Anda di halaman 1dari 12

PMODUL E-LEARNING

PAJAK
PENGHASILAN
PERTEMUAN KE EMPAT DAN LIMA

M. ORBA KURNIAWAN BUSROH, SE, SH,M.SI, BKP


Deskripsi Materi
Materi ini bertujuan untuk membahas perbedaan

antara Subjek Pajakdan Wajib Pajak Penghasilan,

dan mampu menjelaksan Obyek PPh dan tarif PPh

serta mampu menjelaskan perhitungan PPh

dengan tarif umum dan norma penghitungan PPh

Capaian Pembelajaran
Mampu menjelaskan perbedaan antara Subjek

Pajak dan Wajib Pajak Penghasilan, dan mampu

menjelaksan Obyek PPh dan tarif PPh serta

mampu menjelaskan perhitungan PPh dengan tarif

umum dan norma penghitungan PPh


DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983

tentang Pajak Penghasilan (PPh) yang

telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1994 dan terakhir diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor

36 Tahun 2008 mengatur mengenai Pajak

atas penghasilan yang diterima atau

diperoleh orang pribadi atau badan.

Pajak Penghasilan dikenakan terhadap

Subjek Pajak atas penghasilan yang

diterima atau diperolehnya dalam tahun

pajak (Pasal 1).


PENGELOMPOKAN PAJAK

PENGHASILAN

Penghasilan dari pekerjaan, jasa

dan kegiatan.

Penghasilan dari usaha dan

kegiatan.

Penghasilan dari modal, jasa dan

sewa atau penggunaan harta.

Penghasilan lain-lain.
SUBJEK
PAJAK PENGHASILAN
Subjek Pajak Penghasilan terdiri dari Subjek

Pajak Dalam Negeri (Orang pribadi yang

berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam

jangka waktu 12 Bulan) dan Subjek Pajak Luar

Negeri (Orang pribadi yang berada di Indonesia

tidak lebih dari 183 Hari dalam jangka waktu 12

Bulan), yang meliputi :

Orang Pribadi

Warisan Yang Belum Terbagi

Badan

Bentuk Usaha Tetap


TIDAK TERMASUK SUBJEK
PAJAK PENGHASILAN
Badan Perwakilan Negara Asing

Pejabat-Pejabat perwakilan diplomatik dan

konsulat atau pejabat-pejabat lain dari

negara asing dan orang-orang yang

diperbantukan kepada mereka yang bekerja

pada dan bertempat tinggal bersama-sama

mereka, dengan syarat bukan warga negara

Indonesia dan di Indonesia tidak menerima

atau memperoleh penghasilan lain diluar

jabatan atau pekerjaanya, serta negara yang

bersangkutan memberikan perlakuaan timbal

balik.

Organisasi Internasional yang ditetapkan

Menteri Keuangan,

Pejabat-pejabat perwakilanorganisasi

internasional yang ditetapkan Menteri

Keuangan dengan syarat bukanWarga Negara

Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau

kegiatan atau pekerjaan lain untuk

memperoleh penghasilan dari Indonesia.


PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
KEDALAM OBJEK PAJAK
PENGHASILAN
Bantuan / sumbangan, harta hibahan

Warisan

Natura

Penggantian dari perusahaan asuransi

Deviden yang diterima PT sebagai

WPDN, Koperasi, Yayasan, BUMN /

BUMD
PENGHASILAN KENA PAJAK

Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN),

pada

dasarnya terdapat 2 (dua) cara untuk

menentukan besarnya Penghasilan Kena

Pajak, yaitu :

Cara biasa (Cara Pembukuan), yaitu

penghasilan bruto dikurangi dengan

biaya-biaya yang diperkenankan

Dengan Norma Penghasilan Neto

Besarnya porsentase norma

ditentukan berdasarkan keputusan

dirjen pajak, norma perhitungan

penghasilan neto boleh digunakan

wajib pajak yang peredaran brutonya

kurang dari Rp 1.800.000.000

setahun.
PENGHASILAN TIDAK KENA
PAJAK ( PTKP )

Untuk Wajib Pajak Sendiri Rp.54.000.000

Tambahan Untuk Wajib Pajak Kawin Rp.

4.500.000

Tambahan untuk istri yang Rp. 54.000.000

penghasilannya digabung dengan suami

Tambahan untuk setiap anggota Rp.

4.500.000 keluarga sedarah, semenda

dalam garis keturunan lurus (vertikal), serta

anak angkat yang menjadi tanggungan

sepenuhnya, Paling banyak 3 (Tiga) Orang


TARIF PAJAK
CARA MENGHITUNG PAJAK
PENGHASILAN
CARA MENGHITUNG PAJAK
PENGHASILAN

Anda mungkin juga menyukai