Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN

“KELUARGA DENGAN KELAHIRAN ANAK PERTAMA”

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan


Komunitas dan Keluarga Program Studi Profesi Ners

SITI JULAIKHA
NIM R210415055

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INDRAMAYU
2022

LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA DENGAN KELAHIRAN ANAK PERTAMA

A. Definisi
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung dalam
hubungan darah, hubungan perwakinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan budaya (Harmoko, 2012). Keluarga childbearing
merupakan tahap perkembangan kedua yang dimulai dengan kelahiran anak pertama
dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan, tahap perkembangan ini merupakan
stresor karena tahap transisi menjadi orang tua (Setiawati, 2010).
Keluarga childbearing atau menanti kelahiran anak pertama adalah keluarga
yang disertai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30
bulan, keluarga childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan
ke dua (Friedman, 2010.)
keluarga childbearing adalah keluarga yang menanti kelahiran dimulai dari
kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia
30 bulan atau 2,5 tahun (Setiadi, 2011).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keluarga dengan tahap perkembangan
childbearing adalah tahap perkembangan keluarga yang dimulai ketika kelahiran anak
pertama sampai anak berusia 30 bulan. Tahap kelahiran anak pertama merupakan
transisi peran dari pasangan baru menjadi orang tua, dengan tugas perkembangan
tahap ini yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga yaitu pada perubahan peran.

B. Ciri-Ciri Keluarga
1. Diikat tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Tanggung jawab masing –masing
5. Ada pengambil keputusan
6. Kerjasama
7. Interaksi
8. Tinggal dalam suatu rumah

C. Struktur Keluarga
1. Struktur peran keluarga, formal dan informal
2. Nilai/ norma keluarga, norma yg diyakini oleh keluarga. Berhubungan dengan
kesehatan
3. Pola komunikasi keluarga, bagaimana komunikasi orangtua anak, ayah ibu, &
anggota lain
4. Struktur kekuatan Keluarga, kemampuan Mempengaruhi dan mengendalikan
orang lain untuk kesehatan

D. Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy (1998),
adalah sebagai berikut :
1. Peran ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai
pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peran ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peran anak: Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

E. Tipe Keluarga
1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu,
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga
lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi). Namun,
dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,
pengelompokan tipe keluarga selain kedua keluarga di atas berkembang menjadi:
(Suprajitno, 2004)
3. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk
dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
4. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
5. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
6. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone). Kecendrungan di Indonesia juga
meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan dengan pasangan atau anaknya kelak
jika menikah.
7. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital heterosexual
cohabiting family).
8. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (guy and
lesbian family).

F. Fungsi Keluarga
Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut:
1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement
function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan (the health care function). Keluarga
juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu
untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikan masalah kesehatan (Setyowati, 2008).

G. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi: (Suprajitno, 2004)
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang
seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian orang tua/ keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara
anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat
agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Dalam hal ini termasuk
mengambil keputusan untuk mengobati sendiri.
3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar. Tetapi
keluarga mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh
tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila
keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
H. Tugas Perkembangan
1. Keluarga baru menikah
a. Membina hubungan Intim
b. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social
c. Mendiskusikan rencana punya anak
2. Keluarga dengan anak baru lahir
a. persiapan menjadi orang tua
b. adaptasi keluarga baru , interaksi keluarga, hubungan Seksual
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
a. memenuhi kebutuhan Anggota keluarga : rumah, rasa aman
b. membantu anak untuk bersosialisasi
c. mempertahankan hubungan yg sehat keluarga intern dan luar pembagian
tanggung jawab kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
a. membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar
b. mempertahankan keintiman pasanganmemenuhi kebutuhan yang meningkat
5. Keluarga dengan anak remaja
a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
b. Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga
c. Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan, persiapan perubahan
sistem peran
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
a. Perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended
b. Pertahnakan keintiman pasanagan
c. Membantu anak untuk mandiri sbg keluarga baru penataan kembali peran
orang tua

I. Konsep Perkembangan Kelahiran Anak Pertama


Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan anak, anank-anak usia
prasekolah mengembangkan sikap diri sendiri (konsep diri) dan secara cepat
mengungkapkan diri mereka, seperti tampak menangkap kemampuam bahast secara
cepat. Tugas lain pada masa ini adalah bagaimana cara mengintegrasikan anggota
keluarga yang bari (anak kedua dan ketiga) sementara masih memenuhi kebutuhan
anak yang lebih tua, Pengadaan seorang anak oleh bayi baru lahir secara psikologis
merupakan kejadian traumatik. Persiapan anak-anak menjelang kelahiran seorang
bayi akan membantu memperbaiki situasi, khususnya jika orang tua sensitif dengan
perasaan dan tingkah laku anak yang lebih tua.
Persaingan di kalangan kakak-adik biasanya diungkapkan dengan memukul
atau berhubungan bergaul dengan bayi, tingkah laku regresif atau melakukan
kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian, Cara terbaik menangani persaingan kakak
adik adalah dengan meluangkan waktu setiap hari untuk berhubungan lebih erat
dengan anak yang lebih tua, untuk meyakinkan bahwa ia masih dicintai dan
dikehendaki. Ketika anak mencapai usia pra sekolah, orang tua mulai belajar berpisah
dengan anak-anak ketika mereka mulai masuk ke kelompok bemam, tempat penitipan
anak atau TK. Tahap ini terus berlangsung selama usia prasekolah sampai memasuki
usia sekolah.
Keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi
perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggotanya di sepanjang waktu. Siklus
perkembangan keluarga sebagai komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang
memandang keluarga sebagai suatu sistem. Perkembangan ini terbagi menjadi
beberapa tahap atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluargamemiliki
tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan
sukses.

J. Tahap-tahap perkembangan keluarga “Childbearing”


Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang
dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama yang berbeda dengan anak
keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara
unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap
perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat melalui tahap
tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2
tahun) merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing.
Kehamilan dan kelahiran bayi pertama dipersiapkan Oleh pasangan suami
istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama
memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan
kelahiran bayi, pasangan diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju
pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau istri belum siap menjadi ibu.
Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua, bagaimana orang tua
berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon. Perawat perlu
memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan
kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat dicapai.
Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).
Keluarga menanti kelahiran (Child Bearing), dimulai sejak istri atau ibu mengalami
hamil yang pertama, sampai kelahiran anak dan berlanjut sampai anak berumur 30
bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
1 Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, seksual dan kegiatan)
2 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan panjang
3 Membagi peran dan tanggung jawab
4 Bimbingan orang tuauntuk pertumbuhan dan perkembangan anak
5 Konseling KB post 6 minggu
6 Menata ruang untuk anak
7 Biaya atau dana child bearing
8 Memfasilitasi role learning anggota keluarga
9 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual
dan kegiatan keluarga.
10 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

K. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber
informasi dan tahapan pengkajian dapat menggunakan metode?
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga head to toe.
d. Data sekunder, contoh: hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear dan
sebagainya
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga melipiti:
a. Data umum
1) Identitas kepala keluarga
2) Komposisi kepala keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
5) Suku bangsa
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga
8) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembengan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga
ini.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi),
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular
pada keluarga serta riwayat kebiasaan / gaya hidup yang mempengaruhi
kesehatan.
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah yang meliputi : ukuran rumah (luas rumah), kondisi
dalam dan luar rumah, kebersihan rumah, ventilasi rumah, saluran
pembuangan air limbah, air bersih, pengelolaan sampah, kepemilikan
rumah, kamar mandi / WC, denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat,
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan / kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
bersama, serta perkumpulan yang ada. Sejauh mana keluarga berinteraksi
dengan masyarakat (organisasi sosial yang diikuti oleh anggota keluarga)
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologi
dan dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga serta
cara keluarga memecahkan masalah.
2) Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. Respon keluarga bila
ada anggota keluarga yang mengalami masalah, serta power yang
digunakan keluarga.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing–masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
4) Nilai dan norma keluarga.
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan keluarga.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
dan perilaku, serta bagaimana memperkenalkan anggota anggota keluarga
dengan dunia luar.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan terkait 5 fungsi kesehatan keluarga yaitu
bagaimana keluarga mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat
anggota keluarga, memodifikasi lingkungan, dan memodifikasi
lingkungan. Kondisi perawatan kesehatan ditujukan pada seluruh anggota
keluarga (bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana prevensi /
promosi).
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksikeluarga adalah: Berapa
jumlah anak yang direncakan oleh keluarga , bagaimana keluarga
merencakan jumlah anggota keluarga, adakah penggunaan alat kontrasepsi.
5) Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan stressor jangka panjang
Stesor jangka pendek yaitu stesor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
Sedangkan stesor jangka panjang yaitu stesor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b. Respon keluarga terhadap stress
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
situasi / stesor.
c. Strategi koping yang digunakan
d. Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Menjelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan. Adakah cara keluarga
mengatasi masalah secara maladaptive.
6) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
7) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

Analisa Data dan Skoring


Data senjang (DS dan Etiologi Masalah
DO)
Mayor Keinginan pemenuhan Kesiapan
DS : tugas perkembangan peningkatan menjadi
- Mengekspresikan orang tua
keinginan untuk D.0122
meningkatkan peran
menjadi orang tua
DO :
- Tampak adanya
dukungan emosi dan
peningkatan pada
anak atau anggota
keluarga
Minor
DS :
- Anak atau anggota
keluarga lainnya
mengekspresikan
kepuasan dengan
limgkungan rumah
- Anak atau anggota
keluarga menunjukan
harapan lain
DO :
- Kebutuhan fisik dan
ekonomi anak atau
anggota keluarga
terpenuhi
Mayor Kurang terpapar Defisit pengetahuan
DS : informasi tentang kehamilan
- Menanyakan masalah dan persalinan
yang dihadapi D.0111
DO :
- Menunjukan prilaku
yang tidak sesuai
ajaran
- Menunjukan persepsi
yang keliru terhadap
masalah
Minor
DS : -
DO :
- Menjalani
pemeriksaan yang
tidak tepat
- Menunjang
prilakuberlebihan
Mayor Perubahan fungsi atau Disfungsi seksual
DS : stuktur tokoh D.0069
- Mengungkapkan (kehamilan dan baru
antusias seksual melahirkan)
berubah
- Mengungkapkan
situasi seksual
berubah
- Merasa hubungan
seksual tidak
memuaskan
- Mengungkapkan
peran seksual berubah
- Mengeluhkan hasrat
seksual menurun
- Mengungkapkan
fungsi seksual
berubah
DO : -
Minor
DS :
- Mengungkapkan
ketertarikan pada
pasangan berubah
- Mengeluh hubungan
seksual terbatas
DO :

