Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan diuraikan terlebih
dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua kata ‘hasil’ dan ‘belajar’. Dalam
KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan;
perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman.
Secara umum Abdurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.menurutnya juga anak-anak yang
berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional.
Adapun yang dimaksud dengan belajar Menurut Usman adalah “Perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara satu individu dengan
individu lainnya dan antara individu dengan lingkungan”.
Lebih luas lagi Subrata mendefenisikan belajar adalah “(1) membawa kepada
perubahan, (2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkanya kecakapan
baru, (3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja”. Dari beberapa
defenisi di atas terlihat para ahli menggunakan istilah “perubahan” yang berarti setelah
seseorang belajar akan mengalami perubahan.
Untuk lebih memperjelas Mardianto memberikan kesimpulan tentang pengertian
belajar:

1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan secara sungguh-
sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik
fisik maupun mental.
2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam driri antara lain perubahan
tingkah laku diharapkan kearah positif dan kedepan.
3. Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari sikap negatif
menjadi positif, dari sikap tidak hormat menjadi hormat dan lain sebagainya.
4. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari kebiasaan buruk,
menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang dirubah tersebut untuk menjadi
bekal hidup seseorang agar ia dapat membedakan mana yang dianggap baik di
tengah-tengah masyarakat untuk dihindari dan mana pula yang harus dipelihara.
5. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang berbagai bidang
ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu membaca, tidak dapat menulis
jadi dapat menulis. Tidak dapat berhitung menjadi tahu berhitung dan lain
sebagainya.
6. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan, misalnya
keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian, bidang tekhnik dan sebagainya.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses


belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,
pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Hasil belajar merupakan salah satu indikator dari proses belajar. Hasil
belajar adalah perubahan perilaku uyang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas
belajar. Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah
dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut
Dimyati dan Mudjiono, Dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar
merupakan suatu proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai
pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan
yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang
ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak
penyelenggara pendidikan.

Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka hasil belajar yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar (perubahan tingkah laku: kognitif,
afektif dan psikomotorik) setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran dengan
strategi pembelajaran information search dan metode resitasi yang dibuktikan dengan
hasil evaluasi berupa nilai.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor
yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalam peserta
didik yang belajar (faktor internal) dan ada pula yang berasal dari luar peserta didik
yang belajar (faktor eksternal).

Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:


a. Faktor internal terdiri dari:
1) Faktor internal terdiri dari:
a) Faktor jasmaniah
b) Faktor psikologis
2) Faktor eksternal terdiri dari:
a) Faktor keluarga
b) Faktor sekolah
c) Faktor masyarakat

Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu:
1) Faktor internal meliputi dua aspek yaitu:
a) Aspek fisiologis
b) Aspek psikologis
2) Faktor eksternal meliputi:
a) Faktor lingkungan sosial
b) Faktor lingkungan nonsosial
Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
1) Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta
didik misalnya faktor lingkungan.
3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi
dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi
pembelajaran.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya faktor jasmani dan rohani siswa,
hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan siswa baik kondisi fisiknya secara umum,
sedangkan faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi. Hasil belajar siswa di madrasah
70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan.

Menurut Chalijah Hasan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar


antara lain:
1) Faktor yang terjadi pada diri organisme itu sendiri disebut dengan faktor
individual adalah faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi
dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut dengan faktor sosial,
3) faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang
digunakan atau media pengajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa secara garis
besar terbagi dua bagian, yaitu factor internal dan eksternal.14
1) Faktor internal siswa
a) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik,
serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.
b) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan
kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan,
berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.
2) Faktor-faktor eksternal siswa
a) Faktor lingkungan siswa
Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama, faktor lingkungan alam atau non
sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, sore,
malam), letak madrasah, dan sebagainya. Kedua, faktor lingkungan sosial
seperti manusia dan budayanya.
b) Faktor instrumental
Yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau sarana fisik
kelas, sarana atau alat pembelajaran, media pembelajaran, guru, dan
kurikulum atau materi pelajaran serta strategi pembelajaran.
Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi banyak faktor-
faktor yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut
sangat mempengaruhi upaya pencapaian hasil belajar siswa dan dapat mendukung
terselenggaranya kegiatan proses pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan
pembelajaran.

3. Manfaat Hasil Belajar

Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku seseorang yang
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti suatu
proses belajar mengajar tertentu.15 Pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil
apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa merupakan akibat dari proses
belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses yang ditempuhnya melalui program
dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses
pengajarannya. Berdasarkan hasil belajar siswa, dapat diketahui kemampuan dan
perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan.
Hasil belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih baik,
sehingga bermanfaat untuk: (a) menambah pengetahuan, (b) lebih memahami sesuatu
yang belum dipahami sebelumnya, (c) lebih mengembangkan keterampilannya, (d)
memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal, (e) lebih menghargai sesuatu
daripada sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan
perubahan dari siswa sehingga terdapat perubahan dari segi pegetahuan, sikap, dan
keterampilan.

B. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan


mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan
lisan.
Kata lain dari metode demonstrasi adalah memberikan variasi dalam cara-
cara guru mengajar dengan menunjukkan bahan yang diajarkan secara nyata baik
dalam bentuk benda asli maupun tiruan sehingga siswa – siswi dapat mengamati
dengan jelas dan pelajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang dinginkan
( Sudirman,1991:133).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan
sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
(Syaiful Bahri Djamarah 2000).

Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan


untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas
pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu
sendiri.
Muhibbin Syah ( 2000) metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan sesuatu kegiatan,
baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang di sajikan.
Sedangkan menurut Roehstyah NK ( 2001:81) mendefinisikan metode
demostrasi adalah cara mengajar instruktur atau guru menunjukkan atau
memperlihatkan suatu proses. Peran penggunaan metode demonstrasi mampu
mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima.
Oleh karena itu dalam merancang proses belajar hendaknya dipilih metode yang
benar-benar efektif dan efisien atau merancang metode sendiri sehingga dapat
menyampaikan pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari
siswa. Metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi.
Metode demonstrasi mempunyai kemampuan atau potensi mengatasi
kekurangan-kekurangan guru, metode demonstrasi mampu menyampaikan meteri
secara jelas dan mudah di pahami siswa. Dengan demikian penggunan metode
demonstrasi dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan. Dari hal tersebut maka proses belajar akan efektif dan prestasi belajar siswa
akan meningkat.
Dari definisi- definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode
demonstrasi adalah cara – cara guru dalam mengajar dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan
suatu kegiatan atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang
sebenarnya maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang relevan
dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam memahami
materi.

1. Keunggulan Metode Demonstrasi

Keunggulan atau kelebihan metode demonstrasi menurut Roehstiyah NK ( 1990)

adalah sebagai berikut:


a. Perhatian siswa lebih dapat dipusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan.
b. Kesalahan – kesalahan yang terjadi apabila pelajaran diceramahkan dapat
diatasi melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek
sebenarnya.
c. Konsep yang diterima siswa lebih mendalam sehingga lebih lama dalam
jiwanya.
d. Memberikan motivasi yang kuat pada siswa agar lebih giat belajar karena siswa
dilibatkan dengan pelajaran.

e. Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung serta


dapat memperoleh kecakapan. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di
dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung.

2. Kekurangan Metode Demonstrasi

a. Memerlukan waktu yang cukup banyak


b. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang
efesien.
c. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-
bahannya.
d. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
e. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstransi menjadi tidak efektif.

3. Manfaat Metode Demonstrasi


Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah :
1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.
4. Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi

Pupuh Fathur Rochman ( 2007: 98) mengemukakan bahwa tujuan penerapan

metode demonstrasi adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan

memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu seperti:

a. Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur


keterampilan – keterampilan fisik dan motorik.
b. Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan
para siswa secara bersama – sama.
c. Mengkonkritkan informasi yang disajikan kepada siswa.
Dengan kata lain, metode demonstrasi dapat membantu siswa dalam
mengatasi kesulitan belajar dan pemahaman pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar metode berjalan efektif di
antaranya:
a. Guru harus menyusun tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar.
b. Mempertimbangkan dengan seksama apakah dengan teknik yang akan dipakai
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang telah
dirumuskan.
c. Mempertimbangkan pula jumlah siswa dalam kelas, apakah memberikan
kesempatan untuk berdemostrasi.
d. Mengecek alat – alat demonstrasi tentang kondisi dan jumlahnya.
5. Langkah-Langkah Penerapan Metode Demonstrasi

Langkah – langkah penerapan strategi pembelajaran dengan metode demontrasi dalam

membaca teknis teks percakapan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dikelas V Sekolah

Dasar adalah:

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperoleh untuk demonstrasi.


2. Memberikan pengantar demontrasi untuk mempersiapkan siswa mengikuti
demonstrasi yang berisikan pelajaran tentang prosedur dan instruksi keamanan
3. Memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang disertai penjelasan tentang
prosedur, ilustrasi ,dan pertanyaan.
4. Untuk menghindari ketegangan, ciptakanlah suasana-suasana harmonis.

C. Pembelajaran IPA
1. Pengertian Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau
Sains yang semula berasal dari bahasa inggris “science”. Kata “science” sendiri
berasal dari kata dalam bahasa latin “scientia” yang berarti saya tahu. “Science”
terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan alam). Namun dalam perkembangannya
science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).
Menurut H.W Fowler, IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan
dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan deduksi.
IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA
didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang onjek dan fenomena alam
yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan
dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis


yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler bahwa IPA
merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang
sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari
hasil observasi dan eksperimen atau sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu
tersusun dalam satu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling
berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang
utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau
oleh seseorang atai beberapa orang dengan cara eksperimen yang sama akan
memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
IPA dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu dari segi produk, proses dan
pengembangan sikap. IPA sebagai produk merupakan hasil upaya para perintis
IPA terdahulu dan umumnya berupa fakta, konsep teori, hukum. IPA sebagai
proses adalah proses untuk mendapatkan IPA yang dilakukan melalui metode
ilmiah. IPA sebagai pengembangan sikap, dalam konteks ini pengajaran IPA sikap
dibatasi pada sikap ilmiah terhadap alam sekitar.
Dari uraian diatas memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang
pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan
biasanya disusun dan diferifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif,
yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-
gejala alam. Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa, pada
hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang
dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan
melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA


Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kompetensi Depsiknas adalah
sebagai berikut:
1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah
3) Mempersiapkan peserta didik menjadi warga yang teknologi

4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat pendidikan ke


jenjang yang lebih tinggi
Sedangkan tujuan pembelajaran IPA atau Sains di SD/MI secara terperinci

adalah:

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa


berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA atau
Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA atau Sains, lingkungan
teknologi dan masyarakat
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA atau Sains
sebagai dasar untuk malanjutkan pendidikan.
2. Karakteristik Pembelajaran IPA

IPA sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplim ilmu


lainnya. Setiap disiplin ilmu selain mempunya ciri umum, juga mempunyai ciri
khusus atau karakteristik. Fakta-fakta disusun secara sistematis serta dinyatakan
dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan
dimengerti untuk komunikasi.
Sedangkan ciri-ciri khusus pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:21

1) IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebaradaan dalam IPA dapat dibuktikan
lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur
seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya
2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis,
dan dalam penggunanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam
3) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara
yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi dan demikian
seterusnya kait mengaitkan antara cara yang satu dengan cara yang lain
4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan
5) IPA meliputi empat unsur yaitu prosuk, proses, aplikasi, dan sikap

Mempelajari IPA, siswa diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi


peserta didik dengan melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.
Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi pesera didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerangkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan
pada metode ilmiah

Anda mungkin juga menyukai