Anda di halaman 1dari 4

GASTRITIS

No. Dokumen
No. Revisi 0
SOP Tanggal terbit 04 Januari 2017
Halaman 1/4

PUSKESMAS dr.RINI ENDRAWATI


BUBAKAN NIP. 19781031 201001 2 013

1. 1.Pengertian Proses inflamasi/peradangan pada lapisan mukosa dan submukosa


lambung sebagai mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat
akumulasi bakteri atau bahan iritan lain. Proses inflamasi dapat
bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
2. 2.Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penyakit gastritis.
3. 3.Kebijakan Di bawah tanggung jawab dan pengawasan dokter umum.
4. 4.Referensi Permenkes RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. 5.Prosedur Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas seperti terbakar
pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau memburuk bila diikuti
dengan makan, mual, muntah dan kembung.
Faktor Risiko
1. Pola makan yang tidak baik
2. Sering mengonsumsi kopi atau teh
3. Infeksi bakteri atau parasit
4. Penggunaan obat analgetik dan steroid
5. Usia lanjut
6. Alkoholisme
7. Stress
8. Penyakit lain seperti : penyakit refluks empedu, autoimun, chron
disease.

Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Objective)


Pemeriksaan fisik
Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat, Bila terjadi
proses inflamasi berat, dapat ditemukan pendarahan saluran cerna
berupa hematemesis dan melena, pada pasien dengan gastritis
kronis, konjungtiva tampak anemis.
Pemeriksaan penunjang
Pada gastritis kronis dilakukan darah rutin, breathe test dan feses untuk
mengetahui infeksi H. pylori, rontgen dengan barium enema, dan
endoskopi
Penegakan diagnosis (Assessment)
Diagnosis klinis
Ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Diagnosis banding :
a. Kolesistitis
b. Kolelitiasis
c. Chron disease
d. Gastroenteritis
e. Ulkus peptikum
f. GERD

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


1. Memberi informasi kepada pasien untuk menghindari pemicu
terjadinya keluhan antara lain dengan makan teratur, makan sering dengan
porsi kecil, hindari makanan yg meningkatkan asam lambung.
2. Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain: H2 Bloker2 x/hari
(Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin 20 mg/kali, Simetidin 400-
800mg/kali), PPI 2x/hari (Omeprazole 20 mg/kali, Lansoprazole
30mg/kali), serta Antasida dosis 3 x 500-1000 mg/hr.

Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus peptikum, perforasi lambung,
dan anemia.

Kriteria rujukan
a. Belum ada perbaikan dalam 5 hari pengobatan
b. Terjadi komplikasi
c. Terjadi alarm symptoms seperti perdarahan, berat badan menurun
10% dalam 6 bulan, dan mual muntah berlebihan.

SOP GASTRITIS 2
6. Diagram Alir

Petugas melakukan
pengkajian awal klinis

Petugas menetapkan diagnosis


gastritis

Edukasi pasien untuk menghindari


pemicu terjadinya keluhan

Pemberian terapi per oral H2


blocker, PPI dan antasida sesuai Formulir resep
dosis

Petugas mencatat hasil kajian awal


klinis, diagnosis, dan terapi yang
diberikan di dalam RM

Rujuk pasien apabila


memenuhi kriteria
rujukan

Selesai

7. Unit Terkait

SOP GASTRITIS 3
8. Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan

DAFTAR TILIK

No. Langkah Kegiatan Ya Tidak


1. Apakah petugas melakukan pengkajian awal klinis terhadap
pasien?
2. Apakah petugas telah menetapkan diagnosis gastritis?
3. Apakah petugas memberikan edukasi agar pasien menghindari
pemicu timbulnya keluhan?
4. Apakah petugas memberikan terapi per oral sesuai indikasi dan
sesuai dosis yang dibutuhkan?
5. Apakah petugas melakukan rujukan pasien gastritis sesuai kriteria?
6. Apakah petugas sudah mencatat semua hasil pengkajian awal
klinis, diagnosis, serta terapi yang diberikan dalam RM?

Compliance rate (CR) : ……………..%


………………………………..,…………
..
Pelaksana / auditor

……………………………………….
NIP: ………………..........................

SOP GASTRITIS 4

Anda mungkin juga menyukai