Skoring
Krtiteria Skor Bobot Skoring
A. sifat masalah 1 Skor X bobot
- aktual 3 Angka tertinggi skor
- risiko 2
-potensial 1
B. kemampuan masalah di 2 Skor X bobot
ubah Angka tertinggi skor
- mudah 2

- sebagian 1

- tidak di dapat 0

C. potensial masalah untuk 1 Skor X bobot


dicegah Angka tertinggi skor
- tinggi 3

- cukup 2

- rendah 1

D. menonjolan masalah 1 Skor X bobot


- segera 2 Angka tertinggi skor
- tidak perlu segera 1
- tidak dirasakan 0

Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas


1. Defisit pengetahuan tentang kehamilan dan melahirkan b.d kurang
terpapar informasi
2. Disfungsi seksual b.d perubahan fungsi atau strukstur tubuh
3. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua b.d keingian pemenuhan

Intervensi keperawatan
1 Defisi pengetahuan tentang kehamilan dan melahirkan
Kriteria hasil :
Prilaku seksual
Tindakan
- Identivikasi pemenuhan ibu tentang kehamilan
- Jadwalkan penkes sesuai kesepakatan
- Jelaskan metode persalinan ibu yang diinginkan
- Anjurkan ibu cukup nutrisi
- Kolaborasi untuk mendeteksi usia ibu hamil
2 Disfungsi seksual
Kriteria hasil :
- Kepuasan berhubungan seksual
- Hasrat seksual meningkat
Tindakan
- Identifikasi tingkat pengetahuan masalah seksual
- Berikan saran yang sesuai kebutuhan pasangan dengan bahasa
yang mudah dipahami
- Informasikan pentingnya memodifikasi pada hubungan seksual
- Kolaborasi dengan spesialis seksologi
3 Kesiapan peningkatan menjadi orang tua
Kriteria :
- Adaptasi keluarga
- Adaptasi persalinan
Tindakan
- Identifikasi tentang kesiapan perawatan bayi
- Motifikasi orang tua untuk berbicara dengan bayi
- Jelaskan kebutuhan nutrisi bayi
- Anjurkan ketrampilan merawat bayi

a. Diagnosa : Kesiapan peningkatan koping keluarga


Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selma 2x tatap muka diharapkan
masalah dapat teratasi
Kriteria hasil : komunikasi antar anggota keluarga, kemampuan memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, dan menambah kehawatiran tentang anggota
keluarganya.
Intervensi :
1. Identifikasi repon emosional terhadap kondisi saat ini
2. Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
3. Informasikan fasilitas keperawatan kesehatan yang tersedia
4. Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu
b. Ketidakmampuan koping keluarga
Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selma 2x tatap muka diharapkan
masalah dapat teratasi
Kriteria hasil : kepuasan terhadap perilaku bantuan anggota keluarga lain,
kemampuan memenuhi kebutuhan anggota keluarga, dan komunikasi antara
anggota keluarga terjalin dengan baik
Intervensi :
1. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
2. Diskusikan perubahan peran yang dialami
3. Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan
sama
c. Koping tidak efektif
Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selma 2x tatap muka diharapkan
masalah dapat teratasi
Kriteria hasil : kemampuan memenuhi peran sesuai usia, perilaku koping
adaptif, dan verbalisasi kemampuan mengatasi masalah.
Intervensi
1. Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu
konflik
2. Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu membuat
pilihan
3. Informasikan alternatif solusi secara jelas
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memfasilitasi
pengambilan keputusan.
d. Penurunan koping keluarga
Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selma 2x tatap muka diharapkan
masalah dapat teratasi
Kriteria hasil : perasaan diabaikan, perilaku mengabaikan anggota keluarga,
dan kepuasan terhadap perilaku bantuan terhadap anggota lain membaik.
Intervensi :
1. Identifikasi beban prognosis secara psikologis
2. Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan
3. Informasikan kemajuan pasien secara berkala
4. Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga, Riset, Teori dan Praktek. Jakarta :
EGC.

Harmoko. (2012). Asuha Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Notoatmodjo, S. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: EGC.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta :

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta: PPNI

PPNI. (2019). Standal Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta: PPNI

Setiadi. (2011).Konsep dan Proses Keperaatan Keluarga. Yogyakarta : EGC.

Setiawati. (2010). Media Pembelajaran Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta : Gala Ilmu


Semesta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai