Anda di halaman 1dari 11

NARASI WAWANCARA

Dibuat oleh : Putri Diana Sylvia


NPM : 1906104040076
Ruang: 18

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2021
Biodata narasumber
Nama : Roslina Fitri S.Pd
Sekolah : SDN 36 Banda Aceh
Waktu wawancara : 18 september

KOMPETENSI PEDAGOGIK
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan atau keterampilan guru mengelola proses
pembelajaran atau interaksi belajar mengajar dengan peserta didik. Terdapat 7 aspek dalam
kompetensi pedagogik yang wajib dikuasai, yaitu:

1. Karakteristik para peserta didik


2. Teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Pembelajaran yang mendidik
5. Pengembangan potensi para peserta didik
6. Cara berkomunikasi
7. Penilaian dan evaluasi belajar

1. Pewawancara : “bagaimana tangggapan atau pandangan ibu tentang perkembangan


karakteristik di sd ini buk ?”

Narasumber : “Biasanya ibu fit dalam melaksanakan penanaman karakterristik peserta


didik biasanya beliau dengan membaca jus amma di kelas tapi karena sekarang kuliahnya
dilaksanaan melalui daring Jadi guru sangat kualahan dalam mengembangkan
karakteristik siswa sebab yang sangat berperan dalam membina karakter siswa di saat
suasana sekolah daring seperti ini adalah orang tua anak itu sendiri.

2. Pewawancara : “bagaimana tangggapan atau pandangan ibu tentang teori belajar dan
prinsip pembelajaran yang mendidik apakah sudah diterapkan dengan baik di sekolah ini?
Seperti yang kita ketahui bahwa Teori dan model pembelajaran merupakan salah satu
kunci keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
Keberhasilan tersebut juga tidak terlepas dari kemampuan tenaga pendidik dalam
merancang teori dan model pembelajaran tersebut menjadi lebih sistimatis untuk
mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.

Narasumber : “ Menurut ibu fit kurikulum k13 masalah teori kuntruktivisme ada yang
cocok ada yang tidak dijalankan pada anak SD sebab anak SD dibagi du akelas yaitu
kelas rendah dan kelas tinggi, sebab kalau menurut ibu mella kalau dilaksanakan teori
kontruktivisme dikelas rendah kata ibu itu masih tidak mungkin karena anak pada kelas
rendah masih belum bisah berfikir kongkrit. Baru bisa di jalankan teori itu pada kelas
tinggi.

3. Pewawancara : “bagaimana pengembangan kurikulum di sekolah SD N ini Bu?

Narasumber : “Dalam menjalankan sk, skl, ki, kd, indikstor, silabus pembelajaran kata
buk mella ibuk itu ada kompromi dengan guru lain yaitu dengan guru satu kelas ngajar
dengan beliau karena di kelas dua, satu kelas itu ada dua guru yang ngajar jadi kegiatan
Menyusun strategi dan silabus itu harus kompromi berdua supaya agarah ngajarnya
sejalan .

4. Pewawancara : “bagaimana pandangan atau tanggapan ibu tentang pembelajaran yang


mendidik? Pembelajaran mendidik didefinisikan sebagai pembelajaran yang
membuahkan bukan saja dasar-dasar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
melainkan juga sekaligus menumbuhkan karakter yang kuat serta penguasaan kecakapan
hidup, sehingga tampil sebagai manusia yang penuh kasih terhadap sesame serta
menjunjung tinggi etika di samping trengginas dalam bekerja

Narasumber : “biasanya ibu fit lakukan model diskaverirening atau ingkuirirening karena
lebih mudah di pahami oleh siswa kelas rendah dan di gunakan pendekatan sensifik
supaya adanya tanya jawab antara guru dan murid dan adanya metode ceramah dan
metode diskusi

5. Pewawancara : “bagaimana tanggapan ibu tentang cara berkomunikasi peserta didik atau
guru-guru disini ?

Narasumber : “biasanya ibu fit menggunakan media gambar untuk pembelajan pkn dan
Bahasa indonesia dan biasanya ibu mella menggunakan media ppt melalui infokus
supaya lebih memahami siswa dalam mwmahami pembelajran yang di ajarkan guru, dan
tidak pernah ibu fit mengajak siswa untuk membuat media karena ibu fit mengajar kelas
rendah jadi kalau di ajak membuat media takutnta bisa kacau suasana kelas. Dan hanya
pelajaran tertentu yang di gunakan media

6. Pewawancara : “bagaimana tanggapan ibu Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.


Narasumber; kata ibu fit rpp yang ibu mella tetapkan selalau tidak berjalan dengan
rencana contohnya dalam ngerjakan tugas kan ada siswa yang cepat memahami dan ada
juga siswa yang lambat dalam memahaminya biasanya siswa yang lambat memahaminya
akan di berikan PR untuk di selesaikan di rumah.

7. Pewawancara : “bagaimana tentang penilaian dan evaluasi belajar di sekolah ini buk ?”

Narasumber : “ kata ibu fit rpp yang ibu mella tetapkan selalau tidak berjalan dengan
rencana contohnya dalam ngerjakan tugas kan ada siswa yang cepat memahami dan ada
juga siswa yang lambat dalam memahaminya biasanya siswa yang lambat memahaminya
akan di berikan PR untuk di selesaikan di rumah.

8. Pewawancara : “bagaimana tentang Refleksi (merenengkan Kembali pembelajaran yang


telah dilakukan ) serta ptk.

Narasumber : “Refleksi biasanya di gunakan pada saat tertentu jika ada kelebihan waktu
selalu menyuruh siswa dalam menyimpulkan pelajaran yang tadi di ajarkan ibu supaya
anak anak mengingatkan Kembali materi yang diberikan ibu tadi.
Biodata narasumber
Nama : Roslina Fitri S.Pd
Sekolah : SDN 36 Banda Aceh
Waktu wawancara : 27 september 2021

KOMPETENSI KEPRIBADIAN
Kompetensi kepribadian berkaitan dengan karakter guru, yang wajib dimiliki agar menjadi
teladan bagi para peserta didik. Selain itu, para guru juga harus mampu mendidik para muridnya
agar membantu mereka memiliki kepribadian yang baik. Terdapat beberapa kepribadian yang
harus dimiliki guru, yaitu:

1. Kepribadian yang stabil, bertindak sesuai dengan norma sosial dan bangga menjadi guru.
2. Kepribadian yang dewasa, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
dan memiliki etos kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta
didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif
terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5. Berakhlak mulia meliputi bertindak sesuai dengan norma religious dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik.

1. Pewawancara : “bagaimana tanggapan ibu tentang guru harus bertindak sesuai norma agama, dan
sosial?

Narasumber : “Menurut ibu fit kita sebagai guru emang harus bersikap sedimikian rupa karena
kita sebagai guru. itu adalah salah satu modal utama untuk menjadi seorangguru yang
profesional. kita harus bertindak sesuai norma agama , sosisal, hukum, dan kebudayaan nasional.
Didalam maupun diluar pembelajaran sedang berlangsung tanpa harus membeda bedakannya .
kerena kita sebagai guru dalah suri teladan bagi peserta didik dan masyarakat di sekitar kita ,

2. Pewawancara : “ Kepribadian yang dewasa, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai


pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru, bagaimana tanggapan ibu terhadap hal tersebut ?
Narasumber : “Menurut ibu fit kita sebagai guru emang harus bersikap jujur, berakhlak mulia,
dan teladan. Karena dimasa ini kita sangat susah mencari orang yang jujur sedangkan orang yang
pintar sangat banyak, jadi kita sebagai guru emang harus bersikap jujur, berakhlak mulia dan
teladan, karena kita berhadapan langsung dengan anak manusia. Kejujuran seorang guru sangat
mencerminkan kepribadian seorang guru, jadi dalam proses pembelajaran guru harus bersikapa
jujur dan tulus dalam menyampaikan pelajaran.

Seperti sebuah perumpamaan, 

  Para murid bisa lupa perkataan pendidik, tetapi mereka tidak akan pernah melupakan sikap
dan perbuatannya.”

3. Pewawancara : “bagaimana tanggapan ibu tentang guru yang arif dan berwibawa, dan apakah
guru disini sudah memiliki sifat tersebut?”

Narasumber : “Menurut ibu fit kita sebagai guru emang harus berperilaku sebagai pribadi yang
mantap, stabil,dewasa, arif dan berwibawa karena guruselalu berhadapan dengan komunitas yang
berbeda ragam di perserta didik dan masyarakat, guruharus bersikapa sebagai kepribadian yang
mantap, stabial, terhadap anak didik maupun masyarakat nya sehingga guru akan tampil sebagai
sosok yang patut di contohi’ kemudian seorang guru harus berperilaku dewasa kerena banyak
masalah pendididkan yang muncul karena di sebabkan kurangnya sikap kedewasaan seorang
guru, dan kondisi kepribadiaan dan kemudia sering terjadi Tindakan Tindakan tidak propesional,
jadi kita sebagai calon seorang guru harus bersikap sesuai sebagai seorang pendidik, dan
kemudia guru harus mempunyai sikap arif hal ini penting karena masih sering kita dengar
peserta didik yang perilakunya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral yang baik,
jadi gurulah yang harus mendidik mereka supaya peserta didik menjadi pribadi yang baik,
kemudian seorang guru harus bersikap berwibawa kemudia ibu mella berkata kita sebagai guru
emang harus bersikap berwibawa karena guru harus memberi pengaruh positif terhadap peserta
didik, serta perilaku yang di segani oeh peserta didik.”

4. Pewawancara : “bagaimana guru yang disebut dengan guru yang bertanggung jawab ?”

Narasumber : ” menurut ibu fit kita sebagai guru harus memiliki etos kerja yang baik dan
bertanggung jawab dalam menjalankan sikap profesionalismenya guru yang memiliki etos kerja
yang tinggi senantiasa tidak bergantung pada orang lain, dan mampu menghadapi segala
rintangan dan tantangan yang di hadapinya dengan baik, dengan adanya sikap etos kerja dan
bertanggu jawab guru lebih berani mengambil keputusan yang baru untuk meningkatkan kinerja
yang lebih baik dalam meningkatkan sumber daya manusia. Sehingga profesi guru adalah
pekerjaan yang sangat mulia karena gurulah yang memanusiakan manusia.”
5. Pewawancara : “bagaimana Menjungjung tinggi kode etik guru dengan menerapkan
kode etik profesi guru, dan berperilaku dengan kode etik guru.
Narasumber : ” Menurut ibu fit kode etik guru adalah salah satu norma bagi guru yang harus di
indahkan atau harus di patuhi oleh guru dalam menjalankan profesinya dan dalam lingkungan
masyarakat norma norma aitu berisi petunjuk dalam menjalankan tugas sebagai guru dan
larangannya, sebab profesi guru adalah pekerjaan yang sangat mulia karena gurulah yang
mencerdaskan generasi penurus bangsa.
Biodata narasumber
Nama : Roslina Fitri S.Pd
Sekolah : SDN 36 Banda Aceh
Waktu wawancara : 9 November 2021

KOMPETENSI PROFESIONAL
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya.
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
pelajaran yang dimampu.
2. Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang dimampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
5. Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.

Pewawancara : “bagaimana pendapat atau tanggapan ibu tentang kmpetensi professional di


sekolah ini ?”

Narasumber : “Guru harus memiliki atau menerapkan kompetensi professional karena dapat
berpengaruh pada proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran
pendidikan yang bermutu. Keluaran yang bermutu dapat dilihat pada hasil langsung pendidikan
yang berupa nilai yang dicapai siswa dan dapat juga dilihat dari dampak pengiring, yakni
dimasyarakat.
Guru yang profesional adalah guru yang kompeten (berkemampuan).”
Sebagai seorang guru perlu mengetahui dan menerapkan beberapa prinsip mengajar agar seorang
guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut :
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi mata pelajaran
yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang
bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta
mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang diperlukannya.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam
memahami pelajarannya yang diterimanya dengan yang akan diterimanya nanti.
5. Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat
menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi
jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran
dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan
kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan
menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya dan dikaitkan dengan kondisi realita
kesehariannya.
8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik
dalam kelas maupun diluar kelas dalam lingkungan sekolah dan di lingkungan sosialnya.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat
melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut. Kemampuan penelitian dasar bagi
guru.
10. Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk
mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui
prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan pengembangan.
Biodata narasumber
Nama : Roslina Fitri S.Pd
Sekolah : SDN 36 Banda Aceh
Waktu wawancara : 10 november 2021

KOMPETENSI SOSIAL
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar.
1. Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
keluarga.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman
social budaya.
4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

Pewawancara : “ bagaimana tanggapan ibu tentang kompetensi social di SD N 36, apakah semua
guru sudah menerapkan kompetensi ini dengan baik ?”.

Narasumber : “ para siswa harus dilatih untuk bisa memiliki kompetensi sosial, memiliki
kecakapan untuk berkomunikasi, mempengaruhi orang lain, meyakinkan orang lain untuk bisa
melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dia yakini, termasuk kemampuan menerima
keragaman sosial, etnik, agama, ras dan budaya. Semua itu harus dilatih sejak mereka berada di
sekolah. Lalu, bagaimana guru dapat melatih kecakapan sosial siswanya jika mereka sendiri
tidak memiliki kompetensi tersebut? Untuk itu, seorang guru harus memiliki kompetensi sosial
dengan baik. Setiap manusia di dunia ingin bisa diterima dalam lingkungan sosialnya. Mereka
tidak bisa terpisah dari lingkungannya, karena tidak satu manusia pun yang bisa hidup sendirian.
Oleh sebab itu, setiap siswa di sekolah harus dipersiapkan dengan berbagai kompetensi sosial
melalui program yang terdesain baik.”
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki setiap guru adalah kompetensi sosial, yakni
kemampuan mengelola hubungan kemasyarakatan yang membutuhkan berbagai keterampilan,
kecakapan dan kapasitas dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hubungan antar
pribadi, para siswa harus dilatih untuk bisa memiliki kompetensi sosial, memiliki kecakapan
untuk berkomunikasi, mempengaruhi orang lain, meyakinkan orang lain untuk bisa melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang dia yakini, termasuk kemampuan menerima keragaman sosial,
etnik, agama, ras dan budaya. Semua itu harus dilatih sejak mereka berada di sekolah. Lalu,
bagaimana guru dapat melatih kecakapan sosial siswanya jika mereka sendiri tidak memiliki
kompetensi tersebut? Untuk itu, seorang guru harus memiliki kompetensi sosial dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai