Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN

DI SUSUN OLEH

NAMA : ASRUL

NIM : 105111100419

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020/2021
KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN
A. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan suatu perasaan tidak menyenangkan dan
disebabkan oleh stimulus spesifik seperti : mekanik, termal, kimia,
mikroorganisme atau elektrik pada ujung saraf serta tidak dapat diserah-
terimahkan kepada orang lain. (Heriana, 2014)
Nyeri bersifat sangant subjektif karena intensitas dan responnya
pada setiap orang berbeda-beda. Stimulus nyeri daoat berupa stimulus
fisik atau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada fungsi atau
ego seseorang.
Nyeri secara umum dapat didefenisikan sebagai suatu rasa yang
tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri bersifat sangat individual
dan tidak dapat diukur dengan subjektif, serta hanya pasien yang dapat
merasakan adanya nyeri. (Heriana, 2014)
B. Anatomi Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya
rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan
ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khusunya pada
visera, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor
nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulus atau rangsangan,
stimulus tersebut dapat zat kimiawi seperti, histamin, bradikinin,
prostagladin, dan macam-amacam asam yang dilepaskan apabila terdapat
kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi, stimulus yang lain
dapat berupa termal, listrik, atau mekanis. (A. Aziz, 2006)
C. Klasifikasi Nyeri
1. Bentuk Nyeri.
a. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak
dan cepat menghilang. Umumnya nyeri ini berlangsung tidak lebih
dari enam bulan. Penyebab dan lokasi nyeri biasanya sudah
diketahui, nyeri akut biasannya ditandai dengan oeningkatan
tegangan otot dan kecemasan.
b. Nyeri kronik
Nyeri kronis yang berkepanjangan, berulang atau menetap
selam lebih dari enam bulan. Sumber nyeri dapat diketahui atau
tidak. Umumnya nyeri ini tidak dapat disembuhkan. Nyeri kronis
dapat terbagi menjadi beberapa bagian yaitu terminal, sindrom
nyeri kronis, dan nyeri psikomatis.
2. Jenis-jenis Nyeri
a. Nyeri perifer
- Nyeri superfisial : muncul akibat rangsangan pada kulit dan mukosa
- Nyeri viseral : muncul akibat rangsangan reseptor nyeri di rongga
abdomen, kranium, dan toraks
- Nyeri alih : nyeri dirasajkan didaerah lain yang jauh dari penyebab
nyeri.
b. Nyeri sentral, adalah nyeri yang muncul akibat rangsangan pada
medula spinalis, batang otak, dan talamus.
c. Nyeri psikogenik, adalah nyeri yang penyebab fisiknya tidak
diketahui. Umunya nyeri ini disebabkan oleh faktor psikologis.
(Saputra, 2013)
D. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
a. Usia
Semakin bertambah usia seseorang maka semakin bertambah pula
pemahaman nyeri dan usaha untuk mangatasinya
b. Jenis Kelamin.
c. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri
d. Makna nyeri
Individu akan mempersepsi nyeri dengan cara yang berbeda-beda
e. Ansietas ( Cemas )
f. Pola koping
g. Perhatian
h. Keletihan
i. Pengalaman sebelumnya
j. Faktor lingkungan
k. Dukungan keluarga dan sosial
E. Tingkatan Nyeri
Pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri
Hayward dilakukan dengan meminta penderita untuk memilih salah satu
bilangan dari 0-10 yang menurutnya paling menggambarkan pengalaman
nyeri yang dirasakan
Skala nyeri menurut Hayward dapat ditulis sebagai berikut :
0          : Tidak nyeri
1-3       : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan
baik.
4-6       : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,
dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9       : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya,
tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi
10         : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul
F. Stimulus Nyeri
Seseorang dapat menoleransi, menahan nyeri (pain tolerance),
atau dapat mengenali jumlah stimulus nyeri sebelum merasakan nyeri.
Terdapat beberapa stimulus nyeri diantaranya adalah :
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya bedah akibat terjadinya
kerusakan jaringan pada iritasi secara secara langsung kepeda
reseptor
2. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema akibat
terjadinya penekanan pada reseptor nyeri
3. Tumor, dapat juga menekan pada reseptir nyeri
4. Iskemia pada jaringan
5. Spasme otot, dapat menstimulus mekanik

G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian ( Nanda, 2015 )
a. Nyeri akut
- Mengkaji perasaan klien
- Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri
- Mengkaji keparahan dan kualitas nyeri
b. Nyeri kronis
Pengkajian difokuskan pada dimensi perilaku afektif dan kognitif. Selain
itu terdapat komponen yang harus di perhatikan dalam memulai
mngkaji respon nyeri yang di alami pasien :
-Penentu ada tidaknya nyeri
Dalam melakukan pengkajian nyeri , perawat harus percaya ketika
pasien melaporkan adanya nyeri, meskipun dalam observasi perawat
tidak menemukan adanya cidera atau luka.
-Pengkajian status nyeri dilakukan dengan pendekatan P,Q,R,S,T yaitu:
1) P  (Provocate)
Faktor paliatif meliputi faktor pencetus  nyeri,terasa setelah
kelelahan,udara dingin dan saat bergerak.
2) Q  (Quality)
Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul-pukul dan
lain-lain.
3) R (Region)
Lokasi nyeri,meliputi byeri abdomen kuadran bawah,luka post
operasi,dan lain-lain.
4) S (Skala)
Skala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.
5) T (Time)
Waktu nyeri meliputi : kapan dirasakan,berapa lama, dan berakhir.
H. Diagnosa Keperawatan
1. nyeri akut berhubungan dengan cidera fisik
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
3. Gangguan  pola tidur berhubungan dengan ketidaknyaman fisik
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake kurang
5.  Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan  mobilitas fisik
6. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
7. Intervensi
a. Nyeri akut berhubungan dengan cidera fisik
● Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam,masalah   nyeri teratasi dengan kriteria hasil :
a. adanya penurunan intensitas nyeri
b. ketidaknayaman akibat nyeri berkurang
c.tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akut
● Intervensi :
- Kaji nyeri
Rasional : mengetahui daerah  nyeri,kualitas,kapan nyeri
dirasakan,faktor   pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan
- Ajarkan tekhnik relaksasi kepada pasien
Rasional : untuk mengajarkan pasien apa bila nyeri timbul
- Berikan analgetik sesuai program
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
- Observasi TTV
 Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien.
b.  Nyeri kronis berhubungan dengan cidera fisik
● Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam nyeri
berkurang dengan kriteria hasil :
a. tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah
b.tidak ada posisi tubuh yang melindungi
c.tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot
d.tidak kehilangan nafsu makan
e.frekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau
ringan
● Intervensi :
- kaji KU,PQRST,TTV serta efek-efek penggunaan pengobatan jangka
panjang
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien, : mengetahu
-  Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri
            Rasional : utk mengetahui tingkat nyeri pasien
-  Ajarkan pola istirahat/tidur yang adekuat
            Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri secara adekuat
-    kolaborasi pemberian obat analgesic
              Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
8. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu dan kondisi pasien
maka diharapakan :
a. pasien menunjukan wajah rileks
b.pasien dapat tidur atau beristirahat
c. pasien mengatakan skala nyerinya berkurang

DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz, A. H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika.

Heriana, P. (2014). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan:


Binapura Aksara.

Saputra, L. (2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan:


Binapura Aksara.

Brunner, L & Suddarth, D. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah (H. Kuncara,
A.Hartono, M.Ester, Y.Asih, Terjemah). Jakarta: EGC.
Kozier, Barbara, Glenora Erb, Audrey Berman, Shirlee J. Snyder. (2009). Buku Ajar
Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta : EGC
Potter, P.A & Perry, A,G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik. Jakarta : EGC.
Potter, P.A dan Perry, A, G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume 1. Jakarta:EGC
Prasetyo, S. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Smeltzer, S. C & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai