ANTI TBC
ANTI BAKTERI
• Antibiotika : adalah zat yang dihasilkan oleh suatu
mikroba, terutama fungi yang bersifat dapat membasmi
mikroba jenis lain. Banyak antibiotik sekarang dibuat
secara semisintetik dan sintetik
• Contoh : siprofloksasin,
7. Kuinolon levofloksasin, ofloksasin,
asam nalidiksat
8. Poliena
• Contoh: Nistatin,
amfoterisin
• Untuk mengatasi
Spektrum bakteri gram positif dan
luas negatif
(broad • Contoh : ampisillin,
spectrum) amoksisilin, dan
kloramfenikol
Antibiotik
• Spesifik terhadap
Spektrum bakteri gram positif saja
sempit atau negatif saja
(narrow • Contoh : streptomisin,
spectrum) neomisin, basitrasin,
polimiksin B, eritromisin
• Penisilin dan sefalosporin merupakan kelompok
antibiotik beta laktam, yang merupakan asam organik
(menghambat sintesa dinding sel mikroba)
• Penggolongan:
– Penisilin alam: penisilin G dan penisilin V
– Penisilin oral: penisilin V
– Penisilin depot: Prokain-benzilpenisilin, benzatin-benzilpenisilin,
klemizol-benzilpenisilin
– Penisilin spektrum luas: karboksipenisilin, asilaminopenisilin,
aminopenisilin (amoksisilin, ampisilin)
– Penisilin tahan penisilinase: oksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin
Golongan Penisilin
• Efek samping:
• hipersensitifitas (skin rash, sesak nafas)
• Pada dosis tinggi: neurotoksik, anemia hemolitik
Golongan Sefalosporin
CefTRIAXone CeFAZoline
Gentamicin Gentian violet
Penicillin PenicillAMINE
Sulfasalazine Sulfadiazine
SulfADIAZINE SulfISOXAZOLE
SOURCE : www.ismp.org
ANTITUBERKULOSIS
ANTITUBERKULOSIS
• Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis
• Dapat menyerang berbagai organ, terutama paru
Ket: jumlah kasus per 100.000 penduduk
ANTITUBERKULOSIS
• Identifikasi adanya TB dewasa
– Pemeriksaan sputum atau dahak secara mikroskopis →
dikatakan positif jika sedikitnya 2 dari 3 spesimen SPS BTA
hasilnya positif
– Tes MANTOUX (injeksi intrakutan) dengan tuberculin, yaitu filtrat
dari pembiakan basil TB. Bila reaksi positif → artinya
penderita pernah atau sedang mengalami infeksi
dengan basil TB
– Rontgen dada
• Pencegahan TB dapat dilakukan dengan vaksinasi (sub
kutan) dengan vaksin BCG (Basil Calmette dan Guerin)
yang memberikan kekebalan selama 3-6 tahun
Mycobacterium Tuberculosis
• Mycobacterium bersifat resisten terhadap kebanyakan
antibiotik (karena mycobacterium pertumbuhannya lambat.
Antibiotik yang umumnya efektif untuk mengatasi bakteri yang
pertumbuhannya cepat menjadi inefektif pada
mycobacterium)
• Sel mikobakteri dapat dorman → sama sekali resisten AB
atau hanya dapat dimatikan secara lambat
• Dinding sel mycobacterium kaya lemak, bersifat impermeabel
terhadap banyak senyawa
• Mycobacterium memiliki kemampuan untuk mengembangkan
pola resistensi → maka perlu terapi kombinasi
• Respon mycobacterium pada terapi cukup lambat → maka
terapi perlu dilakukan selama berbulan-bulan hingga
beberapa tahun
OBAT ANTITUBERKULOSIS
a. Isoniazid (INH)
b. Rifampisin
c. Pirazinamid First line
(drug of choice)
d. Etambutol
e. Streptomisin
OBAT ANTITUBERKULOSIS
• INH dan rifampisin → paling aktif sebagai
anti TB
• INH + rifampisin → 9 bulan terapi TB (95-
98% kasus sembuh)
• INH + rifampisin + pirazinamid 2 bulan awal
→ 6 bulan terapi TB
• Dalam praktek, terapi dimulai dengan
rejimen 4 obat (INH + Rifampisin +
Pirazinamid + etambutol/streptomisin)
Prinsip Pengobatan TB
Pharmaceutical care TB, (Depkes 2005)
• Kategori 1:
Penderita baru TB Paru BTA
Positif, Penderita baru TB Paru
BTA negatif Röntgen Positif yang
“sakit berat”, Penderita TB Ekstra
Paru berat
• Kategori 2:
Penderita kambuh, Penderita
gagal, Penderita dengan
pengobatan setelah lalai (after
default).
• Kategori 3:
Penderita baru BTA negatif dan
röntgen positif sakit ringan,
Penderita TB ekstra paru ringan.
Isoniazid
• Merupakan obat yang paling aktif untuk
mengatasi TB
• Mekanisme aksi : menghambat sintesis asam
mikolat, komponen penting pada dinding sel
mycobacterium.
• Efek samping khas : Hepatitis,
neuritis/neuropati perifer ( radang syaraf) →
maka diberikan piridoksin (vit B6) 10 mg sehari.
• Dosis lazim: 5 mg/kg/hari, Dosis dewasa
biasanya 300 mg/hari.
• Sediaan tablet 100 dan 300 mg, sirup 5 mg/mL
Rifampisin
• Basil tuberkulosis cepat menjadi resisten terhadap
rifampisin, maka tidak boleh diberikan sebagai obat
tunggal, tapi digabung dengan obat TB lainnya
• Mekanisme aksi : mengikat sub unit β RNA
polimerase dependen DNA bakteri sehingga
mencegah sintesis RNA bakteri
• Efek samping khas : menyebabkan urin, keringat,
dan air mata menjadi berwarna oranye, ikhterus
kolestatik, kadang hepatitis
• Dosis : dewasa 600 mg sehari diminum 1-2 jam
sesudah makan. Sediaan dalam bentuk kapsul 150
mg, 300 mg dan dalam bentuk sirup 100 mg / 5 ml
Pirazinamid
• Mekanisme aksi : belum diketahui secara pasti,
• Efek samping khas : hepatotoksik, hiperurisemia
• Dosis : 15-30 mg/kg/hari, 50 mg/kg dua kali
seminggu, 25-30 mg/kg ( maksimal 2,5 g) 3 kali
seminggu.
Etambutol
• Mekanisme aksi : etambutol menghambat pembentukan
arabinoglikan, komponen dinding sel bakteri
• Efek samping khas : neuritis retrobulbar ( hilang
ketajaman pengihatan dan buta warna hijau dan merah)
• Etambutol dikontraindikasikan pada anak-anak akibat efek
samping tersebut
• Hampir semua strain M. Tuberculosa sensitif terhadap
etambutol. Etambutol tetap menekan pertumbuhan kuman
tuberkulosa yang telah resisten terhadap INH dan
streptomisin
• Dosis : dosis tunggal 15 mg / kg BB, diberikan sekali
sehari. Sediaan dalam bentuk tablet 250 mg dan 500 mg.
Streptomisin
• Mekanisme kerja: diduga serupa
aminoglikosida lain
• Dosis lazim untuk dewasa: 1 g/hari (15
mg/kg/hari)
• Efek samping: ototoksik, nefrotoksik
Antituberkulosis Fix Dose Combination