Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TAFSIR AYAT Al-QURAN TENTANG OBYEK DAN PESERTA DIDIK


DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ayat Tarbawi I
Dosen Pengampun: Dedi Yuisman M.Pd. I

Disusun oleh :Kelompok 4


Rana Raahmawati PI.01.220.4699
Wahyu Riski saputra PI.01.220.4747
Aldi saputra PI.01.220.4732

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI BUNGO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur ke hadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Tafsir Ayat Al-Qur’an tentang Al-Quran Tentang Obyek
Dan Peserta didik Dalam Pendidikan islam”.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Mungkin masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Namun, dengan semaksimal mungkin kami telah berusaha untuk menyelesaikannya.
Untuk itu jika masih banyak kekurangan kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bungo,27 Maret 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM...............................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A.Latar Belakang.......................................................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................................2
C.Tujuan Penulisan....................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian peserta didik dan obyek pendidikan....................................................3
C.Tafsir ayat-ayat Al-Qur’an mengenai peserta didik dan obyek dalam pendidikan
islam...........................................................................................................................3
1.At Tahrim Ayat 6....................................................................................................4
2.Asy Syu’ara Ayat 214.............................................................................................5
3.At Taubah: 122..................................................................................................................7
4.An Nisaa’: 170...................................................................................................................9
PENUTUP...........................................................................................................................11
A.Kesimpulan.....................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................12

ii
iii
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan sangat penting bagi semua umat manusia untuk menjalani
kehidupan di dunia dan akhirat.Tanpa adanya pendidikan manusia tidak dapat
menjalani kehidupan dengan baik.Oleh karena itu dalam pendidikan melibatkan
sebuah peserta didik maupun obyek yang sekiranya dapat membantu untuk
memperoleh ilmu, sehingga dapat terselenggaranya sebuah pendidikan.Yang
bertujuan memperoleh manfaat di dunia maupun diakhirat.Maka dari itu setiap
manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu melalui pendidikan dengan bersungguh-
sungguh sehingga tercapai tujuan untuk mendapatkan keridhaan Allah dalam mencari
ilmu.
Al-qur’an adalah kalamullah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad SAW. Sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Al-qur’an
mengandung beberapa aspek yang terkait dengan pandangan hidup yang dapat
membawa manusia ke jalan yang benar dan menuju kepada kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat. Dari beberapa aspek tersebut, secara global terkandung materi
tentang kegiatan belajar-mengajar atau pendidikan yang tentunya membutuhkan
komponen- komponen pendidikan, diantaranya yaitu pendidik dan peserta didik.
Pendidik dalam proses pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat
penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Selain pendidik, peserta didik juga
mempunyai peran penting dalam proses pendidikan, tanpa adanya peserta didik, maka
pendidik tidak akan bisa menyalurkan pengetahuan yang dimilikinya sehingga proses
pembelajaran tidak akan terjadi dan menghambat tercapainya tujuan pendidikan
antara pendidik dan peserta didik harus sejalan agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Proses pendidikan dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari peran
pendidik dan peserta didik itu sendiri. Berhasil atau gagalnya pendidikan diantaranya
ditentukan oleh kedua komponen tersebut. Mulai dari kemapanan ilmu pengetahuan
pendidik, sampai kemampuan pendidik dalam menguasai objek pendidikan, berbagai
syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik, motivasi belajar peserta didik,

1
kepribadian anak didik dan tentu saja pengetahuan awal yang dikuasai oleh peserta
didik. Agar hasil yang direncanakan tercapai semaksimal mungkin. Disinilah
pentingnya pengetahuan tentang subjek pendidikan.
B.Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dengan peserta didik dan obyek pendidikan ?
2. Apa saja ayat-ayat Al-Qur’an mengenai peserta didik dan obyek dalam
pendidikan islam?
C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari peserta didik dan obyek pendidikan.
2. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an mengenai peserta didik dan obyek
dalam pendidikan islam.

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian peserta didik dan obyek pendidikan


Peserta didik adalah orang maupun kelompok yang bertanggung jawab dalam
memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan
dapat dipahami oleh objek pendidikan.
Peserta didik yang dipahami kebanyakan para ahli pendidikan adalah orang tua,
guru-guru di institusi formal (disekolah) maupun non formal dan lingkungan
masyarakat, sedangkan pendidikan pertama (tarbiyatul awwal) yang kita pahami
selama ini adalah rumah tangga (orang tua). Sebagai seorang muslim kita harus
menyatakan bahwa pendidik pertama manusia adalah Allah dan yang kedua adalah
Rasulullah.
Objek menurut bahasa yaitu orang yang menjadi pokok sasaran Pendidikan
adalah proses pencerdasan secara utuh dalam rangka mencapai kebahagian dunia dan
akhirat atau keseimbangan materi dan religious spritual.1 Jadi objek pendidikan
adalah orang yang mendapat pencerdasan secara utuh dalam rangka mencapai
kebahagian dunia dan akhirat atau keseimbangan materi dan religious spritual. Dapat
disimpulkan bahwa  objek pendidikan adalah manusia dalam kaitannya dengan
fenomena situasi pendidikan. Fenomena tersebut terdapat dimana-mana, didalam
masyarakat, didalam keluarga dan disekolah.

C.Tafsir ayat-ayat Al-Qur’an mengenai peserta didik dan obyek dalam


pendidikan islam

1
Abdurrahman Mas’ud dkk.Paradigma Pendidikan Islam. (Pustaka Pelajar: Semarang.2001). h. 37.

3
1.At Tahrim Ayat 6

ْ ‫آٰي َهُّي َا اذَّل ِ ْي َن ٰا َمنُ ْوا قُ ْوٓا َانْ ُف َسمُك ْ َو َا ْه ِل ْيمُك ْ& اَن ًرا َّوقُ ْو ُدهَا النَّ ُاس َوالْ ِح َج َار ُة عَلَهْي َا َم ٰلۤى َك ٌة ِغاَل ٌظ ِشدَ ا ٌد اَّل ي َ ْع ُص ْو َن اهّٰلل َ َمٓا َا َم َرمُه‬
‫َوي َ ْف َعلُ ْو َن َما يُْؤ َم ُر ْو َن‬ ِٕ

Terjemahnya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalumengerjakan apa yang diperintahkan.”
(QS. At Tahrim: 6).
Tafsir Ibnu Katsir:
Mengenai firman Allah subhanahu wa ta’ala,  ‫قُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَارًا‬  “Peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api Neraka”, Mujahid (Sufyan As-Sauri mengatakan,
“Apabila datang kepadamu suatu tafsiran dari Mujahid, hal itu sudah cukup bagimu”)
mengatakan : “Bertaqwalah kepada Allah dan berpesanlah kepada keluarga kalian
untuk bertaqwa kepada Allah”. Sedangkan Qatadah mengemukakan : “Yakni,
hendaklah engkau menyuruh mereka berbuat taat kepada Allah dan mencegah mereka
durhaka kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menjalankan perintah Allah kepada
mereka dan perintahkan mereka untuk menjalankannya, serta membantu mereka
dalam menjalankannya.Jika engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah,
peringatkan dan cegahlah mereka.”
Demikian itu pula yang dikemukakan oleh Adh Dhahhak dan Muqatil bin
Hayyan, dimana mereka mengatakan : “Setiap muslim berkewajiban mengajari
keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, berbagai hal berkenaan dengan hal-hal
yang diwajibkan Allah Ta’ala kepada mereka dan apa yang dilarang-Nya.”
Dari uraian diatas, dapat kita ambil poin-poin penting yang dapat kita jadikan
pegangan dalam membina diri sendiri dan orang lain :
1. Proses pembinaan dimulai dari diri sendiri.

4
Hal ini tersurat dengan jelas dalam At Tahrim yaitu “Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka”.Disini dikatakan “peliharalah dirimu” terlebih
dahulu baru setelah itu dikatakan “keluargamu”.
Sebagaimana apa yang dikatakan oleh Mujahid : ”Bertaqwalah kepada Allah
dan berpesanlah kepada keluarga kalian untuk bertaqwa kepada Allah”. Disini
Mujahid mengatakan bahwa kita diharuskan bertaqwa kepada Allah terlebih
dahulu, baru setelah itu kita berpesan kepada keluarga kita untuk bertaqwa
kepada Allah.
2. Perintah menjaga diri sendiri dengan tetap menjalankan perintah Allah SWT,
menjauhi laranagn Allah, dan bertaubat dari perkara yang menjadikan murka
Allah dan mendatangkan siksa.2
3. Kemudian, untuk mendidik diri sendiri dengan cara menjalankan terlebih
dahulu perintah Allah dan rasulnya dan jauhkan larangan Allah dan rasulnya,
sampai seseorang merasa senang dalam menjalankannya.

2.Asy Syu’ara Ayat 214


ۙ َ ‫َو َانْ ِذ ْر ع َِشرْي َ ت ََك ااْل َ ْق َر ِبنْي‬

Terjemahnya:
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (Q.S Asy
Syu’ara’: 214).

Tafsir ringkasan ibnu katsir:


Allah menyuruh Rasulullah SAW, agar memberi peringatan kepada kerabat-
kerabatnya yang terdekat dan bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan para
kerabat kecuali keimanannya.3

2
http://akuzamir.blogspot.com/2018/09/10.30/menjaga-diri-sendiri-dan-keluarga.html.
3
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. h.  610.

5
Sesuai dengan ayat sebelumnya (QS. At Tahrim: 6) bahwa terdapat perintah
langsung dengan fi’il amar (berilah peringatan). Namun perbedaannya adalah tentang
objeknya, dimana dalam ayat ini adalah kerabat-kerabat. “Al Aqrobyn” mereka
adalah Bani Hasyim dan Bani Mutalib, lalu Nabi saw. memberikan peringatan kepada
mereka secara terang-terangan; demikianlah menurut keterangan hadis yang telah
dikemukakan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Namun hal ini bukan berarti khusus untuk Nabi SAW saja kepada Bani Hasyim dan
Muthollib, tetapi juga untuk seluruh umat Islam. Sebab sesuai kaidah ushul fiqh:

“dengan umumnya lafadz, bukan dengan khususnya sebab”. Dilihat dari


munasabah ayat, selanjutnya terdapat ayat ke-215

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang yang mengikutimu, yaitu


orang-orang yang beriman” (QS. Asy-Syu’ara: 215). Jadi perintah ini juga berlaku
untuk seluruh umat Islam. Asbab nuzul ayat ini, Ketika ayat ini turun Rasulullah
SAW bersabda: “Wahai Bani Abdul Muthalib, demi Allah aku tidak pernah
menemukan sesuatu yang lebih baik di seluruh bangsa Arab dari apa yang kubawa
untukmu. Aku datang kepadamu untuk kebaikan di dunia dan akhirat. Allah telah
menyuruhku mengajakmu kepada-Nya. Maka, siapakah di antara kamu yang bersedia
membantuku dalam urusan ini untuk menjadi saudaraku dan washiku serta
khalifahku?” Mereka semua tidak bersedia kecuali Ali bin Abi Thalib. Di antara
hadirin beliaulah yang paling muda. Ali berdiri seraya berkata: “Aku ya,
RasulullahNabi. Aku (bersedia menjadi) wazirmu dalam urusan ini”. Lalu Rasulullah
SAW memegang bahu Ali seraya bersabda: “Sesungguhnya Ali ini adalah saudaraku
dan washiku serta khalifahku terhadap kalian. Oleh karena itu, dengarkanlah dan
taatilah ia.” Mereka tertawa terbahak-bahak sambil berkata kepada Abu Thalib:
“Kamu disuruh mendengar dan mentaati anakmu”. Umat Islam adalah saudara bagi
yang lain, maka harus saling mendidik dan menasehati. Sebagaimana sabda Nabi
SAW :

6
“ Dari Jarir Ibn Abdillah ra. Berkata: saya bersumpah setia kepada Rosululloh SAW
untuk mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan menasehati kepada setiap muslim”.
(HR. Bukhory-Muslim). Maka kerabat-kerabat kita terdekat merupakan juga objek
dakwah dan tarbiyah.

3.At Taubah: 122

‫۞ َو َما اَك َن الْ ُمْؤ ِمنُ ْو َن ِل َي ْن ِف ُر ْوا اَك ۤف َّ ً ۗة فَلَ ْواَل ن َ َف َر ِم ْن لُك ِ ّ ِف ْرقَ ٍة ِّمهْن ُ ْم َط ۤاى َف ٌة لِّ َي َت َفقَّه ُْوا ىِف ّ ِادل ْي ِن َو ِل ُي ْن ِذ ُر ْوا قَ ْو َمهُ ْم ِا َذا َر َج ُع ْوٓا ِالَهْي ِ ْم‬
ِٕ

ࣖ ‫ل َ َعلَّه ُْم حَي ْ َذ ُر ْو َن‬


Terjemahnya:
”Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At Taubah: 122)
Tafsir Ringkas Kemenag RI:
Pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang pahala yang dijanjikan Allah kepada
orang-orang yang berbuat baik. Pada ayat ini dijelaskan tentang pentingnya
pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan penegasan tidak sepatutnya
orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang sehingga hal yang lainnya
terabaikan. Mengapa tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang
pergi untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan
untuk memberi peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun,
pengetahuan agama ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati
agar tidak melakukan pelanggaran.

7
Allah telah menganjurkan pembagian tugas.Seluruh orang yang beriman
diwajibkan berjihad dan diwajibkan pergi berperang menurut kesanggupan masing-
masing.Tuhanpun menuntun hendaknya jihad itu dibagi kepada jihad bersenjata dan
jihad memperdalam ilmu pengetahuan dan agama.Setelah ada pembagian tugas itu,
sehingga ilmu dan pengetahuan agama bertambah mendalam.4
Mengenai ayat ini, al-‘Aufi menceritakan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Dari
setiap masyarakat Arab ada sekelompok orang yang berangkat mendatangi Rasulullah
SAW, kemudian mereka menanyakan tentang masalah agama yang mereka inginkan,
sekaligus mendalami ilmu agama. Mereka berkata kepada Nabi:” Apa yang engaku
perintahkan untuk kami kerjakan? Maka beliau SAW juga memberi tahu kami hal-hal
yang harus kami perintahkan kepada keluarga kami, jika kami telah kembali kelak
kepada mereka.”
Ibnu ‘Abbas mengemukakan, bahwa Nabi SAW menyuruh mereka untuk
senantiasa mentaati Allah dan Rasul-Nya.Dan beliau mengutus mereka kepada
kaumnya, agar menyuruh mereka mengerjakan shalat dan menunaikan zakat. Dan
jika mereka datang kepada kaumnya, mereka berkata: “ Sesungguhnya Barang siapa
yang memeluk Islam, berarti dia termasuk golongan kami.” Mereka juga memberi
peringatan, sehingga ada seorang dari mereka yang harus berpisah ari bapak dan
ibunya.Nabi SAW memberi tahu mereka dan menyuruh agar mereka memberi
peringatan kepada kaumnya. Dan jika telah kembali kepada kaum tersebut, maka
mereka menyeru mereka supaya masuk islam dan memperingatkan mereka dari api
Neraka, serta menyampaikan kabar gembira tentang Surga.5
Orang-orang yang berjuang di bidang pengetahuan, oleh agama Islam disamakan
nilainya dengan orang-orang yang berjuang di medan perang. Dengan demikian dapat
diambil suatu pengertian, bahwa dalam bidang ilmu pengetahuan, setiap orang

4
Hamka, Tasir Al-Azhar,Juz  XI, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), h. 86-91.
5
Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4 (Bogor: Pustaka Imam asy-
Syafi’i.2008), h. 296-297.

8
mukmin mempunyai tiga macam kewajiban, yaitu: menuntut ilmu, mengamalkannya
dan mengajarkannya kepada orang lain.
Pada ayat ini memberi anjuran tegas kepada umat Islam agar ada sebagaian dari
umat Islam memperdalam agama.seorang yang mendalami ilmunya dan selalu
memiliki tanggung jawab dalam pencarian ilmu Allah. Hasil dari pembelajaran itu
tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi diharapkan mampu untuk menyampaikan
terhadap orang lain.
Belajar mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan. Dengan belajar
orang akan memiliki pengetahuan. Oleh sebabnya belajar dapat menambah ilmu
pengetahuan baik teori maupun praktik serta belajar dinilai sebagai ibadah kepada
Allah.Pada hakikatnya, proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan
siswa. Guru sebagai penyampaian materi pembelajaran dan siswa sebagai pencari
ilmu pengetahuan sekaligus sebagai penerimanya.

4.An Nisaa’: 170

َّ ‫آٰي َهُّي َا النَّ ُاس قَدْ َج ۤا َءمُك ُ َّالر ُس ْو ُل اِب لْ َح ّ ِق ِم ْن َّر ِبّمُك ْ فَ ٰا ِمنُ ْوا َخرْي ً ا لَّمُك ْ َۗوا ِْن تَ ْك ُف ُر ْوا فَ ِا َّن هّٰلِل ِ َما ىِف‬
‫الس ٰم ٰو ِت َوااْل َ ْر ِۗض َواَك َن اهّٰلل ُ عَ ِل ْي ًما‬

‫َح ِك ْي ًما‬
Terjemahnya :
”Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu
dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang
lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan
sedikitpun kepada Allah) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu
adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
(Qs. An Nisa’: 170).
Tafsir ringkasan ibnu katsir:

9
Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul Muhammad itu kepadamu
dengan (membawa) kebenaran dari Rabb-mu.Maka berimanlah kamu, itulah yang
lebih baik bagimu.Yaitu, Sungguh telah datang kepada kalian Muhammad dengan
membawa hidayah, agama yang hak dan penjelasan tuntas dari Allah. Maka
berimanlah kalian dengan apa yang dibawanya dan ikutilah dia, niscaya itu lebih baik
bagi kalian.
Kemudian Allah berfirman “jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak
merugikan Allah sedikitpun)” yaitu Allah tidak membutuhkan kalian dan keimanan
kalian serta tidak akan rugi dengan kekafiran kalian. Pada ayat ini Allah SWT
berfirman, ”Dan adalah Allah Maha Mengetahui.” Yaitu, bagi orang yang berhak
mendapat hidayah diantara kalian, maka Allah SWT memberinya hidayah.
Sedangkan terhadap orang-orang yang berhak mendapatkan hinaan, maka Allah SWT
pun akan menghinakannya. Hakim “Maha bijaksana”.Yaitu pada perkataan, syariat
dan qadar-Nya. “karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah
kepunyaan Allah.6
Pada surat an-Nissa ayat 170, nabi Muhammad Saw diutus dengan membawa
kebenaran kepada manusia, jadi manusia disini merupakan objek yang hendak dituju
oleh Allah melalui rasulnya untuk diberikan kebenaran. Manusia sebagai tujuan dari
dakwah Muhammad yang diutus oleh Allah merupakan objek dari dakwah
Muhammad, dalam pendidikan manusia jugalah yang menjadi objek dikarenakan akal
yang dimiliki manusia hendaklah dioptimalkan dan diberdayakan sehingga menjadi
sesuatu yang baik dan terhindar dari kedzaliman.

6
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i.2003), h. 466

10
PENUTUP

A.Kesimpulan
1. Peserta didik adalah orang maupun kelompok yang bertanggung jawab dalam
memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan atau yang
disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan.
objek pendidikan adalah orang yang mendapat pencerdasan secara utuh dalam
rangka mencapai kebahagian dunia dan akhirat atau keseimbangan materi dan
religious spritual.
2. Dalam surah at-tahrim ayat 6 dapat kita jadikan pegangan dalam membina diri
sendiri dan orang lain :
a) Proses pembinaan dimulai dari diri sendiri.
b) Perintah menjaga diri sendiri dengan tetap menjalankan perintah Allah
SWT, menjauhi laranagn Allah, dan bertaubat dari perkara yang
menjadikan murka Allah dan mendatangkan siksa.
c) mendidik diri sendiri dengan cara menjalankan terlebih dahulu
perintah Allah dan rasulnya dan jauhkan larangan Allah dan rasulnya,
sampai seseorang merasa senang dalam menjalankannya.
3. Dalam surah as-syuara dapat disimpulkan bahwa Allah menyuruh Rasulullah
SAW, agar memberi peringatan kepada kerabat-kerabatnya yang terdekat dan
bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan para kerabat kecuali
keimanannya.
4. Dalam surah at taubah dapat di simpulkan bahwa Orang-orang yang berjuang
di bidang pengetahuan, oleh agama Islam disamakan nilainya dengan orang-
orang yang berjuang di medan perang. Dengan demikian dapat diambil suatu
pengertian, bahwa dalam bidang ilmu pengetahuan, setiap orang mukmin
mempunyai tiga macam kewajiban, yaitu: menuntut ilmu, mengamalkannya
dan mengajarkannya kepada orang lain.

11
5. Pada surat an-Nissa ayat 170, nabi Muhammad Saw diutus dengan membawa
kebenaran kepada manusia, jadi manusia disini merupakan objek yang hendak
dituju oleh Allah melalui rasulnya untuk diberikan kebenaran. Manusia
sebagai tujuan dari dakwah Muhammad yang diutus oleh Allah merupakan
objek dari dakwah Muhammad, dalam pendidikan manusia jugalah yang
menjadi objek dikarenakan akal yang dimiliki manusia hendaklah
dioptimalkan dan diberdayakan sehingga menjadi sesuatu yang baik dan
terhindar dari kedzaliman .
B. Saran
Kami menyadari bahwa pada makalah ini banyak terdapat kekurangan,
maka kami mengharapkan  kritikan dan saran yang membangun dari pembaca
untuk membangun diri kami menjadi yang lebih baik dimasa yang akan
datang.

12
DAFTAR PUSTAKA
Alu Syaikh Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4Bogor: Pustaka Imam
asy-Syafi’I2008
Ar-Rifa’I, Muhammad  Nasib, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3.
Arifin, HM. ,Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Jakarta : Bulan
Bintang1976
Hamka, Tasir Al-Azhar,Juz  XI, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984
Mas’ud, Abdurrahman dkk.Paradigma Pendidikan Islam.Pustaka Pelajar: Semarang
2001
Muhammad Abdullah bin , Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2 Bogor: Pustaka Imam asy-
Syafi’i.2003
Tantowi, Amad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang: Pustaka
Riski Putra 2009
http://akuzamir.blogspot.com/2018/09/10.30/menjaga-diri-sendiri-dan-keluarga.html.

13

Anda mungkin juga menyukai