Anda di halaman 1dari 87

PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perencanaan sebuah gedung, khususnya gedung perkantoran bertingkat,


harus memperhatikan beberapa kriteria yang matang dari unsur kekuatan,
kenyamanan, serta aspek ekonomisnya. Kenyamanan yang diinginkanmembutuhkan
tingkat ketelitian dan keamanan yang tinggi dalam perhitungankonstruksinya. Faktor
yang sering sekali mempengaruhi kekuatan konstruksi adalahbeban hidup, beban
mati, beban angin, dan beban gempa. Oleh karena itu, perludisadari bahwa keadaan
atau kondisi lokasi pembangunan gedung bertingkat akanmempengaruhi pula
terhadap kekuatan gempa yang ditimbulkan yang kemudianberakibat pada bangunan
itu sendiri. Indonesia sebagai salah satu daerah rawan gempa, kondisi ini
memberikan pengaruh besar dalam proses perencanaan sebuah gedung di Indonesia.

Maka dari itu membutuhkan suatu solusi untuk memperkecil resiko yang
terjadi akibat gempa, terutama untuk gedung-gedung bertingkat. Dewasa ini sangat
dibutuhkanpara teknokrat sipil yang ahli dalam merencanakan sebuah struktur
bangunanyang tahan gempa. Sehingga perlu bagi para calon teknokrat bangunan
untukmemahami dan berlatih dalam merencanakan struktur gedung tahan
gempa.Komponen struktur gedung itu sendiri terdiri dari pondasi, sloof, kolom,balok,
pelatlantai, dan pelat atap. Masing-masing komponen tersebut harus dihitunguntuk
mengetahui dimensinya sehingga dapat diketahui kuat atau tidak struktur
tersebut.Pada Perencanaan ini ditentukan gedung 3 lantai (SNI 1726-
2013).Sedangkan untuk perhitungan analisis pembebanannya menggunakan software
SAP 2000.

1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang diuraikan pada bagian latar belakang, dapat


disimpulkan rumusan masalah tentang cara merencanakan struktur portal 3 lantai dan
cara menghitung beban padastruktur dan gaya-gaya yang bekerja.

1.3 Tujuan Perencanaan

Tujuan Perencanaan yang ingin dicapai adalah :


1) Merencanakan dimensi portal 3lantai.
2) Menentukan dimensi atap, sloof, kolom, dan balok struktur agar mampumemikul
beban-beban dan gaya-gayayang diberikan.
3) Menentukan jumlah tulangan pada pelat, balok, kolom, sloof dan pondasi.
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

1.4 Manfaat Perencanaan

Perencanaan ini bermanfaat untuk :


1. Sebagai pembelajaran untuk mendesain gedung bertingkat.
2. Sebagai pedoman untuk merencanakan didunia kerja serta mengaplikasikannya
dilapangan kerja.

1.5 Lingkup Perencanaan

1) Struktur gedung yang ditinjau meliputi :


 Pelat atap
 Pelat lantai
 Kolom
 Balok
 Pondasi
 Tangga

2) Struktur balok, kolom dan pelat lantai menggunakan Beton Bertulang.

3) Tinggi kolom direncanakan sebagai berikut :


H1 = 5,0 m
H2 = 4,0 m
H3 = 4,0 m
4) Tebal pelat atap = 110 mm; tebal pelat lantai = 125 mm.

5) Dimensi balok = 300 mm × 450 mm

6) Menggunakanpondasi tiang pancang dengan kedalaman sesuai data N-SPT tanah


yang terlampir.

7) Mutu beton (f’c) = 20MPa ; Baja tulangan (fy) = 400 MPa

8) Portal direncanakan dengan dimensi yang efisien dan tidak boros, kemudian
dihitung kebutuhan (bersih) beton dan baja tulangan.

9) Analisisstruktur menggunakan Software SAP 2000.

10) Peraturan-peraturan yang digunakan pada peraturan yang secara umum


digunakan di Indonesia, antara lain :
 Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang berdasarkan SKSNI T-15-1991-03
Seri 1 (Gideon Jilid 1).
 Pedoman Perencanaan Untuk Rumah dan Gedung tahun 1987 (PPURG’87)
 Standar Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedunng tahun 2012 (SNI – 1726 – 2012).
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (SNI Beton, SNI 1726-
2013).

1.6 Data Umum Pembebanan Pelat

Beban mati bahan bangunan :

Sumber : Pedoman Perencanaan Untuk Rumah dan Gedung tahun 1987 (PPURG 1987)

Beban mati komponen gedung :

Sumber : Pedoman Perencanaan Untuk Rumah dan Gedung tahun 1987 (PPURG 1987)

Beban hidup atap gedung

Sumber : Pedoman Perencanaan Untuk Rumah dan Gedung tahun 1987 (PPURG 1987)
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Beban hidup lantai gedung :

Sumber : Pedoman Perencanaan Untuk Rumah dan Gedung tahun 1987 (PPURG 1987)
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

TABEL CUR I ( GIDEION ) :


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Keterangan : Jika nilai ly/lx diantara 1-3 maka digunakan pelat dua arah,
namun jika ly/lx > 3 maka pelat yang digunakan 1 arah ( Overhang )
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

ANALISA DATA

Data umum gedung:


 Struktur Bangunan = Struktur Beton Bertulang
 Lokasi = Bandung (Wilayah 4)
 Gedung = 3 lantai
Lebar = 10 m
Panjang = 18 m
 Fungsi = Gedung Perkantoran
 F’c = 20 MPa
 Fy = 400 MPa
 DL& LL = Menurut PPUG 83
 Komponen Geser = Tidak ada
 Profil struktur = Kolom 300/300 mm.
= Balok 300/450 mm.
 Jenis Tanah = Sedang

Gambar 1.Tampak Memanjang Gedung


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Gambar 2. Tampak Melintang Gedung

Gambar 3. Denah Gedung


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

1. Menentukan Tebal Plat Lantai

Tebal plat minimum bedasarkan ketentuan pasal 3.2.5. butir 3 sub butir 1 SKSNI T-
15-1991-03. Rumus (3.2-12), (3.2-12), (3.2-13) dan (3.2-14) adalah:

...............................................Pers. 1

...............................................Pers. 2

...............................................Pers. 3

 Tinjau daerah A

fy = 400 MPa = 400 N/mm2 ; Lebar balok = 300 mm


Lx = bentang terpendek dari plat – lebar balok
Ly = bentang terpanjang dari plat – lebar balok
Ln = bentang terpanjang dari plat – lebar balok

Maka:

Ln = 5000 – 300 = 4700 mm


Karena unsur kekakuan αm dalam persamaan tersebut belum diketahui, maka
persamaan yang digunakan adalah persamaan 1:

.
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Sehingga syarat tebal pelat : 108,817 mm ≤ h ≤ 139,259 mm. Maka di ambil


tebal pelat lantai (h) 125 mm. Tebal pelat atap (t) diasumsikan lebih kecil dari pelat
lantai yaitu 110 mm. Dan dimensi balok induk untuk lantai 300 × 450 dicor monolit
(balok T).

2. Penentuan Lebar Manfaat (be)

Tebal pelat lantai atau (h) = 125 mm ; dimensi balok = 30 cm × 45 cm.

be = ×L = × 5000 mm = 1250 mm.

be = bw + 16 (t) = 300 + 16 (125 mm) = 2300 mm.


Maka dipilih yang terkecil, yaitu be = 1250 mm.

3. Penentuan Titik Pusat Berat

Persamaan statis momen terhadap tepi ruas atas:


A(1) = 1250 mm × 125 mm = 156250 mm2
A(2) = 300 mm × 325 mm = 97500 mm2
Atotal = A(1) + A(2)= 156250 mm2 + 97500 mm2 =253750 mm2
X(1) = 1250/2 = 625 mm
X(2) = (300/2) + 475 = 625 mm
Y(1) = 125/2 = 62,5 mm
Y(2) = (325/2) + 125 = 287,5 mm
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Maka :

Ya = 148,95 mm
Yb = 450 – Ya
= 450 – 148,95 = 301,05 mm

4. Momen Inersia Terhadap Sumbu X

Untuk bentang plat :


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Ecb= Ecs

Maka :

5. Kontrol Tebal Plat Yang Diambil

Syarat: 108,817 mm ≤ h ≤ 139,259 mm


 Untuk tebal plat lantai diambil 125 mm dan plat atap 110 mm.

6. Nilai Pembebanan Plat

A. Beban Pelat Atap

1. Beban mati (WD)


Beban sendiri pelat (0,110 × 2400) = 264 kg/m2
Beban penggantung langit-langit (PPUG’83) = 7,00 kg/m2
Beban spesi kedap air 0,02 × 21 kg/m2 perlebar = 0,42 kg/m2
271,42 kg/m2
Beban hidup (WL)
Beban menurut (PPUG,83) = 100 kg/m2
Beban air hujan (menurut ketentuan PPUG,83) = 20,0 kg/m2
120 kg/m2
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

B. Beban Pelat Lantai

1. Beban mati (WD)


Beban sendiri pelat (0,125× 2400) = 300 kg/m2
Beban finising pelat 3cm (0,03 × 24) = 0,72 kg/m2
Beban penggantung langit-langit (PPUG’83) = 7,00 kg/m2
Beban spesi kedap air 0,02 × 21 kg/m2 perlebar = 0,42 kg/m2
308,14 kg/m2
2. Beban hidup (WL)
Beban hidup untuk lantai perkantoran (PPUG’83) = 250 kg/m2

Nilai Wu

1. Nilai Wu untuk atap


Wu = 1,2 × WD + 1,6 × WL
=1,2 × 271,42 + 1,6 × 120
= 325,2 + 192
= 517,2 kg/m2
2. Nilai Wu untuk lantai
Wu = 1,2 × WD + 1,6 × WL
=1,2 × 308,14 + 1,6 × 250
= 369,6 + 400
= 769,6 kg/m2

7. Rencana Denah Penulangan Plat.

A. Penulangan Pelat Atap.


1) Plat A

Lx = 4500 mm Tebal plat (h) = 110 mm fy = 400 MPa


Ly = 5000 mm Selimut Beton (P) = 20 mm f’c = 20 MPa
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

plat 2 arah karena; ≤ 2(SKSNI’91)

Wu = 517,2 kg/m2

Momen-momen yang menentukan:


Mlx = 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = 0,001 517,2 (4,5)229,95 = 313,6 kg.m
Mly = 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = 0,001 517,2 (4,5)223,35 = 244,5 kg.m
Mtx = - 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = - 0,001 517,2 (4,5)257,6 = - 603,2 kg.m
Mty = - 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = - 0,001 517,2 (4,5)252,65 = - 551,4 kg.m
Diameter tulangan utama di asumsikan dalam arah x dan y = øD = ø 10 mm.

ρmin = = = 0,0018

ρmax =  ;β1 = 0,85 (untuk f’c < 30 Mpa)

=  = 0,0162

 Hitungan tulangan.
Tebal pelat ( h ) = 110 mm
Tinggi efektif dx dalam arah x ( P = 20 mm ).
dx = h – penutup – ½ ø dx
= 110 – 20 – ½ · 10 = 85 mm
Tinggi efektif dy dalam arah y (P = 20 mm).
dy = h – penutup – ø dx – ½ dy
= 110 – 20 – 10 – ½ · 10 = 75 mm

1) K = Mpa

ρperlu =

=
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

ρperlu =0,00138< ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Aslx = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0035 1000 85 = 297,5 mm2

Jarak Tulangan =

= 263,86 mm ; terpasang ø10 – 250 mm

2) K = Mpa

Ρperlu = 0,00138 < ρmin = 0,0035<ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Asly = ρmin ∙ b ∙ dy = 0,0035 1000 75 = 262,5 mm2

Jarak Tulangan =

= 299,04 mm ; terpasang ø10 – 250 mm

3) K = Mpa

Ρperlu = 0,00269<ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Astx = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0035 1000  85 = 297,5 mm2

Jarak Tulangan =

= 263,86 mm ; terpasang ø10 – 250 mm

4) K = Mpa

Ρperlu = 0,0032 < ρmin = 0,0035<ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Asty = ρmin ∙ b ∙ dy = 0,0035 1000  75 = 262,5 mm2
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Jarak Tulangan =

= 299,04 mm ; terpasang ø10 – 250 mm

2) Plat B

Lx = 1100 mm Tebal plat (h) = 110 mm


Ly = 4500 mm Selimut Beton (P) = 20 mm
f’c = 20 MPa fy = 400 MPa

(plat 1 arah)

Wu = 517,2 kg/m2
Karena Perbandingan Ly dan Lx >2, maka untuk plat C digunakan perhitungan plat 1
arah. (SKSNI’91)
Maka beban terbagi ratanya adalah:
qu = Wu  Lx
= 517,2 kN/m2 1,10 m
= 568,9 kg/m’
Momen akibat qu:
Mu = 1/8  qu  Lx2
= 1/8  568,9 kg/m  (1,1 m)2
= 86,04 kg.m = 860,4 N.m
Diameter tulangan utama di asumsikan dalam arah x = øD = ø 10 mm.
 Hitungan tulangan.
Tebal pelat ( h ) = 110 mm
Tinggi efektif dx dalam arah x ( penutup 2,0 cm )
dx = h – penutup – ½ ø dx
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

= 110 – 20 – ½ · 10 = 85 mm = 0,085 m.

K = Mpa

Ρperlu = 0,00037 < ρmin = 0,0035<ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Aslx = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0035 1000  85 = 297,5 mm2

Jarak Tulangan =

= 263,86 mm ; terpasang ø10 – 250 mm

3) Plat C

Lx = 1100 mm Tebal plat (h) = 110 mm


Ly = 5000 mm Selimut Beton (P) = 20 mm
f’c = 20 MPa fy = 400 MPa

(plat 1 arah)

Wu = 517,2 kg/m2
Karena Perbandingan Ly dan Lx >2, maka untuk plat C digunakan perhitungan plat 1
arah. (SKSNI’91)
Maka beban terbagi ratanya adalah:
qu = Wu  Lx
= 517,2 kN/m2 1,10 m
= 568,9 kg/m’
Momen akibat qu:
Mu = 1/8  qu  Lx2
= 1/8  568,9 kg/m  (1,1 m)2
= 86,04 kg.m = 860,4 N.m
Diameter tulangan utama di asumsikan dalam arah x = øD = ø 10 mm.
 Hitungan tulangan.
Tebal pelat ( h ) = 110 mm
Tinggi efektif dx dalam arah x ( penutup 2,0 cm )
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

dx = h – penutup – ½ ø dx
= 110 – 20 – ½ · 10 = 85 mm = 0,085 m.

K = Mpa

Ρperlu = 0,00037 < ρmin = 0,0035<ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Asly = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0035 1000  85 = 297,5 mm2

Jarak Tulangan =

= 263,86 mm ; terpasang ø10 – 250 mm


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Tabel 1. Penulangan Plat dua arah

Jarak
Mu K As
Tipe M Ρperlu ρmin ρmax tulangan Terpasang
(kg/m) (Mpa) (mm2)
(mm)
Mlx 313,6 0,543 0,00138 0,0035 0,0162 297,5 263,86 ø10 – 250
Mly 244,5 0,543 0,00138 0,0035 0,0162 262,5 299,04 ø10 – 250
A
Mtx 603,2 1,043 0,00269 0,0035 0,0162 297,5 263,86 ø10 – 250
Mty 551,4 1,225 0,00320 0,0035 0,0162 262,5 299,04 ø10 – 250

Tabel 2.Penulangan plat satu arah.


Jarak
qu Mu K As
Tipe Ρperlu ρmin ρmax tulangan Terpasang
(kg/m) (kg.m) (MPa) (mm2)
(mm)
B 568,9 86,04 155,84 0,00037 0,0035 0,0162 297,5 263,86 ø10 – 250
C 568,9 86,04 155,84 0,00037 0,0035 0,0162 297,5 263,86 ø10 – 250
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Gambar 4. Denah atap


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

lx/4

Ø10 - 250 Ø10 - 250

Ø10 - 250 Ø10 - 250


Ø10 - 250 Ø10 - 250 Ø10 - 250

Ø10 - 250 Ø10 - 250

Ø10 - 250 Ø10 - 250

Ø10 - 250 Ø10 - 250

Ø10 - 250 Ø10 - 250

Ø10 - 250 Ø10 - 250

Ø10 - 250 Ø10 - 250

Ø10 - 250 Ø10 - 250

Ø10 - 250 Ø10 - 250

A A
Ø10 - 250 Ø10 - 250

Ø10 - 250 Ø10 - 250

Ø10 - 250 Ø10 - 250

Gambar 5. Denah Penulangan Plat Atap

Ø10 - 250 Ø10 - 250 Ø10 - 250

Balok Ø10 - 250 Balok Ø10 - 250 Balok

Dinding Dinding Dinding

Gambar 6. Potongan Penulangan Plat Atap


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

B. Penulangan Pelat Lantai.


1) Plat A

Lx = 4500 mm Tebal plat (h) = 125 mm fy = 400 MPa


Ly = 5000 mm Selimut Beton (P) = 20 mm f’c = 20 MPa

plat 2 arah karena; ≤ 2(SKSNI’91)

Wu = 769,6kg/m2

Momen-momen yang menentukan:


Mlx = 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = 0,001 769,6 (4,5)236,05 = 561,82 kg.m
Mly = 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = 0,001 769,6 (4,5)2 28,35 = 441,82 kg.m
Mtx = - 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = - 0,001 769,6 (4,5)276,8 = 1196,88 kg.m
Mty = - 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = - 0,001 769,6 (4,5)2 71,3 = 1111,16kg.m

Mtix = mlx = 561,82 = 280,91 kg.m

Mtiy = mly =  5,196 = 220,91 kg.m

Diameter tulangan utama di asumsikan dalam arah x dan y = øD = ø 10 mm.

ρmin = = = 0,0035

ρmax =  ;β1 = 0,85 (untuk f’c < 30 Mpa)

=  = 0,0162
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

 Hitungan tulangan.
Tebal pelat ( h ) = 125 mm
Tinggi efektif dx dalam arah x ( P = 20 mm ).
dx = h – penutup – ½ ø dx
= 125 – 20 – ½ · 10 = 100 mm = 0,1 m.
Tinggi efektif dy dalam arah y (P = 20 mm).
dy = h – penutup – ø dx – ½ dy

= 125 – 20 – 10 –  10 = 90 mm = 0,090 m.

1) K = Mpa

ρperlu =

ρperlu = 0,00179< ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Aslx = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0035 1000  100 = 350 mm2

Jarak Tulangan =

= 224,28 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

2) K = Mpa

ρperlu = 0,00174< ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Asly = ρmin ∙ b ∙ dy = 0,0035 1000  90 = 315 mm2

Jarak Tulangan =
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

= 249,21 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

3) K = Mpa

ρmin = 0,0035< ρperlu = 0,0039<ρmax = 0,0162 (gunakan ρperlu = 0,0039)


Astx = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0039 1000  100 = 390 mm2

Jarak Tulangan =

= 201,28 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

4) K = Mpa

ρmin = 0,0035< ρperlu = 0,0045<ρmax = 0,0162 (gunakan ρperlu = 0,0045)


Asty = ρmin ∙ b ∙ dy = 0,0045 1000  90 = 405 mm2

Jarak Tulangan =

= 193,83 mm ; terpasang ø10 – 150 mm

5) K = Mpa

ρperlu = 0,00088 < ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)
Astix = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0035 1000  100 = 350 mm2

Jarak Tulangan =

= 224,28 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

6) K = Mpa

ρperlu = 0,00086< ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Astiy = ρmin ∙ b ∙ dy = 0,0035 1000  90 = 315 mm2

Jarak Tulangan =
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

= 249,21 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

2) Plat B.

Lx = 4500 mm Tebal plat (h) = 125 mm fy = 400 MPa


Ly = 5000 mm Selimut Beton (P) = 20 mm f’c = 20 MPa

plat 2 arah karena; ≤ 2(SKSNI’91)

Wu = 769,6kg/m2

Momen-momen yang menentukan:


Mlx = 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = 0,001 769,6 (4,5)232,95 = 513,51 kg.m
Mly = 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = 0,001 769,6 (4,5)2 22,8 = 355,32 kg.m
Mtx = - 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = - 0,001 769,6 (4,5)265,5 = 1020,78 kg.m
Mty = - 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = - 0,001 769,6 (4,5)2 54,55 = 850,13 kg.m

Mtiy = mly = 355,32 = 177,66 kg.m

Diameter tulangan utama di asumsikan dalam arah x dan y = øD = ø 10 mm

ρmin = = = 0,0035

ρmax =  ;β1 = 0,85 (untuk f’c < 30 Mpa)

=  = 0,0162

 Hitungan tulangan.
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Tebal pelat ( h ) = 125 mm


Tinggi efektif dx dalam arah x ( P = 20 mm ).
dx = h – penutup – ½ ø dx
= 125 – 20 – ½ · 10 = 100 mm = 0,1 m.
Tinggi efektif dy dalam arah y (P = 20 mm).
dy = h – penutup – ø dx – ½ dy
= 125 – 20 – 10 – ½ · 10 = 90 mm = 0,090 m.

1) K = Mpa

ρperlu =

ρperlu = 0,00164< ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Aslx = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0035 1000  100 = 350 mm2

Jarak Tulangan =

= 224,28 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

2) K = Mpa

ρperlu = 0,00139< ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Asly = ρmin ∙ b ∙ dy = 0,0035 1000  90 = 315 mm2

Jarak Tulangan =

= 249,21 mm ; terpasang ø10 – 200 mm


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

3) K = Mpa

ρperlu = 0,00332< ρmin = 0,0035<ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Astx = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0035 1000  100 = 350 mm2

Jarak Tulangan =

= 224,28 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

4) K = Mpa

ρperlu = 0,0032 < ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)
Asty = ρmin ∙ b ∙ dy = 0,0035 1000  90 = 315 mm2

Jarak Tulangan =

= 249,21 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

5) K = Mpa

ρperlu = 0,00069< ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Astix = ρmin ∙ b ∙ dy = 0,0035 1000  90 = 315 mm2

Jarak Tulangan =

= 249,21 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

3) Plat C.

C
Lx = 4500 mm Tebal plat (h) = 125 mm fy = 400 MPa
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Ly = 5000 mm Selimut Beton (P) = 20 mm f’c = 20 MPa

plat 2 arah karena; ≤ 2(SKSNI’91)

Wu = 769,6kg/m2

Momen-momen yang menentukan:


Mlx = 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = 0,001 769,6 (4,5)243,4= 676,36 kg.m
Mly = 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = 0,001 769,6 (4,5)2 27,7 = 431,69 kg.m
Mtx = - 0,001 Wu ∙ lx2 ∙ x = - 0,001 769,6 (4,5)294,85 = 1478,18 kg.m

Mtix = mlix = 676,36 = 338,18 kg.m

Mtiy = mliy = 431,69 = 215,84 kg.m

Diameter tulangan utama di asumsikan dalam arah x dan y = øD = ø 10 mm

ρmin = = = 0,0035

ρmax =  ;β1 = 0,85 (untuk f’c < 30 Mpa)

=  = 0,0162

 Hitungan tulangan.
Tebal pelat ( h ) = 125 mm
Tinggi efektif dx dalam arah x ( P = 20 mm ).
dx = h – penutup – ½ ø dx
= 125 – 20 – ½ · 10 = 100 mm = 0,1 m.
Tinggi efektif dy dalam arah y (P = 20 mm).
dy = h – penutup – ø dx – ½ dy
= 125 – 20 – 10 – ½ · 10 = 90 mm = 0,090 m.

1) K = Mpa
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

ρperlu =

ρperlu = 0,00217< ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Aslx = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0035 1000  100 = 350 mm2

Jarak Tulangan =

= 224,28 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

2) K = Mpa

ρperlu = 0,00169< ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Asly = ρmin ∙ b ∙ dy = 0,0035 1000  90 = 315 mm2

Jarak Tulangan =

= 249,21 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

3) K = Mpa

ρmin = 0,0035< ρperlu = 0,0049<ρmax = 0,0162 (gunakan ρperlu = 0,0049)


Astx = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0049 1000  100 = 490 mm2

Jarak Tulangan =

= 160,20 mm ; terpasang ø10 – 150 mm


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

4) K= Mpa

ρperlu = 0,00107< ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Asty = ρmin ∙ b ∙ dx = 0,0035 1000  90 = 315 mm2

Jarak Tulangan =

= 249,21 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

5) K = Mpa

ρperlu = 0,00068< ρmin = 0,0035 <ρmax = 0,0162 (gunakan ρmin = 0,0035)


Astix = ρmin ∙ b ∙ dy = 0,0035 1000  90 = 315 mm2

Jarak Tulangan =

= 249,21 mm ; terpasang ø10 – 200 mm

Tabel 3. Penulangan Pelat Lantai.


Jarak
Jarak
Mu K As Tulangan
Tipe M ρperlu ρmin ρmax Tulangan
(kg/m) (Mpa) (mm2) Terpasang
(mm)
(mm)
Mlx 561,82 0,702 0,00179 0,0035 0,0162 350 224,28 ø10 – 200
Mly 441,82 0,681 0,00174 0,0035 0,0162 315 249,21 ø10 – 200
Mtx 1196,88 1,49 0,0039 0,0035 0,0162 390 201,28 ø10 – 200
A
Mty 1111,16 1,714 0,0045 0,0035 0,0162 405 193,83 ø10 – 150
Mtix 280,91 0,35 0,00088 0,0035 0,0162 350 224,28 ø10 – 200
Mtiy 220,91 0,34 0,00086 0,0035 0,0162 315 249,21 ø10 – 200
Mlx 513,51 0,642 0,00164 0,0035 0,0162 350 224,28 ø10 – 200
Mly 355,32 0,548 0,00139 0,0035 0,0162 315 249,21 ø10 – 200
B Mtx 1020,78 1,276 0,00332 0,0035 0,0162 350 224,28 ø10 – 200
Mty 850,13 1,312 0,0032 0,0035 0,0162 315 249,21 ø10 – 200
Mtiy 177,66 0,274 0,00069 0,0035 0,0162 315 249,21 ø10 – 200
Mlx 676,36 0,845 0,00217 0,0035 0,0162 350 224,28 ø10 – 200
C Mly 431,69 0,666 0,00169 0,0035 0,0162 315 249,21 ø10 – 200
Mtx 1478,18 1,848 0,0049 0,0035 0,0162 490 160,2 ø10 – 150
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Mtix 338,18 0,423 0,00107 0,0035 0,0162 315 249,21 ø10 – 200
Mtiy 215,84 0,27 0,00068 0,0035 0,0162 315 249,21 ø10 – 200

B B
.

B B

A A
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Denah Penulangan Plat Lantai


lx/4

Rencana Ø10 - 200


Tangga
Ø10 - 200

Ø10 - 150

Ø10 - 200 Ø10 - 150

Ø10 - 200 Ø10 - 200

Ø10 - 200 Ø10 - 200

Ø10 - 200 Ø10 - 200

Ø10 - 200 Ø10 - 200

Ø10 -150

Ø10 -150

Ø10 - 200 Ø10 - 200

Potongan Penulangan Plat Lantai

Ø10 - 200

Balok Balok Balok


Ø10 - 200 Ø10 - 200
Dinding Dinding DInding
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

8. Perhitungan Pembebanan Akibat Gempa untuk Gedung 3 Lantai


 Denah Gedung

500 500

450

450

450

450
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

1.1 Beban mati dan beban hidup pada atap dan lantai
Beban mati, DL tambahan pada lantai :
o
Berat partisi = 2,5 kN/m2
o
Berat screed + keramik, plafon, mekanikal, elektrikan = 1,6 kN/m2
Beban hidup, LL pada lantai :
o
Beban occupany = 2,5 kN/m2
Beban mati, DL tambahan pada atap :
o
Beban plafon, mekanikal, elektrikan = 0,5 kN/m2
Beban hidup, LL pada atap :
o
Beban = 1,2 kN/m2

1.2 Penentuan data percepatan pada masing-masing wilayah gempa

Bandung

Tabel 5 Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah
unntuk masing masing Wilayah Gempa Indonesia (SNI-1726-2002) .

Wilayah Percepatan Percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’)


Gempa Puncak batuan Tanah Tanah Tanah lunak Tanah khusus
dasar (‘g’) keras sedang
1 0,03 0,04 0,05 0,08 Diperlukan
2 0,10 0,12 0,15 0,20 evaluasi
3 0,15 0,18 0,23 0,30 khusus
4 0,20 0,24 0,28 0,34 disetiap
5 0,25 0,28 0,32 0,36 lokasi
6 0,30 0,33 0,36 0,38

o
lokasi = Bandung (wilayah 4)dapat dilihat dari gambar wilayah gempa.
o
Jenis tanah = sedang
o
Percepatan puncak batuan dasar (g) = 0,20
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

o
Percepatan puncak muka tanah (Ao) = 0,28

o
Tc = 0,6 det
o
Am = 0,70
o
Ar = 0,42
1.3 Menentukan data kondisi struktur

o
Faktor keutamaan struktur, I = 1,0
(Tabel 1. Pasal 4.7.6 SNI 1726-2002)
o
Faktor reduksi gempa, R = 8,5 (Tabel.3 pasal 1.b)

1.4 Perhitungan berat struktur bangunan per lantai


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

 Atap
(plat atap) = Luas pelat atap Tebal plat  Berat jenis
= (10 18) m2 0,11 m 2400 kg/m3
= 47520 kg = 475,20 kN
(kolom) = [Luas kolom  Tinggi kolom  Berat jenis]  jumlah kolom
= [(0,3 0,3) m2 2,5 m 2400 kg/m3] 15
= 8100 kg = 81 kN
(Dinding) = Volume dinding  Berat Jenis
= (104  2,5  0,15  1700 kg/m3)
= 66300 kg = 663 kN
(Balok) = Volume balok  Berat jenis
= (0,3  0,45 104) m3 2400 kg/m3
= 33696 kg = 336,96 kN
DL tambahan = 0,5 kN/m2 (10  18) m2 = 90 kN
LL tambahan = 30% (1,2 kN/m2 (10  18) m2 = 64,8 kN
Maka totalnya = 475,2 kN+ 81 kN + 663 kN+ 336,96 kN+ 90 kN + 64,8 kN
= 1710,96 kN
 Lantai 3
(plat lantai) = Luas pelat lantai Tebal plat  Berat jenis
=(10  18)m2 0,125 m 2400 kg/m3
= 54000 kg = 540 kN
(kolom) = [Luas kolom  Tinggi kolom  Berat jenis]  jumlah kolom
= [(0,3 0,3) m2 4,5 m 2400 kg/m3] 15
= 14580 kg = 145,8 kN
(Dinding) = Volume dinding  Berat Jenis
= (104  4,5  0,15  1700 kg/m3)
= 119340 kg = 1193,4 kN
(Balok) = Volume balok  Berat jenis
= (0,3  0,45 104) m3 2400 kg/m3
= 33696 kg = 336,96 kN
DL tambahan = 4,1 kN/m2 (10  18) m2 = 738 kN
LL tambahan = 30% (2,5 kN/m2 (10  18) m2 = 135 kN
Maka totalnya = 540 kN+ 145,8 kN+ 1193,4 +336,96 kN + 738 kN + 135 kN
= 3089,16 kN
 Lantai 2
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

(plat lantai) = Luas pelat lantai Tebal plat  Berat jenis


=(10  18) m2 0,125 m 2400 kg/m3
= 54000 kg = 540 kN
(kolom) = [Luas kolom  Tinggi kolom  Berat jenis]  jumlah kolom
= [(0,3 0,3) m2 4 m 2400 kg/m3] 15
= 12960 kg = 129,6 kN
(Dinding) = Volume dinding  Berat Jenis
= (104  4  0,15  1700 kg/m3)
= 106080 kg = 1060,8 kN
(Balok) = Volume balok  Berat jenis
= (0,3  0,45 104) m3 2400 kg/m3
= 33696 kg = 336,96 kN
DL tambahan = 4,1 kN/m2 (10  18) m2 = 738 kN
LL tambahan = 30% (2,5 kN/m2 (10  18) m2 = 135 kN
Maka totalnya = 540 kN+ 129,6 kN+ 1060,8 kN+ 336,9 kN+ 738 kN+ 135kN
= 2940,36 kN

Lantai Tinggi (m) Berat Wx (kN) Wx Hx (kN.m)


Atap 13 1710,96 22242,48
3 8 3089,16 24713,28
2 4 2940,36 11761,44
Jumlah 7740,48 58717,2

1.5 Periode natural (Tc = 0,6)

o
T = 0,0731

= 0,0731  = 0,5

Untuk T ≤ Tc c = Am
Untuk T > Tc c = Ar/T , dimana Ar = Am x Tc = 0,498
Maka, c = 0,70 karena T < Tc
o
Perhitungan Base shear :

kN

1.6 Gaya Gempa yang terjadi :


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

o
Fatap = 241,47 kN
o
Flantai3 = 268,29 kN
o
Flantai2 = 127,68 kN

Dalam desain gedung ini terdapat 5 kolom arah memanjang, maka gaya
yang bekerja pada masing-masing joint dibagi 5.

o
Fatap = 241,47 kN  = 48,29 kN

o
Flantai3 = 268,29 kN  = 53,66 kN

o
Flantai2 = 127,68 kN  = 25,54kN

48,29 kN

53,66 kN

25,54 kN
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

PETA ZONA PERCEPATAN Ss INDONESIA SNI 2012

Lokasi : Bandung (Jawa Barat)

Kesimpulan :Wilayah gempa Bandung berada di posisi ; Dimana posisi percepatan


tanah SS 1,0 – 1,2 g, diambil 1,0 g

PETA ZONA PERCEPATAN S1 INDONESIA SNI 2012


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Kesimpulan :Wilayah gempa Bandung berada di posisi ; Dimana posisi percepatan


tanah S1 0,4 – 0,5 g, diambil 0,4 g

1. Mencari Berat Total Bangunan (Wt)


 LL (Live Load) untuk gedung kantor dikalikan 30% sesuai PPURG 1987
(Lampiran Tabel 6) dan HAKI.


DL (Dead Load) untuk atap diambil = 50kg/m2
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Gambar 2.1 Koefisien reduksi beban hidup gempa

Berikut perhitungan Berat Lantai pada bangunan perkantoran :

Perhitungan berat struktur bangunan per lantai


 Atap
(plat atap) = Luas pelat atap Tebal plat  Berat jenis
= (10  18) m2 0,11 m 2400 kg/m3
= 47520 kg = 475,20 kN
(kolom) = [Luas kolom  Tinggi kolom  Berat jenis]  jumlah kolom
= [(0,3 0,3) m2 2,5 m 2400 kg/m3]  15
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

= 8100 kg = 81 kN
(Dinding) = Volume dinding  Berat Jenis
= (104  2,5  0,15  1700 kg/m3)
= 66300 kg = 663 kN
(Balok) = Volume balok  Berat jenis
= (0,3  0,45 104) m3 2400 kg/m3
= 33696 kg = 336,96 kN
DL tambahan = 0,5 kN/m2 (10  18) m2 = 90 kN
LL tambahan = 30% (1,2 kN/m2 (10  18) m2 = 64,8 kN
Maka totalnya = 475,2 kN + 81 kN + 663 kN + 336,96 kN+ 90 kN + 64,8 kN
= 1710,96 kN
 Lantai 3
(plat lantai) = Luas pelat lantai Tebal plat  Berat jenis
= (10  18) m2 0,125 m 2400 kg/m3
= 54000 kg = 540 kN
(kolom) = [Luas kolom  Tinggi kolom  Berat jenis]  jumlah kolom
= [(0,3 0,3) m2 4,5 m 2400 kg/m3]  15
= 14580 kg = 145,8 kN
(Dinding) = Volume dinding  Berat Jenis
= (104  4,5  0,15  1700 kg/m3)
= 119340 kg = 1193,4 kN
(Balok) = Volume balok  Berat jenis
= (0,3  0,45 104) m3 2400 kg/m3
= 33696 kg = 336,96 kN
DL tambahan = 4,1 kN/m2 (10  18) m2 = 738 kN
LL tambahan = 30% (2,5 kN/m2 (10  18) m2 = 135 kN
Maka totalnya = 540 kN+ 145,8 kN + 1193,4 +336,96 kN + 738 kN + 135 kN
= 3089,16 kN
 Lantai 2
(plat lantai) = Luas pelat lantai Tebal plat  Berat jenis
= (10  18) m2 0,125 m 2400 kg/m3
= 54000 kg = 540 kN
(kolom) = [Luas kolom  Tinggi kolom  Berat jenis]  jumlah kolom
= [(0,3 0,3) m2 4 m 2400 kg/m3]  15
= 12960 kg = 129,6 kN
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

(Dinding) = Volume dinding  Berat Jenis


= (104  4  0,15  1700 kg/m3)
= 106080 kg = 1060,8 kN
(Balok) = Volume balok  Berat jenis
= (0,3  0,45 104) m3 2400 kg/m3
= 33696 kg = 336,96 kN
DL tambahan = 4,1 kN/m2 (10  18) m2 = 738 kN
LL tambahan = 30% (2,5 kN/m2 (10  18) m2 = 135 kN
Maka totalnya = 540 kN+ 129,6 kN+ 1060,8 kN+ 336,9 kN+ 738 kN+ 135kN
= 2940,36 kN

Lantai Tinggi (m) Berat Wx (kN) Wx Hx (kN.m)


Atap 13 1710,96 22242,48
3 8 3089,16 24713,28
2 4 2940,36 11761,44
Jumlah 7740,48 58717,2

1) Beban Geser Rencana berdasarkan situs : (SNI 2012 Gempa)

atau V = Cs . W

Dimana :

Cs = Koefisien respon seismik


W = Berat struktur efektif / berat total seismic bangunan struktur
R = Faktor Modifikasi Gempa
V = Gaya lateral Ekuivalen

SDS = . Fa .SS ……………………………………………SNI 2012

SD1 = . Fv .S1
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Dimana : Ss = 1,0 – 1,2 diambil 1,0


Fa = 1,1 ( Untuk situs tanah sedang )
S1 = 0,4 - 0,5 diambil 0,4
Fv = 1,6 ( Untuk situs tanah sedang )
a) Perhitungan Parameter Respon Spektral Periode Pendek

SDS =  1,1 1,0

= 0,67 Kategori Desain Dberdasarkan tabel yang tertera dibawah.


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Sumber : RSNI- Gempa 1726-2012

b) Perhitungan SD1 ( Parameter respon spektral periode 1 detik )

SD1 =  1,6 0,4

= 0,43

Sumber : RSNI-Gempa 1726-2012

c) Perhitungan Periode Puncak Getar Fundamental


Ta = Ct . Hnx…………………………………………Hal 55 SNI 2012

= 0.0466 x 130.90 = 0,469

Dimana: Ta = Periode Puncak Getar Fundamental


Ct = Koefisien tertera pada Tabel di bawah ini ( 0,0466 )
x = Koefisien tertera pada Tabel di bawah ini ( 0,90 )
H = Tinggi Bangunan Total

Gambar 2.3 Nilai Koefisien Ct dan x


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

d) Perhitungan Periode TS

Ts = ……………………………………….... SNI Gempa 2012 hal 23

Ts = = 0,642

Syarat : Ta = Ct . Hnx ≤ 0,8 . Tsg

= 0,469 ≤ 0,8 . 0,642

= 0,469 ≤ 0,514 ………………………………..(OK)

e) Perhitungan Periode T

T = C . H3/4
= 0,0731 . (13)3/4
= 0,50

Dimana : C = 0,0731 untuk Beton Bertulang


C = 0,0488 untuk Struktur Lain Dinding Geser
C =0,0853 untuk Struktur Baja ( SNI Gempa 2002 )

f) Perhitungan Koefisien Seismik Geser

Cs = ≤

Dari Tabel diperoleh nilai : R = 8, Ωg = 3 dan Cbd = 5,5, Ie = 1 ( Kantor )

Cs = ≤

Cs = 0,084≤0,108 ……………………(OK)
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Sumber : SNI Gempa 2012 Ie( Faktor Keutamaan ) hal 15

Sumber : SNI Gempa 1726-2012 hal. 36

g) Perhitungan Beban Geser Rencana


Di halaman sebelumnya telah diterangkan rumus untuk menghitung nilai
beban geser rencana :

V= W= 7740,48

= 777,918kN
Keterangan :
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

h) Perhitungan gaya-gaya ekuivalen Lateral SNI - 2012

, dimana : Wi = Berat Lantai di titik yang ditinjau

Gaya gaya di masing-masing lantai 1, 2, dan 3

Lantai Tinggi (m) Berat Wx (kN) Wx Hx (kN.m)


Atap 13 1710,96 22242,48
3 8 3089,16 24713,28
2 4 2940,36 11761,44
Jumlah 7740,48 58717,2

Fatap = × 777,918 = 294,681kN

F3 = × 777,918= 327,415kN

F2 = × 777,918 = 155,822kN

58,94 kN
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

65,48 kN

31,16 kN

GAYA-GAYA MAKSIMUM POSITIF UNTUK KOLOM


Station Output P V2 M3
Frame Case Type
(m) Case (KN) (KN) (KN-m)
1 4 Kolom Combination -35.050 46.154 104.441
2 4 Kolom Combination -36.992 31.208 80.227
3 5 Kolom Combination -18.921 14.032 54.038
4 4 Kolom Combination -178.916 45.957 104.170
5 4 Kolom Combination -127.639 30.438 87.753
6 5 Kolom Combination -59.412 12.833 59.766
7 4 Kolom Combination -164.775 46.006 104.236
8 4 Kolom Combination -118.914 30.497 87.858
9 5 Kolom Combination -54.355 12.822 59.935
10 4 Kolom Combination -178.916 45.957 104.170
11 4 Kolom Combination -127.639 30.438 87.753
12 5 Kolom Combination -59.412 12.833 59.766
13 4 Kolom Combination -35.206 46.154 104.441
14 4 Kolom Combination -37.036 31.208 80.227
15 5 Kolom Combination -18.913 14.032 54.038
16 4 Kolom Combination -168.334 58.168 120.303
17 4 Kolom Combination -124.890 52.101 104.898
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

18 5 Kolom Combination -61.502 23.955 61.527


19 4 Kolom Combination -482.193 58.762 121.090
20 4 Kolom Combination -312.862 53.138 106.878
21 5 Kolom Combination -146.146 24.314 62.237
22 4 Kolom Combination -465.180 58.768 121.100
23 4 Kolom Combination -303.408 53.149 106.902
24 5 Kolom Combination -140.178 24.322 62.255
25 4 Kolom Combination -482.193 58.762 121.090
26 4 Kolom Combination -312.862 53.138 106.878
27 5 Kolom Combination -146.146 24.314 62.237
28 4 Kolom Combination -168.538 58.168 120.303
29 4 Kolom Combination -124.942 52.101 104.898
30 5 Kolom Combination -61.488 23.955 61.527
31 4 Kolom Combination -35.050 49.779 109.192
32 4 Kolom Combination -36.992 38.613 74.329
33 5 Kolom Combination -18.921 20.060 46.244
34 4 Kolom Combination -178.981 51.828 111.912
35 4 Kolom Combination -127.654 42.468 82.179
36 5 Kolom Combination -59.406 22.363 52.041
37 4 Kolom Combination -164.819 51.846 111.937
38 4 Kolom Combination -118.927 42.515 82.263
39 5 Kolom Combination -54.354 22.424 52.178
40 4 Kolom Combination -178.981 51.828 111.912
41 4 Kolom Combination -127.654 42.468 82.179
42 5 Kolom Combination -59.406 22.363 52.041
43 4 Kolom Combination -35.206 49.779 109.192
44 4 Kolom Combination -37.036 38.613 74.329
45 5 Kolom Combination -18.913 20.060 46.244
GAYA-GAYA MAKSIMUM NEGATIF UNTUK KOLOM
Station Output P V2 M3
Frame Case Type
(m) Case (KN) (KN) (KN-m)
1 4 Kolom Combination -273.639 -49.829 -109.305
2 4 Kolom Combination -161.615 -38.661 -74.415
3 5 Kolom Combination -63.811 -20.051 -46.216
4 4 Kolom Combination -411.008 -51.857 -111.979
5 4 Kolom Combination -250.566 -42.496 -82.229
6 5 Kolom Combination -103.762 -22.358 -52.026
7 4 Kolom Combination -392.716 -51.875 -112.003
8 4 Kolom Combination -240.189 -42.543 -82.315
9 5 Kolom Combination -98.491 -22.420 -52.163
10 4 Kolom Combination -411.008 -51.857 -111.979
11 4 Kolom Combination -250.566 -42.496 -82.229
12 5 Kolom Combination -103.762 -22.358 -52.026
13 4 Kolom Combination -273.483 -49.829 -109.305
14 4 Kolom Combination -161.571 -38.661 -74.415
15 5 Kolom Combination -63.819 -20.051 -46.216
16 4 Kolom Combination -423.777 -58.168 -120.303
17 4 Kolom Combination -257.113 -52.101 -104.898
18 5 Kolom Combination -107.873 -23.955 -61.527
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

