Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fatia Rahma

Kelas : 2B

Absen : 29

NIM : P1337421020080

SOAL KASUS TETANUS

1. Apakah hipotesis anda terkait kasus diatas ?


Jawaban :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
b. Pola napas tidak efektif
c. Hipertermia
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Risiko cedera, kurang pengetahuan
f. Gangguan pola tidur

2. Informasi apa yang anda butuhkan untuk menegakkan diagnosis ?


Jawaban : Adanya Data Objektif dan Data Subjektif (analisis data pasien)

3. Dapatkah anda merencanakan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pasien terkait


kasus diatas ?
Jawaban :
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium kurang menunjang dalam diagnosis. Pada pemeriksaan
darah rutin tidak ditemukan nilai- nilai yang spesifik, leukosit dapat normal atau
dapat meningkat
2. Pemeriksaan Mikrobiologi
Bahan diambil dari luka pus atau jaringan nekrotis kemudian dibiakkan pada
kultur agar darah atau kaldu daging. Tetapi pemeriksaan mikrobiologi hanya
pada 30% kasus ditemukan Clostridium Tetani.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinalis dalam batas normal, walaupun kadang-kadang
didapatkan tekanan meningkat akibat kontraksi otot
4. Pemeriksaan elektroensefalogram adalah normal dan pada pemeriksaan
elektromiografi hasilnya tidak spesifik

4. Dapatkah anda menjelaskan pathogenesis dari kasus diatas ?


Jawaban :
Patofisiologi tetanus dimulai dengan masuknya spora bakteri Clostridium Tetani melalui
luka sebagai port d’entree. Luka tusuk, jaringan nekrotik dan luka yang terinfeksi
merupakan luka yang lebih berisiko menimbulkan tetanus. Pada luka-luka tersebut
tercipta kondisi anaerob yang kemudian menjadi lingkungan optimal bagi proses
germinasi (spora berubah menjadi bentuk vegetatif) dan multiplikasi bakteri Clostridium
Tetani. Pada proses tersebut bakteri Clostridium Tetani akan memproduksi 2 jenis toksin,
yakni tetanospasmin dan tetanolisin. [4,5] Clostridium Tetani juga merupakan bakteri
yang menyebabkan terjadinya tetanus neonatorum.
Peran Tetanospasmin dalam Patofisiologi Tetanus
Tetanospasmin merupakan toksin yang menimbulkan gejala klinis pada pasien tetanus.
Tetanospasmin merupakan polipeptida yang terdiri dari rantai berat (100.000 Da) dan
rantai ringan (50.000 Da). Rantai berat akan memfasilitasi masuknya toksin ke dalam sel
saraf, sedangkan rantai ringan akan bekerja pada presinaps. Tetanospasmin akan
berikatan dan melalui proses internalisasi dengan ujung saraf motor perifer kemudian
akan memasuki akson dan ditranspor secara retrograd ke inti sel saraf di dalam batang
otak dan medula spinalis.

5. Komplikasi apa saja yang dapat timbul dari kasus diatas ?


Jawaban :
Infeksi tetanus yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan komplikasi, bahkan
berakibat fatal. Misalnya menyebabkan emboli paru, pneuomonia, gagal ginjal akut,
hingga jantung berheti secara tiba-tiba. Selain itu, komplikasi tetanus juga bisa
menyebabkan kerusakan otak akibat kurangnya pasokan oksigen.

6. Bagaimana penatalaksanaan dasar kasus diatas ?


Jawaban :
Pengobatan berfokus pada penanganan komplikasi sampai efek toksin tetanus sembuh.
a. fasilitas paling tinggi pada individu yang belum diimunisasi dan pada orang
dewasa yang lebih tua dengan imunisasi yang tidak memadai
b. Membersihkan luka sangat penting untuk mencegah pertumbuhan spora tetanus,
dengan cara menghilangkan kotoran, benda asing dan jaringan mati dari luka
c. Setiap pasien dengan luka, rawan tetanus harus segera mendapatkan TIG, bahkan
jika pasien telah divaksinasi.
d. TIG mengandung antibodi yang membunuh clostridium tetani, disuntikkan ke
dalam vena dan memberikan perlindungan jangka pendek langsung terhadap
tetanus. TIG hanya jangka pendek dan tidak menggantikan efek jangka panjang
vaksinasi
e. Obat antibiotic dokter dapat meresepkan penisilin dan metronidazol untuk
pengobatan tetanus. antibiotik ini mencegah bakteri untuk melipatgandakan dan
memproduksi neurotoxin yang menyebabkan kejang dan kekakuan otot. Pasien
yang alergi terhadap penisilin atau metronidazol dapat diberikan tetrasiklin
f. Obat Antikonvulsan mengobati kejang otot, contohnya termasuk diazepam dan
fenobarbital
g. Obat Relaksan otot obat ini membantu meringankan gejala kekakuan dan kejang
otot
h. Agen penghambat neuromuskuler obat-obatan ini memblokir sinyal dari saraf ke
kejang otot. contohnya adalah vecuronium
i. Vaksin Pernah mengalami tetanus sekali tidak membuat seseorang kebal bakteri
sesudahnya. jadi harus menerima vaksin tetanus untuk mencegah infeksi tetanus
di masa depan
j. Debridemen adalah tindakan menghilangkan jaringan yang mati atau
terkontaminasi atau bahan asing. Dalam kasus luka rawan tetanus, benda asing
tersebut bisa berupa kotoran atau kotoran hewan
k. Pemberian nutrisi seorang pasien dengan tetanus membutuhkan asupan kalori
harian yang tinggi karena peningkatan aktivitas otot
l. Pemasangan ventilator beberapa pasien mungkin memerlukan bantuan ventilator
untuk membantu bernafas jika pita suara atau otot-otot pernafasannya terpengaruh

• Penatalaksanaan untuk perawatan


a. Istirahat total di tempat tidur
b. Tempatkan dalam ruangan yang redup, tenang, dan berventilasi baik, karena
kejang dapat dipicu oleh cahaya terang, kebisingan atau bahkan sentuhan
c. Meminimalkan rangsangan eksternal
d. Pemberian oksigen sangat penting
e. Pemberian cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
f. Diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein) karena kejang meningkatkan aktivitas
otot, pasien kelelahan dan membutuhkan kalori ekstra
g. ubah posisi pasien setiap 2 jam untuk mencegah luka tekan
h. Membantu personal hygiene pasien termasuk mandi, perawatan mulut dan
eliminasi
i. Perawatan luka seperti pengangkatan jaringan mati, pembersihan luka dan
perawatan dengan salep antibiotik
j. memonitor tanda-tanda vital secara teratur

7. Bagaimana mengedukasi keluarga pasien terkait masalah yang terjadi ?


Jawaban :
 Memberitahu apa arti dari penyakit tetanus
 Memberitahu untuk pencegahan dari penyakit tetanus
 Memberitahu penyebab dari penyakit tetanus

8. Dapatkah anda mengidentifikasi masalah keperawatan yang dialami pasien ?


Jawaban :
Masalah yang dialami pasien diantaranya :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas dibuktikan dengan suara napas ronchi, sianosis,
dyspnea, batuk disertai dahak, pengeluaran lender tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif dibuktikan dengan RR 32 x/menit
3. Hipertermia dibuktikan dengan suhu 40 derajat celcius
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dibuktikan dengan tiga hari tidak mau makan
dan sulit minum
5. Risiko cedera dibuktikan dengan badan kaku dan mulut tidak bisa dibuka
6. Kurang pengetahuan dibuktikan dengan waktu kejadian tidak langsung dibawa ke
rumah sakit tetapi diobati sendiri dan hanya diberi betadhin saja
7. Gangguan pola tidur dibuktikan dengan

9. Dapatkah anda menjelaskan intervensi keperawatan yang perlu dilakukan pada pasien
terkait masalah tersebut ?
Jawaban :
a. Bersihkan jalan napas dengan mengekstensi kepala.
b. Pemeriksaan fisik dengan auskultasi bunyi nafas terdengar (ada Ronchi) setiap 2-
4 jam.
c. Bersihkan mulut dan saluran pernapasan dari lendir
d. Berikan Oksigenasi sesuai dengan instruksi dokter.Observasi tanda-tanda vital
setiap 2 jam.
e. Pantau timbulnya gagal napas / apnea.

Anda mungkin juga menyukai