Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampuh:

Wahyuni Ahadiyah, S.Pd.I.,M.Pd

Dibuat Oleh:

1. TRI INDAH PERMATA 012010118


2. LIBIANA KHARAMATUR RAHMANDA 012010128
3. NITA NOVALIA 012010134
4. ATSNAN SAIFUR ROHIM 012010140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2021

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Ta'ala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah–Nya kepada kami, sehingga kami telah menyelesaikan makalah ini berjudul
“filsafat pendidikan Islam"

dalam penulisan makalah ini kami minta maaf kalau ada kesalahan penulisan ataupun
materi, Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi
siapapun.

Lamongan, 14 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
KEDUDUKAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
SUMBER-SUMBER FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
URGENSI DAN FUNGSI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu unsur pembangun peradaban bangsa adalah melalui pendidikan. Sedangkan
hasil akhir sebuah pendidikan tergantung pada tujuan awal pendidikan itu sendiri. Islam
dan Barat memiliki pandangan berbeda mengenai hal tersebut. Paham rasionalisme yang
berkembang di Barat dijadikan dasar pijakan bagi konsep-konsep pendidikan Barat. Ini
jauh berbeda dengan Islam yang memiliki al-Qur’an, Sunnah, dan Ijtihad para ulama
sebagai konsep pendidikannya. Hal inilah yang membedakan ciri-ciri dari pendidikan
yang ada di Barat dengan pendidikan Islam. Masing-masing peradaban ini memiliki
karakter yang berbeda sehingga produk yang ‘dihasilkan’ pun memiliki ciri-ciri yang
berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian filsafat pendidikan islam?
2. Bagaimana hakikat filsafat pendidikan islam?
3. Bagaimana kedudukan filsafat pendidikan islam?
4. Bagaimana sumber-sumber filsafat pendidikan islam?
5. Bagaimana ruang lingkup filsafat pendidikan islam?
6. Bagaimana urgensi dan fungsi filsafat pendidikan islam?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian filsafat pendidikan islam
2. Mengetahui hakikat filsafat pendidikan islam
3. Mengetahui kedudukan filsafat pendidikan islam
4. Mengetahui sumber-sumber filsafat pendidikan islam
5. Mengetahui ruang lingkup filsafat pendidikan islam
6. Mengetahui urgensi dan fungsi filsafat pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan Islam


