Anda di halaman 1dari 18

PERAWATAN PRE OPERATIF

RSUD
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :1/2
MARTAPURA
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
Ditetapkan Oleh
Direktur

STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL
Dr. Dedy Damhudy
NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Pengertian Perawatan pre operatif merupakan tahap


pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai sejak
pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir
ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan
tindakan.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
mempersiapkan pasien sebelum dilakukan pembedan untuk
menghindari adanya infeksi nasokomial.
Kebijakan a. Perawatan pre operasi dilakukan saat pasien masih
di ruang rawat inap.
b. Perawatan pre operasi meliputi persiapan fisik dan
mental
Prosedur 1) Persiapan fisik
 Diet
a) Bila diperlukan dilakukan persiapan
terhadap pasien untuk menunjang
kelancaran operasi, seperti pemasangan
infus, istirahat total, pemasangan Supportif
seperti O2, Foley catheter, NGT , dll.
b) 8 jam menjelang operasi pasien tidak
diperbolehkan makan, 4 jam sebelum
operasi pasien tidak diperbolehkan minum,
(puasa) pada operasi dengan anaesthesi
umum.
c) Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau
spinal anaesthesi makanan ringan
diperbolehkan. Bahaya yang sering terjadi
akibat makan/minum sebelum
pembedahan antara lain :
 Aspirasi pada saat pembedahan
 Mengotori meja operasi.
 Mengganggu jalannya operasi.
d) Pemberian lavement sebelum operasi
dilakukan pada bedah saluran pencernaan
dilakukan 2 kali yaitu pada waktu sore dan
pagi hari menjelang operasi. Maksud dari
pemberian lavement antara lain :
 Mencegah cidera kolon
 Memungkinkan visualisasi yang
lebih baik pada daerah yang akan
dioperasi.
 Mencegah konstipasi Mencegah
infeksi

 Persiapan kulit
a. Daerah yang akan dioperasi harus bebas
dari rambut. Pencukuran dilakukan pada
waktu malam menjelang operasi. Rambut
pubis dicukur bila perlu saja, lemak dan
kotoran harus terbebas dari daerah kulit
yang akan dioperasi. Luas daerah yang
dicukur sekurang-kurangnya 10-20 cm2.
b. Pencukuran menggunakan pisau cukur
searah dengan rambut kemudian dicuci
dengan sabun sampai bersih.
c. Setelah dilakukan pencukuran, pasien
dimandikan dan dikenakan pakaian khusus
dan memakai tutup kepala.

 Kebersihan mulut
a. Mulut harus dibersihkan dan gigi harus
disikat.
b. Gigi palsu harus dilepas dan disimpan
c. Pemeriksaan penunjang laboraturium, foto
rontgen, ECg,USG, dll.
d. Persetujuan oprasi / informed consent
e. Izin tertulis dari pasien / keluarga harus
tersedia. Persetujuan bisa didapat dari
keluarga dekat yaitu suami / istri, anak
tertua, orang tua dan kelurga terdekat.
f. Pada kasus gawat darurat ahli bedah
mempunyai wewenang untuk
melaksanakan operasi tanpa surat izin
tertulis dari pasien atau keluarga, setelah
dilakukan berbagai usaha untuk mendapat
kontak dengan anggota keluarga pada sisa
waktu yang masih mungkin.
g. Diberikan antibiotik perioperatif sesuai
petunjuk dokter.

2) Persiapan Mental
 Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi
serta resiko yang harus dihadapi dalam menjalani
operasi ini. Lakukan Informed Consent sesuai
prosedur.
 Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik
agar tegar menghadapi tindakan operasi yang akna
dijalaninya. Pasien diminta untuk berdoa menurut
keyakinannya masing-masing.
 Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan
mendukung secara moril.
Unit Terkait  Unit Rekam Medic
 Bidang Perawatan
 Kelompok Kerja
Perawatan luka

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


RSUD 1/2
MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Dedy Damhudy


NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Membersihkan luka, mengobati luka, dan menutup kembali


luka dengan tehnik steril.
Tujuan  Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam
luka.
 Memberi pengobatan pada luka.
 Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.
 Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka.
Kebijakan Pasien yang luka baru maupun luka lama, luka post oprasi,
luka bersih danluka kotor.
Prosedur Peralatan
 Pinset anatomis
 Pinset chirurgis
 Gunting debridemand / gunting jaringan.
 Kassa steril.
 Kom kecil 2 buah.
 Peralatan lain terdiri dari :
a. Sarung tangan.
b. Gunting plester.
c. Plester.
d. Desinfektan (Bethadin).
e. Cairan NaCl 0,9%
f. Bengkok
g. Perlak / pengalas.
h. Verband.
i. Obat luka sesuai kebutuhan.

Pelaksanaan
A. Tahap pra interaksi
1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
B. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan
pada klien dan keluarga.
C. Tahap kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan klien
2. Menjaga privasy pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
4. Pasang perlak / pengalas di bawah daerah luka.
5. Membuka peralatan.
6. Memakai sarung tangan.
7. Basahi kasa dengan bethadin kemudian dengan
menggunakan pinset bersihkan area sekitar luka
bagian luar sampai bersih dari kotoran. (gunakan
teknik memutar searah jarum jam)
8. Basahi kasa dengan cairan NaCl 0,9% kemudian
dengan menggunakan pinset bersihkan area luka
bagian dalam. (gunakan teknik usapan dari atas ke
bawah).
9. Keringkan daerah luka dan Pastikan area daerah
luka bersih dari kotoran.
10. Beri obat luka sesuai kebutuhan jika perlu.
11. Pasang kasa steril pada area luka sampai tepi luka.
12. Fiksasi balutan menggunakan plester atau balautan
verband sesuai kebutuhan.
13. Mengatur posisi pasien seperti semula.
14. Alat-alat dibereskan.
15. Buka sarung tangan.
D. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Catat tindakan.
3. Berpamitan.

 Unit Rekam Medic


Unit terkait  Bidang Perawatan
 Kelompok Kerja
PEMASANGAN NGT

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

RSUD
MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Dedy Damhudy


NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Memasang selang / pipa khusus melalui saluran


pencernaan atas
secara langsung yang berakhir di lambung.
Tujuan  Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak bisa
makan melalui mulut.
 Mencegah distensi gaster
 Melakukan bilas lambung
 Mengambil spesimen asam lambung untuk diperiksa
dilaboratorium
Kebijakan  Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut
 Pasien yang Illeus atau Peritonitis trauma abdoment
(untuk dekompresi
 Pasien perdarahan lambung/bilas lambung

Prosedur Peralatan
 Slang NGT
 Klem
 Spuit 10 cc
 Stetoskop atau gelas berisi air matang
 Plester & gunting
 Kain kassa
 Pelumas (jelly)
 Perlak atau pengalas
 Bengkok
 Sarung tangan
 Tissue

Pelaksanaan
1. Tahap Pra Interaksi
 Melakukan pengecekan program terapi
 Mencuci tangan
 Menempatkan alat di dekat pasien
2. Tahap Orientasi
 Memberikan salam dan menyapa nama
pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
 Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

3. Tahap Kerja
 Menjaga privacy.
 Mengatur posisi pasien dalam posisi semi
fowler atau fowler (jika tidak ada kontra
indikasi.
 Memakai sarung tangan
 Membersihkan lubang hidung pasien
 Memasang pengalas diatas dada
 Mengukur panjang NGT dan memberi tanda
(dariprosessus xipoideus ke hidung dan belok
ke daun telinga)
 Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai
panjang NGT yang akan di pasang
 Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala,
dan masukkan perlahan ujung NGT melalui
hidung (bila pasien sadar menganjurkan
pasien untuk menelan ludah berulang-ulang)
 Cek posisi ujung selang NGT dengan salah
satu cara
 Masukkan 10 ml udara ke dalam NGT dan
dengarkan bunyi udara tersebut di lambung,
aspirasi kembali udara
 Masukkan ujung luar selang NGT ke dalam
air
 Aspirasi cairan lambung
 Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau
disesuaikan dengan tujuan pemasangan
 Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan
pipi
4. Tahap Terminasi
 Melakukan evaluasi tindakan
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat-alat
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
perawatan

Unit Terkait
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

RSUD
MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Dedy Damhudy


NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sampai


bayi berusia 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai
anak berusia 2 tahun

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


pemberian ASI eksklusif.

Kebijakan SK Direktur SUD Martapura No. Tentang


Penunjukan Tim Akreditasi Pokja Prognas
(PONEK) RSUD Martapura Kelas D.

Prosedur 1. Memfasilitasi pengunjung RSUD Martapura


Kelas D Kota Oku Timur terutama ibu yang
sedang menyusui untuk menggunakan sarana
yang telah disediakan.
2. Memberikan bimbingan/ penyuluhan.
3. bu menyusui dapat menggunakan Pojok ASI
secara bersama atau sendirian.
4. Menyusui bayi secukupnya dengan cara yang
benar.
5. Ibu yang mempunyai masalah menyusui
dianjurkan untuk berkonsultasi ke klinik laktasi.

Unit Terkait Ruang bersalin,Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawat


jalan, ponek.
PEMOTONGAN DAN PENGIKATAN TALI PUSAT
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

RSUD
MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Dedy Damhudy


NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian 1. Pemotongan tali pusat adalah suatu tindakan


memutuskan tali pusat yang menghubungkan
antara bayi dan plasenta dengan menggunakan
alat yang steril/ DTT.
2. Pengikatan tali pusat adalah suatu tindakan
mengikat tali pusat pada pungtum pusar bayi
dengan menggunakan alat yang steril / DTT

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


pemotongan dan pengikatan tali pusat.

Kebijakan SK Direktur RSUD Martapura No. Tentang


Penunjukan Tim Akreditasi Pokja Prognas
(PONEK) RSUD Martapura Kelas D.
Prosedur 1. Bak steril / DTT berisi:
1) Gunting tali pusat
2) Arteri klem 2 buah
3) Kasa steril
4) Benang pengikat tali pusat
2. lodin povidon 10%
3. Sarung tangan steril / DTT
4. Alat APD
5. Larutan klorin 0,5%
A. Tahap Preinteraksi
1. Eksplorasi kemampuan dan kesiapan diri
2. Cek program tindakan pemotongan dan
pengikatan tali pusat
3. Cuci tangan
4. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
B. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil pasien dengan
namanya
PEMOTONGAN DAN PENGIKATAN TALI PUSAT

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

RSUD
MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
2. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan pada pasien/keluarga.

C. Tahap kerja pelaksanaan pemotongan Tali Pusat


1. Jaga privacy ibu dan jaga kehangatan bayi
2. Gunakan sarung tangan steril/DTT dan APD
lainnya
3. Setelah 2 menit pasca persalinan jepit tali
pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Dorong isi tali pusat kearah distal ibu
dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal
dari klem pertama.
4. Dengan satu tangan , pegang tali pusat
yang telah dijepit (lindungi perut bayi) ,
gunting tali pusat diantara 2 klem tersebut.
A. Tahap Kerja pelaksanaan Pengikatan Tali Pusat
1. Setelah selesai pemotongan tali pusat ikat
tali pusat dengan benang DTT / Steril pada
satu sisi kemudian melingkarkan kembali
benang tersebut dan ikat dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
2. Lepaskan klem dan rendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit
E. Tahap Terminasi
1. Evaluasi tentang hasil tindakan dan respon
pasien terhadap prosedur.
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan
4. Rapikan peralatan
5. Cuci tangan.
F. Dokumentasi
1. Isi partograf secara lengkap
2. Catat respon pasien terhadap tindakan.

Unit Terkait PONEK, Kamar bersalin, Instalasi Bedah Sentral


KEBERSIHAN KAMAR BERSALIN

RSUD No. Dokumen : No. Revisi Halaman


MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Dedy Damhudy


NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Tersedianya sarana dan prasarana kamar bersalin


yang memadai, dengan melaksanakan prinsip
aseptik, antiseptik yang menunjang tercapainya
pelayanan yang aman dan nyaman.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


kebersihan kamar bersalin.

Kebijakan SK Direktur RSUD Martapura No. Tentang


Penunjukan Tim Akreditasi Pokja Prognas
(PONEK) RSUD Martapura Kelas D.

Prosedur A. Persiapan alat


1. Sapu lawa-lawa
2. Sapu lantai
3. Serok sampah
4. Tempat sampah
5. Stok / gagang pel dan kain pel
6. Larutan aseptik
7. Kain lap
8. Ember
9. Sapu lidi
10. Sikat lantai
11. Sarung tangan kerja
12. Masker
13. Topi
14. Alas kaki
15. Kaca mata
16. Celemek
17. Buku catatan kebersihan ruangan
B. Tahap Pre-interaksi
1. Cek program kebersihan kamar bersalin
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
KEBERSIHAN KAMAR BERSALIN

RSUD No. Dokumen : No. Revisi Halaman


MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
C. Tahap orientasi
1. Eksplorasi kemampuan dan kesiapan diri
2. Berikan salam
3. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan pada
4. pasien/keluarga.
D. Tahap kerja
1. Lakukan lawa-lawa ruangan setiap 1 minggu
sekali
2. Bersihkan meja dan tempt tidur pasien
setiap pagi dan apabila keadaan kotor
3. Bersihkan kaca dan dinding ruangan
seminggu sekali dan bila kondisi kotor
4. Bersihkan Kamar bersalin dengan cara
disapu
5. kemudian dilakukan disinfektan. Bersihkan
dan rapikan kembali kembali setelah selesai
manning persalinan/tindakan
6. Pisahkan bila memungkinkan, ruangan
untuk persalinan dengan ruangan observasi
(misal: pasien yang dalam keadaan kala II ).
7. Pakai alat perlindungan diri yang tersedia
pada saat melakukan tindakan.
E. Tahap Terminasi
1. Evaluasi tentang hasil tindakan
2. Akhiri kegiatan
3. Rapikan peralatan
4. Cuci tangan.
F. Dokumentasi
Catat tanggal dan jam

Unit Terkait Kamar Bersalin


PENANGGULANGAN PERSALINAN RESIKO TINGGI

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


RSUD
MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Dedy Damhudy


NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Mencegah terjadinya resiko tinggi yang mungkin


timbul pada ibu hamil dalam masa intra partum.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


penganggulangan persalinan resiko tinggi.

Kebijakan SK Direktur RSUD Martapura No. Tentang


Penunjukan Tim Akreditasi Pokja Prognas
(PONEK) RSUD Martapura Kelas D.

Prosedur 1. Kaji status kesehatan ibu dan janinnya.


2. Kaji faktor - faktor resiko.
3. Intervensi status kesehatan ibu dan janinnya.
4. Intervensi faktor resiko yang meliputi:
1) Toxemia
2) Pengeluaran pervagina
3) Malnutrition
4) Anemia
5) Kelainan letak janin, Kelainan his
6) Intervensi kala | sampai dengan kala IV
Sesuai prosedur penanganan persalinaan
normal.

Unit Terkait PONEK, Kamar Bersalin, Poliklinik Kebidanan dan


Kandungan, IBS
OBSERVASI DENYUT JANTUNG BAYI

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


RSUD
MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Dedy Damhudy


NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Suatu tindakan pemeriksaan detak jantung janin


pada ibu hamil

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


observasi, Denyut jantung bayi

Kebijakan SK Direktur RSUD Martapura No. Tentang


Penunjukan Tim Akreditasi Pokja Prognas
(PONEK) SUD Martapura Kelas D.

Prosedur A. Persiapan alat


1. Stetoskop monorale / dopler
2. Jam /timer
3. Jely
B. Tahap Preinteraksi
1. Eksplorasi kemampuan dan kesiapan diri
2. Cek program observasi DJJ
3. Cuci tangan
4. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
C. Tahap orientasi
1. Berikan salam, memanggil pasien dengan
namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya
tindakan
3. pada pasien/keluarga.

OBSERVASI DENYUT JANTUNG BAYI


No. Dokumen : No. Revisi Halaman
RSUD
MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
C. Tahap kerja
1. Berikan kesempatan pasien bertanya
sebelum
2. kegiatan dilakukan
3. Tanyakan keluhan utama
4. Jaga privacy pasien
5. Dekatkan alat disamping pasien
6. Posisikan ibu dengan posisi tidur telentang.
7. Turunkan pakaian bawah ibu sampai bagian
atas simpisis dan kedua kaki diselimuti,.
8. Lakukan palpasi untuk mengetahui
punggung janin.
9. Tentukan tempat yang tepat kemudian
diolesi jely
10.Letakkan stetoskop / dopler di perut ibu
pada bagian punggung janin ( punctum
maksimum).
11.Dengarkan detak jantung janin dengan
stetoskop/dopler selama 1 menit.
12.Bandingakan pendengaran di tempt / bagian
lain.
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien
terhadap prosedur.
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan
4. Rapikan peralatan
5. Cuci tangan.
E. Dokumentasi
1. Catat tanggal dan jam, identitas pasien,
Nama bidan/bidan dan paraf
2. Catat hasil pemeriksaan:
 DJJ Normal: 120 s/d 160 / menit
 DJJ < 100 kali / menit atau > 180
kali/menit: janin dalam keadaan fetal
distres
3. Catat respon pasien terhadap tindakan

Unit Terkait PONEK, RUANG BERSALIN


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
NOSOKOMIAL
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
RSUD
MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Dedy Damhudy


NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Suatu upaya untuk mencegah dan mengendalikan


infeksi yang didapatkan dari rumah sakit dengan
melaksanakan prinsip aseptik, antiseptik, dengan
menunjang tercapainya tindakan yang aman dan
nyaman

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
Kebijakan SK Direktur SUD Martapura No. Tentang
Penunjukan Tim Akreditasi Pokja Prognas
(PONEK) RSUD Martapura Kelas D.
Prosedur 1. Kamar bersalin dan ruang rawat inap harus
selalu dibersihkan dengan desinfektan.
2. Peralatan yang akan dipakai dalam keadaan
steril/terdiasinfeksi tingkat tinggi (DTT) dengan
baik.
3. Setelah selesai menolong partus,
tindakan/perawatan alat- alat segera
dibersihkan, tempat tidur, rang partus,tindakan,
dibersihkan dan dirapikan kembali, dan yang
perlu disterilkan segera disterilkan.
4. Ruang bersalin/ ruang rawat inap dibersihkan
Setiap hari.
5. Ruangan untuk partus dengan ruangan
observasi harus dipisakan (misal : pasien yang
dalam keadaan kala Il).
6. Sampah yang ada dipisahkan sesuai jenisnya
7. Petugas memakai alat perlindungan diri sesuai
dengan jenis tindakan dan jenis kasus/ pasien
yang ditangani
Unit Terkait KAMAR BERSALIN, RUANG RAWAT INAP
PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN
PENANGANAN PENDARAHAN ANTE PARTUM

RSUD No. Dokumen : No. Revisi Halaman


MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Dedy Damhudy


NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian Asuhan kebidanan penanganan perdarahan ante


partum adalah tindakan yang diberikan pada ibu
hamil dimana terjadi perdarahan dari jalan lair
pada usia kehamilan lebih dari 22 minggu

Tujuan Menerangkan langkah-langkah cara penanganan


perdarahan ante partum

Kebijakan SK Direktur SUD Martapura No. Tentang


Penunjukan Tim Akreditasi Pokja Prognas
(PONEK) SUD Martapura Kelas D.

Prosedur A. Kriteria penerapan alat dan obat


1. Jam
2. Tensimeter
3. Status disi lengkap
4. Stetoskop
5. Dopler
6. Pispot/ bengkok/ gelas ukur
7. Oksigen
8. Infuse set/ tranfusi set dan IV catheter no 18
9. Cairan infuse RL, asering, Dextran L, NaCL
10.Catheter no 18 dan urin bag
B. Kriteria pelaksanaan:
1. Lakukan anamneses
2. Cek perdarahan dan catat perdarahan yang
keluar
3. Malaksanakan vital sign
4. Melakukan palpasi
5. Mendengarkan dan menghitung/memonitor
denyut jantung janin
6. Memonitor his
7. Monitor KU
8. Periksa darah (HB, AL, Gol Darah, CT,
PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN
PENANGANAN PENDARAHAN ANTE PARTUM

RSUD
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
BT, AT,HMT, dan Darah Rutin
9. Jika pasien pre shock berikan infus RL/NaCL
0.9% dengan tetesan 40/menit (grojog/guyur)
10. Berikan oksigen 2 - 5 liter /menit
11. Lapor dokter jaga kebidanan dan laksanakan
instruksi
12. jika dipastikan akan di operasi, hubungi
keluarga yang bertanggung jawab untuk tanda
tangan surat perjanjian sesuai operasi,
sebelumnya keluarga dan pasien diberitahu.
13. Siapkan darah untuk tranfusi kebutuhan
14. Hubungi petugas IBS
15. Siapkan pasien sesuai prosedur pre operasi

Unit Terkait Poliklinik Kebidanan dan Kandungan, Kamar


Bersalin, Instalasi Bedah Sentral, Ponek
MASUK RUANG BERSALIN
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

RSUD
MARTAPUR
A
Jl. Adiwiyata
Simpang Lengot
Kota Baru Selatan
Martapura
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Dedy Damhudy


NIP. 19780101 201001 1 018

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai