Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) DAN PATIENT SAFETY


DI PUSKESMAS TAPIN UTARA PADA MASA PANDEMI COVID-19

Dosen: Ibu Susanti Suhartati, SST, M.Kes

Dibuat oleh :
NORMA
NIM.11194862111185

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A.Latar Belakang..............................................................................................1
B.Tujuan Penugasan.........................................................................................3
C.Manfaat Penugasan.......................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................4
STANDAR K3 DAN PATIENT SAFETY................................................................4
A.Standar K3 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan...............................................4
B.Standar Patient Safety...................................................................................4
C.Gambaran Penerapan K3 dan Patient Safety di Puskesmas Tapin Utara.....5
1.Penerapan Standar K3 di Puskesmas Tapin Utara:........................................5
2.Standar Keselamatan Pasien………………………………………………10
BAB III.......................................................................................................................15
PENUTUP..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu hak dasar manusia. Hal ini diamanatkan oleh
UUD 1945 pasal 28 H ayat (1) tentang penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak. Puskesmas merupakan bagian dari sumber daya
kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
(Nada, Denny, dan Setyaningsih 2020)
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
pada BAB XII Kesehatan Kerja Pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa upaya kesehatan
kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Standar kesehatan
kerja yang telah ditetapkan oleh pemerintah wajib ditaati oleh pengelola tempat kerja,
menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya
kecelakaan kerja.(Astuti, Arso, dan Wigati 2015).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 52 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dijelaskan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas pelayanan kesehatan adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi sumber daya manusia di fasilitas pelayanan
kesehatan, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar
lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan agar sehat, selamat, dan bebas dari gangguan
kesehatan dan pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan, lingkungan, dan
aktivitas kerja.
Terjadinya kecelakaan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
memungkinkan terjadinya kecelakaan serupa di fasilitas kesehatan lain seperti
puskesmas. Potensi bahaya yang dimiliki oleh puskesmas adalah penyakit-penyakit
infeksi, selain itu ada juga potensi bahaya-bahaya lain yang dapat memengaruhi situasi
dan kondisi di puskesmas. Potensi bahaya itu dapat berupa kecelakaan (kebakaran,
peledakan, instalansi listrik yang dapat menimbulkan kecelakaan dan sumber-sumber
lain yang dapat mengakibatkan cedera), bahan-bahan kimia yang berbahaya, bahaya

1
secara biologi, kinetik maupun mekanik, gangguan psikososial dan ergonomi. Potensi
bahaya yang ada tersebut dapat menimbulkan kecelakaan yang dapat mengancam jiwa
dan kehidupan baik karyawan, pasien maupun pengunjung yang ada di lingkungan
puskesmas.
Puskesmas wajib menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja di puskesmas, ini
bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di puskesmas sehingga produktifitas kerja meningkat
dan pelayanan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di
Indonesia belum terekam dengan baik. Salah satu factor penyebabnya adalah kurangnya
kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatn RI Nomor 11 tahun 2017 dijelaskan
bahwa Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Berbagai macam dan jenis cedera yang terjadi pada kasus keselamatan pasien, oleh
karena akibat kesalahan dan kelalaian antara lain yaitu Kejadian Tidak Diinginkan
(KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Potensi Cidera (KPC), Kejadian
Tidak Cidera (KTC), maupun kejadian Sentinel. Oleh karena itu petugas kesehatan baik
itu dokter, bidan, perawat, laboran dan lainnya yang melayani tindakan medis selama 24
jam agar memahami tentang konsep dan standar patient safety, sehingga pada saat
melakukan asuhan kebidanan maupun keperawatan mulai dari pengkajian, penetapan
diagnosa, intervensi, maupun tindakan serta evaluasi tidak terjadi kesalahan.
Pada 2 Januari 2020 saat kunjungan Sekda Kabupaten Tapin direncanakan
Puskesmas Tapin Utara pindah ke tempat baru karena kondisi bangunan Puskesmas
yang sudah lama dan ruangan pelayanan yang terbatas dan kecil. Akan tetapi karena
berbagai kondisi sampai saat ini Puskesmas Tapin Utara masih melaksanakan pelayanan
di bangunan yang lama. Bangunan Puskesmas yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun,
walaupun ada rehab kerusakan dan penambahan bangunan disamping ruang utama akan
tetapi ada beberapa ruangan yang sebenarnya tidak layak karena adanya kerusakan yang

2
tidak bisa diperbaiki karena keterbatasan dana rehab, seperti atap yang bocor, plafon
yang lepas, jendela dan pintu yang sudah lapuk sehingga tidak bias dibuka. Kondisi ini
bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
Dalam pandemi global COVID-19 saat ini, profesional kesehatan dan ilmuwan
menginformasikan kebijakan pemerintah tentang cara memperlambat penyebaran virus,
misalnya dengan menjaga jarak, mencuci tangan, menggunakan masker.(Harper et al.
2021). Pemerintah Indonesia menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan No.
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan pada masa
pandemic ini.
Pandemi covid-19 mengharuskan perubahan SOP pelayanan dan penerapannya di
fasilitas pelayanan kesehatan diseluruh dunia. Penyesuaian berbagai kegiatan pelayanan
dilaksanakan agar petugas pemberi layanan dan pasien yang berkunjung dapat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal dan terhindar dari panularan covid-
19.
Berdasarkan paparan diatas, maka penulis menyusun pembahasan makalah tentang
K3 dan Patient Safety di Puskesmas Tapin Utara pada masa pandemic covid-19.

B. Tujuan Penugasan

Tujuan penugasan Makalah Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) dan Patient


Safety adalah agar mahasiswa memahami pengertian K3 dan patient safety, standar K3
dan pasient safety. Untuk selanjutnya mahasiswa juga diharapkan dapat menerapkan
standar K3 dan patient safety ditempat kerjanya.

C. Manfaat Penugasan

Manfaat penugasan Makalah Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) dan Patient


Safety adalah untuk menambah wawasan mahasiswa tentang pengertian, standar K3 dan
Patient safety dan dapat menerapkan pelaksanaan K3 dan Patient safety ditempat
kerjanya.

3
BAB II

STANDAR K3 DAN PATIENT SAFETY


A. Standar K3 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pengaturan K3 di Fasyankes bertujuan untuk terselenggaranya Keselamatan dan


Kesehatan Kerja di Fasyankes secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
Penyelenggaraan K3 di Fasyankes meliputi: membentuk dan/atau mengembangkan
SMK3 di Fasyankes dan menerapkan standar K3 di Fasyankes.

Standar K3 di Fasyankes meliputi:


a. pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3 di Fasyankes;
b. penerapan kewaspadaan standar;
c. penerapan prinsip ergonomi;
d. pemeriksaan kesehatan berkala;
e. pemberian imunisasi;
f. pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di Fasyankes;
g. pengelolaan sarana dan prasarana Fasyankes dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja;
h. pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja;
i. kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana, termasuk kebakaran;
j. pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun;
dan
k. pengelolaan limbah domestik.

B. Standar Patient Safety

Standar Keselamatan Pasien meliputi:


a. hak pasien;
b. pendidikan bagi pasien dan keluarga;
c. Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan;
d. penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan peningkatan
Keselamatan Pasien;
e. peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien;
f. pendidikan bagi staf tentang Keselamatan Pasien; dan
g. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

4
C. Gambaran Penerapan K3 dan Patient Safety di Puskesmas Tapin Utara

Puskesmas Tapin Utara adalah salah satu puskesmas di kabupaten Tapin yang
beralamat di Jalan Kesehatan No.1,Kelurahan Rantau Kanan, Kecamatan Tapin Utara
yang merupakan ibukota Kabupaten Tapin. Pada bulan April 2017 Puskesmas Tapin
Utara bersama tiga puskesmas yang lain diwilayah Kabupaten Tapin mengikuti
penilaian Akreditasi Puskesmas. Penilaian akreditasi pada tahun 2017 ini adalah yang
pertama di Kabupaten Tapin. Puskemas Tapin Utara terakreditasi Madya.
Pada tahun 2020 Puskesmas Tapin Utara terjadwal untuk penilaian akreditasi
ulang, tetapi karena pandemic Covid-19 maka penilaian akreditasi ini tertunda. Pada
masa pandemic ini banyak perubahan SOP yang harus disesuaikan dengan kondisi
pandemic untuk menghindari paparan covid-19 kepada petugas maupun pasien dan
pengunjung yang datang ke puskesmas Tapin Utara.

1. Penerapan Standar K3 di Puskesmas Tapin Utara:

a. Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3 di Fasyankes.


