Anda di halaman 1dari 15

Dasar Hukum :

 PERMENSOS NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN


NOMENKLATUR DINAS SOSIAL. (hal. 37)
 Dinas Sosial TIPE B.

BUPATI MANOKWARI
PROVINSI PAPUA BARAT

PERATURAN BUPATI MANOKWARI


NOMOR ….. TAHUN 2021

TENTANG
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA
KERJA DINAS SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MANOKWARI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan kebijakan


penyederhanaan birokrasi di lingkungan pemerintah
Kabupaten Manokwari, perlu dilakukan penataan
kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi,
serta tata kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Manokwari;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah dan Pasal 3 Peraturan Daerah
Kabupaten Manokwari Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Manokwari, perlu membentuk Peraturan
Bupati tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Sosial
Kabupaten Manokwari;
Mengingat : 1. ……dll.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2014 tentang Kesehatan Jiwa;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2021 Tentang Penyetaraan Jabatan
Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2021 Tentang Penyederhanaan Struktur
Organisasi pada Instansi Pemerintah untuk
Penyederhanaan Birokrasi;
5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 14 Tahun 2016
tentang Pedoman Nomenklatur Dinas Sosial Daerah
Provinsi dan Dinas Sosial Daerah Kabupaten/Kota;
6. …. dll.
7. Peraturan Daerah Kabupaten Manokwari Nomor 8
Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Manokwari (Lembaran
daerah Kabupaten Manokwari Tahun 2016 Nomor 8),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Manokwari Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Manokwari Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Manokwari (Lembaran Daerah Kabupaten
Manokwari Tahun 2020 Nomor 6).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN
ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA
DINAS SOSIAL KABUPATEN MANOKWARI

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Manokwari.
2. Bupati adalah Bupati Kabupaten Manokwari.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Manokwari sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
4. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan Tugas Pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Perangkat Daerah, selanjutnya disingkat PD adalah perangkat Pemerintah
Daerah Kabupaten Manokwari sebagai unsur pembantu Bupati dan DPRD
dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Kabupaten.
6. Dinas adalah Dinas Sosial Kabupaten Manokwari.
7. Unit Pelaksana Teknis, selanjutnya disebut UPT adalah organisasi yang
melaksanakan kegiatan tugas teknis operasional dan/atau kegiatan tugas
teknis penunjang tertentu pada Dinas.
8. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri sipil dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan
atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
9. Humas Immunodeficiency Virus yang selanjutnya disingkat HIV adalah Virus
yang menyebabkan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS).
10. Acquired Immuno Deficiency Syndrome yang selanjutnya disingkat AIDS
adalah suatu kumpulan gejala berkurangnya kemampuan pertahanan diri
yang disebabkan oleh masukknya virus HIV dalam tubuh seseorang.
11. Orang Dengan HIV dan AIDS yang selanjutnya disingkat (ODHA) adalah
orang yang telah terinfeksi virus HIV/AIDS berdasarkan konseling tes
HIV/AIDS dan rujukan dokter.
12. Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya yang
selanjutnya disebut Penyalahgunaan NAPZA adalah pemakaian narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya dengan maksud bukan untuk pengobatan
dan/atau penelitian serta digunakan tanpa sepengetahuan dan pengawasan
dokter.
13. Tuna Sosial adalah seseorang yang karena faktor tertentu, tidak atau
kurang mampu untuk melaksanakan kehidupan yang layak atau sesuai
dengan norma agama, sosial atau hukum serta secara sosial cenderung
terisolasi dari kehidupan masyarakat seperti gelandangan, pengemis, tuna
susila, korban tindak perdagangan orang, bekas warga binaan
pemasyarakatan, dan orang dengan HIV/AIDS.
14. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang selanjutnya
disingkat dengan LHKPN adalah laporan dalam bentuk dokumen, termasuk
namun tidak terbatas pada dokumen elektronik tentang uraian dan rincian
informasi mengenai Harta Kekayaan, data pribadi, penerimaan,
pengeluaran, dan data lainnya atas Harta Kekayaan Penyelenggara Negara.
15. Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disingkat LHKASN adalah daftar seluruh harta kekayaan Aparatur Sipil
Negara di lingkungan Badan yang dituangkan di dalam formulir LHKASN
atau bentuk lainnya, yang ditetapkan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
16. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP,
adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
17. Rehabilitasi Sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan
untuk memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
18. Orang Dengan Gangguan Jiwa yang selanjutnya disingkat ODGJ adalah
orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang
termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku
yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
19. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan
peraturan daerah atau peraturan lain yang merupakan bukti legalitas,
menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan hukum untuk
melakukan usaha atau kegiatan tertentu.

BAB ….
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI,
SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

Bagian Kesatu
Kedudukan dan Susunan Organisasi

Pasal ..

(1) Dinas Sosial merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang


menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin Kepala Dinas
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 3

Susunan Organisasi Dinas Sosial, terdiri atas:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahi:
1. Sub Bagian Ketatausahaan dan Keuangan; dan
2. Kelompok Jabatan Fungsional.
c. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, membawahi:
1.Kelompok Jabatan Fungsional.
d. Bidang Rehabilitasi Sosial, membawahi:
1. Kelompok Jabatan Fungsional.
e. Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin, membawahi:
1. Kelompok Jabatan Fungsional.
f. Unit Pelaksana Teknis Daerah; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 4

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, dipimpin oleh


seorang Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, d, dan e, dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
(3) Sub Bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b.1, dipimpin
oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Sekretaris.

Pasal 5

Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial sebagaimana tersebut dalam Pasal


….., tercantum dalam Lampiran …. yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi

Paragraf 1
Dinas Sosial
Pasal 6

(1) Dinas Sosial mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan


penyusunan dan menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial
yang menjadi kewenangan daerah.
(2) Dinas Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial,
Rehabilitasi Sosial, Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial,
Rehabilitasi Sosial, Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan;
c. pelaksanaan koordinasi dengan Perangkat Daerah terkait urusan di
bidang sosial;
d. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkup dinas sosial:
e. pelaksanaan pembinaan kepada bawahan dalam pelaksanaan kegiatan
di lingkup Dinas Sosial;
f. pengarahan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan untuk ketepatan
pelaksanaan tugas;
g. pelaksanaan penilaian prestasi kerja bawahan sebagai bahan
pertimbangan karir;
h. penghimpunan permasalahan dinas sosial dan mencari alternatif
pemecahannya;
i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi di lingkup dinas sosial;
j. pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya kepada Bupati sebagai
bahan pertanggung jawaban; dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan
fungsinya.

Paragraf 2
Sekretariat
Pasal 7

(1) Sekretariat Dinas Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 mempunyai


tugas membantu Kepala Dinas menyelenggarakan, koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi pelayanan teknis
urusan administrasi kepada seluruh organisasi di lingkup Dinas Sosial.
(2) Sekretariat Dinas Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi: (dari permen 14/2016)
a. penyusunan rencana, program dan anggaran;
b. pembagian tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang
telah ditetapkan, agar tugas-tugas terbagi habis;
c. pemberian petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan
sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;
d. pelaksanaan menyelia tugas bawahan agar tugas berjalan sesuai
ketentuan yang berlaku;
e. penilaian prestasi kerja bawahannya (Sasaran Kerja Pegawai) dan
Laporan Kerja Harian;
f. pembinaan terhadap jabatan fungsional;
g. pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hukum,
penataan organisasi dan tata laksana, hubungan masyarakat, arsip, dan
dokumentasi;
h. penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah dan pelayanan
pengadaan barang/jasa;
i. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data;
j. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan sesuai dengan
lingkup tugas sebagai bahan pertanggung jawaban; dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 8

(1) Sub Bagian Ketatausahaan dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 7 huruf a, mempunyai tugas: (dari permen 14/2016)
a. merencanakan kegiatan sub bagian ketatausahaan dan keuangan;
b. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang
telah ditetapkan, agar tugas-tugas terbagi habis;
c. membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan
pedoman dan ketentuan yang berlaku;
d. memeriksa hasil kerja bawahan terkait tugas yang di berikan agar
terlaksana dengan baik;
e. menyiapkan dan melaksanakan urusan tata usaha;
f. menyiapkan dan melaksanakan urusan kepegawaian;
g. menyiapkan dan melaksanakan urusan rumah tangga;
h. menyiapkan dan melaksanakan urusan persuratan dan kearsipan;
i. menyiapkan dan melaksanakan urusan kehumasan;
j. mengelola dan inventarisasi barang milik daerah yang ada;
k. menyipakan bahan penyusunan laporan kinerja;
l. menyiapkan bahan penyampaian Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur
Sipil Negara (LHKASN);
m. mengkoordinasikan penyiapan bahan Reformasi Birokrasi dan Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP);
n. melaksanakan urusan tatalaksana keuangan;
o. melaksanakan urusan perbendaharaan dan gaji;
p. melaksanakan urusan verifikasi dan akuntansi;
q. melaksanakan urusan pelaporan keuangan;
r. melaksanakan evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan; dan
s. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

Paragraf 3

Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial

Pasal 9

(1) Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 huruf b, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Sosial
menyiapkan bahan perumusan dan melaksanakan kebijakan teknis yang
berkaitan dengan perlindungan dan jaminan sosial.
(2) Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi : (dari
permen 14/2016)
a. perumusan rencana dan program kerja di bidang perlindungan dan
jaminan sosial;
b. pelaksanaan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman
kerja yang telah ditetapkan, agar tugas-tugas terbagi habis;
c. pelaksanaan memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;
d. pelaksanaan penyelia tugas bawahan agar tugas berjalan sesuai
ketentuan yang berlaku;
e. penilaian prestasi kerja bawahannya (Sasaran Kerja Pegawai) dan
Laporan Kerja Harian;
f. pembinaan terhadap jabatan fungsional;
g. pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan dan jaminan sosial korban
bencana alam;
h. pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan dan jaminan sosial korban
bencana sosial;
i. pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan dan jaminan sosial
keluarga;
j. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi perlindungan dan jaminan sosial
korban bencana alam;
k. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi perlindungan dan jaminan sosial
korban bencana sosial;
l. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi perlindungan dan jaminan sosial
keluarga;
m. pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perlindungan dan jaminan sosial;
n. pelaksanaan kajian terkait Perlindungan dan Jaminan Sosial;
o. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di Bidang perlindungan dan
jaminan sosial;
p. penyusunan laporan di Bidang perlindungan dan jaminan sosial; dan
q. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Paragraf 5

Bidang Rehabilitasi Sosial

Pasal 246
(1) Bidang Rehabilitasi Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c,
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Sosial menyiapkan bahan
perumusan dan melaksanakan kebijakan teknis yang berkaitan dengan
rehabilitasi sosial.
(3) Bidang Rehabilitasi Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi : (dari permen 14/2016)
a. perumusan rencana dan program kerja di Bidang Rehabilitasi Sosial;
b. pelaksanaan pembagian tugas kepada bawahan sesuai dengan
pedoman kerja yang telah ditetapkan, agar tugas-tugas terbagi habis;
c. pelaksanaan memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;
d. pelaksanaan menyelia pelaksanaan tugas bawahan agar tugas berjalan
sesuai ketentuan yang berlaku;
e. penilaian prestasi kerja bawahannya (Sasaran Kerja Pegawai) dan
Laporan Kerja Harian;
f. pembinaan terhadap jabatan fungsional;
g. pelaksanaan kebijakan teknis rehabilitasi sosial anak terlantar, anak
jalanan, anak nakal, anak berhadapan dengan hukum di luar panti
dan/atau lembaga;
h. pelaksanaan kebijakan teknis rehabilitasi sosial penyandang disabilitas
di luar panti dan/atau lembaga;
i. pelaksanaan kebijakan teknis rehabilitasi sosial ODGJ, tuna sosial dan
korban perdagangan orang di luar panti dan/atau lembaga;
j. pelaksanaan kebijakan teknis rehabilitasi sosial lanjut usia terlantar di
luar panti dan/atau lembaga;
k. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi rehabilitasi sosial anak terlantar,
anak jalanan, anak nakal, anak berhadapan dengan hukum di luar
panti dan/atau lembaga;
l. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi rehabilitasi sosial penyandang
disabilitas di luar panti dan/atau lembaga;
m. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi rehabilitasi sosial ODGJ, tuna
sosial dan korban perdagangan orang di luar panti dan/atau lembaga;
n. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi rehabilitasi sosial lanjut usia
terlantar di luar panti dan/atau lembaga;
o. pengelolaan data pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
untuk dikordinasikan dan dilaporkan kepada pemerintah daerah;
p. pengelolaan data pelayanan sosial korban penyalahgunaan NAPZA
untuk dikordinasikan dan dilaporkan kepada pemerintah daerah;
q. pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
rehabilitasi sosial;
r. penyusunan rencana dan penetapan kinerja di bidang rehabilitasi
sosial;
s. pembuatan rekomendasi penerbitan izin dan pengawasan di bidang
rehabilitasi sosial;
t. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang rehabilitasi
sosial;
u. penyusunan laporan di bidang rehabilitasi sosial; dan
v. melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Paragraf 6
b.
Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin

Pasal 245
(1) Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf d, mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas Sosial menyiapkan bahan perumusan dan melaksanakan kebijakan
teknis yang berkaitan dengan Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir
Miskin.
(4) Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
menyelenggarakan fungsi : (dari permen 14/2016)
a. perumusan rencana dan program kerja di Bidang pemberdayaan sosial
dan penanganan fakir miskin;
b. pelaksanaan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman
kerja yang telah ditetapkan, agar tugas-tugas terbagi habis;
c. pelaksanaan memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;
d. pelaksanaan menyelia tugas bawahan agar tugas berjalan sesuai
ketentuan yang berlaku;
e. penilaian prestasi kerja bawahannya (Sasaran Kerja Pegawai) dan
Laporan Kerja Harian;
f. pembinaan terhadap jabatan fungsional;
g. pelaksanaan kebijakan teknis pemberdayaan sosial perorangan,
keluarga, dan kelembagaan masyarakat;
h. pelaksanaan kebijakan teknis pemberdayaan sosial komunitas adat
terpencil daerah;
i. pelaksanaan kebijakan teknis pemberdayaan sosial kepahlawanan,
keperintisan, kesetiakawanan, dan restorasi sosial;
j. pelaksanaan kebijakan teknis penyaluran dana bantuan sosial;
k. pelaksanaan kebijakan teknis pelaksanaan penanganan fakir miskin
perkampungan, perkotaan, pesisir dan pulau-pulau;
l. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi pemberdayaan sosial perorangan,
keluarga, dan kelembagaan masyarakat;
m. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi pemberdayaan sosial komunitas
adat terpencil daerah;
n. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi pemberdayaan sosial
kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan, dan restorasi sosial;
o. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi penyaluran dana bantuan sosial;
p. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan penanganan fakir
miskin perkampungan, perkotaan, pesisir dan pulau-pulau;
q. pelaksanaan pendataan, verifikasi dan validasi fakir miskin cakupan
daerah;
r. pembuatan rekomendasi penerbitan kartu Badan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial Kesehatan;
s. pembuatan rekomendasi pendaftaran Karang Taruna dan yayasan
bergerak dalam organisasi sosial;
t. pembuatan rekomendasi adopsi anak;
u. program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial,
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Kesejahteraan Sosial
Masyarakat (Penanganan Asrama Mahasiswa Manokwari);
v. pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin;
w. pelaksanaan pemantauan, evaluasi di Bidang Pemberdayaan Sosial dan
Penanganan Fakir Miskin;
x. penyusunan laporan di bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan
Fakir Miskin; dan
y. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas.
BAB …

Unit Pelaksana Teknis

Pasal 252

(1) Unit Pelaksana Teknis dibentuk berdasarkan kebutuhan dan beban kerja
yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
(2) Unit Pelayanan Teknis mempunyai berfungsi melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang menjadi kewenangan
Dinas Sosial.

BAB …

Pasal 9

Kelompok Jabatan Fungsional

(1) Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibentuk sesuai dengan bidang


keahlian dan keterampilan yang ditetapkan dan dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Pengangkatan, kualifikasi, kompetensi, pengembangan karir, jumlah dan
jenis kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan bidang tenaga
fungsional masing-masing berdasarkan keahlian dan keterampilan
tertentu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada pasal … ayat
…. Dst, terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam
Kelompok Jabatan Fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.
(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh koordinator pelaksana fungsi pelayanan fungsional dan
dibantu oleh sub-koordinator sesuai dengan ruang lingkup bidang tugas
dan fungsi jabatan pimpinan tinggi pratama masing-masing.
(6) Koordinator sebagaimana dimaksud ada ayat (5) melaksanakan tugas
koordinator penyusunan rencana, pelaksanaan dan pengendalian,
pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pada satu kelompok substansi
pada masing-masing pengelompokan uraian fungsi.
(7) Sub-koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (5) melaksanakan
tugas membantu koordinator dalam penyusunan rencana, pelaksanaan
dan pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pada satu
kelompok substansi pada masing-masing pengelompokan uraian fungsi.
(8) Koordinator dan sub-koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan
ayat (7) ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian atas usulan pejabat
yang berwenang.
(9) Ketentuan mengenai pembagian tugas koordinator dan sub-koordinator
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7) ditetapkan oleh
Menteri.

Bagian Ketiga
Tata Kerja

Pasal ..
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang,
Kepala Sub Bagian dan kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan masing-
masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Dinas Sosial serta
dengan perangkat daerah di luar Dinas Sosial sesuai dengan tugas masing-
masing.

Pasal ..

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-


masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal ..

Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan


mengoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan
serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

Pasal ..

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk


dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan
laporan berkala tepat waktu.

Pasal ..

Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan,
wajib diolah dan dipergunakan sebagi bahan untuk penyusunan laporan lebih
lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.

Pasal ..

Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan


laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara
fungsional memepunyai hubungan kerja.

Pasal ..

Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan organisasi dibantu oleh


kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian
bimbingan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.

BAB XXI
PENGANGKATAN DALAM JABATAN ESELON

Bagian Kesatu
Pengangkatan Dalam Jabatan

Pasal 343

Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala
Seksi, Kepala Unit Pelaksana Teknis dan pejabat-pejabat lainnya di
lingkungan Dinas Sosial diangkat dan diberhentikan sesuai dengan
peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kedua
Eselon Dinas Sosial
Pasal 344

(1) Kepala Dinas merupakan jabatan pimpinan tinggi pratama atau jabatan
eselon II.b.
(2) Sekretaris merupakan jabatan administrator atau jabatan eselon III.a.
(3) Kepala Bidang merupakan jabatan administrator atau jabatan eselon III.b.
(4) Kepala Sub Bagian, dan Kepala UPT Kelas A merupakan jabatan
pengawas atau jabatan eselon IV.a.
(5) Kepala UPT Kelas B dan Kepala Subbagian pada UPT Kelas A merupakan
jabatan pengawas atau jabatan eselon IV.b.

BAB XXII
PEMBIAYAAN

Pasal 345

Pembiayaan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat daerah


dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Manokwari dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal ..

Perauran Bupati ini mulai dilaksanakan pada saat dilakukan pelantikan


pejabat struktural dan Kelompok jabatan fungsional sesuai dengan Peraturan
Bupati ini.

Pasal ..

Pada saat Perauran Bupati ini mulai berlaku:


a. Peraturan Bupati Kabupaten Manokwari Nomor 13 Tahun 2017 tentang
kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja dinas
Kabupaten Manokwari (Berita Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor
…);
b. ….
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal ..
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Manokwari.
TUGAS-TUGAS SEKSI YANG MENJADI FUNGSIONAL:

Sub Bagian Program dan Data mempunyai tugas: (akan dihilangkan atau
dijadikan tambahan dupak jafung)
a. menyiapkan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan
data Dinas Sosial;
b. menyiapkan bahan koordinasi dan menyusun rencana strategis
(RENSTRA) bersama bidang teknis di lingkup Dinas Sosial;
c. menyiapkan bahan penyusunan laporan;
d. mengumpulkan, melakukan pengelolaan dan penyajian data di lingkup
Dinas Sosial;
e. menyiapkan bahan penyusunan Laporan Kinerja (LAKIP) bersama bidang
teknis dalam lingkup Dinas Sosial;
f. melakukan evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan;
g. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam mempunyai tugas: (akan


dihilangkan atau untuk bahan tambahan dupak jafung)
a. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kesiapsiagaan dan mitigasi;
b. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penanganan korban bencana alam,
pemulihan, dan penguatan sosial;
c. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kemitraan, pengelolaan logistic,
penyediaan kebutuhan dasar, dan pemulihan trauma bagi korban bencana
alam; dan
d. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.

Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial mempunyai tugas: (akan


dihilangkan atau untuk bahan tambahan dupak jafung)
a. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pencegahan, penanganan korban
bencana sosial, politik, dan ekonomi;
b. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemulihan sosial dan reintegrasi
sosial;
c. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyediaan kebutuhan dasar dan
pemulihan trauma bagi korban bencana sosial;
d. melaksanakan bantuan kesehatan kepada korban bencana sosial; dan
e. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.

Seksi Jaminan Sosial Keluarga mempunyai tugas: (akan dihilangkan atau


untuk bahan tambahan dupak jafung)
a. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan seleksi, verifikasi, validasi, terminasi,
dan kemitraan jaminan sosial keluarga;
b. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyaluran bantuan dan
pendampingan jaminan sosial keluarga bagi fakir miskin, anak yatim piatu
terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat
fisik dan mental, eks penderita penyakit kronis, korban amuk massa/huru
hara, korban tindak kekerasan;
c. melakukan koordinasi teknis penyelenggaraan bantuan dan jaminan sosial
bagi fakir miskin, anak yatim piatu terlantar, lanjut usia terlantar,
penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan mental, eks penderita
penyakit kronis, korban amuk massa/huru hara, korban tindak kekerasan;
d. melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan bantuan dan jaminan sosial
perlindungan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin, anak yatim piatu
terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat
fisik dan mental, eks penderita penyakit kronis, korban amuk massa/huru
hara, korban tindak kekerasan;
e. menyelenggarakan kegiatan program keluarga harapan; dan
f. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.

Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia mempunyai tugas: (akan
dihilangkan atau untuk bahan tambahan dupak jafung)
a. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pelayanan sosial anak balita terlantar;
b. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan rehabilitasi sosial anak terlantar;
c. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum;
d. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan
khusus;
e. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan rehabilitasi sosial anak dan pelayanan sosial lanjut usia;
f. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada yang
berkompeten;
g. melakukan pemantauan, evaluasi, penetapan kriteria/persyaratan calon
dan menyiapkan format data calon binaan keluarga binaan sosial;
h. melakukan seleksi calon binaan keluarga bina sosial; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.

Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas mempunyai tugas: (akan


dihilangkan atau untuk bahan tambahan dupak jafung)
a. melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta supervisi,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang
disabilitas fisik dan sensorik;
b. melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta supervisi,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang
disabilitas mental dan intelektual;
c. melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta supervisi,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang
disabilitas;
d. melaksanakan penataan rumah layak huni dan fasilitas sarana umum
pada daerah kumuh dan rawan sosial; dan
e. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.

Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang


mempunyai tugas: (akan dihilangkan atau untuk bahan tambahan dupak
jafung)
a. melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta supervisi,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial gelandangan,
pengemis, bekas warga binaan lembaga pemasyarakatan, psikotik, pekerja
seks komersial, serta korban perdagangan orang dan korban tindak
kekerasan di luar panti dan/atau lembaga;
b. melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta supervisi,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang rahabilitasi sosial
eks tuna susila diluar panti dan/atau lembaga;
c. melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta supervisi,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengembangan kelembagaan
rehabilitasi sosial tuna social dan korban perdagangan orang di luar panti
dan/atau lembaga;
d. melakukan pengelolaan data pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) untuk dikodinasikan dan dilaporkan kepada pemerintah daerah
provinsi;
e. menyusun petunjuk teknis pelayanan dan rehabilitasi tuna sosial;
f. menyusun rencana kinerja dan penetapan kinerja di bidang pelayanan dan
rehabilitasi tuna sosial;
g. menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar,
pedoman, dan petunjuk operasional di bidang pelayanan dan rehabilitasi
tuna sosial;dan
h. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan

Seksi Identifikasi dan Penguatan Kapasitas mempunyai tugas: (akan


dihilangkan atau untuk bahan tambahan dupak jafung)
a. melaksanakan verifikasi dan validasi fakir miskin cakupan
kabupaten/kota;
b. melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta supervisi,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan identifikasi dan pemetaan;
c. melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta supervisi,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penguatan kapasitas;
d. melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta supervisi,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendampingan;
e. melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis, serta supervisi,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pemberdayaan sosial;
f. melaksanakan fungsi pelayanan terhadap penyandang masalah
kesehjateraan sosial; dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

Seksi Pemberdayaan Sosial Masyarakat, Penyaluran Bantuan Stimulan dan


Penataan Lingkungan mempunyai tugas: (akan dihilangkan atau untuk bahan
tambahan dupak jafung)
a. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, serta pemantauan dan
evaluasi pekerja sosial, pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan
sosial distrik/kecamatan, serta tenaga kesejahteraan sosial dan relawan
sosial lainnya;
b. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, serta pemantauan dan
evaluasi pemberdayaan sosial komunitas adat terpencil
c. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, serta supervisi, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan bantuan stimulan;
d. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, serta supervisi, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan penataan lingkungan sosial;
e. melaksanakan pemulihan psikologis, sosial, ekonomi, budaya, keamanan,
dan ketertiban, fungsi pemerintahan serta pelayanan publik;
f. mendorong partisipasi dan peran serta lembaga, organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat; dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan;

Seksi Kelembagaan, Kepahlawanan dan Restorasi Sosial mempunyai tugas:


(akan dihilangkan atau untuk bahan tambahan dupak jafung)
a. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, serta pemantauan dan
evaluasi penggalian potensi, kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan,
dan restorasi sosial;
b. pengelolaan, melaksanakan pemberdayaan dan peran aktif masyarakat
dalam memelihara Taman Makam Pahlawan, Makam Pahlawan Nasional
dan tempat bersejarah perjuangan bangsa milik kabupaten Manokwari;
c. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, serta pemantauan dan
evaluasi lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan unit peduli
keluarga;
d. melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis, serta pemantauan dan
evaluasi wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat/pusat
kesejahteraan sosial, karang taruna, dan lembaga kesejahteraan sosial;
e. menyusun petunjuk teknis kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan,
dan restorasi sosial;
f. menyusun petunjuk teknis pelestarian nilai-nilai kepahlawanan,
keperintisan, kesetiakawanan, dan restorasi sosial;
g. melaksanakan identifikasi pelestarian nilai-nilai kepahlawanan,
keperintisan, kesetiakawanan, dan restorasi sosial;
h. melaksanakan pembinaan, pengembangan, pelayanan konsultasi dan
fasilitasi pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan,
kesetiakawanan, dan restorasi sosial;
i. menyelenggarakan peningkatan, pengembangan kapasitas, penguatan dan
pemantapan kelembagaan kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan,
dan restorasi sosial;
j. menyelenggarakan fasilitasi kerjasama pelestarian nilai-nilai
kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan, dan restorasi sosial;
k. melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian nilai-nilai
kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan, dan restorasi sosial;
l. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program
Seksi kepahlawanan, keperintisan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial;
dan
m. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

Anda mungkin juga menyukai