19 4 Kolom Combination -650.766 -58.762 -121.090


20 4 Kolom Combination -412.300 -53.138 -106.878
21 5 Kolom Combination -180.557 -24.314 -62.237
22 4 Kolom Combination -624.617 -58.768 -121.100
23 4 Kolom Combination -398.911 -53.149 -106.902
24 5 Kolom Combination -174.600 -24.322 -62.255
25 4 Kolom Combination -650.766 -58.762 -121.090
26 4 Kolom Combination -412.300 -53.138 -106.878
27 5 Kolom Combination -180.557 -24.314 -62.237
28 4 Kolom Combination -423.572 -58.168 -120.303
29 4 Kolom Combination -257.061 -52.101 -104.898
30 5 Kolom Combination -107.886 -23.955 -61.527
31 4 Kolom Combination -273.639 -46.104 -104.328
32 4 Kolom Combination -161.615 -31.161 -80.125
33 5 Kolom Combination -63.811 -14.041 -54.055
34 4 Kolom Combination -410.943 -45.927 -104.104
35 4 Kolom Combination -250.551 -30.410 -87.694
36 5 Kolom Combination -103.768 -12.838 -59.774
37 4 Kolom Combination -392.671 -45.977 -104.170
38 4 Kolom Combination -240.176 -30.469 -87.798
39 5 Kolom Combination -98.492 -12.826 -59.943
40 4 Kolom Combination -410.943 -45.927 -104.104
41 4 Kolom Combination -250.551 -30.410 -87.694
42 5 Kolom Combination -103.768 -12.838 -59.774
43 4 Kolom Combination -273.483 -46.104 -104.328
44 4 Kolom Combination -161.571 -31.161 -80.125
45 5 Kolom Combination -63.819 -14.041 -54.055
GAYA-GAYA MAKSIMUM POSITIF UNTUK BALOK
Station Output P V2 M3
Frame Case Type
(m) Case (KN) (KN) (KN-m)
46 5 Balok Combination 14.922 72.663 127.728
47 5 Balok Combination 35.587 59.193 90.002
48 5 Balok Combination 30.356 36.177 38.368
49 5 Balok Combination 11.089 66.855 127.577
50 5 Balok Combination 16.242 54.882 89.937
51 5 Balok Combination 13.570 29.796 38.382
52 5 Balok Combination 11.963 86.445 114.643
53 5 Balok Combination 25.128 72.109 77.804
54 5 Balok Combination 21.066 46.700 39.039
55 5 Balok Combination 8.536 77.916 114.556
56 5 Balok Combination 9.709 66.294 77.766
57 5 Balok Combination 7.417 38.436 39.043
58 5 Balok Combination 11.947 85.474 115.079
59 5 Balok Combination 25.101 71.658 78.244
60 5 Balok Combination 21.007 46.421 39.383
61 5 Balok Combination 8.504 77.390 114.995
62 5 Balok Combination 9.672 66.024 78.207
63 5 Balok Combination 7.351 38.139 39.387
64 5 Balok Combination 11.963 86.445 114.643
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

65 5 Balok Combination 25.128 72.109 77.804


66 5 Balok Combination 21.066 46.700 39.039
67 5 Balok Combination 8.536 77.916 114.556
68 5 Balok Combination 9.709 66.294 77.766
69 5 Balok Combination 7.417 38.436 39.043
70 5 Balok Combination 14.922 72.663 127.728
71 5 Balok Combination 35.587 59.193 90.002
72 5 Balok Combination 30.356 36.177 38.368
73 5 Balok Combination 11.089 66.855 127.577
74 5 Balok Combination 12.980 54.882 89.937
75 5 Balok Combination 11.061 29.796 38.382
76 4.5 Balok Combination 30.675 87.926 122.369
77 4.5 Balok Combination 68.804 72.164 83.115
78 4.5 Balok Combination 61.075 41.366 36.732
79 4.5 Balok Combination 11.049 68.689 64.051
80 4.5 Balok Combination 22.725 59.351 41.323
81 4.5 Balok Combination 21.089 33.534 14.742
82 4.5 Balok Combination 9.053 69.902 64.038
83 4.5 Balok Combination 17.149 59.663 41.312
84 4.5 Balok Combination 15.290 33.977 14.740
85 4.5 Balok Combination 12.036 81.417 122.002
86 4.5 Balok Combination 11.941 66.936 82.951
87 4.5 Balok Combination 10.081 34.848 36.756
88 4.5 Balok Combination 23.942 108.605 106.456
89 4.5 Balok Combination 49.940 92.300 69.610
90 4.5 Balok Combination 44.324 56.062 40.733
91 4.5 Balok Combination 8.796 89.299 45.010
92 4.5 Balok Combination 18.739 79.702 33.487
93 4.5 Balok Combination 17.545 48.171 18.621
94 4.5 Balok Combination 6.598 90.924 45.005
95 4.5 Balok Combination 14.048 79.905 33.485
96 4.5 Balok Combination 12.614 48.273 18.621
97 4.5 Balok Combination 9.599 98.618 106.212
98 4.5 Balok Combination 9.023 84.678 69.519
99 4.5 Balok Combination 6.742 47.048 40.741
100 4.5 Balok Combination 30.675 87.926 122.369
101 4.5 Balok Combination 68.804 72.164 83.115
102 4.5 Balok Combination 61.075 41.366 36.732
103 4.5 Balok Combination 11.049 68.689 64.051
104 4.5 Balok Combination 22.725 59.351 41.323
105 4.5 Balok Combination 21.089 33.534 14.742
106 4.5 Balok Combination 9.053 69.902 64.038
107 4.5 Balok Combination 17.149 59.663 41.312
108 4.5 Balok Combination 15.290 33.977 14.740
109 4.5 Balok Combination 12.036 81.417 122.002
110 4.5 Balok Combination 11.941 66.936 82.951
111 4.5 Balok Combination 10.081 34.848 36.756
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

GAYA-GAYA MAKSIMUM NEGATIF UNTUK BALOK


Station Output P V2 M3
Frame Case Type
(m) Case (KN) (KN) (KN-m)
46 5 Balok Combination -12.475 -66.906 -144.111
47 5 Balok Combination -36.450 -54.904 -110.063
48 5 Balok Combination -34.427 -29.791 -48.657
49 5 Balok Combination -8.642 -72.620 -143.960
50 5 Balok Combination -16.479 -59.175 -109.998
51 5 Balok Combination -15.476 -36.181 -48.667
52 5 Balok Combination -8.686 -77.946 -143.438
53 5 Balok Combination -26.462 -66.306 -112.460
54 5 Balok Combination -26.337 -38.434 -56.595
55 5 Balok Combination -5.259 -86.422 -143.351
56 5 Balok Combination -11.043 -72.099 -112.422
57 5 Balok Combination -12.688 -46.702 -56.601
58 5 Balok Combination -8.665 -77.419 -142.659
59 5 Balok Combination -26.388 -66.037 -111.841
60 5 Balok Combination -26.308 -38.137 -56.590
61 5 Balok Combination -5.222 -85.452 -142.576
62 5 Balok Combination -10.959 -71.648 -111.803
63 5 Balok Combination -12.653 -46.423 -56.595
64 5 Balok Combination -8.686 -77.946 -143.438
65 5 Balok Combination -26.462 -66.306 -112.460
66 5 Balok Combination -26.337 -38.434 -56.595
67 5 Balok Combination -5.259 -86.422 -143.351
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

68 5 Balok Combination -11.043 -72.099 -112.422


69 5 Balok Combination -12.688 -46.702 -56.601
70 5 Balok Combination -12.475 -66.906 -144.111
71 5 Balok Combination -36.450 -54.904 -110.063
72 5 Balok Combination -34.427 -29.791 -48.657
73 5 Balok Combination -8.642 -72.620 -143.960
74 5 Balok Combination -13.843 -59.175 -109.998
75 5 Balok Combination -15.131 -36.181 -48.667
76 4.5 Balok Combination -27.354 -81.554 -143.925
77 4.5 Balok Combination -70.661 -66.997 -108.151
78 4.5 Balok Combination -65.935 -34.837 -47.285
79 4.5 Balok Combination -9.338 -69.916 -109.643
80 4.5 Balok Combination -23.550 -59.673 -88.536
81 4.5 Balok Combination -23.719 -33.980 -43.895
82 4.5 Balok Combination -7.334 -68.681 -109.630
83 4.5 Balok Combination -17.961 -59.344 -88.525
84 4.5 Balok Combination -17.918 -33.531 -43.885
85 4.5 Balok Combination -8.715 -87.802 -143.557
86 4.5 Balok Combination -13.798 -72.108 -107.987
87 4.5 Balok Combination -14.941 -41.376 -47.300
88 4.5 Balok Combination -19.652 -98.710 -144.839
89 4.5 Balok Combination -52.393 -84.720 -112.435
90 4.5 Balok Combination -50.544 -47.042 -57.141
91 4.5 Balok Combination -7.636 -90.940 -121.359
92 4.5 Balok Combination -19.340 -79.914 -101.611
93 4.5 Balok Combination -19.344 -48.275 -55.158
94 4.5 Balok Combination -5.455 -89.295 -121.351
95 4.5 Balok Combination -14.555 -79.698 -101.603
96 4.5 Balok Combination -14.403 -48.168 -55.153
97 4.5 Balok Combination -5.309 -108.522 -144.596
98 4.5 Balok Combination -11.475 -92.262 -112.324
99 4.5 Balok Combination -12.962 -56.068 -57.152
100 4.5 Balok Combination -27.354 -81.554 -143.925
101 4.5 Balok Combination -70.661 -66.997 -108.151
102 4.5 Balok Combination -65.935 -34.837 -47.285
103 4.5 Balok Combination -9.338 -69.916 -109.643
104 4.5 Balok Combination -23.550 -59.673 -88.536
105 4.5 Balok Combination -23.719 -33.980 -43.895
106 4.5 Balok Combination -7.334 -68.681 -109.630
107 4.5 Balok Combination -17.961 -59.344 -88.525
108 4.5 Balok Combination -17.918 -33.531 -43.885
109 4.5 Balok Combination -8.715 -87.802 -143.557
110 4.5 Balok Combination -13.798 -72.108 -107.987
111 4.5 Balok Combination -14.941 -41.376 -47.300
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

9. Penulangan Balok dan Kolom Arah Melintangdan Memanjang

9.1 Perhitungan Balok

o
Data Pembebanan

Momen Maksimum Beban Geser Maks.


(kN.m) (kN.m)
Jenis Balok
Mu+ Mu–
Vu+
(Lapangan) (Tumpuan)
Balok melintang 160,408 179,19 103,542
(5,5 m) Frame 46 Frame 46 Frame 76
Balok memanjang 158,672 178,714 124,997
(4,5 m) Frame 100 Frame 100 Frame 88

o
Data Balok
Kuat tekan beton, f’c = 15 MPa
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Untuk f’c ≤ 30 MPa, β1 = 0,85


Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa
Tegangan leleh baja untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
Lebar balok, b = 300 mm
Tinggi balok, h = 450 mm
Diameter tulangan utama, D = 16 mm
Diameter sengkang, P = 10 mm
Tebal selimut beton, ts = 50 mm
Faktor reduksi kekuatan lentur, ϕ = 0,80
Faktor reduksi kekuatan geser, ϕ = 0,60

1) Balok Melintang (5,5 m)


o
Diketahui :
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu+ = 160,408 kNm
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu– = 179,190 kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 103,542 kN

URAIAN PERHITUNGAN
ρmin = 1,4/fy = 0,0035
ρbalance = (0,85 × β1 × f’c/fy) × (600/600 + fy) = 0,0163
ρmaks = 0,75 × ρbalance = 0,0163
Rmaks = ρmaks × fy [1 – ½ × 0,75 × ρbalance × fy/0,85 × f’c)] = 3,944
ds = ts + P + D/2 = 68,00 mm
ns = (b – 2 ds)/(25 + D) = 4,00
Jumlah tulangan dalam satu baris = 4 buah
a. Tulangan Momen Positif (Lapangan)
Mn = Mu/ϕ = 200,510 kNm
ds = ts + P + D/2 = 68,00 mm
d= h – ds = 382,00 mm
Rn = Mn×10 /b × d2 =
6
4,580 OK!
ρperlu = (0,85 × f’c/fy) × [1 – √1 – (2Rn/0,85 × f’c)] = 0,0150
As = ρ×b×d= 1714,68 mm2
As1 = /4 × D2 = 201,06 mm2
n= As/As1 = 8,528
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Digunakan tulangan 9 D 16
As* = As1 × n = 1809,56 mm2
a= As* × fy/0,85 × f’c × b = 189,235 mm
Mn = As* × fy (d – a/2) × 10-6 = 208,014 kNm
ϕ × Mn = 166,411 kNm
ϕ × Mn > Mu+ → OK!
b. Tulangan Momen Negatif (Tumpuan)
Mn = Mu/ϕ = 223,988 kNm
ds = ts + P + D/2 = 68,00 mm
d= h – ds = 382,00 mm
Rn = Mn×106/b × d2 = 51,117 OK!
ρperlu = (0,85 × f’c/fy) × [1 – √1 – (2Rn/0,85 × f’c)] = 0,0157
As = ρ × b × d = 2029,89 mm2
As1 = /4 × D2 = 201,06 mm2
n= As/As1 = 10,10
Digunakan tulangan 11 D 16
As* = As1 × n = 2211,68 mm2
a= As* × fy/0,85 × f’c × b = 231,287 mm
Mn = As* × fy (d – a/2) × 10-6 = 235,638 kNm
ϕ × Mn = 180,109 kNm
(180,109 > 179,190 ) ϕ × Mn > Mu– → OK!
c. Tulangan Geser
Vc = 1/6 √f’c × b × d × 10-3 = 73,975 kN
ϕ × Vc = 44,384 kN
ϕ × Vc < Vu, maka dipakai tulangan geser
ϕ × Vs = Vu – (ϕ × Vc) = 59,158 kN
Vs = Vu – (ϕ × Vc)/ϕ = 98,596 kN
Av = /4 × P =
2
78,54 mm2
s= Av × fy × d/Vs × 103 = 73,03 mm
smax = d/2 = 191,00 mm
Digunakan tulangan P 10 – 100 mm
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Potongan Balok Melintang (Tulangan Lapangan)

Potongan Balok Melintang (Tulangan Tumpuan)


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Tulangan Tumpuan
D 16 Sengkang Ø 10 - 200

Sengkang Ø 10 - 100
Tulangan Lapangan
D 16
5000

Tulangan Geser Balok Melintang 5 m

2) Balok Memanjang (4,5 m)


o
Diketahui :
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu+ = 158,672 kNm
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu– = 178,714 kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 124,997 kN

URAIAN PERHITUNGAN
ρmin = 1,4/fy = 0,0035
ρbalance = ((0,85 × β1 × f’c)/fy) × (600/(600 + fy)) = 0,0163
ρmaks = 0,75 × ρbalance = 0,0163
Rmaks = ρmaks × fy [1 – ½ × 0,75 × ρb × fy/(0,85 × f’c)] = 3,944
ds = ts + P + D/2 = 68,00 Mm
ns = (b – 2ds)/(25 + D) = 4,00
Jumlah tulangan dalam satu baris = 4 buah
x= 33,33 Mm
y= D + 25 = 41,00 Mm
a. Tulangan Momen Positif (Lapangan)
Mn = Mu/ϕ = 198,340 kNm
ds = ts + P + D/2 = 68,00 Mm
d= h – ds = 382,00 Mm
Rn = Mn×10 /b × d =
6 2
4,531 OK!
ρperlu = (0,85 × f’c/fy) × [1 – √1 – (2Rn/0,85 × f’c)] = 0,0147
As = ρ × b × d = 1688,56 mm2
As1 = /4 × D2 = 201,06 mm2
n= As/As1 = 8,396
Digunakan tulangan 9 D 16
As* = As1 × n = 1809,56 mm2
a= As* × fy/0,85 × f’c × b = 189,235 Mm
Mn = As* × fy (d – a/2) × 10-6 = 208,014 kNm
ϕ × Mn = 164,155 kNm
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

( 164 ,155 > 158,672 ) ϕ × Mn > Mu+ → OK!


b. Tulangan Momen Negatif (Tumpuan)
Mn = Mu/ϕ = 223,393 kNm
ds = ts + P + D/2 = 68,00 Mm
d= h – ds = 382,00 Mm
Rn = Mn×10 /b × d =
6 2
5,103 OK!
ρperlu = (0,85 × f’c/fy) × [1 – √1 – (2Rn/0,85 × f’c)] = 0,0176
As = ρ × b × d = 2021,15 mm2
As1 = /4 × D2 = 201,06 mm2
n= As/As1 = 10,05
Digunakan tulangan 11 D 16
As* = As1 × n = 2211,68 mm2
a= As* × fy/0,85 × f’c × b = 231,926 Mm
Mn = As* × fy (d – a/2) × 10-6 = 235,136 kNm
ϕ × Mn = 188,511 kNm
( 180,109 > 178,714 ) ϕ × Mn > Mu– → OK!
c. Tulangan Geser
Vc = 1/6 √f’c × b × d × 10-3 = 73,974 kN
ϕ × Vc = 51,251 kN
ϕ × Vc < Vu, maka dipakai tulangan geser
ϕ × Vs = Vu – (ϕ × Vc) = 80,613 kN
Vs = Vu – (ϕ × Vc)/ϕ = 134,351 kN
Av = /4 × P2 = 78,54 mm2
s= Av × fy × d/Vs × 103 = 53,59 Mm
smax = d/2 = 191,00 Mm
Digunakan tulangan P 10 – 50 mm
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Potongan Balok Memanjang (Tulangan Lapangan)

Potongan Balok Memanjang (Tulangan Tumpuan)


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Tulangan Tumpuan
D 16 Sengkang Ø 10 - 100

Sengkang Ø 10 - 50
Tulangan Lapangan
D 16
4500

Tulangan Geser Balok Memanjang 4,5 m

9.2 Perhitungan Kolom

o
Data Pembebanan

Mu Maks. Pu Maks. Vu Maks.


Jenis Kolom
(kN.m) (kN) (kN)
Kolom 84,997 189,636 23,098
h = 4,0 m Frame 42 Frame 27 Frame 39
Kolom 114,467 440,100 50,426
h = 4,5 m Frame 23 Frame 26 Frame 23
Kolom 160,570 704,496 57,228
h = 5,5 m Frame 22 Frame 25 Frame 22
o
Data Kolom
Kuat tekan beton, f’c = 15 MPa
Tegangan leleh baja, fy = 400 MPa
Tegangan leleh baja untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Lebar kolom, b = 300 mm


Tinggi kolom, h = 300 mm
Tebal selimut beton, ts = 50 mm
Diameter sengkang, P = 10 mm
Faktor reduksi kekuatan geser, ϕ = 0,60

1) Kolom, h = 4 m
o
Diketahui :
Momen rencana akibat beban terfaktor, Mu = 84,997 kNm
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 189,636 kN
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 23,098 kN

URAIAN PERHITUNGAN
a. Perhitungan Kolom
x= (b – 2ts – 2P/2) – D/2 = 78,00 Mm
Agr = b×h= 90000 mm2
d1 = b – D/2 – P – ts = 228,00 Mm
d2 = b – x – d3 = 150,00 Mm
d3 = ts + P + D/2 = 72,00 Mm
ϕ = 0,65
(Pu/(ϕ × Agr × 0,85 × f’c)) ×103= 0,654
e= (Mu/Pu) × 103 = 448,21 Mm
e/h = 0,620
(Pu/ϕ × Agr × 0,85 × f’c) × (e/h) = 0,41
r = 0,05
ß = 0,8
ρ= r×ß= 0,0260
As total = ρ × Agr = 2340 mm2
Asumsi jumlah tulangan, n = 8
As = As total/n = 292,5 mm2
D= √As × 4/ = 19,30 Mm
Digunakan 8 D 22 mm
As* = /4 × D2 = 380,13 mm2
As* total = As × n = 3041,06 mm2
Pn = (Pu/ϕ × Agr × 0,85 × f’c) × (0,85 × f’c × Agr) × 10–3 = 1001,178 kN
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

ϕ × Pn = 189,636 kN
ϕ × Pn = Pu → OK!
b. Tulangan Geser
d’ = ts + P + ½ D = 71,00 Mm
d= h – d’ = 229,00 Mm
Vc = 1/6 √f’c × b × d × 10 =
–3
51,21 kN
ϕ × Vc = 30,72 kN
ϕ × Vc < Vu, maka dipakai tulangan geser
ϕ × Vs = Vu – (ϕ × Vc) = 80,613 kN
Vs = Vu – (ϕ × Vc)/ϕ = 134,351 kN
Av = /4 × P2 = 78,54 mm2
s= Av × fy × d/Vs × 103 = 53,59 Mm
smax = d/2 = 191,00 Mm
Digunakan tulangan P 10 – 100 mm
Perhitungan Kekakuan Kolom
o
Diketahui :
Mutu beton, f’c = 15 MPa
Mutu baja, fy = 400 MPa
Lebar kolom, b = 300 mm
Tinggi kolom, h = 300 mm
Panjang kolom, ln = 4000 mm
Lebar balok, b = 300 mm
Tinggi balok, h = 450 mm
Panjang balok memanjang, ln = 4500 mm
Panjang balok melintang, ln = 5500 mm

URAIAN PERHITUNGAN
Ec = 4700 × √f’c = 21019 MPa
βd = 1,2 DL/ (1,2 DL + 1,6 LL) = 0,480
I kolom = 1/12 × b × h = 675000000 mm4
3

I balok = 1/12 × b × h3 = 2278125000 mm4


EI kolom = (0,7 × Ec × I kolom) / (1 + βd) = 6,710
EI balok = (0,7 × Ec × Ibalok) / (1 + βd) = 22,648
GB = 1, karena jepit – jepit
GA = (EI / lnkolom) / (EI / lnbalok) = 0,407
Gm = (GA + GB)/ 2 = 0,703
r= √Ikolom/A = 86,603 Mm
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Berdasarkan nomogram diatas, diperoleh nilai k = 0,725

M1 = 84,997
M2 = 51,533
k × ln/ r = 0,033
34 – 12 (M1/M2) = 36,28
k × ln/ r < 34 – 12 (M1/M2) < 40 → Faktor kelangsingan tidak diperlukan

Diagram interaksi untuk kolom, h = 4 m


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

300

b= 300 mm Sengkang Ø 10 mm
h= 300 mm
Tulangan Utama
8 D 22 300
8 D 24
f'c = 15 MPa
fy = 400 MPa
Pu Mu 50
(kN) (kNm) 78
189,636 84,997 50
Penulangan Kolom h = 4,0

2) Kolom, h = 4,5 m
o
Diketahui :
Momen rencana akibat beban terfaktor, Mu = 114,467 kNm
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 440,1 kN
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 50,426 kN

URAIAN PERHITUNGAN
a. Perhitungan Kolom
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

x= (b – 2ts – 2P/2) – D/2 = 82,00 Mm


Agr = b×h= 90000 mm2
d1 = b – D/2 – P – ts = 232,00 Mm
d2 = b – x – d3 = 150,00 Mm
d3 = ts + P + D/2 = 68,00 Mm
ϕ = 0,65
(Pu/ϕ × Agr × 0,85 × f’c) × 103= 0,182
e= (Mu/Pu) × 103 = 260,09 Mm
e/h = 0,867
(Pu/ϕ × Agr × 0,85 × f’c) × (e/h) = 0384
r = 0,04
ß = 0,8
ρ= r×ß= 0,0260
As total = ρ × Agr = 2340 mm2
Asumsi jumlah tulangan, n = 8
As = As total/n = 292,5 mm2
D= √As × 4/ = 21,41 Mm
Digunakan 8 D 22 mm
As* = /4 × D2 = 380,13 mm2
As* total = As × n = 3041,06 mm2
Pn = (Pu/ϕ × Agr × 0,85 × f’c) × (0,85 × f’c × Agr) × 10–3 = 677,077 kN
ϕ × Pn = 440,100 kN
ϕ × Pn = Pu → OK!
b. Tulangan Geser
d’ = ts + P + ½ D = 71,00 Mm
d= h – d’ = 229,00 Mm
Vc = 1/6 √f’c × b × d × 10 =
–3
51,21 kN
ϕ × Vc = 30,72 kN
ϕ × Vc < Vu, maka dipakai tulangan geser
ϕ × Vs = Vu – (ϕ × Vc) = 1970 kN
Vs = Vu – (ϕ × Vc)/ϕ = 3284 kN
Av = /4 × P =
2
78,54 mm2
s= Av × fy × d/Vs × 103 = 219,09 Mm
smax = d/2 = 114,00 Mm
Digunakan tulangan P 10 – 100 mm

Perhitungan Kekakuan Kolom


o
Diketahui :
Mutu beton, f’c = 15 MPa
Mutu baja, fy = 400 MPa
Lebar kolom, b = 300 mm
Tinggi kolom, h = 300 mm
Panjang kolom, ln = 4500 mm
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Lebar balok, b = 300 mm


Tinggi balok, h = 450 mm
Panjang balok memanjang, ln = 4500 mm
Panjang balok melintang, ln = 5500 mm

URAIAN PERHITUNGAN
Ec = 4700 × √f’c = 21019
βd = 1,2 DL/ (1,2 DL + 1,6 LL) = 0,480
I kolom = 1/12 × b × h = 675000000
3

I balok = 1/12 × b × h3 = 2278125000


EI kolom = (0,7 × Ec × I kolom) / (1 + βd) = 6,710
EI balok = (0,7 × Ec × Ibalok) / (1 + βd) = 22,648
GB = 1, karena jepit – jepit
GA = (EI / lnkolom) / (EI / lnbalok) = 0,362
Gm = (GA + GB)/ 2 = 0,681
r= √Ikolom/A = 86,603 Mm

Berdasarkan nomogram diatas, diperoleh nilai k = 0,720

M1 = 114,467
M2 = 114,467
k × ln/ r = 0,037
34 – 12 (M1/M2) = 22,00
k × ln/ r < 34 – 12 (M1/M2) < 40 → Faktor kelangsingan tidak diperlukan

Diagram interaksi untuk kolom, h = 4,5 m


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

300
b= 300 mm
h= 300 mm Sengkang Ø 10 mm
8 D 22
Tulangan Utama Penulangan Kolom h = 4,5
f'c = 15 MPa 300m
8 D 24
fy = 400 MPa
Pu Mu
(kN) (kNm) 50
440,100 114,467 3) Kolom, h = 5,5 m 78
o
Diketahui : 50

Momen rencana akibat beban terfaktor, Mu = 160,57 kNm


Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 704,496 kN
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 57,228 kN

URAIAN PERHITUNGAN
a. Perhitungan Kolom
x= (b – 2ts – 2P/2) – D/2 = 82,00 Mm
Agr = b×h= 90000 mm2
d1 = b – D/2 – P – ts = 232,00 Mm
d2 = b – x – d3 = 150,00 Mm
d3 = ts + P + D/2 = 68,00 Mm
ϕ = 0,65
(Pu/ϕ × Agr × 0,85 × f’c) × 103= 0,182
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

e= (Mu/Pu) × 103 = 227,92 Mm


e/h = 0,760
(Pu/ϕ × Agr × 0,85 × f’c) × (e/h) = 0,538
r = 0,06
ß = 0,8
ρ= r×ß= 0,0480
As total = ρ × Agr = 4320 mm2
Asumsi jumlah tulangan, n = 8
As = As total/n = 540 mm2
D= √As × 4/ = 26,22 Mm
Digunakan 8 D 22 mm
As* = /4 × D2 = 380,13 mm2
As* total = As × n = 3041,06 mm2
Pn = (Pu/ϕ × Agr × 0,85 × f’c) × (0,85 × f’c × Agr) × 10–3 = 1083,840 kN
ϕ × Pn = 740,496 kN
ϕ × Pn = Pu → OK!
b. Tulangan Geser
d’ = ts + P + ½ D = 71,00 Mm
d= h – d’ = 229,00 Mm
Vc = 1/6 √f’c × b × d × 10 =
–3
51,21 kN
ϕ × Vc = 30,72 kN
ϕ × Vc < Vu, maka dipakai tulangan geser
ϕ × Vs = Vu – (ϕ × Vc) = 26,50 kN
Vs = Vu – (ϕ × Vc)/ϕ = 44,17 kN
Av = /4 × P2 = 78,54 mm2
s= Av × fy × d/Vs × 103 = 162,86 Mm
smax = d/2 = 114,50 Mm
Digunakan tulangan P 10 – 100 mm
Perhitungan Kekakuan Kolom
o
Diketahui :
Mutu beton, f’c = 15 MPa
Mutu baja, fy = 400 MPa
Lebar kolom, b = 300 mm
Tinggi kolom, h = 300 mm
Panjang kolom, ln = 5500 mm
Lebar balok, b = 300 mm
Tinggi balok, h = 450 mm
Panjang balok memanjang, ln = 4500 mm
Panjang balok melintang, ln = 5500 mm

URAIAN PERHITUNGAN
Ec = 4700 × √f’c = 21019
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

βd = 1,2 DL/ (1,2 DL + 1,6 LL) = 0,480


I kolom = 1/12 × b × h = 675000000
3

I balok = 1/12 × b × h3 = 2278125000


EI kolom = (0,7 × Ec × I kolom) / (1 + βd) = 6,710
EI balok = (0,7 × Ec × Ibalok) / (1 + βd) = 22,648
GB = 1, karena jepit – jepit
GA = (EI / lnkolom) / (EI / lnbalok) = 0,298
Gm = (GA + GB)/ 2 = 0,649
r= √Ikolom/A = 86,603 Mm

Berdasarkan nomogram diatas, diperoleh nilai k = 0,700

M1 = 160,57
M2 = 160,57
k × ln/ r = 0,044
34 – 12 (M1/M2) = 22,00
k × ln/ r < 34 – 12 (M1/M2) < 40 → Faktor kelangsingan tidak diperlukan

Diagram interaksi untuk kolom, h = 5,5 m


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

b= 300 mm
300
h= 300 mm
8 D 22
f'c = 15 MPa Sengkang Ø 10 mm
fy = 400 MPa
Tulangan Utama
Pu Mu 300
8 D 24
(kN) (kNm)
704,496 160,570
50

78
50

Penulangan Kolom h = 5,5 m

10. Perhitungan Pondasi

o
Diketahui :
Kuat tekan beton, f’c = 15 MPa
Untuk f’c ≤ 30 MPa, β1 = 0,85
Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa
Panjang kolom, b = 400mm
Lebar kolom, h = 400 mm
Diameter tulangan, D = 19 mm
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Tebal selimut beton, P = 50 mm


Faktor reduksi kekuatan lentur, ϕ = 0,80
Faktor reduksi kekuatangeser, ϕ = 0,60
Kedalaman pondasi, Df = 2000 mm
Tegangan izin tanah, σ = 1,5 kg/cm2 = 0,15 MPa
Beban aksial akibat beban terfaktor, Pu = 650,766 kN
Momenrencana akibat beban terfaktor, Mu = 121,100 kN.m

URAIAN PERHITUNGAN
a. Menentukan Tebal Pelat Pondasi (h)
Ac = h × [4 (2h + b)] = h × [4 (2h + 400)]
= h × (8h + 1600)
= 8 h2 + 1600 h
Pu/Ac ≤ Vc = Pu/Ac ≤ 1/6 √f’c = (650766/ 8 h2 + 1600 h) ≤ 1/6 √15
5,96 h2 + 1192,57 h ≥ 650766
5,96 h2 + 1192,57 h – 650766 ≥ 0

h=

h1 = 245,2 mm
Maka diperoleh tebal pelat pondasi = 250 mm
b. Menentukan Lebar Pondasi (B = L)

M/W + Pu/A ≤ σizin tanah = + ≤ 0,15

+ ≤ 0,15

121100000 + 108461 B ≤ 0,025 B3


0,025 B3 – 108461 B ≤ 121100000
B × (0,025 B2 – 108461) ≤ 121100000
B1 = 121100000
0,025 B2 ≥ 108461

B≥

B= 2082,89 mm
Maka diperoleh lebar pondasi = 2100 mm
c. Tegangan Tanah yang Terjadi
e= Mu/Pu = 186,09 mm
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

q netto maks = (Pu/L2) × (1 + 6e/L) = 0,226 MPa


q netto min = (Pu/L2) × (1 – 6e/L) = 0,069 MPa
σ= (Mu × y)/I = 0,078 MPa
d. Pengaruh Gaya Geser Terhadap Tapak Pondasi
# Aksi Satu Arah
d= h – P – D/2 = 340,50 mm
qc = ½ (q netto maks+ q netto min) = 0,148 MPa
qv1 = qc+ [(½ c1 + d)/ (½ L)] = 0,662 MPa
Vu1 = (½ (q netto maks+ qv1)× (½ L – ½ c1 + d) L) × 10-3 = 287802,073 N
Vc = 1/6 √f’c ×B× d = 532966,802 N
ϕ × Vc = 319780,081 N
ϕ × Vc >Vu1 OK!
# Aksi Dua Arah
b0 = [2(c1 + d)] + [2 (c2 + d)] = 2962,00 mm
qv2 = qc + [(½ c1 + ½ d)/ ½ L] × (qnetto maks– qc) = 0,175 MPa
Vu2 = [½ (q netto maks + qc) × (½ L) × L] – [½ (qv2 + qc) × ½ (c + d) × (c + d)] = 367632,247 N
Vc1 = 0,6 [1/6 (1+2βc) × √f'c × b0× d] = 1353126,573 N
Vc2 = 0,6 (1/3× √f'c × b0× d) = 902084,382 N
Dipilih Vc yang terkecil diantara Vc1 dan Vc2 = 902084,382 N
ϕ × Vc = 541250,629 N
ϕ × Vc >Vu2 OK!
d. Tulangan Lentur Pondasi
# Momen Rencana
l= (½ Bypondasi) –(½ by kolom) = 850,00 mm
qm = ½ (qc + qv2) = 0,161 MPa
Wu = ½ (q netto maks + qm) × L = 406,794 N/mm
Mu = ½ × Wu × l = 146954357,894 N.mm
2

# Tulangan yang Digunakan


Rn = Mu/ϕ × B × d2 = 0,622
ρbalance = (0,85 × β1 × f’c/fy) × (600/600 + fy) = 0,0217
ρmin = 1,4/fy = 0,0035
ρmaks = 0,75 × ρbalance = 0,0163
ρperlu= (0,85 × f’c/fy) × [1 – √1 – (2Rn/0,85 × f’c)] = 0,0016
ρperlu<ρmin <ρmaks
As = ρmin × B × d = 2502,68 mm2
As1 = /4 × D2 = 283,53 mm2
n= As/As1 = 8,83 = 9 bh
As* = n × As1 = 2551,76 mm2
s= (/4 × D2 × B)/As= 237,91 mm
Digunakan tulangan 9 D 19 – 200 mm
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

11. Perencanaan Tangga


Bentuk tangga yang dipakai adalah tangga dengan tipe K, sketsa tangga tersebut
sebagai berikut:
2,00 m

1,00 m
2,00 m

0,15 m

1,00 m

3,00 m 1,00 m 3,00 m 1,00 m


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

a. GambarSkets Tangga Type K dan Denah Tangga

A. Data teknis tangga



Mutu beton (f’c) = 20 MPa

Mutu baja (fy) = 400 MPa

Tinggi lantai = 400 cm

Selisih / elevasi lantai (Tl) = 200 cm

Tinggi pijakan (O, optrede) = 20 cm

Lebar pijakan (A, antrede) = 30 cm

Kemiringan tangga (α) = 2/3 = 0,667  arc tg 0,667 = 33,7o

Lebar bordes = 100 cm

Lebar tangga = 100 cm

Tebal selimut beton (p) = 4 cm

Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (PPIUG


’83), diperoleh:

Berat 1 anak tangga (P):

P = ½ . A . O . b . beton = ½ . 0,20 . 0,30 . 1 . 24 = 0,72 kN

Jumlah anak tangga permeter = 100 cm/30 cm = 3 anak tangga.

