Dibuat oleh :
NORMA
NIM.11194862111185
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A.Latar Belakang..............................................................................................1
B.Tujuan Penugasan.........................................................................................3
C.Manfaat Penugasan.......................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................4
STANDAR K3 DAN PATIENT SAFETY................................................................4
A.Standar K3 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan...............................................4
B.Standar Patient Safety...................................................................................4
C.Gambaran Penerapan K3 dan Patient Safety di Puskesmas Tapin Utara.....5
1.Penerapan Standar K3 di Puskesmas Tapin Utara:........................................5
2.Standar Keselamatan Pasien………………………………………………10
BAB III.......................................................................................................................15
PENUTUP..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu hak dasar manusia. Hal ini diamanatkan oleh
UUD 1945 pasal 28 H ayat (1) tentang penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak. Puskesmas merupakan bagian dari sumber daya
kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
(Nada, Denny, dan Setyaningsih 2020)
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
pada BAB XII Kesehatan Kerja Pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa upaya kesehatan
kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Standar kesehatan
kerja yang telah ditetapkan oleh pemerintah wajib ditaati oleh pengelola tempat kerja,
menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya
kecelakaan kerja.(Astuti, Arso, dan Wigati 2015).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 52 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dijelaskan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas pelayanan kesehatan adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi sumber daya manusia di fasilitas pelayanan
kesehatan, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar
lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan agar sehat, selamat, dan bebas dari gangguan
kesehatan dan pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan, lingkungan, dan
aktivitas kerja.
Terjadinya kecelakaan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
memungkinkan terjadinya kecelakaan serupa di fasilitas kesehatan lain seperti
puskesmas. Potensi bahaya yang dimiliki oleh puskesmas adalah penyakit-penyakit
infeksi, selain itu ada juga potensi bahaya-bahaya lain yang dapat memengaruhi situasi
dan kondisi di puskesmas. Potensi bahaya itu dapat berupa kecelakaan (kebakaran,
peledakan, instalansi listrik yang dapat menimbulkan kecelakaan dan sumber-sumber
lain yang dapat mengakibatkan cedera), bahan-bahan kimia yang berbahaya, bahaya
1
secara biologi, kinetik maupun mekanik, gangguan psikososial dan ergonomi. Potensi
bahaya yang ada tersebut dapat menimbulkan kecelakaan yang dapat mengancam jiwa
dan kehidupan baik karyawan, pasien maupun pengunjung yang ada di lingkungan
puskesmas.
Puskesmas wajib menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja di puskesmas, ini
bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di puskesmas sehingga produktifitas kerja meningkat
dan pelayanan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di
Indonesia belum terekam dengan baik. Salah satu factor penyebabnya adalah kurangnya
kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatn RI Nomor 11 tahun 2017 dijelaskan
bahwa Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Berbagai macam dan jenis cedera yang terjadi pada kasus keselamatan pasien, oleh
karena akibat kesalahan dan kelalaian antara lain yaitu Kejadian Tidak Diinginkan
(KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Potensi Cidera (KPC), Kejadian
Tidak Cidera (KTC), maupun kejadian Sentinel. Oleh karena itu petugas kesehatan baik
itu dokter, bidan, perawat, laboran dan lainnya yang melayani tindakan medis selama 24
jam agar memahami tentang konsep dan standar patient safety, sehingga pada saat
melakukan asuhan kebidanan maupun keperawatan mulai dari pengkajian, penetapan
diagnosa, intervensi, maupun tindakan serta evaluasi tidak terjadi kesalahan.
Pada 2 Januari 2020 saat kunjungan Sekda Kabupaten Tapin direncanakan
Puskesmas Tapin Utara pindah ke tempat baru karena kondisi bangunan Puskesmas
yang sudah lama dan ruangan pelayanan yang terbatas dan kecil. Akan tetapi karena
berbagai kondisi sampai saat ini Puskesmas Tapin Utara masih melaksanakan pelayanan
di bangunan yang lama. Bangunan Puskesmas yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun,
walaupun ada rehab kerusakan dan penambahan bangunan disamping ruang utama akan
tetapi ada beberapa ruangan yang sebenarnya tidak layak karena adanya kerusakan yang
2
tidak bisa diperbaiki karena keterbatasan dana rehab, seperti atap yang bocor, plafon
yang lepas, jendela dan pintu yang sudah lapuk sehingga tidak bias dibuka. Kondisi ini
bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
Dalam pandemi global COVID-19 saat ini, profesional kesehatan dan ilmuwan
menginformasikan kebijakan pemerintah tentang cara memperlambat penyebaran virus,
misalnya dengan menjaga jarak, mencuci tangan, menggunakan masker.(Harper et al.
2021). Pemerintah Indonesia menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan No.
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan pada masa
pandemic ini.
Pandemi covid-19 mengharuskan perubahan SOP pelayanan dan penerapannya di
fasilitas pelayanan kesehatan diseluruh dunia. Penyesuaian berbagai kegiatan pelayanan
dilaksanakan agar petugas pemberi layanan dan pasien yang berkunjung dapat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal dan terhindar dari panularan covid-
19.
Berdasarkan paparan diatas, maka penulis menyusun pembahasan makalah tentang
K3 dan Patient Safety di Puskesmas Tapin Utara pada masa pandemic covid-19.
B. Tujuan Penugasan
C. Manfaat Penugasan
3
BAB II
4
C. Gambaran Penerapan K3 dan Patient Safety di Puskesmas Tapin Utara
Puskesmas Tapin Utara adalah salah satu puskesmas di kabupaten Tapin yang
beralamat di Jalan Kesehatan No.1,Kelurahan Rantau Kanan, Kecamatan Tapin Utara
yang merupakan ibukota Kabupaten Tapin. Pada bulan April 2017 Puskesmas Tapin
Utara bersama tiga puskesmas yang lain diwilayah Kabupaten Tapin mengikuti
penilaian Akreditasi Puskesmas. Penilaian akreditasi pada tahun 2017 ini adalah yang
pertama di Kabupaten Tapin. Puskemas Tapin Utara terakreditasi Madya.
Pada tahun 2020 Puskesmas Tapin Utara terjadwal untuk penilaian akreditasi
ulang, tetapi karena pandemic Covid-19 maka penilaian akreditasi ini tertunda. Pada
masa pandemic ini banyak perubahan SOP yang harus disesuaikan dengan kondisi
pandemic untuk menghindari paparan covid-19 kepada petugas maupun pasien dan
pengunjung yang datang ke puskesmas Tapin Utara.
5
Kepala Puskesmas dan Staf Tim Covid-19 (APD TK.2)
6
Pemberian Imunisasi Pada Bayi Ruang Tunggu MTBS
7
e. Pemberian imunisasi.
g. pengelolaan sarana dan prasarana Fasyankes dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja;
h. pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja;
i. kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana, termasuk kebakaran;
j. pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun;
k. pengelolaan limbah domestik.
8
Desinfeksi Ruangan Puskesmas Jalur Evakuasi dengan Jalur
Pegangan
TITIK KUMPUL
WC dengan pegangan dan daun pintu
buka keluar
9
2. Standar Keselamatan Pasien
Standar keselamatan pasien berdasarkan Permenkes No. 11 tahun 2017, terdiri dari tujuh
standar yaitu :
Standar 1 : Hak pasien
Merupakan hak pasien dan keluarganya untuk mendapatkan informasi tentang diagnosis
dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, prognosis terhadap tindakan yang dilakukan, dan
perkiraan biaya pengobatan.
Kriteria standar hak pasien meliputi:
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
b. Rencana pelayanan dibuat oleh dokter penanggung jawab pelayanan
c. Penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya dilakukan oleh
dokter penanggung jawab pelayanan.
10
a. pelayanan secara menyeluruh dan terkoordinasi mulai dari saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, pemindahan
pasien, rujukan, dan saat pasien keluar dari fasilitas pelayanan kesehatan
b. Koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan ketersediaan
sumber daya fasilitas pelayanan kesehatan
c. koordinasi pelayanan dalam meningkatkan komunikasi untuk memfasilitasi
dukungan keluarga, asuhan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi, rujukan, dan
tindak lanjut lainnya; dan
d. Komunikasi dan penyampaian informasi antar profesi kesehatan sehingga tercapai
proses koordinasi yang efektif.
11
b. menjamin berlangsungnya kegiatan identifikasi risiko Keselamatan Pasien dan
menekan atau mengurangi insiden secara proaktif
c. menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang Keselamatan Pasien
d. mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan
meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan Keselamatan
Pasien
e. mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusi setiap unsur dalam meningkatkan
kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan Keselamatan Pasien.
Kriteria standar peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien meliputi:
a. terdapat tim antar disiplin untuk mengelola Keselamatan Pasien
b. tersedia kegiatan atau program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan Insiden
c. tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari fasilitas
pelayanan kesehatan terintegrasi dan berpartisipasi dalam Keselamatan Pasien
d. tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap Insiden, termasuk asuhan kepada pasien
yang terkena musibah, membatasi risiko, dan penyampaian informasi yang benar dan
jelas untuk keperluan analisis
e. tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan Insiden
termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang analisis akar masalah
Kejadian Nyaris Cedera (KNC), KTD, dan kejadian sentinel pada saat Keselamatan
Pasien mulai dilaksanakan;
f. tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis Insiden, atau kegiatan proaktif
untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan
dengan kejadian sentinel
g. terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan di dalam fasilitas pelayanan kesehatan dengan pendekatan antar
disiplin
h. tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan perbaikan Keselamatan Pasien,
termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut
12
i. tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif
untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan
Keselamatan Pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.
13
BAB III
PENUTUP
Untuk mewujudkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan patient safety dibutuhkan
upaya dan kerjasama dari seluruh komponen sarana pelayanan kesehatan, dan tenaga
kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, laboran, apotiker maupun staf non nakes yang ada
di fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu peningkatan kemampuan dan ketrampilan
tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan agar terus dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan sehinngga pelayanan kesehatan dapat diberikan secara komprehensif
dan professional.
14
DAFTAR PUSTAKA
15