Anda di halaman 1dari 17

REKAYASA IDE

(Solusi Atas Permasalahan Penilaian Kinerja

Roemah Mode Wulan Gumilang)

SDM & ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU : Hilma Harmen, M.B.A

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Yang Diwajibkan

Dalam Mengikuti Perkuliahan SDM dan Organisasi

Oleh :

KELOMPOK 6

1. Jowellyta Mega Kanaya Sibuea / 7203560016

2. Ruby Albina Shafa / 7203260012

3. Yosia Arianta Purba / 7202560004

KELAS A

PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

2
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala curahan rahmat-Nya

sehingga makalah Rekayasa Ide ini dapat penulis rampungkan dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah SDM

dan Organisasi atas bimbingan yang telah diberikan sehingga penulis dapat

menyusun makalah ini dengan baik. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak

terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan

ide-ide dan waktuya.

Dan harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca serta untuk kedepannya dapat memperbaiki

bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis yang sangat disadari,

mungkin akan membuat makalah Rekayasa Ide ini memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari para pembaca demi kesempuranaan makalah Rekayasa Ide ini untuk

kedepannya.

Medan, 29 November 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

2.1 Permasalahan yang Dihadapi....................................................................2

2.2 Solusi Penyelesaian Masalah.....................................................................3

BAB III..................................................................................................................11

PENUTUP..............................................................................................................11

3.1 Kesimpulan..............................................................................................11

3.2 Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha jahit adalah suatu usaha yang memproduksi bahan mentah menjadi

barang siap pakai, dengan menggunakan benang dan jarum sebagai bahan

baku utama. Di Usaha Jahit di Roemah Mode Wulan Gemilang ini sumber

daya manusia adalah hal terpenting untuk mencapai tujuan, karna dalam

proses pencapaian tujuan sangat harus diperhatikan itu adalah sumber daya

manusia yang efektif dalam melaksanakan visi dan misi dari Roemah Mode

Wulan Gemilang ini. Dalam Roemah Mode Wulan Gemilang ini tidak terlalu

mementingkan lama cepatnya waktu yang dibutuhkan dalam menghias

pakaian, yang terpenting adalah rapih atau tidaknya.

Pengalaman yang di dapat akan lebih cakap dan terampil serta mampu

melaksanakan tugas pekerjaannya dengan baik, Latihan berulang – ulang

akan memperkuat dan meningkatkan kemampuan. Bagi karyawan proses –

proses dalam bekerja merupakan Latihan yang akan menambah pengalam

sehingga dapat mampu menyelesaikan masalah atau tugas yang dihadapi

dalam proses kerja.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari

Penulisan Rekayasa Ide ini adalah memberikan sebuah solusi atas

permasalahan terkait Penilaian Kinerja yang dihadapi oleh pihak Roemah

Mode Wulan Gumilang.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Ibu Sri Hardini

selaku Pemilik / Owner dari Roemah Mode Wulan Gumilang. Penulis dapat

menyimpulkan beberapa masalah yang dihadapi oleh usaha ini.

A. Tidak adanya Struktur Organisasi yang Jelas

Sturktur organisasi dalam Usaha Jahit Roemah Mode Wulan Gumilang

tidak tergambar dengan jelas, tetapi berdasarkan hasil wawancara dan

observasi penulis maka struktur organisasi dan tugas-tugas yang diemban

dapat diuraikan sebagai berikut:

Pemilik Usaha, Ibu Sri Hardini sebagai pemilik usaha biasanya bertugas

untuk berkonsultasi dengan pelanggan yang datang, membuat pola

pakaian. Penanggung Jawab Karyawan untuk mengawasi karyawan yang

bekerja di Roemah Mode Wulan Gumilang. Jika tugas menjahit sudah

selesai, maka karyawan bulanan juga bisa mengerjakan bagian penghiasan

busana. Karyawan Borongan lebih sering mendapatkan tugas untuk

memayet busana karena banyak pelanggan yang meminta busana nya

untuk di\sehingga tidak mungkin karyawan bulanan untuk mengerjakan

bagian payet ketika jumlah tempahan cukup banyak. Tetapi jika tempahan

sudah sangat banyak maka karyawan borongan juga akan mendapat tugas

menjahit.

B. Tidak adanya Indikator atau Spesifikasi tertentu dalam Melakukan

Penilaian Kinerja

2
Setelah melakukan wawancara dengan Ibu Sri Hardini, penulis

mendapatkan kesimpulan, bahwa dalam melakukan rapat rutin setiap

bulannya, Beliau tidak memiliki indikator atau spesifikasi tertulis dalam

melakukan penilaian kinerja. Ibu Sri Hardini hanya berpatok kepada

Kehadiran, Sikap, Kreativitas, Kerapihan Jahitan, dan Ketelitian. Padahal

dari setiap jobdesk atau tingkatan tugas karyawan akan ada banyak hal

yang bisa menjadi indikator penilaian kinerja.

Menurut Penulis, jika hanya melihat hal-hal seperti Kehadiran, Sikap,

Kreativitas, Kerapihan Jahitan dan Ketelitian maka penilaian kinerja yang

dilakukan tidak efektif sehingga dibutuhkannya indikator atau spesifikasi

tertentu yang ditetapkan agar penilaian kinerja yang dilakukan bisa

berhasil atau menjadi lebih efektif.

2.2 Solusi Penyelesaian Masalah

Dalam hal ini kami dapat menyampaikan solusi agar roemah mode wulan

gemilang membuat peraturan tertulis untuk menegaskan apa pada pembagian

tugas masing – masing untuk lebih memudahkan dalam penyampaian visi

dalam diri masing – masing karywan dan membantu karyawan untuk

menyelaraskan tujuan usaha yang diinginkan roemah mode wulan

ngemilang. dan juga dalam hal perekrutan karywan, roemah mode wulan

ngemilang juga perlu melakukan taining berguna untuk lebih memaksimalkan

kemampuan yang dimiliki karywan sehingga karywan mampu berkembang

dan dapat meningkatkan kemampuan menjahit.

A. Struktur Organisasi yang Dibutuhkan

3
Adapun struktur organisasi yang diterapkan oleh Roemah Wulan

Gemilang, yaitu

1. Kepala

Kepala atau Pemimpin dari Roemah Wulan Gemilang adalah Ibu Sri

Hardini yang bertugas melakukan tugas pokok dan

mengkoordinasikan semua bagian pada Roemah Wulan Gemilang.

2. Administrasi

Pada bagian administrasi memiliki satu karyawan yang memiliki tugas

untuk memasukan data cutting (potongan) produksi, mengatur gaji

dan mengatur uang pengeluaran dan pemasukan di Roemah Mode

Wulan Gemilang.

3. Bagian Produksi

 Devisi Pembuatan Pola dan Pemotongan. Pada bagian devisi ini

bagian pola bertanggung jawab untuk pembuatan pola sesuai

dengan permintaan konsumen. Dan pada bagian pemotongan

bertanggung jawab untuk penyediaan bahan – bahan untuk

sfesifikasi pesanan yang sudah ditentukan, menghitung jumlah

bahan baku yang diminta setiap pesanan dan melakukan

pemotongan terhadap bahan baku yang akan di proses.

 Devisi Jahit. Devisi ini memiliki tanggung jawab untuk proses

penjahitan melanjutkan hasil dari bagian pemotongan untuk

melakukan penjahitan terhadap pesanan. Pada devisi ini memiliki

beberapa bagian lagi, yang pertama ada penanggung jawab

karyawan yang bertugas untuk mengawasi karyawan dan

4
memberikan arahan kepada karyawan baru. Yang kedua ada,

Karyawan harian yang memiliki tugas untuk membantu tukang

jahit seperti merapikan jahitan dan menggunting. Yang ketiga ada

karyawan bulanan yang bertugas untuk menjahit pakaian

konsumen sampai pada tahapan finishing. Dan yang ke empat ada

karyawan borongan yang di rekrut ketika tempahan pada roemah

mode wulan gemnilang ini sangat banyak yang bertugas untuk

menjahit atau memasang payet (hiasan) di pakaian.

 Devisi Finishing. Pada tahap ini merupakan tahap akhir atau

penyelesaian pesanan yang biasanya bertugas untuk membuang

benang kasar atau halus, memasang rivet/kancing, menggosok,

dan tahap akhir pesanan sampai kepada konsumen.

4. Pengawasan

Pada bagian ini pengawas dalam roemah mode wulan gemilang ini

bertugas untuk mengawasin proses produksi jahit dan bertanggung

jawab terhadap kualitas dan mutu barang jahitan.

