dusun : 3 (Tiga) Dusun
 Rukun Warga :-
 Rukun Tetangga : 7 (Tujuh) RT

Susunan organisasi pemerintahan Desa terdiri dari Kepala


Desa dan Perangkat Desa, Sekretaris Desa, Pelaksana Teknis
Lapangan dan Unsur Kewilayahan.

 Kepala Desa : 1 orang


 Perangkat Desa
o Sekretaris Desa : 1 orang
o Kepala Urusan : 3 orang
o Kepala Seksi : 3 orang
o Kepala Dusun : 3 orang
o Kepala RT : 7 orang

e) VISI, MISI dan Arah Kebijakan Pembangunan Desa


Visi misi Desa Jurung adalah sebagai berikut:
DenganVisi :
Terbangunnya tata kelola pemerintahan desa yang baik dan
bersih guna terwujudnya Desa Jurung yang adil, makmur, sejahtera
dan bermartabat.
Adapun Misi Desa Jurung:

31
 Menyelenggarakan pemerintahan desa yang bersih, demokrasi
dan transparan
 Meningkatkan disiplin aparatur pemerintahan desa dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cepat dan
tepat
 Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan dan lembaga
kemasyarakatan desa melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan
serta orientasi lapangan
 Meningkatkan fungsi dan kinerja organisasi atau lembaga
kemasyarakatan desa
 Meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dan menciptakan produk inovasi desa dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
 Meningkatkan pendapatan asli desa dan perekonomian
masyarakat melalui pemanfaatan potensi sumber daya alam
dan sumber daya manusia dan peran lembaga perekonomian
desa
 Meningkatkan pelayanan social dasar masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan
 Menyelenggarakan kegiatan keagamaan dan peningkatkan
sarana prasarana rumah ibadah

3. Gambaran Umum Posyandu


Posyandu di jurung dengan nama Posyandu Tri Sula yang
didirikan pada tahun 1985. Posyandu Tri Sula memiliki struktur
pengurus yaitu ketua, sekretaris, bendahara serta anggota dengan
junlah total anggota yakni 10 kader. Pengurus Posyandu Tri Sula
hingga saat ini telah mengalami empat kali pergantian ketua kader.
Kader berkerja sama dengan Puskesmas Baturusa dan Pemerintah
Desa dalam menjalankan program posyandu.

32
Adapun program posyandu Tri Sula di Desa Jurung yaitu
sebagai berikut :
a. Posyandu lansia
b. Posyandu bayi balita
c. Kelas ibu hamil
d. Pemeriksaan jentik
e. Penimbangan RPPBS
f. Penyuluhan KB
g. Skrining PTM

Program-progam diatas dilakukan secara terjadwal yaitu satu


bulan sekali di Desa Jurung. Program ini di lakukan oleh para kader
dengan bekerja sama dengan Puskesmas.

4. Paparan Hasil Pengumpulan Data (table, grafik, dll)

Paparan Hasil Pengumpulan Data di Desa Jurung Dusun II RT


004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka

Hasil pengumpulan data dengan 25 kepala keluarga di Desa


Jurung Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten
Bangka, dengan beberapa sub item dijelaskan secara rinci yaitu
sebagai berikut :
a. Data Demografi
1) Jenis Kelamin
Diagram 3.3 Proporsi komunitas berdasarkan jenis kelamin
pada komunitas di desa jurung dusun II RT 004 & 005
kecamatan merawang kabupaten Bangka.

33
47%
53%

JENIS KELAMIN L JENIS KELAMIN P

2) Umur
Diagram 3.4 Proporsi komunitas berdasarkan umur pada
komunitas di desa jurung dusun II RT 004 & 005
kecamatan merawang kabupaten bangka.

3%

25%

44%

28%

(10-25) (26-50) (51-65) (> 65)

3) Agama
Diagram 3.5 Proporsi komunitas berdasarkan agama pada
komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

100%

Islam buddha katolik hindu

4) Pendidikan

34
Diagram 3.6 Proporsi komunitas berdasarkan pendidikan
pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

6%

25%

49%
21%

PAUD SD SLTP SMA/SMK

5) Pekerjaan
Diagram 3.7 Proporsi komunitas berdasarkan pekerjaan
pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
3%
6%

24%

1% 32%

34%

wiraswasta petani buruh IRT Mahasiswa Pelajar

6) Data Ekonomi
a) Penghasilan perbulan
Diagram 3.8 Proporsi komunitas berdasarkan
penghasilan perbulan pada komunitas di Desa Jurung
Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka.

35
28%

72%

<1JT 1-3 JT >3TJ

b) Tabungan keluarga
Diagram 3.9 Proporsi komunitas berdasarkan
tabungan keluarga pada komunitas di Desa Jurung
Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka.

28%

72%

YA TIDAK

b. Lingkungan Fisik
1) Perumahan
a) Status kepemilikan
Diagram 3.10 Proporsi komunitas berdasarkan status
kepemilikan pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT
004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

36
8%

92%

SEWA NUMPANG MILIK SENDIRI

b) Tipe rumah
Diagram 4.11 Proporsi komunitas berdasarkan tipe rumah
pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

100%

PERMANEN SEMI PERMANEN TIDAK PERMANEN

c) Lantai
Diagram 3.12 Proporsi komunitas berdasarkan lantai pada
komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

48%
52%

TANAH PAPAN TEGEL SEMEN

37
d) Jendela setiap kamar
Diagram 3.13 Proporsi komunitas berdasarkan jendela
setiap kamar pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT
004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

100%

JENDELA KAMAR YA JENDELA KAMAR TIDAK

e) Jendela setiap rumah


Diagram 3.14 Proporsi komunitas berdasarkan jendela
setiap rumah pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT
004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

100%

YA TIDAK

f) Jendela dibuka setiap hari


Diagram 3.15 Proporsi komunitas berdasarkan jendela
dibuka setiap hari pada komunitas di Desa Jurung Dusun II
RT 004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

38
JENDELA DIBUKA SETIAP HARI

36%
YA
TIDAK

64%

g) Pencahayaan rumah
Diagram 3.16 Proporsi komunitas berdasarkan pencahayaan
rumah pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 &
005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

16%

84%

TERANG REMANG-REMANG GELAP

h) Jarak rumah dengan tetangga


Diagram 3.17 Proporsi komunitas berdasarkan jarak rumah
dengan tetangga pada komunitas di Desa Jurung Dusun II
RT 004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

39
100%

BERSATU DEKAT TERPISAH

i) Halaman rumah
Diagram 3.18 Proporsi komunitas berdasarkan halaman
rumah pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 &
005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

100%

ADA TIDAK

j) Jika ada, lokasinya


Diagram 3.19 Proporsi komunitas berdasarkan jika ada,
lokasinya pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004
& 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

40
4%

96%

DIDEPAN DISAMPING DIBEKALANG

k) Pemanfaatan pekarangan
Diagram 3.20 Proporsi komunitas berdasarkan pemanfaatan
pekarangan pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT
004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

32%

68%

KEBUN KOLAM KANDANG

2) Sumber Air
a) Sumber air masak dan minum
Diagram 3.21 Proporsi komunitas berdasarkan sumber air
yang digunakan untuk masak dan minum pada komunitas di
Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka.

41
16%

84%

PAM Sumur Air Mineral

b) Jika di PAM, Sumur


Diagram 3.22 Proporsi komunitas berdasarkan sumber air
yang menggunakan PAM/Sumur pada komunitas di Desa
Jurung Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka.

100%

Dimasak Tidak

c) Sumber air mandi/mencuci


Diagram 3.23 Proporsi komunitas berdasarkan sumber air
yang digunakan untuk air mandi dan mencuci pada
komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

42
AIR MANDI DAN MENCUCI

8%
20% PAM
Sumur
Sungai

72%

d) Jarak sumber air dengan septic tank


Diagram 3.24 Proporsi komunitas berdasarkan jarak sumber
air dengan septic tank pada komunitas di Desa Jurung
Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten
Bangka.

16%

84%

<10 m >10 m

e) Tempat penampungan air Sementara


Diagram 3.25 Proporsi komunitas berdasarkan tempat
penampungan air sementara pada komunitas di Desa Jurung
Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten
Bangka.

43
4%
12%

84%

Bak Gentong Ember

f) Kondisi tempat penampungan air


Diagram 3.26 Proporsi komunitas berdasarkan kondisi
tempat penampungan air pada komunitas di Desa Jurung
Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten
Bangka.

20%

80%

Terbuka Tertutup

g) Kondisi air dalam penampungan


Diagram 3.27 Proporsi komunitas berdasarkan kondisi air
dalam penampungan pada komunitas di Desa Jurung Dusun
II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka

44
100%

Berwarna Berbau Berasa Tidak berasa/berwarna

h) Jentik dalam penampungan air


Diagram 3.28 Proporsi komunitas berdasarkan jentik dalam
penampungan air pada komunitas di Desa Jurung Dusun II
RT 004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka

4%

96%

Ya Tidak

3) Pembuangan Sampah
Diagram 3.29 Proporsi komunitas berdasarkan pembuangan
sampah pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 &
005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka

45
36%

64%

Sungai Ditimbun Dibakar Sembarang tempat Lain-lain

4) Pembuangan Limbah
Diagram 3.30 Proporsi komunitas berdasarkan pembuangan
limbah pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

100%

Lancar Tersumbat

5) Kandang Ternak
Diagram 3.31 Proporsi komunitas berdasarkan kandaang ternak
pada komunitas di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.

46
32%

68%

TIDAK YA

c. Kondisi Kesehatan Umum


1) Pelayanan kesehatan
(a) Sarana kesehatan terdekat
Diagram 3.32 Proporsi komunitas berdasarkan sarana
kesehatan terdekat pada komunitas di Desa Jurung Dusun II
RT 004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka

8%

28%

64%

RS Puskesmas dr/Perawat/Bidan Balai Pengobatan

(b) Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit


Diagram 3.33 Proporsi komunitas berdasarkan kebiasaaan
keluarga untuk minta tolong bila sakit pada komunitas di
Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka

47
20%

4%

76%

RS Puskesmas Dokter Praktik Perawat Bidan

(c) Kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan


Diagram 3.34 Proporsi komunitas berdasarkan kebiasaan
keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan pada komunitas
di Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan
Merawang Kabupaten Bangka

44% 44%

12%

Beli obat bebas jamu lain-lain

(d) Memiliki jaminan kesehatan


Diagram 3.35 Proporsi komunitas berdasarkan yang
memiliki jaminan kesehatan pada komunitas di Desa Jurung
Dusun II RT 004 & 005 Kecamatan Merawang Kabupaten
Bangka

48
12%

88%

Ya Tidak

(e) Jaminan kesehatan yang dimiliki


Diagram 3.36 Proporsi komunitas berdasarkan jaminan
kesehatan yang dimiliki pada komunitas di desa jurung
dusun II RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten
bangka.
12%

88%

BPJS Lain-lain

(f) Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga


Diagram 3.37 Proporsi komunitas berdasarkan sarana
transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga pada
komunitas di desa jurung dusun II RT 004 & 005
kecamatan merawang kabupaten bangka.
4%
4%

92%

Jalan Kaki Becak Angkot Keadaan Pribadai

49
(g) Jarak rumah dengan sarana kesehatan
Diagram 3.38 Proporsi komunitas berdasarkan jarak rumah
dengan sarana kesehatan pada komunitas di desa jurung
dusun II RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten
bangka.

12%

36%

40%

12%

<1 km 1-2 km 2-5 km >5km

d. Data Kesehatan Ibu


1) Pasangan usia subur
a) Adakah pasangan usia subur
Diagram 3.39 Proporsi komunitas berdasarkan adaa atau
tidak pasngan usia subur pada komunitas di desa jurung
dusun II RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten
bangka.

4%

96%

Tidak Ya

b) Apakah menjadi akseptor KB


Diagram 3.40 Proporsi komunitas berdasarkan apakah
pasangan usia subur menjadi akseptor KB pada komunitas

50
di desa jurung dusun II RT 004 & 005 kecamatan
merawang kabupaten bangka

4%

96%

Tidak Ya

e. Remaja
1) Dalam keluarga mempunyai anak sekolah/remaja
Diagram 3.41 Proporsi komunitas berdasarkan keluarga
mempunyai anak sekolah/remaja pada komunitas di desa jurung
dusun II RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten
bangka

40%

60%

Ya Tidak

2) Usia anak saat ini


Diagram 3.42 Proporsi komunitas berdasarkan usia anak saat
ini pada komunitas di desa jurung dusun II RT 004 & 005
kecamatan merawang kabupaten bangka

51
7%

21%

71%

6 - 10 Th 11 -15 Th 16 - 21 Th

3) Pendidikan anak beradaa pada tingkat


Diagram 3.43 Proporsi komunitas berdasarkan pendidikan anak
pada saat ini pada komunitas di desa jurung dusun II RT 004 &
005 kecamatan merawang kabupaten Bangka

7% 7%

27%

60%

SD SMP SMA PT

4) Kegiatan anak diluar sekolah


Diagram 3.44 Proporsi komunitas berdasarkan kegiatan anak
diluar sekolah pada komunitas di desa jurung dusun II RT 004
& 005 kecamatan merawang kabupaten Bangka

52
20%
30%

50%

Keagamaan Olahraga Karang Taruna

5) Apakah anak menderita penyakit


Diagram 3.45 Proporsi komunitas berdasarkan apakah anak
menderita penyakit pada komunitas di desa jurung dusun II RT
004 & 005 kecamatan merawang kabupaten Bangka

100%

Ya Tidak

6) Bagaimana penggunaan waktu luang anak


Diagram 3.46 Proporsi komunitas berdasarkan bagaimana
pengguanaan waktu luang anak pada komunitas di desa jurung
dusun II RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten
Bangka

53
9%

9%
36%

45%

Musik/TV Olahraga Keagamaan Rekreasi

f. Usia Lanjut
1) Apakah anggota keluarga ada yang berusia lanjut
Diagram 3.47 Proporsi komunitas berdasarkan apakah anggota
keluarga ada yang berusia lanjut pada komunitas di desa jurung
dusun II RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten
Bangka.

40%

60%

Ya Tidak

2) Apakah lansia memiliki keluhan


Diagram 3.48 Proporsi komunitas berdasarkan apakah lansia
memiliki keluhan pada komunitas di desa jurung dusun II RT
004 & 005 kecamatan merawang kabupaten Bangka

54
33%

67%

Ya Tidak

3) Upaya yang telah dilakukan


Diagram 3.49 Proporsi komunitas berdasarkan upaya yang telah
dilakukan pada komunitas di desa jurung dusun II RT 004 &
005 kecamatan merawang kabupaten Bangka.
13%

88%

Berobat ke yankes Berobat ke non medis Diobati sendiri

4) Penggunaan waktu senggang pada lansia


Diagram 3.50 Proporsi komunitas berdasarkan pengguanan
waktu luang pada lansia pada komunitas di desa jurung dusun II
RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten Bangka.

55
10%

10%

80%

Berkebun/pekerjaan rumah Jalan-jalan Senam Lain-lain

5) Apakah ada posyandu lansia didaerah tempat tinggal


Diagram 3.51 Proporsi komunitas berdasarkan apakah ada
posyandu lansia pada komunitas di desa jurung dusun II RT
004 & 005 kecamatan merawang kabupaten Bangka.

100%

Ada Tidak ada

6) Apakah lansia mengikuti posyandu lansia


Diagram 3.52 Proporsi komunitas berdasarkan apakah lansia
mengikuti posyandu lansia pada komunitas di desa jurung
dusun II RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten
Bangka.

56
100%

Ya Tidak

7) Alasan tidak ikut posyandu


Diagram 3.53 Proporsi komunitas berdasarkan alasan lansia
tidak mengikuti posyandu lansia pada komunitas di desa jurung
dusun II RT 004 & 005 kecamatan merawang kabupaten
Bangka

100%

tidak mau tidak tahu

Interpretasi Data
Berdasarkan hasil pengkajian 25 kepala keluarga didapatkan data
ekonomi bahwa pendapatan masyarakat 72 % atau sebanyak 18
kepala keluarga memiliki pendapatan sebesar < 1.000.000 dan
sebanyak 18 kepala keluarga tidak memiliki tabungan. Sedangkan
dari 25 kepala keluarga jumlah anggota keluarga yang berusia
lanjut sebanyak 40% atau sebanyak 34 jiwa. Sebanyak 67% atau

57
23 jiwa memiliki keluhan dan 100% atau 34 lansia tidak mengikuti
posyandu lansia dikarenakan tidak tahu.
B. Prioritas Masalah
Tabel 3.15 prioritas masalah yang ditemukan di Desa Jurung Dusun 2 RT
004 & 005
No Masalah A B C D E F G H I J K Total Priotitas
1 Defisit 4 3 5 3 5 4 4 5 5 5 5 48 1
kesehatan
komunitas
pada warga
desa jurung
dusun II RT
004&005
kecamatan
merawang
kabupaten
bangka
berhubungan
dengan
program
kurang
didukung
oleh
komunitas
2 Manajemen 3 4 5 3 5 5 5 5 3 4 5 47 2
kesehatan
tidak efektif
berhubungan
dengan
kesulitan
ekonomi

C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit kesehatan komunitas pada warga Desa Jurung Dusun II RT 004
& 005 Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka berhubungan dengan
program kurang didukung oleh komunitas
2. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kesulitan
ekonomi

58
D. Perencanaan / Intervensi
Tabel 3.16 Rencana Kerja Planning Of Action (POA) Desa Jurung Dusun II RT 004 & 005

No Masalah Tujuan Rencana Waktu/ Metode Sasaran Sumber PJ dan


Pendek Panjang Tempat dana Pelaksana
1 Defisit 1. meningkatk Untuk 1. bekerja 12 Cerama Masyara Mahasiswa Mahasiswa
kesehatan an meningk sama April h dan kat RT
komunitas partisipasi atkan dengan 2021 di diskusi 004 &
pada warga dalam pengetah puskesmas Desa 005 Desa
desa jurung program uan penyuluhan Jurung Jurung
dusun II RT kesehatan kesehata terkait
004 & 005 2. terlaksanan n posyandu
kecamatan ya masyara pada
merawang dukungan kat masyarakat
kabupaten masyarakat 2. Penyuluhan
bangka untuk tentang
berhubunga melakukan penyakit
n dengan program tidak
program kesehatan menular
kurang
didukung
oleh
komunitas
2 Manajemen 1. Meningkatk Meningk 1. Melakukan 13 Cerama Masyara Mahasiswa Mahasiswa
kesehatan an atkan pemecahan April h dan kat RT
tidak efektif pengetahua kemamp masalah 2021 di Diskusi 004 &
berhubunga n uan bersama Desa 005 Desa

59
n dengan masyarakat masyara pengelola Jurung Jurung
kesulitan mengenai kat desa dalam
ekonomi manajemen dalam mengatasi
kesahatan memanaj masalah
2. Menerapka emen manajemen
n program kesehata kesehatan
perawatan n yang
kesehatan berhubunga
masyarakat n dengan
kesulitan
ekonomi
pada
masyarakat

60
61
E. Pelaksanaan / Implementasi
F. Evaluasi

62
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara


asuhan keperawatan secara teori dan asuhan keperawatan komunitas yang
dilakukan di Desa Jurung Dusun II dari tanggal 29Maret 2021 sampai 10
April 2021. Selain membahas kesenjangan di atas penulis juga akan
mengemukakan beberapa masalah selama melaksanakan asuhan
keperawatan serta pemecahannya berdasarkan tahapan proses keperawatan,
maka penulis akan mengemukakan pembahasan mulai dari tahap
pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan
1. Pengkajian
Kholifah dan Widagdo (2016) menjelaskan bahwa dalam
pengkajian komunitas ada beberapa data yang perlu dikumpulkan,
yaitu data inti komunitas, subsistem komunitas, dan persepsi. Data inti
komunitas ini terdiri dari sejarah atau riwayat daerah dan perubahan
daerah, demografi (usia, jenis kelamin, ras dan etnis), tipe keluarga,
status perkawinan, statistik vital (kelahiran, kematian kelompok usia,
dan penyebab kematian), nilai-nilai dan keyakinan. Adapun
pengkajian subsistem komunitas terdiri dari lingkungan fisik,
pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, Transpostasi dan keamanan,
politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan, dan rekreasi.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal
9Maret 2021 sampai 10 April 2021 disesuaikan dengan format
pengkajian yang ada maka ada beberapa hal dikaji dari masyarakatnya
yaitu Data demografi (struktur keluarga, daftar anggota keluarga, dan
data ekonomi), Lingkungan fisik (perumahan, sumber air,
pembuangan sampah, pembuangan limbah, dan kandang ternak),
Kondisi kesehatan umum (pelayanan kesehatan dan masalah

63
kesehatan khusus), Data kesehatan ibu (pasangan usia subur, ibu
hamil, ibu menyusui, ibu bersalin, dan ibu nifas), Data bayi, balita dan
remaja, dan Data lansia.
Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyimpulkan
terdapat sedikit kesenjangan antara pengkajian secara teoritis dan
pengkajian secara langsung sesuai dengan pedoman yang ada. Hal ini
terlihat pada sub system komunitas seperti point politik dan
pemerintahan serta komunikasi yang tidak terdapat di pengkajian yang
dilakukan.

2. Diagnosa Keperawatan
Kholifah dan Widagdo (2016) menjelaskan tahapan untuk
merumuskan diagnosa keperawatan komunitas yaitu analisis
komunitas terlebih dahulu dengan data inti komunitas dan subsistem
komunitas kemudian melakukan analisa data, memprioritaskan
masalah dan terakhir merumuskan diagnose keperawatan. Ada tiga
bagian diagnosis keperawatan, yakni sebagai berikut ini :
menggambarkan masalah, identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan
masalah, tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.
Berdasarkan hasil pengkajian kemudian merumuskan
diagnosa keperawatan komunitas pada pedoman yang ada tidak
dijelaskan secara rinci bagaimana cara untuk merumuskan diagnosa
keperawatan komunitas yang sesuai. Pada format pengkajian pun
tidak dituliskan point diagnosa keperawatan secara umum.
Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyimpulkan
bahwa adanya kesenjangan antara teoritis dan praktik langsung.
Penulis dalam hal ini untuk merumuskan diagnosa keperawatan
komunitas mengacu pada sumber teoritis yang ada karena untuk
merumuskan diagnosa keperawatan komunitas sedikit berbeda dengan
diagnosa keperawatan yang lain.

64
3. Intervensi Keperawatan
Kholifah dan Widagdo (2016) menjelaskan tahapan untuk
merumuskan diagnosa keperawatan komunitas yaitu analisis
komunitas terlebih dahulu dengan data inti komunitas dan subsistem
komunitas kemudian melakukan analisa data, memprioritaskan
masalah dan merumuskan diagnose keperawatan, terakhir menentukan
intervensi keperawatan yang sesuai.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, intervensi pun sama
dengan penjelasan diagnosa keperawatan. Jadi, penulis menyimpulkan
bahwa adanya kesenjangan. Namun, penulis tetap mengacu pada
sumber yang ada.

4. Implementasi Keperawatan
Sesuai dengan pedoman yang ada, pada implementasi
keperawatan ini penulis tidak melakukannya secara langsung hanya
dilakukan sampai intervensi keperawatan saja. Adapun untuk
melengkapi laporan maka implementasi keperawatan ini adalah
Expect Session dan Mini Community Experience serta akan dijadikan
Rencana Tindak Lanjut Puskesmas Baturusa.

5. Evaluasi Keperawatan
Sesuai dengan pedoman yang ada, pada evaluasi
keperawatan ini penulis tidak melakukannya secara langsung hanya
dilakukan sampai intervensi keperawatan saja. Adapun untuk
melengkapi laporan maka implementasi keperawatan ini adalah
Expect Session dan MiniCommunity Experienceserta akan dijadikan
Rencana Tindak Lanjut Puskesmas Baturusa.

65
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan di
Desa Jurung Dusun II RT 004 dan RT 005 Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengkajian dilakukan dengan pengumpulan data secara sistematis,
memilah dan mengatur data yang telah dikumpulkan, serta
mendokumentasikan dengan format yang telah ditentukan.
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan penulis antara teori dan
secara langsung di lapangan, penulis menyimpulkan adanya sedikit
kesenjangan teori dan praktik bahwa kebanyakan dari teori sama
dengan pengkajian yang dilakukan secara langsung. Namun, juga
terdapat perbedaan antar teori dan secara langsung dilapangan.
2. Diagnosa keperawatan yang didapatkan sesuai dengan hasil analisa
data, serta data-data penunjang yang ditemukan padaDesa Jurung
Dusun II RT 004 dan RT 005 Kecamatan Merawang Kabupaten
Bangka .
3. Intervensi keperawatan komunitas dirumuskan dengan menggunakan
planning of action sesuai dengan masalahnya masing-masing.
4. Implementasi keperawatan komunitas digantikan dengan Expect
Session dan Mini Community Experience.
5. Evaluasi keperawatan komunitas juga digantikan dengan Expect
Session dan Mini Community Experience.

B. Saran
1. Masyarakat
Khususnya masyarakat di desa air menduyung kecamatan simpang
teritip diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, kepedulian dan

66
pengetahuannya akan pentingnya untuk menjaga lingkungan
sekitarnya.

2. Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang


Laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi
mahasiswa khususnya jurusan keperawatan dalam melakukan praktik
lapangan komunitas selanjutnya.

67
DAFTAR PUSTAKA

Effendi dan Makfudli.2010. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Harif dkk.2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan


PPNI

Harif dkk.2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan PPNI

Kartiningrum, Eka Diah et all.2017.Konsep Dasar Keperawatan


Komunitas.Mojokerto: STIKes Majapahit Mojokerto. Diakses pada 06
April 2021 pukul 08.00 WIB.(Link
:http://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/EBook/article/view/324)

Kholifah dan Widagdo.2016. Keperawatan Keluarga dan Komnitas. Pusat SDM


Badan Pengembangan dan Pemerdayaan Masyarakat Smber Daya Manusia
: Jakarta.

Profil Puskesmas Baturusa.2020.Baturusa: Puskesmas Baturusa

Profil Desa Jurung.2019.Jurung :

Siswanto. (2017). Pelayanan Kesehatan. (Online) http://eprints. ums. ac.


id/55972/5/BAB%2520I.pdf&ved. Diakses pada tanggal 09 April
2021Pukul 18.00 WIB

Veronica, Nuraeni, & Supriyono.2017.Efektifitas Pelaksanaan Pendampingan


oleh Kader Dalam Pengaturan Diet Rendah Garam Terhadap Kestabilan
Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Dikelurahan Puwoyoso
Semarang.Ilmu Keperawatan dan Kebidanan,46-53.Diakses pada tanggal
08 April 2021 pukul 10.00 WIB.
(http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/jikk/article/view/551)
LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Menyurat

Lampiran 1.1 Surat Permohonan Izin Praktik Lapangan Keperawatan Komunitas


Dan Keluarga
Lampiran 1.2Surat Tanggapan TentangPermohonan Izin Praktik Lapangan
Keperawatan Komunitas Dan Keluarga

Anda mungkin juga menyukai