NIM : 3212421010
Teori psikologi pendidikan yang pertama ini menjelaskan tentang pengamatan perubahan tentang
tingkah laku yang di pengaruhi peristiwa di sekitar. Teori behavioristik (behaviorisme) ini
berpandangan bahwa belajar terjadi karena operant conditioning, yaitu jika seseorang belajar dengan
baik maka ia akan mendapat hadiah dan hal itu akan meningkatkan kualitas belajarnya. Dalam
perkembangannya muncullah beberapa ahli lain yang mendukung teori ini, seperti Thorndike,
Skinner, Clark Hull dan Edwin Guthrie. Teori behaviorisme yang pada awalnya merupakan salah satu
aliran ilmu psikologi selanjutnya berkembang dan berpengaruh dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran.
Teori ini mengutamakan keterlibatan individual peserta didik secara keseluruhan, sebab belajar
tidak akan berlangsung jika tidak ada keterlibatan emosional peserta didik. Teori psikologi
pendidikan ini menjelaskan bahwa seseorang dapat memilih apa yang ingin dipelajari, mengusahakan
dan menilai proses pembelajarannya sendiri, sehingga di perlukan motivasi dari peserta didik itu
sendiri. Teori belajar humanisme dalam pendidikan lebih menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang
mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.
4. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme sebagai teori psikologi pendidikan mengenai filsafat belajar pertama kali sudah
terungkap dalam tulisan ahli filsafat (Giambatista Visco, 1710) yang mengemukakan bahwa orang hanya
dapat benar-benar memahami apa yang dikonstruksikannya sendiri. Namun, ahli psikologi yang pertama
mengembangkan dan mempopulerkan filsafat ini dalam pembelajaran adalah Jean Piaget. Secara umum
menurut teori Behaviorisme, orang yang belajar adalah orang yang belum memiliki pengetahuan tentang
sesuatu, oleh sebab itu para pengajar harus dapat mentransfer pengetahuan kepada orang yang belajar.
Namun, dari beberapa hasil penelitian pendidikan sains pada tahun-tahun terakhir telah mengungkapkan
bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran seseorang.
Landasan pendidikan merupakan seperangkat asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan dalam
rangka pelaksanaan pendidikan. Landasan pendidikan mengacu pada bidang studi pendidikan yang
dipahami secara luas yang memperoleh karakter dan metodenya dari sejumlah disiplin ilmu dan
kombinasi antara disipilin ilmu dengan area studi sejarah, filsafat, sosiologi, antropologi, agama, ilmu
politik, Ekonomi, psikologi, studi budaya, studi gender, pendidikan komparatif, dan studi
pendidikan.Tujuan dari landasan pendidikan adalah untuk membawa sumber-sumber disiplin ini
untuk mengembangkan perspektif interpretatif, normatif, dan kritis tentang pendidikan, baik didalam
maupun di luar sekolah.
Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi
titik tolak dalam pendidikan. Oleh karena itu kajian yang dapat dilakukan untuk memahami landasan
filosofis pendidikan adalah dengan menggunakan pendekatan filsafat ilmu yang meliputi tiga bidang
kajiannya yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Landasan filosofis bersumber dari pandangan-
pandangan dalam filsafat pendidikan menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan
tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Landasan psikologis dalam pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang
berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk
mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan
untuk memudahkan proses pendidikan.