Anda di halaman 1dari 9

Aspek dan Proses Manajemen Kelas

Disusun Oleh:

Kelompok : 2 (Dua)

Anggota :

Ananda Pertiwi (2019143121)

Utari Nurfitriana (2019143125)

Dimas Permadi (2019143148)

Prodi : PGSD

Kelas : 6D

Matakuliah : Manajemen Kelas

Dosen Pengampu : Nova Pratiwi,M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2022
A. Aspek Manajemen Kelas
Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat kelas,
pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif, dan kreatif (Johnson dan Bany,
1970). Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam manajemen kelas sebagai aspek-
aspek manajemen kelas, seperti ertuang dalam Dirjen Dikdasmen (2000) adalah: (1)
Mengecek kehadiran siswa; (2) mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa, dan
menilai hasil pekerjaan tersebut; (3) Pendistribusian bahandan alat; (4) mengumpulkan
informasi siswa, mencatat data pemeliharaan arsip; (5) menyampaikan materi pelajaran;
dan (6) memberikan tugas.
Sementara itu hal-hal yang perlu diperhatikan pada guru, khusunya guru baru dalam
pertemuan pertama dengan siswa di kelas adalah: (1) ketika bertemu dengan siswa, guru
harus; (a) bersikap tenang dan percaya diri, (b) tidak menunjukkan rasa cemas, muka
masam, atau sikap tidak simpatik; (c)memberikan salam lalu memperkenalkan diri; dan
(d) memberikanformat isisan tentang data pribadi siswa atau guru menyuruh siswa
menulis riwayat hidup secara singkat; (2)guru memberikan tugas kepada siswa
dengantertib dan lancar; (3) mengatur tempat duduk siswa secara tetertib dan teratur; (4)
menentukan tata cara berbicara dan tanya jawab; (5) membuta denah kelas (tempat duduk
siswa); dan (6) bertindak disiplin, baik terhadap siswa maupun terhadap diri sendiri
(DirjenDikdasmen, 1996)
1. Inovasi Pendidikan dalam lingkup kelas
Inovasi kelas menyangkut upaya kepala sekolah untuk menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan diri para guru untuk melakukan tindakan tindakan atau usaha-usaha yang
bersifat kreatif dan inovatif demikian perlu diciptakan di sekolah agar pembaruan
pendidikan dapat muncul dari warga sekolah sebab hal ini akan menumbuhkan sikap dan
daya kreatif warga sekolah.
Kepala Sekolah yang baik selalu mendorong diri dan stafnya mencari dan
menerapkan strategi baru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kepala Sekolah yang baik
membebaskan guru dan staf nya dari belegung rutinitas dan mendorong mereka
melakukan perubahan demikian keefektifan sekolah titik pemimpin yang baik
membudayakan diri dan seluruh stafnya untuk membayangkan masa depan yang inspiratif
dan berjuang untuk mewujudkan nya. kepala sekolah dalam melakukan aspek ini perlu
memperhatikan hal-hal: (1) harus disadari bahwa seluruh yang baru belum tentu lebih baik
dari yang lama; (2) jika mampu menemukan atau menciptakan sesuatu hal atau cara baru,
ia tidak perlu memandang rendah yang lama; dan (3) jika menyangkut hal-hal yang amat
pokok seperti kurikulum nasional, pendekatan belajar mengajar yang baru, dan
sebagainya, maka upaya itu perlu dikonsultasikan kepada pihak-pihak yang berwenang di
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikdasmen, 1996).
Inovasi kelas perlu dilakukan guna menyelesaikan permasalahan atau masalah yang
mungkin muncul dalam mengelola kelas, baik itu masalah yang berasal dari perilaku
siswa, prosedur yang masih belum mapan, atau karena faktor teknis guru harus dapat
berimprovisasi dalam mencari solusi solusi jitu untuk menyelesaikan permasalahan yang
timbul, sehingga pembelajaran tetap dalam berjalan dengan lancar mencapai tujuan dan
siswa mampu mengembangkan kompetensinya.
faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan yaitu:
a. Guru
guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang
sangat berpengaruh dalam proses belajar-mengajar keterlibatan guru dalam
pembaruan pendidikan, mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan
pelaksanaan dan evaluasi nya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan
suatu inovasi pendidikan dalam satu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan
pertama terlibat Karena Guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik sebagai
orang tua, sebagai teman, sebagai motivator dan lain sebagainya.
b. Siswa
siswa sebagai objek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar
karena siswa memegang peran yang sangat dominan peran siswa dalam inovasi
pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa
bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya,
petunjuk, dan bahkan sebagai guru karena itu dalam memperkenalkan inovasi
pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan, sehingga
mereka tidak saja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut tetapi juga
mengurangi resistensi.
c. Kurikulum
kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program
pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran di sekolah karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang
tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah Sehingga dalam
pelaksanaan inovasi pendidikan kurikulum memegang peran yang sama dengan
unsur-unsur lainnya dalam pendidikan tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti
program-program yang ada didalamnya, maka inovasi pendidikan Tidak akan berjalan
sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. D fasilitas-fasilitas, termasuk sarana dan
prasarana pendidikan tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan khususnya
dalam proses belajar mengajar dalam pembaharuan pendidikan tentu saja fasilitas
merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan
tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan
tidak akan berjalan dengan baik.
d. Lingkup sosial dan masyarakat
sekolah dalam menerapkan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung
terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak baik positif maupun
negatif dalam pelaksanaan pembaruan pendidikan masyarakat secara tidak langsung
atau Sengaja maupun tidak terlibat dalam pendidikan sebab apa yang ingin dilakukan
dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama
masyarakat di mana peserta didik itu berasal tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya,
inovasi pendidikan tertentu akan terganggu, bahkan bisa merusak Apabila mereka
Tidak diberitahu atau dilibatkan keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan
sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan
inovasi pendidikan.
2. Permasalahan kelas
Guru dalam mengelola kelas juga tidak lepas dari berbagai permasalahan kelas masalah
manajemen kelas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu satu masalah
individual dan dua masalah kelompok tindakan manajemen kelas yang dilakukan oleh
guru akan efektif manakala ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang
dihadapi munculnya masalah individual didasarkan pada anggapan dasar bahwa semua
tingkah laku individu merupakan upaya mencapai tujuan tertentu yaitu pemenuhan
kebutuhan untuk diterima oleh kelompok untuk mencapai harga diri apabila kebutuhan
kebutuhan itu tidak lagi dapat dipenuhi dengan cara-cara yang wajar maka individu yang
bersangkutan akan berusaha untuk mencapainya dengan cara-cara lain seperti bertindak
dengan cara tidak baik.
Masalah selanjutnya ialah masalah kelompok masalah ini merupakan masalah yang
harus diperhatikan pula dalam manajemen kelas masalah kelompok akan muncul yang
disebabkan oleh tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok masalah-masalah
kelompok yang mungkin muncul dalam manajemen kelas Menurut Johnson dan Bany
(1970) adalah: (1) kelas kurang efektif antaran alasan jenis kelamin suku atau tingkatan
sosial ekonomi (2) penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakati
sebelumnya (3) kelas mereaksi negatif terhadap salah satu seorang anggotanya misalnya
mengajak siswa lain (4) Membombong anggota kelas yang justru melanggar norma
kelompok (5) kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah
dikerjakan (6) semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru (7) kelas
kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru seperti gangguan jadwal atau guru
kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain.
Lebih lanjut Johnson dan Bany (1970) mengemukakan ciri-ciri kelompok dalam kelas
yang sekaligus sebagai variabelnya, yaitu:
a) Kesatuan Kelompok
kesatuan kelompok memegang peran penting dalam mempengaruhi anggotanya
bertingkah laku.
b) Interaksi dan komunikasi
interaksi terjalin dalam komunikasi kalau beberapa orang atau kelompok
mempunyai pendapat tertentu maka terjadilah komunikasi dalam kelompok dan
diteruskan dengan interaksi membahas pendapat tersebut yang senang disertai
dengan emosi yang memperkuat interaksi.
c) Struktur kelompok
struktur informal dalam kelompok dapat mempengaruhi struktur formal beberapa
individu yang mungkin merupakan struktur informal bila selalu ditempatkan pada
posisi yang tinggi Hal ini dapat merusak keakraban kelompok.
d) Tujuan-tujuan kelompok
apabila tujuan tujuan kelompok ditentukan bersama oleh siswa dalam hubungan
tujuan pendidikan maka anggota-anggota kelompok akan bekerja lebih produktif
dalam menyelesaikan tugasnya.
e) Kontrol
hukuman-hukuman yang diciptakan bersama bagi siswa yang melanggar norma
mungkin dapat memperkecil pelanggaran atau makan Tetapi beberapa anak tetap
akan tidak dapat belajar dengan baik.
f) Iklim kelompok
Iklim adalah persepsi seseorang terhadap budaya organisasi iklim kelompok adalah
hasil dari aspek-aspek yang saling berhubungan dalam kelompok atau produk
semua kekuatan dalam kelompok.
3. Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan
kelas merupakan taman belajar bagi siswa kelas adalah tempat bagi para siswa untuk
tumbuh dan berkembangnya potensi intelektual dan emosional. syarat-syarat agar kelas
nyaman dan menyenangkan yaitu;
a) Tata ruang kelas
pada dasarnya sistem pembelajaran yang ada di sekolah sangat tergantung pada
pendekatan atau metode yang digunakan contohnya menceramah, sistem yang
digunakan adalah sistem klasik sedangkan metode eksperimen, diskusi kelompok,
maka sistem yang digunakan adalah nonklasikal dalam penataan ruang kelas
almari kelas dapat diletakkan di samping papan tulis atau di samping meja guru
almari kelas tambahan dapat diletakkan di belakang kelas almari tambang tersebut
akan lebih baik bila terbuat dari kaca dan hal ini akan dipergunakan untuk
menyimpan piagam
b) Menata perabotan kelas
kelas dengan perabotan yang ditata dengan rapi dapat meningkatkan semangat
belajar siswa dan semangat mengajar guru perabotan-perabotan kelas lain ditata
dengan rapi juga harus dijaga kebersihannya.
penataan perabotan yang ada di dalam kelas : (1) penempatan papan tulis tentang
nya diatur tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah sehingga siswa yang duduk
di bagian belakang kelas dapat melihat atau membaca tulisan paling bawah dengan
jelas. (2) meja kursi guru ditempatkan di depan sebelah kanan atau kiri meja para
siswa penempatan ini dimaksud agar pandangan siswa ke papan tulis tidak
terganggu meja kursi guru dapat juga ditempatkan di pinggir kanan atau kiri
tempat duduk para siswa asal tetap tidak mengganggu pandangan siswa ke papan
tulis. (3) meja kursi siswa ditata berbaris kebelakang tiap meja kursi siswa diisi
ditempati dua orang siswa kursi siswa harus cukup sesuai dengan jumlah siswa. (4)
almari kelas dapat ditempatkan di samping papan tulis atau sebelah kiri atau kanan
dinding samping depan sebelah meja kursi guru penempatan almari diatur agar
guru mudah membuka dan menutup almari. (5) jadwal pelajaran ditempatkan atau
ditempel pada tempat yang mudah dilihat (6) papan peresensi ditempatkan di
depan sebelah papan tulis atau dinding samping kanan atau kiri kelas (7) daftar
piket siswa ditempatkan di samping papan absensi (8) kalender pendidikan
ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat kalender ini memuat kegiatan
pendidikan untuk Satu Tahun Lamanya atau tergantung pada kebutuhannya. (9)
gambar lambang Garuda Pancasila presiden dan wakil presiden ditempatkan di
depan kelas di atas papan tulis lambang Garuda Pancasila ditempatkan lebih tinggi
daripada gambar presiden dan wakil presiden gambar Presiden ditempatkan
sebelah kanan lambang Garuda Pancasila dan wakil presiden sebelah kiri lambang
Garuda Pancasila. (10) tempat cuci tangan dan lap tangan ditempatkan di depan
kelas dekat pintu masuk tempat sampah ditempatkan di sudut kelas besar kecilnya
tempat sampah disesuaikan dengan kebutuhan tempat sampah dan terbuat dari seng
atau plastik. (11) sapu dan alat pembersih yang lain harus tersedia di sapu dan alat
pembersih diletakkan di tempat yang tersembunyi penempatan dan pemasangannya
disesuaikan dengan kebutuhan pelajar yang sedang diajarkan (12) gambar dan alat
peraga tersebut ditempelkan di dinding kelas atau disimpan di lemari tempat alat
peraga gambar atau olahraga itu diantaranya gambar para pahlawan, peta, atau
gambar-gambar untuk pelajaran tertentu
B. Proses Manajemen Kelas
Manajemen memiliki tugas tertentu yang harus dilaksanakan dan tugas-tugas itulah
disebut dengan proses atau fungsi manajemen. manajemen merupakan suatu kegiatan,
yang tak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada proses atau fungsi-fungsi
manajemen secara ilmiah seluruh kegiatan manajemen dapat dilihat dari proses atau fungsi
manajemen. Proses manajemen kelas mengacu pada proses atau kegiatan yang dilakukan
oleh guru di kelas, Oleh sebab itu, sekolah perlu membuat sebuah standar operasional
prosedur (SOP) yang dijadikan acuan oleh guru dalam mengelola kelas. (SOP) manajemen
kelas ini dapat direvisi dan diperbarui sesuai dengan situasi, kondisi, dan tuntunan yang
ada dalam pendidikan guru dalam melaksanakan kegiatan manajemen kelas juga harus
mengacu pada fungsi manajemen tersebut. Proses manajemen yang dipandang perlu
dilaksanakan seperti tertuang dalam petunjuk pengelolaan sekolah di sekolah dasar.
1. Perencanaan
Perencanaan dapat dipandang sebagai suatu proses penentuan dan penyusunan rencana
dan program-program kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang secara
terpadu dan sistematis berdasarkan landasan, prinsip-prinsip dasar dan data yang terkait
serta menggunakan sumber-sumber daya lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya dengan demikian, produk perencanaan adalah rencana atau
program yang berorientasi ke masa depan program disusun secara lebih spesifik dan
operasional perencanaan merupakan hal terpenting dari sebuah proses manajemen Karena
tanpa perencanaan harus manajemen lain yakni pengorganisasi, penggerakan, dan
pengawasan tidak akan dapat berjalan.rencana tersebut hendaknya memiliki sifat-sifat
yakn:
a) Rencana harus jelas
kejelasan ini harus terlihat pada tujuan dan sasaran atau target yang hendak
dicapai: jenis dan bentuk tindakan atau kegiatan yang akan dilaksanakan: siapa
pelaksanaannya: prosedur, metode, dan teknik pelaksanaannya: bahan dan
peralatan yang diperlukan: dan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.
b) Rencana harus realistis
Hal ini mengandung arti bahwa; (1) rumusan tujuan, target, atau sasaran harus
mengandung Harap harapan yang memungkinkan dapat dicapai. (2) jenis dan
bentuk kegiatannya harus relevan dengan tujuan dan target atau sasaran yang harus
dicapai. (3) prosedur, metode, dan teknik pelaksanaannya harus relevan dengan
tujuan target atau sasaran yang hendak dicapai serta harus memungkinkan
kegiatan-kegiatan yang telah dipilih dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
(4) sumber daya manusia yang akan melaksanakan kegiatan tersebut harus
memiliki kemampuan kemampuan motivasi serta aspek pribadi. (5) rencana
penggunaan sarana prasarana dan tanah harus sesuai dengan tujuan target atau
sasaran yang hendak dicapai. (6) jadwal kegiatan pelaksanaan harus
memungkinkan kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta sesuai
dengan batas waktu yang telah direncanakan.
c) Rencana harus terpadu
Rencana harus memperlihatkan unsur-unsurnya, baik yang bersifat Insani maupun
non Insani sebagai komponen-komponen yang bergantung satu sama lain,
berinteraksi dan Bergerak bersama secara sinkron ke arah tercapainya tujuan dan
target yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses yang menyangkut perumusan dan rincian pekerjaan
dan tugas serta kegiatan yang berdasarkan struktur organisasi formal kepada orang-orang
yang memiliki kesanggupan dan kemampuan melaksanakannya, sebagai persyaratan bagi
terciptanya kerja sama yang harmonis dan optimal ke arah tercapainya tujuan secara
efektif dan efisien. Pengorganisasian ini meliputi langkah langkah, yaitu (1)
mengidentifikasi tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya; (2)
mengkaji kembali pekerjaan yang telah direncanakan dan merincinya menjadi sejumlah
tugas dan menjabarkannya menjadi sejumlah kegiatan; (3) menentukan personel yang
memiliki kesanggupan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan kegiatan-kegiatan;
(4) memberikan informasi yang jelas kepada guru tentang tugas dan kegiatan yang harus
dilaksanakannya, mengenai waktu dan tempatnya, serta hubungan kerja dengan guru atau
pihak lain yang terkait; dan (5) mengupayakan sarana dan prasarana serta dana yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas dan kegiatan kegiatan tersebut.
3. Menggerakkan
Proses ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk memberikan pengaruh-pengaruh yang
dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya secara
bersama-sama dalam rangka tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Proses ini perlu
dilakukan oleh seorang kepala sekolah, karena: (1) adanya kenyataan bahwa seseorang
akan melakukan sesuatu pekerjaan, tugas atau kegiatan apabila ia terdorong untuk
memenuhi sesuatu kebutuhan; dan (2) sesudah perencanaan dan pengorganisasian
dilakukan, harus ditindaklanjuti dengan pelaksanaan tugas. Proses ini perlu dilakukan
sepanjang proses pelaksanaan pekerjaan dengan memerhatikan ragam dan tingkat
kebutuhan seseorang.
Kepala sekolah dalam rangka melaksanakan fungsi penggerakan ini, dapat
menerapkan beberapa teknik motivasi, yakni: (1) pemberian pujian dan penghargaan; (2)
pemberian kepercayaan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, tugas, atau kegiatan; (3)
pemberian peluang atau kesempatan untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat
kreatif inovatif, (4) pemberian insentif atau imbalan; (5) menciptakan iklim kerja yang
harmonis dan menyenangkan; (6) memberikan teladan yang baik; (7) memberikan
petunjuk atau nasihat; (8) memberikan teguran atau sanksi; (9) menyediakan peralatan dan
bahan yang sesuai dengan tugas dan kegiatan serta sesuai dengan kondisi sekolah; (10)
memberikan layanan yang layak untuk keperluan kenaikan pangkat atau promosi; (11)
memberikan hasil pekerjaan atau kegiatan kepada guru yang bersangkutan sebagai umpan
balik; dan (12) memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan guru.
4. Memberikan Arahan
Mengarahkan (directing) adalah proses manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam
melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan
benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Mengarahkan adalah
memberikan pengarahan dengan petunjuk yang benar, jelas, dan tepat. Pengarahan harus
dilihat dari segi proses dan implementasinya, di mana proses implementasi program agar
dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua
pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktivitas yang tinggi.
Proses ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk memberikan informasi, petunjuk,
dan bimbingan kepada guru yang dipimpinnya agar terhindar dari penyimpangan,
kesulitan, atau kegagalan dalam melaksanakan tugas. Proses ini berlaku sepanjang proses
pelaksanaan program kegiatan. Pelaksanaan proses ini dapat berupa kegiatan kegiatan: (1)
memberikan penjelasan atau petunjuk-petunjuk tentang tugas dan kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh guru; (2) memberikan penjelasan atau petunjuk secara garis besar
tentang cara cara melaksanakan tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap
guru; (3) memberikan gambaran yang jelas tentang cara-cara kerja yang dapat
menghindarkan guru dari penyimpangan, kesulitan, atau kegagalan; (4) membangkitkan
dan membina rasa tanggung jawab moral pada diri setiap guru yang dipimpinnya atas
keberhasilan pekerjaan, tugas, dan kegiatan yang harus dilaksanakannya; dan (5)
memberikan perhatian, peringatan, serta bimbingan pada saat-saat tertentu, terutama
ketika guru yang bersangkutan sedang mengalami kesulitan atau masalah dalam
pelaksanaan tugasnya.
5. Pengoordinasian
Proses ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk menyelaraskan gerak langkah dan me
ara prinsip taat asas (konsistensi) pada setiap dan seluruh guru dalam melaksanakan semua
tugas dan kegiatannya agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah direncanakan.
Hal ini dilakukan kepala sekolah melalui pembinaan kerja sama antarguru dan antara guru
dengan pihak-pihak luar yang terkait. Di samping itu, penyelarasan dan ketaatan pada asas
diupayakan agar fungsi manajemen yang satu dengan yang lain, seluruhnya berorientasi
pada tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsi ini dapat menggunakan sekurang-kurangnya tiga pendekatan,
yaitu (1) pengendalian yang bersifat pencegahan; (2) pengendalian langsung dan (3)
pengendalian yang bersifat perbaikan.
Pengendalian pencegahan dilaksanakan kepala sekolah dengan menitikberatkan pada
usaha-usaha: (1) melakukan perencanaan yang matang; (2) pengorganisasian yang tepat;
(3) pemberian dorongan yang tepat; (4) pemberian pengarahan yang jelas dan terarah; (5)
menciptakan iklim kerja yang sejuk; dan (6) Pengoordinasian yang tepat dan harmonis.
Pengendalian langsung dapat dititikberatkan pada usaha-usaha kepala sekolah untuk: (1)
mengadakan pengamatan yang cermat dan terencana secara sistematis pada setiap tahap
dalam proses pelaksanaan program; (2) mengadakan supervisi pelaksanaan program atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru; (3) memberikan bantuan atau bimbingan segera
kepada guru yang memerlukannya; dan (4) membina disiplin guru secara
berkesinambungan. Pengendalian yang bersifat perbaikan dilaksanakan berdasarkan hasil
evaluasi dan analisis. Dengan demikian, perbaikan ini dilakukan setelah sesuatu tugas atau
kegiatan selesai dilaksanakan.
6. Pengawasan
Pengawasan merupakan suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Pengawasan adalah proses dalam menetapkan
ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan merupakan
proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan, bagaimana pun rumit dan luasnya
organisasi.
Pengawasan dimaksudkan untuk memastikan agar anggota organisasi melaksanakan
apa yang dikehendaki dengan mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi
serta memanfaatkannya untuk mengendalikan organisasi. Pengawasan adalah semua
aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil
aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan. Herujito (2006) berpendapat bahwa
pengawasan (controling) adalah mengamati dan mengalokasikan dengan penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi.Stoner (1995) mengemukakan empat langkah dasar dalam
fungsi pengawasan, yaitu (1) menentukan standar dan metode yang digunakan untuk
mengukur prestasi; (2) mengukur prestasi; (3) menganalisis apakah prestasi kerja
memenuhi syarat; dan (4) mengambil tindakan korektif.
Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan pengawasan lazim dilakukan dengan
tiga tahapan, adalah: (1) menyusun rancangan pengawasan, meliputi tujuan pengawasan;
sasaran/aspek yang akan diawasi; identifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam
proses pengawasan; menentukan pendekatan, teknik, dan instrumen pengawasan;
menentukan waktu dan jadwal pengawasan; dan menghitung biaya yang diperlukan dalam
proses melaksanakan pengawasan; (2) melaksanakan pengawasan; dan (3) menyusun dan
melaporkan hasil pengawasan kepada pihak penyelenggara program.

Anda mungkin juga menyukai