Anda di halaman 1dari 9

 

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERAWATAN

Pre Operatif  
Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan
 perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang
Pengertian
terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi
untuk dilakukan tindakan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam mempersiapkan
Tujuan   pasien sebelum dilakukan pembedan untuk menghindari adanya
infeksi nasokomial.
a.  Perawatan pre operasi dilakukan saat pasien masih di ruang rawat
Kebijakan  inap
 b.  Perawatan pre operasi meliputi persiapan fisik dan mental
A. Persiapan fisik

Diet
a.  Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien untuk
menunjang kelancaran operasi, seperti pemasangan infus,
istirahat total, pemasangan Supportif seperti O2, Foley
catheter, NGT , dll.
 b.  8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4
 jam sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum,
(puasa) pada operasi dengan anaesthesi umum.
c.  Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi
Prosedur 
makanan ringan diperbolehkan. Bahaya yang sering terjadi
akibat makan/minum sebelum pembedahan antara lain :
-  Aspirasi pada saat pembedahan
-  Mengotori meja operasi.
-  Mengganggu jalannya operasi.
d.  Pemberian lavement sebelum operasi dilakukan pada bedah
saluran pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada waktu sore dan
 pagi hari menjelang operasi. Maksud dari pemberian
pember ian lavement
antara lain :

-  Mencegah cidera kolon


 

-  Memungkinkan visualisasi yang lebih baik pada daerah


yang akan dioperasi.
-  Mencegah konstipasi.
-  Mencegah infeksi
Persiapan Kulit

a.  Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut.


Pencukuran dilakukan pada waktu malam menjelang operasi.
Rambut pubis dicukur bila perlu saja, lemak dan kotoran harus
terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi. Luas daerah
yang dicukur sekurang-kurangnya 10-20 cm2
 b.  Pencukuran menggunakan pisau cukur searah dengan rambut
kemudian dicuci dengan sabun sampai bersih.
c.  Setelah dilakukan pencukuran, pasien dimandikan dan
dikenakan pakaian khusus dan memakai tutup kepala.

Kebersihan Mulut
a.  Mulut harus dibersihkan dan gigi harus disikat
 b.  Gigi palsu harus dilepas dan disimpan

Hasil Pemeriksaan
a.  Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil
 pemeriksaan fisik oleh dokter ruangan dan atau dokter
konsulen RSJRW menunjukkan kondisi dalam batas tolerans

 b.  Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan
atau dokter konsulen anestesi dan atau dokter konsulen lainnya
menyatakan pasien dapat dioperasi
c.  Pemeriksaan penunjang laboratorium, foto roentgen, ECG,
USG dan lain-lain.
d.  Persetujuan Operasi / Informed Consent
e.  Izin tertulis dari pasien / keluarga harus tersedia. Persetujuan
 bisa didapat dari keluarga dekat yaitu suami / istri, anak tertua,
orang tua dan kelurga terdekat.

f.  Pada kasus gawat darurat ahli bedah mempunyai wewenang


 

untuk melaksanakan operasi tanpa surat izin tertulis dari pasien


atau keluarga, setelah dilakukan berbagai usaha untuk
mendapat kontak dengan anggota keluarga pada sisa waktu
yang masih mungkin
g.  Diberikan antibiotik perioperatif sesuai petunjuk dokter

B. Persiapan mental
a.  Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko
yang harus dihadapi dalam menjalani operasi ini. Lakukan
Informed Consent sesuai prosedur.
 b.  Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar
menghadapi tindakan operasi yang akna dijalaninya. Pasien
diminta untuk berdoa menurut keyakinannya masing-masing.
c.  Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung

secara moril.

Intra Operatif  
Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja
Pengertian    bedah dan berakhir bila pasien di transfer ke wilayah ruang
 pemulihan.
a.  Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien atau tim bedah
yang lain
 b.  Mengkaji, merencanakan dan memenuhi kebutuhan pasien

 perioperatif
c.  Memahami dan mengetahui daerah dan prosedur pembedahan
Tujuan 
d.  Mengetahui akibat pembedahan dan pembiusan yang dilakukan
terhadap pasien
e.  Mengantisipasi dan menanggulangi kesulitan yang timbul
f.  Mengevaluasi pengadaan, penggunaan, pemeliharaan alat serta
tindakan secara berkesinambungan
a.  Perawatan intra operatif dilakukan pada semua jenis
Kebijakan   pembedahan, persiapan fisik disesuaikan dengan jenis operasi

 b.  Melibatkan seluruh personil / tim bedah


 

A.  Persiapan Psikologis


a.  Memberikan dukungan mental
 b.  Jelaskan kembali tentang fasilitas yang ada disekitar meja
operasi
c.  Mengenalkan pasien kepada ahli anastesi, operator, dokter

asisten, perawat instrument


d.  Memberikan penjelasan tentang tahap-tahap pembiusan secara
singkat dengan bahasa mudah dimengerti
B.  Persaipan Fisik
a.  Memasang alat-alat pemantau hemodinamik antara lain infuse,
kateter, alat monitoring, EKG, thermometer, tensimeter
 b.  Membantu melaksanakan pembiusan yang dilakukan oleh dokter
anastesi / perawat anastesi
c.  Pengaturan posisi

1.  Atur posisi pasien dalam posisi yang nyaman.Sedapat


mungkin jaga privasi pasien, buka area yang akan dibedah
Proses  dan kakinya ditutup dengan duk.
2.  Amankan pasien diatas meja operasi dengan lilitan sabuk
yang baik yang biasanya dililitkan diatas lutut. Saraf, otot
dan tulang dilindungi untuk menjaga kerusakan saraf dan
 jaringan.
3.  Jaga pernafasan dan sirkulasi vaskuler pasien tetap adekuat,
untuk meyakinkan terjadinya pertukaran udara.

4.  Hindari tekanan pada dada atau bagain tubuh tertentu, karena
tekanan dapat menyebabkan perlambatan sirkulasi darah
yang merupakan faktor predisposisi terjadinya thrombus.
5.  Jangan ijinkan ekstremitas pasien terayun diluar meja operasi
karena hal ini dapat melemahkan sirkulasi dan menyebabkan
terjadinya kerusakan otot.
6.  Hindari penggunaan ikatan yang berlebihan pada otot pasien.
7.  Yakinkan bahwa sirkulasi pasien tidak berhenti ditangan atau
di lengan.

8.  Untuk posisi litotomi, naikkan dan turunkan kedua


 

ekstremitas bawah secara bersamaan untuk menjaga agar


lutut tidak mengalami dislokasi.
d.  Menyiapkan bahan / alat untuk antisepsis daerah pembedahan
e.  Membersihkan dan Menyiapkan Kulit.
f.  Penutupan Daerah Steril dengan memasang duk steril / drapping

g.  Membantu melaksanakan tindakan pembedahan


h.  Mempertahankan Surgical Asepsis
i.  Menjaga Suhu Tubuh Pasien dari Kehilangan Panas Tubuh
 j.  Memeriksa kelengkapan instrument dan alat lain agar tidak
tertinggal dalam tubuh pasien sebelum luka operasi ditutup
dengan cara :
-  Hitung sisa kasa yang belum terpakai
-  Hitung jumlah kasa yang dipakai
-  Jika terdapat selesih antara jumlah kasa yang disediakan

dengan jumlah sisa kasa dan yang terpakai harus segera lapor
kepada ahli bedah / scrub nurse
-  Ulangi menghitung jumlah kasa
-  Jika jumlah penghitungan kasa sudah selesai luka dapat
ditutup
k.  Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan
l.  Penutupan luka pembedahan dengan kasa steril, sekitar luka
dibersihkan dari bekas-bekas bekuan darah dengan NaCl 0,9 %
kemudian diplester

m. Perawatan Drainase

Post Operasi 

Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre


Pengertian   dan intra operatif yang dimulai saat klien diterima di ruang
 pemulihan / pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah sesudah pasien dioperasi
Tujuan 
agar keadaan pasien pulih kembali seperti semula.
Kebijakan  Sesudah pasien dioperasi, pasien harus segera dipindahkan ke ruang
 

 pemulihan
a.  Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringkan pada
 pasien dengan pembiusan umum, sedang pada pasein dengan
anaesthesi regional posisi semi fowler.
 b.  Pasang pengaman pada tempat tidur.

c.  Monitor tanda vital : TN, Nadi, respirasi / 15 menit.


d.  Penghisapan lendir daerah mulut dan trakhea.
e.  Beri O2 2-3 liter sesuai program.
f.  Observasi adanya muntah.
Prosedur  g.  Catat intake dan out put cairan.
h.  Semua pesan harus ditulis dan dibawa ke bangsal masing-
masing.
i.  Jika keadaan pasien membaik, pernyataan persetujuan harus
dibuat untuk kehadiran pasien tersebut oleh seorang perawat

khusus yang bertugas pada unit dimana pasien


pasie n akan
dipindahkan.
 j.  Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan, perlu
diingatkan untuk menyiapkan dan menerima pasien tersebut
 

Standar Prosedur Operasional Kraniotomi

Pengertian Pedomandalammelakukantindakanmedismembukabatokkepalauntuk 
mengeluarkandarah, tumor yang terdapat di ronggakepala.  

Tujuan
1.  Untuk evaluasi hematoma
2.  Reseksi tumor 

Kebijakan Pelaksanaan kraniotomi dilakukan dengan baik dan benar sesuai


dengan ketentuan yang telah ditetapkan di rumah sakit.

Prosedur PERSIAPAN PASIEN

1.  Perawat kamar bedah serah terima pasien dengan perawat


ruangan.
2.  Periksa perlengkapan administrasi seperti : SIO, hasil
Laboratorium, hasil Radiologi, dll.
3.  Ganti baju pasien dengan schort (bila masih pakai baju
ruangan).
4.  Beri kesempatan pasien berdoa bersama keluarganya bila
hal itu belum dilakukan di ruangan.
5.  Memindahkan pasien dari tempat tidur ruangan ke brankar
kamar bedah bersama perawat ruangan.
6.  Pasien didorong ke ruangan tindakan.
7.  Memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi.
PROSEDUR TETAP

A. Perawat sirkuler

1.  Setelah pasien dibius, pasang folley catheter, sambungkan


ke urinebag (lihat protop pemasangan catheter)

2.  Pasang pasien plate sambungkan kabel ke mesin diathermi


(lihat protap mengoperasian diathermi) 
3.  Pasang sabuk pengaman untuk menghindarkan pasien
terjatuh dari meja operasi.
4.  Posisi pasien diatur sesuai dengan lokasi operasi, pasang
donat agar posisi kepala stabil.
5.  Nyalakan lampu operasi sesuai prosedur (baca protap
pengoperasian lampu operasi)
 

Prosedur 6.  Bersihkan daerah kepala dengan microshield kemudian


semprot dengan alkohol 70%.
7.  Pasang jas dan sarung tangan steril (lihat protap)
8.  Pasang sarung mikroskop kemudian tutup dengan doek
steril, untuk kemudian dilepaskan pada saat mikroskop
akan dipergunakan.

9.  Pasang pegangan lampu operasi steril.


B. PERAWAT ASISTENSI
ASISTENSI DAN INSTRUMEN
INSTRUMEN

1.  Siapkan sset kraniotomi di meja instrumen besar, linen di


meja linen, meja mayo steril letakkan diatas satandardnya.
2.  Buka sarung tangan steril tempatkan di meja mayo
instrumen (no.sesuai kebutuhan)
3.  Cuci tangan sesuai prosedur (baca protap mencuci tangan)
4.  Pakai jas dan sarung tangan staril.
5.  Susun semua alat yang diperlukan dimeja mayo sesuai
urutan pemakaian.
6.  Sambungkan semua alat yang diperlukan di meja mayo
sesuai urutan pemakaian
7.  Pasangkan asesoris elektrik bor setnya masing-masing mulai
dari perforator, bone cutter dan pembolong untuk fiksasi
tulang.
8.  Desinfektan daerah operasi dengan betadine solution.
9.  Pasang doek sedang sebelah kiri
kiri kanan, atas setiap sudut
 jepit dijepit dengan
dengan doek klem.
klem. 
10. Pasang doek besar atas mengelilingi daerah kepala dan
mentupi doek sedang dengan kedua ujung diletakkan ke
arah badan pasien.
11. Pasang doek besar bagian bawah menutupi semua ujung
doek dan badan pasien.
12. Tempatkan meja mayo diatas daerah dada pasien.
13. Sambungkan kabel diatermi bipolar dan monopolar dan
slang solution ke mesin dengan dibantu sirkuler.
14. Kabel bipolar, monopolar dan slang suction ikat dengan
kassa steril kemudian jepit pakai doek klem ke doek steril
penutup daerah operai supaya tidak jatuh.
15.  Sambungkan kabel elektrik boor ke mesin kemudian mesin
ditutup dengan doek steril.  
 

Prosedur 16. Siap untuk dilakukan tindakan operasi kraniotomi (proses


 jalannya operasi baca
baca protap bedah)
bedah)
17. Setelah operasi selesai luka ditutup dengan surfratulle dan
kassa kemudian di plester dengan hypavix posisi pasien
kembalikan ke posisi mormal
18. Pasien siap untuk dipindahkan ke ruang pemulihan

19. Semua instrumen didorong ke CSSD untuk dicuci dan


disterilkan
InstalasiTerkait ---

Anda mungkin juga menyukai