Oleh
NPP : 29.1920
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Dosen Pembimbing
Publik
Abstrak
Abstract
salah satunya yaitu gizi kurang (stunting). Hal ini disebabkan karena goncangan
dan layanan kesehatan. Peningkatan angka stunting saat ini tidak bisa dilepaskan
dari kondisi dampak pandemi COVID-19 dimana semakin banyak keluarga yang
jatuh miskin dan keluarga yang sudah miskin semakin terpuruk perekonomiannya.
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dinyatakan bahwa desa berkewajiban untuk
nasional. Oleh karena itu, pemerintah desa diharapkan untuk dapat menyusun
1
skala desa melalui pemanfaatan dana desanya.
produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan
terhadap penyakit dikarenakan gizi yang buruk. Gizi buruk pada balita merupakan
bersih, higiene dan sanitasi lingkungan, serta terkait dengan situasi darurat atau
daya beli, akses pangan, kerentanan terhadap penyakit, akses informasi dan akses
langsung masalah kekurangan gizi. Anak stunting berisiko lebih tinggi menderita
penyakit kronis dimasa dewasanya. Bahkan stunting dan berbagai bentuk masalah
karena tidak tercukupinya asupan gizi, bahkan sejak dalam kandungan. Stunting
merupakan kondisi gagal tumbuh (kerdil) akibat kekurangan gizi kronis dalam
waktu yang lama. Mata rantai terjadinya stunting dimulai dari usia remaja putri,
ibu hamil, ibu menyusui, pemberian MPASI, berlanjut dengan pola hidup sehari-
2
hari, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK).
Masalah gizi stunting (balita pendek) menjadi salah satu masalah gizi yang
nutrisi yang berlangsung lama, sejak dari masa kehamilan hingga pada usia 24
bulan. Kekurangan gizi pada masa tumbuh kembang anak di usia dini akan
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama dan terus menjadi fokus
dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Selain itu,
stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang
Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah selama kehamilan dan dua
tahun pertama kehidupan. Stunting diawal kehidupan akan berdampak buruk pada
3
dipengaruhi oleh seribu hari pertama kehidupan, dimulai dari dalam kandungan.
yang utama di Indonesia dan menjadi masalah yang serius karena dikaitkan
dengan kualitas sumber daya manusia dikemudian hari. Kekurangan gizi pada usia
mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Kemampuan
pada seribu hari pertama penting untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah
prevalensi stanting pada anak di bawah umur dua tahun dari 37% (2013) menjadi
Upaya untuk mencegah stunting tentu telah dilakukan oleh Pemerintah Desa
Sirnagalih namun tetap saja ada warga yang mengalami kekurangan gizi (kerdil)
yang diketahui merupakan penyebab utama stunting. Hal tersebut tentu menjadi
dan program untuk menurunkan jumlah penduduk yang mengalami stunting atau
4
Sejalan dengan program pemerintah dalam konvergensi integrasi pencegahan
Tahun 2022. Hingga saat ini Desa Sirnagalih masih terdaftar sebagai lokasi
Bandung Barat. Hal ini dikarenakan masih adanya anak usia di bawah dua tahun
(Baduta) yang terdata menderita stunting. Penulisan ini memiliki maksud untuk
5
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam upaya pemerintah desa dalam
Cipeundeuy ?
apa saja yang telah dilakukan serta kendala yang dihadapi pemerintah desa dalam
Cipeundeuy.
6
METODE PRAKTIK
pengabdian pada lokasi atau objek yang telah ditentukan. Pendekatan yang
pengabdian masyarakat dalam hal ini yaitu suatu kegiatan yang bertujuan
terkhusus balita yang sudah terdata menjadi anak penderita stunting, ibu bayi
tinggal diam dalam hal ini, pelaksanaan posyandu menjadi pengantar dari
akan apa itu stunting, gejala dan penyebabnya, hingga cara pencegahan dan
penanganannya.
Peningkatan angka stunting di Desa Sirnagalih saat ini tidak bisa dilepaskan
kebutuhan pangan keluarga atau tidak mengikuti anjuran makanan bergizi untuk
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Cipeundeuy yaitu hasil diperoleh dari terjun langsung penulis kelapangan dan
ditemukan bahwa Pemerintah Desa Sirnagalih pastinya tidak diam dalam hal
pencegahan dan penanganan stunting yang menimpa anak di desa mereka. Upaya
Sirnagalih. Hal yang dilakukan yaitu kader dan bidan posyandu terus melakukan
kali dalam satu bulan. Selain melakukan pemantauan, juga melakukan konseling
terutama yang terdampak kasus stunting. Hal ini tentu dilakukan untuk menekan
hamil dan ibu balita yang anaknya terdampak stunting merespon positif tentang
apa yang dikerjakan Pemerintah Desa dan Posyandu. Terlihat anak yang
sebelumnya terdampak kasus stunting sudah kembali ceria, dapat berbaur dengan
tinggi dan berat badan yang terus bertambah. Selain itu masyarakat juga antusias
9
sebanyak tiga kali dalam satu bulan untuk terus memantau dan mengontrol
3.2 Pembahasan
Kekurangan gizi pada masa tumbuh kembang anak di usia dini akan
stunting (balita pendek) merupakan salah satu masalah gizi yang krusial,
pada balita akibat dari akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama,
mulai dari masa kehamilan sampai pada usia 24 bulan. Balita yang mengalami
Stunting pada bulan Agustus 2017 yang harus menekankan pada kegiatan
kegiatan Intervensi Gizi Spesifik dan Gizi Sensitif dalam 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) hingga dengan usia 6 tahun. Intervensi Gizi Spesifik yang
ditujukan kepada ibu hamil dan anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
dengan kontribusi sebesar 30% penurunan stunting pada umumnya dilakukan oleh
10
kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan dengan kontribusi sebesar 70%
terhadap penurunan angka stunting dengan sasaran masyarakat umum dan tidak
khusus terhadap ibu hamil dan balita pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Desa Sirnagalih adalah desa yang terletak disebelah utara dari kantor
Kacamatan Cipeundeuy yang berbatasan langsung dengan tiga desa dan satu
kabupaten lain yaitu Kabupaten Purwakarta. Desa Sirnagalih menjadi salah satu
kecamatan Cipeundeuy karena bayi dan balitanya banyak yang mengalami kondisi
stunting. Diketahui stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita
(bayi dibawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan
dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak
Banyak balita yang menderita Stunting di Desa Sirnagalih dapat dilihat pada tabel
berikut:
11
Tabel 3.1
Data Anak Penderita Stunting di Desa Sirnagalih
No Nama Alamat
1 Rizky Alfiansyah RW 9
4 Arkhan Fauzan RW 12
Tabel di atas menunjukkan masih ada anak yang menderita stunting di Desa
Sirnagalih. Data anak yang menderita stunting di Desa Sirnagalih ini diperoleh
dari hasil kegiatan posyandu 32 anak dan balita yang di ukur berdasarkan berat
badan, tinggi badan dan lingkar kepala. Anak tersebut akan diukur berat, tinggi
dan lingkar kepalanya dan apabila tidak sesuai antara umur dan pertumbuhannya
daya manusia. Stunting pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak
balita. Gejala stunting bisa dilihat dari kondisi gagalnya pertumbuhan pada anak
yang berumur di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Disamping
itu, stunting beresiko pada terhambatnya pertumbihan fisik dan kerentanan anak
12
kognitif yang akan mempengaruhi tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di
masa depan.
masa pertumbuhannya. Seperti ada anak yang berumur 13 bulan namun baru
memiliki 2 gigi, anak yang berusia 14 bulan yang seharusnya sudah memiliki
berat badan 9 kg ke atas namun anak tersebut hanya memiliki berat 7 kg dan ada
anak yang sudah berusia 1 tahun lebih namun baru bisa berjalan. Hal ini tentu
1. Ketika posyandu, anak yang menderita stunting ini akan menjadi prioritas
bentuk kudapan yang aman dan mengandung nilai gizi yang sesuai dengan
kebutuhan gizi bayi dan balita sekaligus memberi pembelajaran pada ibu
dan balita.
melalui sosialisasi dan edukasi kepada ibu hamil dan ibu anak balita akan
13
pentingnya mengikuti posyandu, pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil dan
Upaya pemantauan status gizi pada anak dan balita difokuskan melalui
kesehatan dasar, pada dasarnya imunisasi dan proses pencegahan prevelensi gizi
kurang pada balita. Semakin tinggi cakupan balita ditimbang, idealnya maka
semakin tinggi pula cakupan Vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan
Tahun 2022. Hal ini menjadi perhatian Pemerintah Desa yang berupaya
tidak lepas dari peran pemerintah desa itu sendiri yang sangat berpengaruh dalam
14
(PMT), dan penyuluhan melalui sosialisasi pada hakikatnya dimaksudkan untuk
menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Keadaan gizi yang baik
adalah syarat utama dalam mewujudkan SDM yang sehat dan berkualitas dan
mencegah stunting.
melakukan upaya meningkatkan kesehatan bayi dan balita yang dimulai dengan
pernikahan dini dan pentingnya kecukupan gizi pada saat usia kehamilan dan
program pengadaan makanan bergizi untuk bayi dan balita yang ada di Desa
Sirnagalih. Selain itu program posyandu rutin dilakukan oleh kader posyandu
selama satu bulan pada 15 RW yang bertujuan untuk mendata tumbuh kembang
balita. Program posyandu ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan dini stunting
diusia balita dan untuk meningkatkan kesehatan bayi dan balita di Desa
kesehatan bayi dan balita dan dapat menurunkan angka stunting yang terjadi di
15
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
tambahan atau cemilan yang bergizi. Bukan hanya pada bayi dan balita,
3. Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah selama kehamilan dan dua
kepada ibu hamil dan anak penderita stunting sebagai wujud perhatian
pertumbuhan anak yang kembali normal dan lebih baik dari sebelumnya.
16
4.2 Saran
bisa terus dilaksanakan bila perlu ditingkatkan proses pelayanan baik dari
sosialisasi dan edukasi yang terkait dengan stunting agar semua kalangan
penanganannya.
dengan memperhatikan pola asuh anak agar dapat mendapatkan gizi yang
pemenuhan gizi untuk anak agar tidak terkena dampak gizi buruk yang
17
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia
2022.
Posyandu