Anda di halaman 1dari 3

RSUD dr.

ZAINOEL ABIDIN
JL. TGK. DAUD BEUREUH NO. 108 KESELAMATAN OPERASI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


ZA.SKP.04.01. 00 1/3

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit


5 Januari 2015
dr. FACHRUL JAMAL, Sp.An, KIC
PEMBINA TK I
NIP. 19610510 198812 1 001
PENGERTIAN Keselamatan Operasi adalah upaya mencegah terjadinya kesalahan
pasien, prosedur, dan sisi operasi pada semua pasien yang akan
dilakukan tindakan operasi baik yang telah dijadwalkan (operasi
elektif) maupun operasi cyto (emergency)
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya kesalahan pasien, prosedur, dan sisi
operasi pada semua pasien yang akan dilakukan tindakan/Prosedur
invasif
KEBIJAKAN 1. SK Direktur RSUDZA No: 445/65/2014, Tanggal 04 Juli 2014
tentang Penetapan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin.
2. SK Direktur RSUDZA No: 445/114/2015, Tanggal 27 April
2015 tentang Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin.
PROSEDUR A. Persiapan pasien di ruang rawat dan IGD
1. Operator/dokter bedah dan anestesi bersama perawat
memberi penjelasan pada pasien dan keluarganya mengenai
prosedur dan tahapan operasi yang akan dijalani oleh pasien
sebelum operasi dilakukan, serta penyulit dan komplikasi
yang mungkin akan terjadi pada saat dilakukan.
2. Memastikan pasien atau keluarganya memahami prosedur
yang akan dilakukan, memberi persetujuan dan
menandatangani surat persetujuan operasi (informed consent )
dan formulir KIE.
3. Operator yang akan melakukan operasi memberikan
penandaan lokasi/ sisi operasi dengan melibatkan pasien, jika
pasien dan keluarga tidak memungkinkan, dapat diwakilkan
oleh dokter/perawat (pra bedah, penandaan kebijakan/sop).
4. Pada neonatus dan pasien luka bakar tidak diberikan marking
namun digambar dalam rekam medis pasien.
5. Persiapan operasi elektif di ruang rawat dilakukan paling
lambat 24 jam sebelum operasi dilakukan.
b. Persiapan sebelum dilakukan induksi anestesi (the sign in) di
holding area
1. Memastikan identitas pasien sesuai dengan yang tertulis pada
gelang identitas pasien.
2. Melibatkan pasien dalam verifikasi kebenaran lokasi operasi
bila pasien dalam keadaan sadar atau memastikan kebenaran
lokasi operasi berdasarkan rekam medis dan hasil
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
JL. TGK. DAUD BEUREUH NO. 108 KESELAMATAN OPERASI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


ZA.SKP.04.01 00 2/3

PROSEDUR pemeriksaan penunjang pasien (misalnya hasil rontgen, CT


Scan, MRI, dll).
3. Bila pasien dalam keadaan sadar, pastikan bahwa pasien
telah diinformasikan sebelumnya dan mengerti tentang
prosedur dan langkah – langkah yang akan dilakukan
sebelum, saat dan setelah operasi
4. Memastikan bahwa pasien atau keluarganya telah
menandatangani Surat Ijin Operasi (Informed Consent
Form)
5. Memastikan alat Pulse Oximeter sudah terpasang dan
berfungsi dengan baik.
6. Memeriksa kelengkapan dan ketersediaan obat–obat anestesi
dan mesin anestesi, serta memastikan mesin anestesi
tersebut dapat berfungsi dengan baik.
7. Memastikan riwayat alergi pasien, risiko aspirasi maupun
risiko terjadinya keadaan darurat termasuk risiko perdarahan
dan kesiapan alat, obat, akses intravena maupun transfusi
darah yang mungkin diperlukan pada saat dan setelah
operasi.
8. Operator anastesi atau perawat sirkuler memim[pin
pembacaan doa sebelum pasien dilakukan pembiusan.
9. Dokter anestesi menuliskan waktu dan tanda tangan pada
sign in.
C. Persiapan sebelum dilakukan insisi kulit (the time out)
1. Perawat sirkulasi, meminta semua anggota tim
memperkenalkan diri dan menyebutkan tugas masing –
masing.
2. Dokter operator memastikan nama lengkap pasien, prosedur
tindakan dan lokasi insisi yang akan dilakukan
3. Dokter operator menanyakan kepada dokter anestesi atau
perawat dalam tim apakah antibiotik sudah diberikan 30
menit sebelumnya. (sebutkan nama antibiotik dan dosisnya).
4. Perawat sirkulasi, menanyakan kepada dokter operator
langkah yang akan dilakukan oleh operator bila terjadi
kondisi kritis atau kejadian yang tidak diharapkan, lamanya
operasi dan antisipasi apa yang dilakukan bila pasien
kehilangan darah.
5. Perawat sirkulasi menanyakan kepada dokter anestesi
apakah ada hal khusus yang perlu diperhatikan dan
kepastian kapan dan dalam kondisi apa central line cateter
akan dipasang.
6. Perawat sirkulasi menanyakan sterilitas alat dan fungsi alat –
alat bedah yang digunakan dalam operasi, serta memastikan
foto rontgen/ CT Scan/ MRI telah ditayangkan dan posisi
foto tidak terbalik.
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
JL. TGK. DAUD BEUREUH NO. 108 KESELAMATAN OPERASI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


ZA.SKP.04.01. 00 3/3

PROSEDUR 7. Tuliskan waktu dan tanda tangan pada time out.


8. Bila dalam proses time out belum sempurna, anggota tim
operasi dapat menghentikan prosedur itu. Semua anggota
tim mempunyai tanggung jawab untuk bicara jika mereka
mempunyai informasi yang dapat mempengaruhi
keselamatan pasien. Prosedur belum dapat dimulai masalah
belum terpecahkan.
D. Persiapan sebelum pasien meninggalkan ruang operasi (the sign
out)
1. Perawat sirkulasi menanyakan nama prosedur tindakan,
perhitungan jumlah instrumen, kasa dan jarum yang telah
digunakan selama operasi, pemberian label pada specimen
yang telah dituliskan nama pasien dan asal jaringan
spesimen, serta apakah ada masalah peralatan selama
operasi berlangsung
2. Lengkapi formulir instrumen yang digunakan setelah
tindakan operasi (tidak boleh kosong)
3. Dokter operator, dokter anestesi dan tim perawat secara
berurutan menyampaikan masalah utama yang harus
diperhatikan untuk penyembuhan dan penatalaksanaan
pasien selanjutnya dan dituliskan pada rekam medis pasien.
4. Selama diruang pemulihan pasien harus diobservasi dan
didokumentasikan hasil observasinya di lembar observasi
5. Dokter Anestesi menuliskan waktu dan tanda tangan pada
sign out.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Bedah Sentral


2. Instalasi Anastesi Dan reanimasi

Anda mungkin juga menyukai