Wisata Musik
Musik menjadi potensi wisata yang bisa dikembangkan. Data tentang wisata
musik tahun 2016 yang dirilis oleh UK Music (badan yang mengurus segala hal tentang
industri musik di Britania Raya) menunjukan bahwa sektor wisata musik di Inggris
meraup keuntungan lebih dari Rp. 76 triliun, meningkat 11 persen dibandingkan tahun
sebelumnya. Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke UK pada tahun 2016
sebanyak 19 juta orang, dan 32 ribu orang berasal dari Indonesia. Ibiza (Spanyol),
Thailand, Singapura, dan India adalah negara yang memulai konsep wisata musik
(https://www.cnnindonesia.com, 2018).
Konsep wisata musik (music tourism) diartikan sebagai suatu perjalanan wisata
yang dimotivasi oleh keinginan untuk mendengarkan musik secara langsung (Azhar dan
Nurhidayati, 2018). Di Indonesia, konsep wisata musik dikumandangkan oleh
Kementerian Pariwisata di bawah kepemimpinan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Java
Jazz, Prambanan Jazz, Synchronize Festival, dan Soundrenaline Festival adalah satu
diantara sekian banyak event musik di Indonesia berskala besar yang terpusat di Pulau
Jawa dan mampu mendatangkan puluhan ribu orang ke event tersebut.
Dalam perkembangannya, wisata musik tidak hanya memperhatikan aspek
musik-nya saja tapi juga memperhatikan aspek lainnya yang menjadi satu kesatuan
dalam pelaksanaan event musik, yakni lingkungan! Jazz Gunung Bromo, Melodi Alam,
Bogor Eco Music Camp, Lalala Festival, Musik Alam Fest 2k19 (Tanjung Selor), dan
Konser Musik Alam “From and To Infinity” (Ambon) adalah satu diantara sekian
banyak festival di Indonesia yang dikemas dengan unik, memadukan suasana alam
dengan alunan musik yang dihasilkan. Penonton diajak untuk menikmati musik dengan
cara lain, tidak seperti event lain pada umumnya. Secara singkat, keunikan yang
disajikan sebagai berikut: Jazz Gunung Bromo, event musik jazz yang dipadukan
dengan keindahan Gunung Bromo; Melodi Alam, event musik yang dipadukan dengan
suasana sejuk di Gunung Pancar; Bogor Eco Music Camp, event musik dengan berbagai
genre dan kadang disertai workshop dan coaching clinic dimana penonton-nya
berkemah di lokasi TN Gunung Halimun; Lalala Festival, event musik di tengah hutan
pinus; Musik alam fest 2k19 adalah perhelatan seni dan budaya yang disuguhkan di
alam terbuka dalam komposisi musik, tari, diskusi, dan seni kreatifitas lainnya dan tetap
memegang teguh kearifan dan budaya lokal kalimantan utara sehingga menumbuhkan
kembali kecintaan serta kepedulian pemuda terhadap pelestarian lingkungan; dan
Konser Musik Alam “From and To Infinity” (Ambon) merupakan proyek kolaborasi
Boi Akih dengan Molucca Bamboowind Orchestra di dalam hutan. Sudah barang tentu,
dengan konsep seperti ini, jumlah penonton pasti akan dibatasi sesuai dengan kapasitas
lingkungan sehingga tujuan menikmati musik dan lingkungan sekitar dapat tercapai.
Dari hasil kajian Azhar dan Nurhidayati (2018) terkait Jazz Gunung Bromo
diketahui bahwa faktor penarik wisatawan untuk menghadiri event musik (lebih tepat
dikatakan event musik alam) yakni tempat (lokasi) kegiatan dan pengisi acara. Disisi
lain, faktor pendorong wisatawan yakni ingin relaksasi, ingin menikmati sentuhan
musik etnik pada event, ingin keluar dari rutinitas sehari-hari, dan yang terakhir yakni
ingin mencari pengalaman baru.
Kertajaya dan Nirwandar (2013) dalam konsep Tourism Marketing 3.0
mengemukakan konsep bahwa aktivitas pariwisata dapat dikelompokan ke dalam tidak
tingkatan yakni enjoy, experience, dan engage. Tingkatan yang paling dasar adalah
enjoy dan bersifat one-way activities. Peran produsen lebih dominan dan tujuan turis
hanyak sekedar ingin menikmati. Di tingkat selanjutnya yang berfungsi untuk keep the
tourist adalah level experience. Customer oriented menjadi pedoman bagi produsen.
aktivitas tourism lebih interaktif karena produsen menciptakan hiburan dan atraksi yang
menonjol pada penciptaan pengalaman dan menambahkan berbagai macam pelayanan
yang disesuaikan dengan keinginan turis. Level tertinggi yakni engage, suatu bentuk
tourism yang berfokus pada aktualisasi diri dan pemenuhan atas kekhawatiran serta
hasrat mereka terhadap dunia. Akan terdapat banyak proses pembelajaran (learning
activities) bagi setiap individu untuk ikut serta lebih dalam dengan aspek kebudayaan,
alam, dan kehidupan. Pembelajaran ini membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan
dengan dua tingkatan sebelumnya.
3.0
2.0
1.0
WOW!
AHA!
OK!
Atraksi dan aktivitas tersebut di atas dalam pelaksanaan aktivitas wisata-nya, dapat
digabungkan dengan potensi lain yang dimiliki oleh desa yakni alam, budaya, kuliner,
dan lain sebagainya, disertai dengan beragam aktivitas yang menarik. Dari sudut
pandang pariwisata, masih ada sisi aksesibilitas dan amenitas yang perlu dikaji untuk
mendukung pengembangan Kota Ambon sebagai Kota Musik. Namun dalam tulisan ini,
penulis hanya melihat sisi atraksi dan aktivitas. Semoga apa yang ditulis dapat
berkontribusi bagi pengembangan Ambon City of Music.
Daftar Pustaka
Azhar Melati Putri, D. dan Nurhidayati, H. 2018. Faktor Pendorong dan Penarik
Wisatawan terhadap Jazz Gunung Bromo sebagai Atraksi Music Tourism di
Jawa Timur. Journal of Tourism Destination and Attraction . 6, 1 (Jun. 2018),
26-38. DOI:https://doi.org/10.35814/tourism.v6i1.761.
Herdiana, D. 2019. Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis
Masyarakat. Jurnal Magister Pariwisata (JUMPA), Vol. 6, No. 1 (Juli 2019), Hal.
63-86.
Kertajaya, H. dan Nirwandar, S. 2013. Tourism Marketing 3.0. Kompas Gramedia:
Jakarta.
Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 2 Tahun 2019 tentang Ambon Kota Kreatif
Berbasis Musik.
Website:
https://ambon.antaranews.com. 2018. Sanggar Kakoya Hutumuri Lestarikan Alat Musik
Tahuri,
<https://ambon.antaranews.com/berita/43938/sanggar-kakoya-hutumuri-lestarik
an-alat-musik-tahuri> diakses pada tanggal 28 April 2020.
https://www.antaranews.com. 2007. Banyak Wisman Belajar Gamelan dan Tari Bali,
<https://www.antaranews.com/berita/57716/banyak-wisman-belajar-gamelan-da
n-tari-bali> diakses pada tanggal 30 April 2020.
https://citiesofmusic.net. 2019. Ambon - Indonesia: UNESCO City of Music since 2019,
<https://citiesofmusic.net/city/ambon/> diakses pada tanggal 20 April 2020.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id. 2019. Musik Tradisional: Kriteria Ambon Menjadi
Kota Musik Dunia,
<https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbmaluku/musik-tradisional-kriteria-a
mbon-menjadi-kota-musik-dunia/> diakses pada tanggal 28 April 2020.
https://kompas.com. 2015. Kota Ambon: Musik Pun Jadi Perekat Sosial,
<https://regional.kompas.com/read/2015/07/06/15000081/Kota.Ambon.Musik.P
un.Jadi.Perekat.Sosial> diakses pada tanggal 20 April 2020.
https://kompas.com. 2017. Bekraf Akan Ajukan Ambon sebagai "City of Music" ke
Unesco,
<https://entertainment.kompas.com/read/2017/03/10/165543110/bekraf.akan.aju
kan.ambon.sebagai.city.of.music.ke.unesco?page=all> diakses pada tanggal 21
April 2020.
https://kompas.com. 2019. 4 Desa Wisata Indonesia Masuk 100 Besar Destinasi
Berkelanjutan Dunia,
<https://travel.kompas.com/read/2019/10/29/131500127/4-desa-wisata-indonesi
a-masuk-100-besar-destinasi-berkelanjutan-dunia?page=all> diakses pada
tanggal 30 April 2020.
https://kompas.id. 2019. UNESCO Tetapkan Ambon sebagai Kota Kreatif Musik Dunia,
<https://kompas.id/baca/utama/2019/10/31/unesco-tetapkan-ambon-sebagai-kota
-kreatif-musik-dunia/> diakses pada tanggal 20 April 2020.
https://kumparan.com. 2019. Jalan Persaudaraan Lewat Festival Brass, Totobuang dan
Hadrat 2019,
<https://kumparan.com/lenteramaluku/jalin-persaudaraan-lewat-festival-brass-to
tobuang-dan-hadrat-2019-1rnrd1ZYXFF/full> diakses pada tanggal 28 April
2020.
https://manado.tribunnews.com. 2018. Turis Tiongkok Minta Kursus Kulintang,
<https://manado.tribunnews.com/2018/11/19/turis-tiongkok-minta-kursus-kolint
ang?page=2> diakses pada tanggal 28 April 2020.
https://www.cnnindonesia.com. 2018. Wisata Musik Potensi Diabaikan,
<https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180309095041-269-281666/wisa
ta-musik-potensi-yang-diabaikan> diakses pada tanggal 22 April 2020.
https://www.lonelyplanet.com. 2020. Vienna in detail: City of Music,
<https://www.lonelyplanet.com/austria/vienna/background/other-features/5d9ea
4cb-fd0d-4eca-80a7-4e58161aecf9/a/nar/5d9ea4cb-fd0d-4eca-80a7-4e58161aecf
9/358656> diakses pada tanggal 22 April 2020.
https://www.satumaluku.id. 2020. Ambon Music Office Programkan Negeri Tuni dan
Amahusu Jadi Desa Musik,
<https://www.satumaluku.id/2020/01/23/ambon-musik-office-programkan-neger
i-tuni-dan-amahasu-jadi-desa-musik/> diakses pada tanggal 22 April 2020.
https://www.youtube.com. 2018. Musik Batu Kreatif dari Maluku (Maeluku) Oleh
Christian Izaac Tamaela, Ph.D,
<https://youtu.be/5wmKo4oNKaQ> diakses pada tanggal 5 Mei 2020.
https://www.youtube.com. 2020. Babenka - Cerita Om Ronny Lopies Tentang Proses
Ambon Menjadi Kota Kreatif Berbasis Musik,
<https://youtu.be/T8GNsrMiIgY> diakses pada tanggal 23 April 2020.