Filsafat Pendidikan Islam mengandung tiga komponen kata, yaitu filsafat, pendidikan
dan Islam. Untuk memahami pengertian Filsafat Pendidikan Islam akan lebih baik jika
dimulai dari memahami makna masing-masing komponen kata untuk selanjutnya secara
menyeluruh dari keterpaduan ketiga kata tadi dengan kerangka pikir sebagai berikut:
Secara etimologis filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu kata philein (mencintai) atau
philia (cinta) atau philos (sahabat, kekasih) dan sophia (kebijaksanaan, kearifan).
Sedangkan secara terminiologis kata filsafat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang
ada, sebab, asal dan hukumnya. Sementara itu, falsafah berarti anggapan, gagasan dan
sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat. Menurut
pandangan para ahli filsafat diartikan sebagai:
1) Plato (427SM - 347SM) seo rang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan
guru Aristoteles, mengatakan: filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada
(ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
2) Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab danasas
segala benda).
3) Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan
bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan
menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
4) Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa piker Barat, mengatakan
bahwa filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di
dalamnya empat persoalan, yaitu: "apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh
metafisika); "apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika); "sampai di
manakah pengharapan kita? (dijawaboleh antropologi).
Selanjutnya secara etimologis kata pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu
“pedagogi”. Kata “Pedagogi”, berasal dari kata “paid” yang artinya anak dan “agogos”
yang artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai
“ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching children). Pada Bahasa
Romawi, pendidikan berasal dari kata “educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun,
tindakan, merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia.
2.2 Hakikat Filsafat Pendidikan Islam
Manusia adalah makhluk yang sangat penting, karena dilengkapi dengan pembawaan
dan syarat-syarat yang diperlukan bagi pengemban tugas dan fungsinya sebagai khalifah
di muka bumi. Pendidikan Islam mengacu pada Al-Tarbiyah, Al-Ta’dib, Al-Ta’lim,
ketiga istilah ini yang sering digunakan Al-Tarbiyah, meskipun kata ini memiliki banyak
arti tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara,
merawat, mengatur dan menjaga kelestariannya. Dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa
Allah adalah Rabbal ‘Alamin dan Rabbi tersebut nas artinya pendidik semesta alam serta
pendidik bagi manusia dengan demikian menurut Al-Qur’an alam dan manusia
mempunyai sifat tumbuh dan berkembang. Jadi mendidik dan pendidik pada hakikatnya
adalah fungsi Tuhan dan mengapa dalam kenyataan pendidikan dan mendidik menjadi
urusan manusia, dalam pandangan Filsafat Islam manusia adalah khalifah Allah di alam
semesta ini, Khalifah berarti kuasa atau wakil Allah dimuka bumi.
Pada hakikatnya pendidikan filsafat pendidikan Islam merupakan suatu proses yang
berlangsung berkesinambungan maka tugas dan fungsi yang perlu di emban oleh pendidik
Islam adalah pendidikan Islam seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Tugas
pendidikan Islam adalah membimbing peserta didik dari tahap ketahap kehidupanya
sampai mencapai ketitik optimal. Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai
keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik) secara menyeluruh dan
seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, intelektual diri manusia yang rasional,
perasaan dan indra. Dapat disimpulkan secara keseluruhan pendidikan dalam pendidikan
filsafat Islam terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah baik
secara pribadi, komunitas maupun seluruh umat manusia.
2.3 Kedudukan Filsafat Pendidikan Islam
Kedudukan Filsafat Pembelajaran Islam dalam Islam dan Pendidikan Islam adalah
sebagai alat atau sarana untuk memahami, dan untuk menyelasaikan permasalahan
pendidikan Islam dengan mendasarkan atas keterkaitan hubungan antara teori dan
praktek pendidikan. Karena pendidikan akan mampu berkembang bilamana benar-benar
terlibat dalam dinamika kehidupan masyarakat.
Antara pendidikan dan masyarakat selalu terjadi interaksi (saling mempengaruhi) atau
saling mengembangkan, sehingga satu sama lain dapat mendorong perkembangan untuk
mengokohkan posisi dan fungsi serta idealistas kehidupannya. Ia memerlukan landasan
ideal dan rasional yang memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis
tentang hakekat yang ada di balik masalah pendidikan yang dihadapi. Dengan demikian
filsafat pendidikan menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang
hakekat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang
dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses pendidikan.
Dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan seperti abad 21 ini, kegunaan
fungsional dari Filsafat Islam adalah semakin penting, karena filsafat menjadi landasan
strategi dan kompas jalannya pendidikan Islam. Kemungkinan-kemungkinan yang
menyimpang dari tujuan pendidikan Islam akan dapat diperkecil dan sebaliknya
kemampuan dan kedayagunaan pendidikan Islam dapat lebih dimantapkan dan
diperbesar karena gangguan, hambatan serta rintangan yang bersifat Mental/spiritual
serta teknis operasional akan dapat diatasi atau disingkirkan dengan lebih mudah.
2.4 Sumber-Sumber Filsafat Pendidikan Islam
Dalam pengertian Filsafat Islam yang disebut di atas disebutkan bahwa filsafat ini
didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli,
khususnya para filosof muslim , sebagai sumber sekunder. Maka dari sini kita tahu bahwa
sumber-sumber Filsafat Islam itu ada dua, yaitu 1. Sumber Primer yaitu al-Qur’an dan al-
Hadis, 2. Sumber Sekunder yaitu pendapat para filosof muslim.
Al-Syaibany disebutkan oleh Jalaludin dalam bukunya FPI bahwa Dasar dan tujuan
Falsafat pendidikan Islam pada hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam
atau tepatnya, yaitu al-Qur’an dan hadis. Dari kedua sumber ini kemudian timbul
pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah keislaman dalam berbagai aspek,
termasuk falsafat pendidikan. Dengan demikian hasil pemikiran para ulama’ seperti qiyas
syar’I dan ijma’ sebagai sumber sekunder (al-Syaibany, 1973), pada dasarnya berasal dari
kedua sumber pokok tadi (al-Qur’an dan hadis). Dalam paparan ini sumber sekundernya
adalah Hasil pemikiran ulama’ seperti qiyas syar’I dan Ijma’ bukan lagi pemikiran filosof
muslim.
Al-Qur’an menganut faham integralistik dalam bidang ilmu pengetahuan. Seluruh
ilmu yang bersumber dari alam raya (ilmu-ilmu fisika, sains), tingkah laku manusia(ilmu-
ilmu social), wahyu atau ilham (ilmu agama, tasawuf, filsafat) adalah bersumber dari
Alloh. Hal lain yang juga amat mendasar adalah bahwa al-Qur’an amat menekankan
pentingnya hubungan yang harmonis antara ilmu dan iman. Ilmu tanpa iman akan
tersesat, dan iman tanpa ilmu tidak akan berdaya
Al-Qur’an menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan
pengajaran. Seperti pemuatan istilah-istilah yang digunakan oleh pendidikan seperti kata
Tarbiyah, ta’lim, iqra;, hingga ada kesimpulan bahwa al-Qur’an adalah kitab pendidikan.
Adapun Hadis atau al-Sunnah menjadi sumber kedua dalam filsafat Islam karena Nabi
Muhammad Shalla Alloh ‘alaihi wa sallam telah memberikan perhatian amat besar
terhadap pendidikan, dan mencaangkan pendidikan sepanjang hidup (long life education),
sampai ia mewajibkan mencari ilmu. Dan Ia diutus ke bumi ini untuk menjadi pengajar,
menyempurnakan aklah mulia dan mengajak menyembah Alloh semata.
Adapun sumber sekunder itu belum dioptimalkan. Banyak pendapat ulama’ yang
tertulis dalam kitab klasik. Sumber ini untuk pengembangan filsafat Islam. Namun
demikian secara subtansial pendapat para filosof muslim pun masih dapat
dipersoalkan,yaitu jika sesuatu dijadikan sebagai sumber, maka sumber itu harus
permanen, constant, dan tidak diperselisihkan keberadaannya. Sedang filsafat dari
manapun ia berasal atau disampaikan tetap memiliki sifat-sifat kekurangan dan
kelemahan yang menyebabkan kedudukannya sebagai sumber dapat dipermasalahkan.
2.5 Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Dalam hubungan dengan ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam ini, Muzayyin
Arifin dalam Abudin Nata mengatakan bahwa ruang lingkup pemikirannya bukanlah
mengenai halhal yang bersifat teknis operasional pendidikan, melainkan segala hal yang
mendasari serta mewarnai corak sistem pemikiran yang disebut filsafat itu. Dengan
demikian, secara umum ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan Islam ini adalah
pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh dan
universal mengenai konsepkonsep tersebut mulai dari perumusan tujuan pendidikan,
kurikulum, guru, metode, lingkungan, dan seterusnya. Selanjutnya Jalaludin dan Usman
Said menjelaskan bahwa secara makro, apa yang menjadi objek filsafat yaitu ruang
lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan manusia
merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Secara mikro yang menjadi objek
pemikiran atau ruang lingkup filsafat pendidikan sebagai berikut :
 Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan;
 Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan;
 Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan
kebudayaaan;
 Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan;
 Merumuskan hubungan antara filsafat Negara, filsafat pendidikan, dan politik
pendidikan;
 Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral Pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan.

Dengan demikian ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah masalah-masalah


yang terdapat dalam kegiatan Pendidikan Islam, seperti msalah tujuan pendidikan Islam,
masalah guru, kurikulum, metode dan lingkungan. Secara umum ruang lingkup
pembahasan filsafat pendidikan Islam ini adalah pemikiran yang serba mendalam,
mendasar, sistematis, terpadu, menyeluruh, dan universal mengenai konsep-konsep yang
berkaitan dengan pendidikan atas dasar ajaran Islam.
2.6 Fungsi Filsafat Pendidikan Islam
Semestinya, bahwa setiap ilmu mempunyai kegunaan, menurut Omar Mohammad
alToumy al-Syaibani misalnya mengemukakan tiga manfaat dari mempelajari filsafat
pendidikan Islam, antaralain:

 Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan yang
melaksanakannya dalam suatu negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap
proses pendidikan;
 Filsafat pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan
dalam arti menyeluruh; dan,
 Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam memberikan pendalaman pikiran
bagi factor-faktor spiritual, kebudayaan, social, ekonomi dan politik di negara kita.
Selain kegunaan yang tersebut di atas filsafat pendidikan Islam juga sebagai proses
kritikkritik tentang metode– metode yang digunakan dalam proses pendidikan Islam,
sekaligus memberikan arahan mendasar tentang bagaimana metode tersebut harus
didayagunakan atau diciptakan agar efektif untuk mencapai tujuan. Lebih lanjut
Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam harus bertugas dalam 3
dimensi, yakni:
 Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan
pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam
 Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut
 Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Filsafat Pendidikan Islam mengandung tiga komponen kata, yaitu filsafat, pendidikan
dan Islam. Secara etimologis filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu kata philein
(mencintai) atau philia (cinta) atau philos (sahabat, kekasih) dan sophia (kebijaksanaan,
kearifan). Sedangkan secara terminiologis kata filsafat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat
segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya. Sementara itu, falsafah berarti anggapan,
gagasan dan sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat.
Pada hakikatnya pendidikan filsafat pendidikan Islam merupakan suatu proses yang
berlangsung berkesinambungan maka tugas dan fungsi yang perlu di emban oleh
pendidik Islam adalah pendidikan Islam seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat.
Kedudukan Filsafat Pembelajaran Islam dalam Islam dan Pendidikan Islam adalah
sebagai alat atau sarana untuk memahami, dan untuk menyelasaikan permasalahan
pendidikan Islam dengan mendasarkan atas keterkaitan hubungan antara teori dan
praktek pendidikan. Karena pendidikan akan mampu berkembang bilamana benar-benar
terlibat dalam dinamika kehidupan masyarakat.
Dalam pengertian Filsafat Islam yang disebut di atas disebutkan bahwa filsafat ini
didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli,
khususnya para filosof muslim , sebagai sumber sekunder. Maka dari sini kita tahu
bahwa sumber-sumber Filsafat Islam itu ada dua, yaitu 1. Sumber Primer yaitu al-Qur’an
dan al-Hadis, 2. Sumber Sekunder yaitu pendapat para filosof muslim. Secara umum
ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan Islam ini adalah pemikiran yang serba
mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh dan universal mengenai
konsepkonsep tersebut mulai dari perumusan tujuan pendidikan, kurikulum, guru,
metode, lingkungan, dan seterusnya.
3.2 Saran
Penulis menyadari makalah di atas jauh dari kata sempurna dan kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai makalah di atas.

DAFTAR PUSTAKA

(Arifin , M., Filsaft Pendidikan Islam , Jakarta: Bumi Aksara, 1996)


(file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/KONSEP%20DASAR%20DAN%20ETIKA
%20%20FILSAFAT%20PENDIDIKAN%20ISLAM.pdf diakses 13 September 2021)
(Jalaludin & Usman Said, Filsafat Pendidikn Islam: Konsep dan Perkembangan
pemikirannya, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994)
(Nata , Abudin, Filsafat Pendidikn Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997)

Anda mungkin juga menyukai