Tahun 2019 Konsleting Listrik yang
Peletakan APAR ditempat yang mudah menimbulkan asap dan percikan api dan
terlihat dan mudah diambil. hampir menyebabkan kebakaran. Pa dokter
yang berada ditempat kejadian segera
mengambil APAR dan memadamkamnya

b. Penerapan kewaspadaan standar dilaksanakan untuk pelayanan kesehatan di masa


pandemic Covid-19 dengan 3M ( Memakai masker, mencuci tangan, menjaga
jarak). Termasuk dengan penggunaan APD sesuai pelayanan yang diberikan,
penggunaan face shield, penggunaan pelindung atau pembatas antara petugas
kesehatan dan pasien yang terbuat dari kaca, mika atau plastic sehingga dapat di
desinfeksi.

5
Kepala Puskesmas dan Staf Tim Covid-19 (APD TK.2)

Petugas Jaga Poli Puskesmas Tapin Loket Pendaftaran dengan Pelindung


Utara (APD TK.1)

Pelayanan dengan pelindung Pemasangan Alkon Implant

6
Pemberian Imunisasi Pada Bayi Ruang Tunggu MTBS

c. Penerapan prinsip ergonomic. Contoh penerapan prinsip ergonomic bekerja dalam


postur normal, penempatkan peralatan dalam jangkauan, bekerja sesuai dengan
ketinggian dimensi tubuh, mengurangi gerakan berulang dan berlebihan,
minimalisasi gerakan statis,minimalisasi titik beban

Pemasangan implant dengan prinsip Petugas Pelayanan di Poli dengan


ergonomi prinsip ergonomi

d. Pemeriksaan kesehatan berkala. Pemeriksaan kesehatan petugas secara berkala di


puskesmas Tapin Utara dilaksanakan pada kegiatan Posbindu PTM 6 bulan
sekali.Kegiatan tes kebugaran untuk petugas kesehatan.

7
e. Pemberian imunisasi.

Pada masa pandemic ini petugas kesehatan di


puskesmas Tapin Utara mendapatkan vaksin
covid-19 tiga dosis, kecuali untuk kondisi
tertentu yang ditunda pemberian vaksinnya.

e. pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di Fasyankes.

Penerapan 9 indikator PHBS


ditempat kerja sudah dilaksanakan
oleh semua petugas di puskesmas
Tapin Utara. Salah satu contoh yang
dilaksanakan adalah senam pagi
setiap Jum’at sebelum jam
pelayanaan.

g. pengelolaan sarana dan prasarana Fasyankes dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja;
h. pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja;
i. kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana, termasuk kebakaran;
j. pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun;
k. pengelolaan limbah domestik.

Pengelolaan Limbah Medis dan B3 INCENERATOR

8
Desinfeksi Ruangan Puskesmas Jalur Evakuasi dengan Jalur
Pegangan

TITIK KUMPUL
WC dengan pegangan dan daun pintu
buka keluar

Ruang tunggu pasien dengan


pengaturan jaga jarak

9
2. Standar Keselamatan Pasien

Standar keselamatan pasien berdasarkan Permenkes No. 11 tahun 2017, terdiri dari tujuh
standar yaitu :
Standar 1 : Hak pasien
Merupakan hak pasien dan keluarganya untuk mendapatkan informasi tentang diagnosis
dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, prognosis terhadap tindakan yang dilakukan, dan
perkiraan biaya pengobatan.
Kriteria standar hak pasien meliputi:
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
b. Rencana pelayanan dibuat oleh dokter penanggung jawab pelayanan
c. Penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya dilakukan oleh
dokter penanggung jawab pelayanan.

Standar 2 : Pendidikan bagi pasien dan keluarga


Yakni kegiatan mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien.
Kriteria Standar pendidikan kepada pasien dan keluarga meliputi:
a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap, dan jujur
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
d. Memahami konsekuensi pelayanan
e. Mematuhi nasihat dokter dan menghormati tata tertib fasilitas pelayanan kesehatan
f. Memperlihatkan sikap saling menghormati dan tenggang rasa dan
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

Standar 3 : Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan


Merupakan upaya fasilitas pelayanan kesehatan di bidang Keselamatan Pasien dalam
kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit
pelayanan.
Kriteria standar Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan meliputi:

10
a. pelayanan secara menyeluruh dan terkoordinasi mulai dari saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, pemindahan
pasien, rujukan, dan saat pasien keluar dari fasilitas pelayanan kesehatan
b. Koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan ketersediaan
sumber daya fasilitas pelayanan kesehatan
c. koordinasi pelayanan dalam meningkatkan komunikasi untuk memfasilitasi
dukungan keluarga, asuhan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi, rujukan, dan
tindak lanjut lainnya; dan
d. Komunikasi dan penyampaian informasi antar profesi kesehatan sehingga tercapai
proses koordinasi yang efektif.