B. Indikator Penilaian Kinerja

Dalam menentukan Indikator sebagai patokan dalam menilai kinerja

karyawan, maka dapat dilakukan berdasarkan jobdesk yang dikerjakan

oleh tiap karyawan. Adapun susunan indikator yang dapat penulis

sarankan, adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan Pola

Seperti yang sudah dijelaskan, pola busana adalah bagian-bagian

komponen dari pakaian yang dibuat dari kertas untuk dijiplak ke atas

5
kain sebelum kain digunting dan dijahit. Pembuatan pola dibuat

berdasarkan ukuran badan pemakainya. Tingkat kesulitan pembuatan

pola tergantung dari model busana yang akan dibuat. Dalam sehari,

target pembuatan pola oleh kedua karyawan Ibu Sri Hardini adalah 4 –

5 Pola. Tahap pembuatan pola dilakukan oleh 2 (dua) karyawan

bulanan yang sudah bekerja dalam waktu yang lama serta memiliki

kinerja yang baik.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka indikator yang bisa digunakan

sebagai patokan dalam menilai karyawan dalam pembuatan pola adalah:

- Terpenuhi nya target perhari dalam pembuatan pola.

- Ketepatan dalam pengukuran tubuh pelanggan.

- Ketepatan dalam penghitungan ukuran pola agar sesuai dengan

tubuh pelanggan.

- Ketelitian dalam memecah pola agar dihasilkannya model yang

sesuai.

- Pengetahuan dalam memecah pola sesuai model yang diminta.

b. Pemotongan Kain

Pemotongan Kain dapat dilakukan setelah pola selesai dibuat. Pola

nantinya akan diletakkan di atas kain berdasarkan arah kain dan disemat

menggunakan jarum pentul agar posisinya tidak berubah. Setelah itu

akan kain akan digunting berdasarkan bentuk pola. Target dalam

pemotongan kain dalam sehari biasanya 3 – 4 busana. Tingkat kesulitan

dalam bagian pemotongan kain adalah bagaimana caranya agar setiap

komponen pola bisa muat diletakkan di atas kain yang diberi oleh

6
pelanggan dengan arah kain yang sesuai serta adanya Teknik dalam

peletakkan dan pemotongan agar hasilnya bagus. Tahap pemotongan

kain dilakukan oleh 1 (satu) karyawan bulanan yang sudah bekerja

dalam waktu yang lama serta memiliki kinerja yang baik.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka indikator yang bisa digunakan

sebagai patokan dalam menilai karyawan dalam pemotongan kain

adalah:

- Terpenuhinya target perhari dalam pemotongan kain.

- Ketepatan dalam peletakkan pola diatas kain.

- Ketelitian dalam peletakkan pola agar berada di arah kain yang

sesuai.

- Kerapihan dalam pemotongan kain agar kain tidak berserabut.

c. Tahap Menjahit

Jika kain yang berbentuk potongan pola sudah selesai dari tahap

pemotongan, maka tugas selanjutnya akan dilakukan oleh karyawan

yang bertugas untuk menjahit. Sebelumnya, kain akan di rader terlebih

dahulu untuk menjiplak tepi pola ke atas kain menggunakan karbon.

Hal ini dilakukan agar menjadi patokan dalam menjahit. Setelah itu,

potongan kain akan di obras agar pinggiran kain tidak berserabut.

Barulah kemudian setiap komponen kain akan disambungkan dengan

cara dijahit. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri, akan ada

banyak hal-hal yang bisa menjadi poin penilaian dalam menjahit. Untuk

target perhari, semua itu akan kembal kepada kecepatan setiap

karyawan. Selain kecepatan, penting bagi karyawan untuk

7
memperhatikan kerapihan dalam jahitan agar hasil busana menjadi

bagus. Tahap menjahit dilakukan oleh karyawan bulanan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka indikator yang bisa digunakan

sebagai patokan dalam menilai karyawan dalam tahap menjahit adalah:

- Kecepatan Karyawan dalam menyelesaikan busana.

- Tidak ada jahitan yang berkerut. Terutama di bagian (Kerung

lengan, kerah, resleting, dan penyelesaian bawah gaun)

- Kebersihan karyawan agar kain tidak kotor.

- Kerapihan jahitan karyawan (Jahitan lurus, benang tidak tergumpal,

serat kain tidak tertarik).

- Tidak ada hasil jahitan yang bergelembung (diakibatkan tidak

sesuainya ukuran).

- Ketepatan dalam merader pola sehingga ukuran yang terciplak

diatas kain sesuai.

- Ketepatan menjahit agar ukuran tidak berubah baik itu menjadi

lebih besar atau lebih kecil dari ukuran pola.

d. Tahap Trimming dan Finishing

Tahap penghiasan busana dilakukan jika busana sudah selesai dijahit

atau dirampungkan. Untuk tahap ini masih dikerjakan oleh karyawan

yang sebelumnya menjahit busana tersebut. Nantinya akan dilakukan

proses trimming dan finishing, dimana segala sisa benang yang ada di

jahitan akan dipotong dan dibersihkan agar terlihat lebih rapih dan akan

di setrika setiap lipatan kampuh agar hasil jahitan menjadi lebih bagus

atau. Ada beberapa bagian yang lebih sulit untuk disetrika seperti

8
bagian kerung lengan dan kerah sehingga membutuhkan bantal setrika

agar mempermudah proses penyetrikaan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka indikator yang bisa digunakan

sebagai patokan dalam menilai karyawan dalam tahap trimming dan

finishing adalah:

- Ketepatan dalam penyetrikaan sehingga tidak ada bagian kain yang

terlipat karena terkena setrika.

- Ketepatan dalam mengatur suhu setrika sesuai dengan jenis kain.

- Kain tidak mengkilap saat disetrika (disebabkan dalam proses

menyetrika jenis kain tertentu, setrtika langsung menyentuh kain

tersebut).

- Ketepatan dalam teknik menyetrika pada bagian tertentu seperti

pada bagian (resleting, kerah dan kerung lengan)

e. Tahap Penghiasan Busana

Tahap Penghiasan Busana merupakan tahap akhir dalam proses

penyelesaian busana. Penghiasan Busana dilakukan jika pelanggan

meminta agar busana nya diberi hiasan berupa payet. Untuk satu busana

biasanya membutuhkan waktu pengerjaan 1 sampai 2 hari tergantung

dari tingkat kerumitan payet yang diminta. Jika pelanggan ingin busana

nya full dengan payet, maka tugas memayet akan dilakukan oleh

beberapa orang dalam satu gaun. Tahap penghiasan busana ini biasanya

dilakukan oleh karyawan borongan dan karyawan bulanan yang target

jahitannya sudah selesai.

9
Berdasarkan penjelasan diatas, maka indikator yang bisa digunakan

sebagai patokan dalam menilai karyawan dalam tahap penghiasan

busana adalah:

- Kerapihan dalam memayet.

- Ketelitian dalam memayet.

- Kreativitas dalam menggunakan macam-macam payet dan

menghasilkan pola payet yang menarik.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam menjalankan usaha jahit Roemah Mode Woelan gumilang memiliki

beberapa permasalahan,seperti tidak adanya struktur organisasi yang tidak

tergambar dengan jelas dan tidak adanya indikator tertentu dalam melakukan

penilaian kinerja karyawannya.Dengan adanya mini riset yang telah

dilakukan sebelumnya maka terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki

dalam usaha jahit Roemah Mode Woelan Gumilang yakni membuat struktur

organisasi yang jelas ,sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan cara yang

terstruktur seperti adanya kepala,administrasi dan pembuatan divisi dalam

bagian produksi .Dan dalam penilian kinerja harus memperhatikan beberapa

indikator,sehingga dapat menciptakan suatu iklim usaha yang baik tanpa

adanya pertentangan dalam usaha.Adapun indikator yang dapat dibuat oleh

usaha jahit Roemah Mode Woelan Gumilang dalam menilai kinerja karyawan

adalah pembuatan pola,pemotongan kain,tahap menjahit,tahap trimming dan

finishing dan tahapan penghiasan busana.

3.2 Saran

Usaha jahit Roemah Mode Woelan Gumilang perlu membuat gagasan-

gagasan baru untuk dapat meperkuat usahanya ,sehingga dapat terus

mengembangkan bisnisnya.Adapun beberapa penyelesaian masalah yang

sudah diuraikan dapat kiranya digunakan dan diterapkan.Dengan demikian

maka usaha jahit ini dapat terus berkembang dengan baik.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Dorce Novita Kadim. (2017). Pengearuh Jumlah Produksi, Pengalaman Usaha dan

Jenis Kelamin Terhadap Pendapatan Tukang Jahit di Presiden Shopping Center

Kecamatan Wenang Kota Manado. Edusia ; Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. 1 –

11

Risma Hardiyanti. (2020). Pengaruh Pengalaman Kerja Dan Tingkat Pendidikan

Terhadap Kinerja Karyawan Pada Konveksi Pakaian Sarkadi Di Desa Pesurungan

Kidul Kota Tegal; Skripsi. 28-121.

13

Anda mungkin juga menyukai