B. Pembebanan dan penulangan tangga


Panjang tangga sisi miring (L):

0,3 m

0,2 m

3,61 m

2,00 m

33,7°

3,00 m 1,00 m
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

b. GambarSkets Rencana Ukuran Tangga

Tebal plat minimum dan maksimum menurut SKSNI T-15-1991-03

Maka diambil tebal plat tangga (ht) = 130 mm.

a. Pembebanan Tangga
1. Beban mati (WD)

Berat sendiri plat = 0,13 m  24 kN/m3 = 3,12 kN/m2

Berat anak tangga = 0,20 m  24 kN/m3 = 4,80 kN/m2

Berat spesi kedap air: 2 x 21 kg/cm2 = 0,42 kN/m2 +
WD = 8,34 kN/m2

2. Beban hidup (WL)


Berdasarkan Peraturan Muatan Indonesia (PMI)–1970. Beban hidup (W L)
untuk tangga pada bangunan ruko adalah WL = 3,00 kN/m2.

3. Beban berfaktor WU adalah:

WU = 1,2 . WD + 1,6 . WL = 14,81 kN/m2


= 1,2 . (8,34) + 1,6 . (3) qU = 14,81 kN/m2 x L
= 10,01 + 4,8 = 14,81 kN/m2 x 3 m
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

= 44,43 kN/m

4. Perhitungan momen
 Momen lapangan (MU):

 Momen jepit tak terduga (MU):

b. Perencanaan Penulangan Plat Tangga


Tebal plat (h) = 130 mm
Diameter tulangan utama D = 14 mm
Selimut beton (P) = 30 mm
f'’c = 20 MPa ; fy = 400 MPa
d = h – P – ½ . D = 130 – 30 – ½  14 = 93 mm

1. Untuk momen lapangan

ρmin = = = 0,0035

ρanalisa = = Ø.  . Fy [ 1 - 0,588 .  . ]

= = 0,8    400000 [ 1 - 0,588    ]

5778,70 = 320000  - 3763200 2


= 3763200 2 - 320000  + 5778,70
Gunakan rumus a,b,c :

1,2 =

1,2 =
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

analisa = = 0,059

ρmax = 0,75  ρbalance

= 0,75  

= 0,75  

= 0,0162
ρmin < ρmax < ρanalisa (gunakan ρmax = 0,0162)

As = ρana ∙ b ∙ d = 0,0162  1000  93 = 1506,6 mm2

AsØ14 =  d2

=  3,14  142 = 153,86

Jumlah tulangan = = = 9,79 btg

As = 1538,6 mm2 ; 10 Ø14 – 100 mm


2. Tulangan bagi tangga diambil 20 % dari As
= 20 %  1506,6 = 301,32 mm2

= = = 3,84 btg

As = 314 mm2 ; 4 Ø10

C. Pembebanan dan Penulangan Bordes


a. Pembebanan Bordes
1. Beban mati pada bordes (WD)

Berat sendiri plat = 0,12 m  24 kN/m3 = 2,88 kN/m2

Berat finishing bordes 3 cm = 0,03  21 kN/m2 = 0,63 kN/m2 +
WD = 3,51 kN/m2
2. Beban hidup (WL)
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Berdasarkan Peraturan Muatan Indonesia (PMI) – 1970. Beban hidup (WL)


untuk tangga pada bangunan ruko adalah WL = 3,00 kN/m2.

3. Beban berfaktor (WU)

WU = 1,2 . WD + 1,6 . WL
= 1,2 . (3,51) + 1,6 . (3) qU = 9,01 kN/m2 x L
= 4,21 + 4,8 = 9,01 kN/m2 x 1 m
= 9,01 kN/m2 = 9,01 kN/m

4. Perhitungan momen ultimate (MU)


 Momen lapangan (MU):

 Momen jepit tak terduga (MU):

b. Perencanaan Penulangan Bordes


Tebal plat (h) = 120 mm
Diameter tulangan utama D = 14 mm
Selimut beton (P) = 30 mm
f'’c = 20 MPa ; fy = 400 MPa
d = h – P – ½ . D = 120 – 30 – ½ . 14 = 83 mm

1. Untuk momen lapangan

ρmin = = = 0,0035

ρanalisa = = Ø.  . Fy [ 1 - 0,588 .  . ]

= = 0,8    400000 [ 1 - 0,588    ]

163,45 = 320000  - 3763200 2


= 3763200 2 - 320000  + 163,45
Gunakan rumus a,b,c :
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

1,2 =

1,2 =

analisa = = 0,084

ρmax = 0,75  ρbalance

= 0,75  

= 0,75  

= 0,0162
ρmin < ρmax < ρanalisa (gunakan ρmax = 0,0162)
As = ρana ∙ b ∙ d = 0,0162  1000  83 = 1344,6 mm2

AsØ14 =  d2

=  3,14  142 = 153,86

Jumlah tulangan = = = 8,74 btg

As = 1384,74 mm2 ; 9 Ø14 - 100

2. Tulangan bagi tangga diambil 20 % dari As


= 20 %  1384,74 = 276,95 mm2

= = = 3,53 btg

As = 314 mm2 ; 4 Ø10


D. Perencanaan Fondasi Tangga
WUtangga = 16,836 kN/m2 ; (L) = 3,00 m
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

WUbordes = 13,08 kN/m2 ; , (L) = 2,15 m


MUtangga = ½ . qU . l2 = ½ . 37,08 . (3)2 = 166,86 kN.m
MUbordes = ½ . qU . l2 = ½ . 13,08 . (2,15)2 = 30,23 kN.m +
MUtotal = 197,10 kN.m

PUtangga =

PUbordes =

Maka nilai PUtotal = 222,48 kN + 40,31 kN = 262,80 kN.


Dimana akan direncanakan fondasi setempat bujur sangkar dengan data-data sebagai
berikut:
-
Beban aksial (PU) = 262,80 kN = 262 800 N
-
Momen Lentur (MU) = 197,10 kN = 197 100 000 N.mm
-
Tegangan izin tanah (qa) = 1,90 kg/cm2 = 0,19 MPa
-
Kedalaman fondasi (Df) = 2,00 m
1. Menentukan ukuran rencana fondasi
a. Hitungan beban total
Estimasi beban tambahan berat jenis tanah () = 18 kN/m3 dan tebal tapak
diasumsikan 450 mm dengan (beton) = 24 kN/m3 .
-
Beban tanah timbun = 2000 mm x 0,000018 N/mm3 =0,036 N/mm2
-
Beban telapak =450 mm x 0,000024 N/mm3 = 0,011 N/mm2 +
= 0,047 N/mm2
qnetto = qa – q = 0,19 – 0,047 = 0,143 N/mm2

b. Perhitungan luas perlu


Eksentrisitas (e) = Mu/Pu = 197,10/262,80 = 0,75 m = 750 mm

Dengan cara Metode Try and Error diperoleh nilai L = 2323,24 mm.
Dalam hal ini diambil fondasi berbentuk bujur sangkar dengan panjang
masing-masing adalah 2350 mm.
c. Hitungan tegangan tanah yang terjadi
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Maksimum q1netto = 0,1390 MPa


Maksimum q2netto = - 0,0440 MPa

2. Menentukan tebal telapak fondasi menurut kriteria geser


Tebal asumsi telapak fondasi (h) = 450 mm
Selimut beton di asumsikan : P = 75 mm
Asumsi diameter tulangan utama : D = 19 mm
Tinggi efektif d adalah:
d = h – penutup – ½ D = 450 mm – 75 mm – ½ .19 = 365,5 mm

a. Aksi Satu – Arah


qc = ½ . (q1 netto + q2 netto) = ½ . (0,1390 + (-0,0440)) = 0,0475 MPa

qv1 =

Vu1 = ½ . (q1 netto + qv1) . (½ . L - ½ . c1 + d) . L


= ½ . (0,1390 + 0,0840) . [½ . (2350) - ½ . (200 + 365,5)] . (2350)
= 0,1115 . 892,25 . 2350 = 251 700 N

Tegangan geser nominal:

 . Vc = 0,60 . 715 771 N = 429 462,6 N > Vu1 = 251 700 N


Kekuatan geser rencana ( Vc) lebih besar dari pada gaya geser Vu1,
dengan demikian tebal telapak pondasi yang direncanakan mampu menahan gaya
geser pada aksi satu arah (Vu1).

b. Aksi Dua – Arah


PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Tegangan geser pada bidang kritis geser pons ABCD yang terletak pada
jarak d/2 dari muka kolom dihitung dengan menggunakan bidang kritis b0
dan dengan distribusi tegangan trapesium.
Keliling bidang geser kritis ABCD:
b0 = 2.(c1 + d) + 2.(c2 + d) = 2.(200 + 365,5) + 2.(200 + 365,5) = 2262
mm.

Vu2 = [ ½ ( q1net + qc ) · ( ½ · L) · L] – [ ½ · ( qv2 + qc ) . ½( c + d ) · (c +


d)]
= [ ½ · (0,1390 + 0,0475) · (½ · 2350) · 2350 ] - [ ½ · (0,070 +
0,0475) . ½ (200 + 365,5) · (200 + 365,5) ]

= 257 486,563 – 9 394 = 248 092,563 N.

Menurut SKSNI T15-1991-03 harga kekuatan geser (Vc) adalah:

Dan,

Dengan demikian harga Vc yang diambil adalah harga yang terkecil di


antara keduanya yaitu: Vc = 826 761 N.

 Vc = 0,6 . 826 761 N = 496 057 N > Vu2 = 248 092,563 N … Ok!

Harga kuat geser rencana ( Vc) lebih besar dari pada gaya geser V u2 dengan
demikian tebal tapak pondasi yang direncanakan mampu menahan gaya geser dua –
arah maupun satu – arah.
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

3. Desain tulangan lentur fondasi


a. Hitungan momen rencana
Penampang kritis untuk lentur adalah pada muka kolom. Lengan momen
dari muka kolom adalah ½ (2350 mm) – ½ (450 mm) = 950 mm.
Tegangan tanah pada muka kolom:
qm = ½ . (qc + qv2) = ½ . (0,0475 + 0,070) = 0,0590 MPa
wu = ½ . (q1netto + qm) . L = ½ . (0,1390 + 0,0590) . 2350 = 232,65
N/mm
Mu = ½ . wu .l2 = ½ . 232,65 . (950)2 = 104 983 312,5 N.mm
b. Hitungan rasio tulangan (ρ)
Dengan hubungan antara momen lentur dan luasan tulangan tarik, nilai ρ
dapat diperoleh, sehingga:

Maka,

Karena ρperlu = 0,001055 < ρmin = 0,0035, maka digunakan ρmin = 0,0035.

c. Hitungan luas tulangan perlu


Dengan menggunakan nila rasio tulangan minimum maka luas tulangan
yang dibutuhkan dapat ditentukan:
Asperlu = ρmin . bw . d = 0,0035 . 2350 . 365,5 = 3006,240 mm2

Maka tulangan 11 D 19 – 195 mm, As = 3118,816 mm2 (disusun dalam dua arah).
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL GEDUNG

Anda mungkin juga menyukai