Standar 4 : Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan


peningkatan keselamatan pasien
Yakni kegiatan mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang telah ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis insiden,
dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta Keselamatan Pasien.
Kriteria standar penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan Keselamatan Pasien meliputi:
a. setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan proses perancangan (desain)
yang baik;
b. setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan pengumpulan data kinerja
yang antara lain terkait dengan pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi,
mutu pelayanan, dan keuangan
c. setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan evaluasi semua insiden dan
secara proaktif melakukan evaluasi 1 (satu) proses kasus risiko tinggi setiap tahun; dan
d. setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menggunakan semua data dan informasi
hasil evaluasi dan analisis untuk menentukan perubahan sistem (redesain) atau membuat
sistem baru yang diperlukan, agar kinerja dan Keselamatan Pasien terjamin.

Standar 5 : Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


Merupakan kegiatan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dalam :
a. mendorong dan menjamin implementasi Keselamatan Pasien secara terintegrasi
dalam organisasi melalui penerapan tujuh langkah menuju Keselamatan Pasien

11
b. menjamin berlangsungnya kegiatan identifikasi risiko Keselamatan Pasien dan
menekan atau mengurangi insiden secara proaktif
c. menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang Keselamatan Pasien
d. mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan
meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan Keselamatan
Pasien
e. mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusi setiap unsur dalam meningkatkan
kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan Keselamatan Pasien.
Kriteria standar peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien meliputi:
a. terdapat tim antar disiplin untuk mengelola Keselamatan Pasien
b. tersedia kegiatan atau program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan Insiden
c. tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari fasilitas
pelayanan kesehatan terintegrasi dan berpartisipasi dalam Keselamatan Pasien
d. tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap Insiden, termasuk asuhan kepada pasien
yang terkena musibah, membatasi risiko, dan penyampaian informasi yang benar dan
jelas untuk keperluan analisis
e. tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan Insiden
termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang analisis akar masalah
Kejadian Nyaris Cedera (KNC), KTD, dan kejadian sentinel pada saat Keselamatan
Pasien mulai dilaksanakan;
f. tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis Insiden, atau kegiatan proaktif
untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan
dengan kejadian sentinel
g. terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan di dalam fasilitas pelayanan kesehatan dengan pendekatan antar
disiplin
h. tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan perbaikan Keselamatan Pasien,
termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut

12
i. tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif
untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan
Keselamatan Pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.

Standar 6 : Pendidikan bagi staf tentang keselamatan pasien


Merupakan kegiatan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan dan
memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisipliner dalam
pelayanan pasien
Kriteria Standar pendidikan kepada staf tentang Keselamatan Pasien memiliki:
a. setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki program pendidikan, pelatihan
dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik Keselamatan Pasien sesuai dengan
tugasnya masing-masing
b. setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus mengintegrasikan topik Keselamatan
Pasien dalam setiap kegiatan pelatihan/magang dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan Insiden
c. setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan pelatihan tentang
kerjasama tim (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisipliner dan kolaboratif
dalam rangka melayani pasien.
Standar 7 : Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan Pasien.
Merupakan kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan dalam merencanakan dan mendesain
proses manajemen informasi Keselamatan Pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi
internal dan eksternal yang tepat waktu dan akurat.
Kriteria standar komunikasi adalah :
a. tersedianya anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk
memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan Keselamatan Pasien
b. tersedianya mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada

13
BAB III

PENUTUP

Untuk mewujudkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan patient safety dibutuhkan
upaya dan kerjasama dari seluruh komponen sarana pelayanan kesehatan, dan tenaga
kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, laboran, apotiker maupun staf non nakes yang ada
di fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu peningkatan kemampuan dan ketrampilan
tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan agar terus dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan sehinngga pelayanan kesehatan dapat diberikan secara komprehensif
dan professional.

14
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/Tahun
2011 tentang Keselamatan Pasien.
Astuti, Sinta Indi, Septo Pawelas Arso, dan Putri Asmita Wigati. 2015..” Analisis Standar
Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan di RSUD Kota Semarang 3: 103–11.
Harper, Craig A, Liam P Satchell, Dean Fido, dan Robert D Latzman. 2021. “in the
COVID-19 Pandemic.” : 1875–88.
Nada, Fitria Qotrotun, Hanifa Maher Denny, dan Yuliani Setyaningsih. 2020.
“Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas: Studi Kasus di
Kabupaten Pekalongan.” Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia 8(2): 98–104.

15

Anda mungkin juga menyukai