Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kanker merupakan suatu penyakit yang menjadi ancaman bagi kesehatan
masyarakat di seluruh Negara di dunia. Di Indonesia, peningkatan angka kejadian
kanker cukup meresahkan, salah satunya adalah kanker payudara. Kanker payudara
merupakan penyebab utama kematian diantara semua penyakit kanker yang dialami
perempuan di Indonesia. Meningkatnya angka kematian akibat kanker payudara salah
satunya karena terdeteksi pada stadium lanjut (WHO, 2014). Kanker payudara
(Carcinoma mammae) adalah suatu keganasan yang menyerang kelenjar air susu,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara memperlihatkan
proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Setiap
tahun lebih dari 185.000 perempuan didiagnosa menderita kanker payudara. Insiden
penyakit ini semakin meningkat di negara-negara maju (Kemenkes RI, 2015).
Kanker payudara merupakan penyakit yang paling sering menyerang
perempuan sebagai penyebab kematian nomor dua dari seluruh jenis kanker yang
berdampak lebih dari 1,5 juta perempuan terjadi di setiap tahunnya.Data Global
Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) angka kematian
sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia
mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1
dari 11 perempuan, meninggal karena kanker. Angka kejadian penyakit kanker di
Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara,
sedangkan di Asia urutan ke 23 dengan angka kejadian untuk perempuan yang
tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan
rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. Kasus kanker payudara tercatat yakni
58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker.
Data yang bersumber dari Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2018
menunjukkan bahwa kasus kanker terbanyak adalah adalah kanker payudara sebesar
19,18%, kanker serviks sebesar 10,69%, dan kanker paru-paru sebesar 9,89%. Jenis
kanker yang hanya terjadi pada perempuan, yaitu payudara dan serviks menjadi
2

penyumbang terbesar dari seluruh jenis kanker. Indonesia menempati urutan pertama
kasus penderita kanker payudara di Asia dan merupakan penyebab kematian wanita
nomor satu di Indonesia (Kemenkes RI, 2019). Di Indonesia kanker payudara
merupakan kanker dengan angka prevalensi kejadian 0.5% atau sekitar 61.628 dan
kejadian kanker payudara di Bali mencapai 0.6% pada tahun 2013. Riskesdas 2018
menyebutkan prevalensi kanker di provinsi Bali sebanyak 2,3 per mil, kejadian ini
meningkat dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2013 sebesar 2,0 per mil.
Insiden kanker payudara di Asia berdasarkan Age Standardizet Ratio (ASR)
menduduki tempat kedua setelah kanker serviks. Kementerian Kesehatan
Indonesia mencatat kanker payudara dan kanker leher Rahim (Serviks) memliki
kasus tertinggi di seluruh rumah sakit. Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap di Indonesia untuk kanker
payudara yaitu 12.014 orang (28,7%) dan kanker serviks 5.349 orang (12,8%)
(Khairani, Keban dan Afrianty, 2019). Insiden kanker payudara angka kejadian
tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara serta semakin tahun angka kejadiannya
semakin meningkat sering dengan berjalan waktu dengan jumlah kurang lebih 23.140
kasus baru pasien kanker payudara setiap tahun dari 200 juta populasi yang ada
di Indonesia (Setiawan, Lestari dan Rachmawati, 2018).
Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial yang belum diketahui
penyebab utamanya. Kanker sendiri memiliki berbagai jenis dengan berbagai akibat
yang muncul, berbagai macam ancaman selalu membayangi para penderita kanker
seperti kematian dan penurunan kualitas hidup. Pengobatan yang lama dan sering
keluar masuk Rumah Sakit akan memberikan dampak terhadap kualitas hidup pasien
terhadap penyakit yang dialaminya. Dalam megetahui penyakit yang dideritanya
serius, seseorang akan berpikir tentang penyakitnya, cara pengobatan yang akan
ditempuh, biaya yang dihabiskan, prognosis penyakitnya, dan lama penyembuhan
dari penyakitnya. Kualitas hidup yaitu perasaan dan pernyataan rasa puas seseorang
individu akan kehidupan secara menyeluruh dan secara status mental orang mengakui
bahwa individu tersebut hidup dalam kondisi yang nyaman, jauh dari ancaman dan
secara adekuat memenuhi kebutuhan dasar (Eda & Puguh, 2017). Hal yang sangat
penting untuk diperhatikan bagi penderita kanker payudara adalah adanya mental
psikologis penderita yang bisa saja akan mengalami penurunan secara dramatis.
Akibatnya, penderita akan mengalami depresi dan bahkan bisa menurunkan kualitas
hidup, kualitas yang berhubungan dengan kesehatan dapat diartikan sebagai respon
3

emosi dari penderita terhadap aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan hubungan
antar keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian antara harapan dan
kenyataan yang ada, adanya kepuasaan dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan
emosional serta kemampuan mengadakan sosialisasi dengan orang lain. Kualitas
hidup seseorang dikatakan tercapai apabila sesorang mendapatkan hidup normal dan
memiliki tingkat derajat kesehatan yang baik (Husni, Romadoni dan Rukiyanti, 2015).
Kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin,
umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Penelitian
yang dilakukan oleh Perihan Guner, dkk (2006) yang dilakukan pada 620 pasien
kanker menunjukan bahwa laki-laki, usia yang lebih tua, janda atau duda, pasien
dengan tingkat pendidikan rendah, ibu rumah tangga, dan pasien dengan penghasilan
yang rendah memiliki kualitas hidup yang rendah. Perbedaan usia pada penderita
kanker memberikan dampak terhadap kualitas hidup. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan pandangan terhadap penyakit yang diderita. Pasien kanker dengan usia
muda, lebih mudah merasa takut dan kehilangan masa depan. Hal ini menyebabkan
perbedaan kualitas hidup antara pasien dengan usia yang berbeda. Penelitian Suh
(2007) menunjukan bahwa pekerjaan menjadi faktor yang signifikan terhadap kualitas
hidup yang lebih baik, sehingga pasien yang bekerja dan tidak bekerja memiliki
kualitas hidup yang berbeda. Pendidikan juga memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kualitas hidup. Semakin rendah pendidikan dapat menurunkan kualitas hidup
pasien kanker. Pasien dengan pendidikan tinggi memiliki kualitas hidup yang lebih
baik dibanding yang berpendidikan rendah.
RSUD Bali Mandara adalah rumah sakit daerah tipe B milik Pemerintah
Provinsi Bali dengan jumlah total 213 tempat tidur dan 255 perawat. Dari hasil
observasi dan wawancara yang dilakukan perawat, pasien kanker payudara merasa
cemas akan penyakitnya, cemas akan kehidupan selanjutnya, cemas akan efek
samping dari kemoterapi yang akan berdampak pada kualitas hidup mereka. Dengan
perubahan pada tubuhnya yang dialami membuat mereka tidak percaya diri, cemas,
dan merasa malu. Berdasarkan data yang didapatkan pada saat pengambilan data awal
di bagian rekam medis (Medical Record ) di RSUD Bali Mandara, jumlah pasien
kanker payudara pada tahun 2018 sebanyak 20 orang pasien rawat jalan dan 1 orang
pasien rawat inap. Tahun 2019 sebanyak 10 orang pasien rawat inap dan 366 pasien
rawat jalan. Pada tahun 2020 saat masa pandemi dimulai kunjungan pasien kanker
payudara mengalami penurunan terdata 14 orang pasien rawat inap dan 201 pasien
4

rawat jalan. Pada tahun 2021 penurunan hanya 14 orang pasien rawat inap dan 189
pasien rawat jalan (Medical Record, 2022). Berdasarkan uraian diatas,
menggambarkan data pasien kanker payudara yang masih tinggi, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup pada pasien kanker payudara di Poliklinik Onkologi RSUD Bali
Mandara.
B. Rumusan masalah

Berdasarkan data diatas maka rumusan masalah penelitian adalah “Apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien kanker payudara di
Poliklinik Onkologi RSUD Bali Mandara?”

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien
kanker payudara di Poliklinik Onkologi RSUD Bali Mandara.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengaruh faktor usia terhadap kualitas hidup pada
kanker payudara di Poliklinik Onkologi RSUD Bali Mandara.
b. Untuk mengidentifikasi pengaruh faktor pendidikan terhadap kualitas hidup
pada pasien kanker payudara di Poliklinik Onkologi RSUD Bali Mandara.
c. Untuk mengidentifikasi pengaruh faktor pekerjaan terhadap kualitas hidup
pada pasien kanker payudara di Poliklinik Onkologi RSUD Bali Mandara.
d. Untuk mengidentifikasi pengaruh faktor kecemasan terhadap kualitas hidup
pada pasien kanker payudara di Poliklinik Onkologi RSUD Bali Mandara.
e. Untuk mengidentifikasi pengaruh faktor kualitas tidur terhadap kualitas hidup
pada pasien kanker payudara di Poliklinik Onkologi RSUD Bali Mandara.
f. Untuk mengidentifikasi faktor dominan yang mempengaruhi kualitas hidup
pada pasien kanker payudara di Poliklinik Onkologi RSUD Bali Mandara.
D. Manfaat penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
Diharapkan dapat memberikan informasi sehingga dapat menjadi evaluasi
pada setiap unit kerja di rumah sakit. Sebagai masukan untuk mengetahui
5

hubungan tingkat kecemasan mengenai efek samping kemoterapi dengan kualitas


hidup pasien kanker payudara di Poliklinik Onkologi RSUD Bali Mandara.
2. Masyarakat

Penelitian ini disajikan untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan


pemahaman bagi masyarakat tentang hubungan tingkat kecemasan mengenai efek
samping kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara di Poliklinik
Onkologi RSUD Bali Mandara

3. Institusi Pendidikan

Bermanfaat untuk menambah wawasan bagi mahasiswa kesehatan khususnya


mahasiswa ilmu keperawatan tentang hubungan tingkat kecemasan mengenai
efek samping kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker payudara.

4. Pengembangan Ilmu Keperawatan


Sebagai informasi dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai hubungan
tingkat kecemasan mengenai efek samping kemoterapi dengan kualitas hidup
pasien kanker payudara di Poliklinik Onkologi RSUD Bali Mandara

Anda mungkin juga menyukai