Selain itu, terkait asistensi penagihan pajak global kerjasama bantuan penagihan
pajak antar negara dilakukan melalui kerja sama negara mitra secara resiprokal.
Dimulai pada tahun pajak 2022. Adanya pengaturan lapisan tarif PPh orang pribadi,
yang saat ini penghasilan terendah sebesar Rp 60 juta. Selain itu adanya
penambahan lapisan tarif PPh WP OP sebesar 35% untuk penghasilan kena pajak
di atas Rp 5 miliar
Pemerintah juga memutuskan untuk memasang tarif PPh Badan sebesar 22% mulai 2022.
Padahal, dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020, pemerintah telah memutuskan untuk
memasang tarif PPh Badan sebesar 20% pada 2022.
Kendati demikian, dalam UU HPP, dijelaskan PPN akan meningkat secara gradual
menjadi 11% dimulai pada 1 April 2022 dan menjadi 12% pada 1 Januari 2025.
Adapun dalam pemungutan PPN, atas jenis barang/jasa tertentu atau sektor usaha
tertentu diterapkan tarif PPN 'final' misalnya 1%, 2% atau 3% dari peredaran usaha,
yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
Pemerintah tetap memberikan pembebasan PPN untuk barang kebutuhan pokok,
jasa kesehatan, jasa pendidikan , pelayanan sosial dan beberapa jenis lainnya.
Bagi pengusaha dengan peredaran bruto sampai Rp 500 juta setahun tidak akan
dikenakan PPh
Serta melalui pembayaran Pajak Penghasilan berdasarkan pengungkapan harta yang belum
dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan orang pribadi Tahun Pajak 2020
Pemerintah dan DPR juga menyepakati untuk menerapkan pajak karbon sebesar Rp
30 per kilogram (kg) karbon dioksida ekuivalen (CO2e) atau satuan yang setara.
Pajak karbon dikenakan atas emisi karbon yang memberikan dampak negatif bagi
lingkungan hidup. Pengenaan pajak karbon dilakukan dengan memperhatikan peta
jalan pajak karbon, dan/atau peta jalan pasar karbon.
Peta jalan kabron yang dimaksud yakni memuat strategi penurunan emisi karbon,
sasaran sektor prioritas, keselarasan dengan pembangunan energi baru dan
terbarukan, dan/atau keselarasan antar berbagai kebijakan lainnya.
Adapun kebijakan peta jalan pajak karbon adalah yang ditetapkan oleh pemerintah
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Kemudian, subjek pajak karbon yaitu orang pribadi atau badan yang membeli
barang yang mengandung karbon dan/atau melakukan aktivitas yang menghasilkan
emisi karbon.
Pajak karbon terutang atas pembelian barang yang mengandung karbon atau
aktivitas yang menghasilkan emisi karbon dalam jumlah tertentu pada periode
tertentu.
Adapun yang dikategorikan dalam saat terutang pajak karbon yakni pada saat
pembelian barang yang mengandung karbon, pada akhir periode tahun kalender dari
aktivitas menghasilkan emisi karbon dalam jumlah tertentu, atau saat lain yang
diatur lebih lanjut berdasarkan peraturan pemerintah.