Pembimbing :
dr. A. Hardiyanto, Sp.OG
Disusun oleh:
Fatima Khiarun Nisa H3A021053
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2022
ANATOMI UTERUS
Pendahuluan
Perdarahan masih merupakan trias penyebab
kematian maternal tertinggi, di samping
preeklampsi/eklampsi dan infeksi.
Soedigdomarto MH, Prabowo RP. Ruptura uteri. Dalam: Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi
T, editor. Ilmu kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005.
Definisi
Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus
pada saat kehamilan atau persalinan pada saat
umur kehamilan lebih dari 28 minggu.
Keadaan gawat darurat obstetri, di mana dinding uteri
terpisah dengan jaringan serosa, disertai ekstrusi
bagian fetus atau cairan amnion ke kavum peritoneum.
Soedigdomarto MH, Prabowo RP. Ruptura uteri. Dalam: Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi
T, editor. Ilmu kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005.
Soedigdomarto MH, Prabowo RP. Ruptura uteri. Dalam: Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi
T, editor. Ilmu kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005.
Angka kejadian ruptur uteri di Indonesia masih tinggi yaitu berkisar antara
1:92 sampai 1:428 persalinan.
Angka kematian ibu akibat ruptur uteri juga masih tinggi yaitu berkisar
antara 17,9% sampai 62,6%, sedangkan angka kematian anak pada ruptur
uteri berkisar antara 89,1% sampai 100%.
Epidemiologi
Patofisiologi
Pada kehamilan 28 minggu isthmus uteri Apabila batas tersebut sudah melampaui
berubah menjadi segmen bawah rahim, dan pertengahan antara pusat dan simfisis
saat kehamilan aterm segmen bawah rahim maka lingkaran retraksi fisiologis menjadi
berada 1-2 cm di atas simfisis. retraksi patologis (Bandl Ring).
Saat persalinan kala I dan awal kala II maka Apabila persalinan tetap tidak ada
batas antara segmen bawah rahim dan segmen kemajuan, segmen bawah uterus makin
atas rahim dinamakan lingkaran retraksi lama makin teregang sehingga akhirnya
fisiologis. pada suatu saat regangan yang terus
bertambah ini melampaui batas kekuatan
jaringan miometrium sehingga terjadilah
ruptur uteri.
Saat persalinan kala II apabila bagian terbawah
tidak mengalami kemajuan sementara segmen
atas rahim terus berkontraksi dan makin
menebal, maka segmen bawah rahim makin
tertarik ke atas dan menjadi tipis sehingga
batas antara segmen bawah rahim dan segmen
atas rahim akan naik ke atas.
Klasifikasi Ruptur Uteri
Keadaan Robek
Inkomplit
(Subperitoneal) dan Waktu Terjadinya
Komplit
(Transperitoneal) Gravidarum dan
Intrapartum
Etiologi
Spontan, Traumatika,
dan Jaringan Parut
Klasifikasi Ruptur Uteri : Keadaan Robek
Inkomplit
(Subperitoneal)
Ruptur uteri inkomplit (subperitoneal)
Ruptur uteri yang hanya dinding
uterus yang robek sedangkan lapisan
serosa (peritoneum) tetap utuh. Komplit
(transperitoneal)
Rupture uteri yang selain dinding
uterusnya robek, lapisan serosa
(peritoneum) juga robek sehingga
dapat berada di rongga perut.
Klasifikasi Ruptur Uteri : Waktu Terjadinya
Gravidarum
Bekas seksio sesaria
Bekas enukleasi mioma uteri
Bekas kuretase/ plasenta manual
Sepsis post partum Komplit
Hipoplasia uteri
(transperitoneal)
Versi ekstraksi
Ekstraksi forcep
Ekstraksi bahu
Manual plasenta
Klasifikasi Ruptur Uteri : Etiologi
Spontan
Terjadi karena adanya
rintangan misalnya panggul Traumatika
sempit, hidrosefalus,
makrosomia, janin dalam Faktor trauma pada uterus
letak lintang, presentasi meliputi kecelakaan dan
bokong, hamil ganda dan tindakan.
tumor pada jalan lahir.
Jaringan parut
Adanya locus minoris pada
dinding uterus sebagai
akibat adanya jaringan
parut bekas operasi pada
uterus sebelumnya
Diagnosis Rupture Uteri
Anamnesis
• Riwayat partus yang lama atau macet
• Riwayat partus dengan manipulasi oleh penolong. Riwayat multiparitas
• Riwayat operasi pada uterus (misalnya seksio sesaria. enukleasi mioma atau miomektomi,
histerektomi, histeritomi, dan histerorafi.
Gambaran Klinis