Anda di halaman 1dari 24

OBGYN BATCH 40

FISIOLOGI DAN

MEKANISME

PERSALINAN NORMAL

Sabrina Ayu Putri Pembimbing: dr. Isrin Ilyas, Sp.OG


112021190
Fisiologi

Persalinan Normal
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium yang
relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin

intrauterin sampai dengan kehamilan aterm.


Menjelang persalinan, otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi

secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai

puncaknya menjelang persalinan, serta secara berangsur menghilang pada

periode postpartum.
Apa itu

persalinan/partus?
Adalah suatu proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu.


Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (>37 minggu) tanpa adanya penyulit.

Buku acuan pelatihan klinik asuhan persalinan normal oleh jaringan nasional pelatihan klinik - Kesehatan reproduksi

(JNPK-KR) Depkes RI, Tahun 2009.


PARTUS
Partus Normal / Partus Abnormal

Bayi lahir melalui vagina dengan


Bayi lahir melalui vagina dengan

letak belakang kepala / ubun-ubun


bantuan tindakan atau alat

kecil, tanpa memakai alat /


seperti versi / ekstraksi, cunam,

pertolongan istimewa, serta tidak


vakum, dekapitasi,
melukai ibu maupun bayi (kecuali
embriotomi dan sebagainya, atau

episiotomi), berlangsung dalam


lahir per abdominam dengan

waktu kurang dari 24 jam. sectio cesarea.


ISTILAH

Gravida: Wanita yang sedang hamil

Para : Wanita pernah melahirkan bayi yang dapat hidup

(viable)

In partu : wanita yang sedang berada dalam proses

persalinan
Manual of Obstetrics 7th Edition oleh Arthur T. Evans.

Tahun 2007. Penerbit: Lippincott Williams & Wilkins

1 Persalinan preterm
Persalinan yang terjadi pada usia kehamilan
<37 minggu.

Persalinan aterm
2 Persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 37-
42 minggu dihitung dari HPHT.

3 Kehamilan post-term
Kehamilan >42 minggu.
Persalinan dan

Kelahiran Dikatakan

Normal jika:

Usia kehamilan cukup bulan (37-42

minggu)
Persalinan terjadi spontan
Presentasi belakang kepala
Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
Tidak ada komplikasi pada ibu

maupun janin

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan

Rujukan Edisi 1 oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Tahun 2013.


Buku acuan pelatihan klinik asuhan persalinan normal oleh jaringan nasional pelatihan klinik - Kesehatan

reproduksi (JNPK-KR) Depkes RI, Tahun 2009.

Tanda dan Gejala Inpartu:

Penipisan dan pembukaan serviks

Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks

(frekuensi minimal 2x dalam 10 menit)

Cairan lendir bercampur darah pada vagina


KALA I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan

meningkat (frekuensi & kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap

Fase Laten Fase Aktif

Dimulai sejak awal kontraksi


Frekuensi dan lama kontraksi

yang menyebabkan penipisan


uterus akan meningkat secara

dan pembukaan serviks secara


bertahap. Kontraksi dianggap

bertahap. adekuat jika terjadi >3x dalam

Berlangsung hingga serviks


waktu 10 menit dengan durasi

membuka <4cm. >40 detik.


Pada umumnya fase laten
Dari pembukaan 4cm hingga

berlangsung hampir atau hinga


10cm (lengkap), akan terjadi:
8 jam. Primigravida: 1cm perjam
Multigravida: >1-2cm perjam
Terjadi penurunan bagian

terbawah janin.
KALA II
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan

berakhir dengan lahirnya bayi.

3 Faktor Utama Persalinan 7 Cardinal Movement

1. Power = His (kontraksi ritmis


1. Engagement
otot polos uterus), kekuatan
2. Descend
mengejan ibu, keadaan
3. Fleksi
kardiovaskular respirasi
4. Putaran paksi dalam
metabolik ibu. 5. Ekstensi
2. Passage = Keadaan jalan lahir. 6. Putaran paksi luar
3. Passanger = Keadaan janin
7. Ekspulsi
(letak, presentasi, ukuran/berat

janin, ada/tidak kelainan


anatomik mayor).
KALA III
Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan

selaput ketuban.

Tanda Lepasnya Plasenta

Perubahan bentuk dan tinggi uterus


Tali pusat memanjang
Semburan darah mendadak dan

singkat

Pada kala III persalinan, miometrium berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus

setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran pelekatan

plasenta. Karena tempat pelekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak

berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
PERUBAHAN
BENTUK UTERUS

Pengurangan diameter horisontal menimbulkan

pelurusan kolumna vertebralis janin, dengan

menekankan kutub atasnya rapat-rapat terhadap

fundus uteri, sementara kutub bawah didorong lebih

1 jauh ke bawah dan menuju ke panggul. Pemanjangan

janin berbentuk ovoid yang ditimbulkannya

diperkirakan telah mencapai antara 5 sampai 10 cm;

tekanan yang diberikan dengan cara ini dikenal

sebagai tekanan sumbu janin.

Dengan memanjangnya uterus, serabut longitudinal

ditarik tegang dan karena segmen bawah dan

serviks merupakan satu-satunya bagian uterus yang

2 fleksibel, bagian ini ditarik ke atas pada kutub

bawah janin. Efek ini merupakan faktor yang penting

untuk diiatasi serviks pada otot-otot segmen bawah

dan serviks.
Gaya Tambahan

pada Persalinan
Mengejan = Gaya ini terbentuk oleh kontraksi otot-otot

abdomen secara bersamaan melalui upaya pernapasan

paksa dengan glotis tertutup. Gaya ini dihasilkan oleh

tekanan intraabdominal ibu yang meninggi.


PENDATARAN
SERVIKS

Obliterasi atau pendataran serviks adalah

pemendekan saluran serviks dari panjang


sekitar 2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar

dengan tepi hampir setipis kertas.

Serabut-serabut otot setinggi os serviks internum

ditarik ke atas, atau dipendekkan, menuju segmen

bawah uterus, sementara kondisi os eksternum untuk

sementara tetap tidak berubah.

Pemendekan dapat dibandingkan dengan suatu

proses pembentukan terowongan yang mengubah

seluruh panjang sebuah tabung yang sempit menjadi

corong yang sangat tumpul dan mengembang

dengan lubang keluar melingkar kecil.


DILATASI SEVIKS

POLA PERUBAHAN

PADA PERSALINAN
Pola dilatasi serviks: Fase laten dan aktif.

1 Lengkapnya dilatasi serviks pada fase aktif


persalinan dihasilkan oleh retraksi serviks di

sekeliling bagian terbawah janin.

Pola penurunan janin: Dalam pola penurunan

2 aktif biasanya terjadi setelah dilatasi serviks

sudah maju untuk beberapa lama.


Ketuban Pecah?
Pecah ketuban secara spontan paling sering terjadi

sewaktu-waktu pada persalinan aktif. Pecah ketuban

secara khas tampak jelas sebagai semburan cairan


yang normalnya jernih atau sedikit keruh, hampir tidak

berwarna dengan jumlah yang bervariasi.


PERUBAHAN PADA

VAGINA DAN

DASAR PANGGUL

Struktur yang paling penting adalah m. levator ani

dan fasia yang membungkus permukaan atas dan

bawahnya (dasar panggul). Kelompok otot ini

menutup ujung bawah rongga panggul sebagai

sebuah diafragma sehingga memperlihatkan

permukaan atas yang cekung dan bagian bawah

yang cembung. Di sisi lain, m.levator ani terdiri atas

bagian pubokoksigeus dan iliokoksigeus. Bagian

posterior dan lateral dasar panggul, yang tidak


diisi oleh m.levator ani, diisi oleh m. piriformis dan

m.koksigeus pada sisi lain.


PELEPASAN

PLASENTA

Kala III persalinan dimulai setelah kelahiran janin

dan melibatkan pelepasan dan ekspulsi plasenta.


Ketika janin lahir, terjadi penyusutan ukuran

uterus dan disertai dengan pengurangan bidang

tempat implantasi plasenta. Agar plasenta

dapat menyesuaikan terhadap permukaan yang

mengecil ini, organ ini memperbesar

ketebalannya.
Pemisahan plasenta sangat mudah karena

struktur dari desidua spongiosa ini longgar.


Ketika pemisahan berlangsung, terbentuk

hematoma di antara plasenta dan desidua yang

tersisa.
MEKANISME

PERSALINAN
NORMAL
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan

tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang

berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, dan

disebut pula putaran paksi dalam.


Pada saat rotasi, ubun-ubun kecil akan berputar ke

arah depan, kepala mengadakan gerakan defleksi

untuk dapat dilahirkan.


Pada tiap his vulva lebih membuka dan kepala

janin makin tampak.


Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan

rotasi, yang disebut putaran paksi luar. Putaran

paksi luar ini ialah gerakan kembali ke posisi

sebelum putaran paksi dalam terjadi.

Selanjutnya lahirkan bahu depan terlebih dahulu,

baru kemudian bahu belakang.


Kemudian, bayi lahir seluruhnya.
REFERENSI

1. Buku acuan pelatihan klinik asuhan persalinan normal oleh

jaringan nasional pelatihan klinik - Kesehatan reproduksi (JNPK-

KR) Depkes RI, Tahun 2009.


2. Manual of Obstetrics 7th Edition oleh Arthur T. Evans. Tahun

2007. Penerbit: Lippincott Williams & Wilkins.


3. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar

dan Rujukan Edisi 1 oleh Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia. Tahun 2013.


4. Cunningham FG. Vill.iams Obstetrics;21st ed.,2001; McGraw Hill.

USA; Sect. IV; Normal Labor, and Delivery; 251-90.


5. Friedman EA. Labor; Clinical Evaluation and Management, 2nd,

New York, Appleton-Century-Crofts, 1978.


6. Brandt ML. Mechanism and Management of the Third Stage of

Labor, Am J Obstet Gynecol, 25: 662, 1993.


7. Viknjosastro H. Ilmu Kebidanan; Edisi Ketiga; 1991; Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta; Bab Ketiga; Fisiologi

Persalinan dan Mekanisme Persalinan, hal: 180-91


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai