Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa dimana pertumbuhan dan perkembangannya

telah mengarah kepada kematangan seksual dengan memantapkan identitas

dirinya sebagai individu yang terpisah dari keluarganya dan persiapan dalam

menentukan masa depannya. Usia remaja menimbulkan berbagai dampak seperti

kurangnya pengetahuan tentang seks, kehidupan rumah tangga serta adat istiadat

yang merasa malu menikah di usia tua sehingga menyebabkan meningkatnya

pernikahan dini (Hastuty, 2017).

Pernikahan dini adalah sebuah pernikahan yang dilakukan sebelum umur 19

tahun. Batasan umur ini merujuk pada Undang-Undang 16 Tahun 2019 tentang

Perubahan atas Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Pernikahan dini merupakan masalah global yang masih ditemukan di berbagai

negara berkembang, termasuk Indonesia, khususnya di kawasan Timur Indonesia

(Wulandari, 2020).

Fenomena pernikahan dini banyak ditemukan di berbagai belahan dunia

seperti di Asia Selatan (46,8%), Sub Sahara Afrika (37,3%), Amerika Latin

(29%), Asia Timur dan Pasifik (17,6%) dan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Fenomena menikah dini pada umumnya banyak terjadi di negara- negara

berkembang. Sedangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris,

Kanada dan Austria, hanya sedikit kasus yang ditemukan (Manzahri, 2017).

Prevalensi kejadian pernikahan dini tertinggi pada Negara Nigeria sebanyak

79%, Kango (74%), Afganistan (54%) dan Bangladesh (51%). Negara Indonesia
2

merupakan salah satu negara yang angka prevalensi kejadian pernikahan dini

tergolong tinggi sebesar 34%. Perempuan Indonesia menikah usia 10–14 tahun

sebanyak 0,2% atau lebih dari 22.000 wanita Indonesia menikah sebelum usia 15

tahun sedangkan wanita yang menikah usia 15–19 tahun di Indonesia sebesar

11,7%. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 melaporkan

terjadinya perubahan tren pernikahan yaitu 63,7 persen anak perempuan Indonesia

menikah pada usia 20 tahun (Ardayani, 2020).

Menurut United Nations Fund for Population Activities (UNFPA) sebagai

organisasi PBB bidang populasi, memperkirakan bahwa pada tahun 2020 terjadi

peningkatan pernikahan usia dini dan setiap tahunnya mencapai 14,2 juta,

kemudian pada tahun 2030 diperkirakan pertahunnya mencapai 15,1 juta

(Wulanuari, 2017).

Hasil BPS dan UNICEF tahun 2020, 1 dari 9 anak perempuan menikah di

Indonesia, perempuan umur 20-24 tahun yang menikah sebelum 18 tahun di 2018

diperkirakan mencapai sekitar 1.220.900 dan angka ini menempatkan Indonesia

pada 10 negara tertinggi di dunia. Dalam 10 tahun terakhir, hanya ada penurunan

kecil untuk perkawinan anak di Indonesia yaitu 3,5 persen. Di tahun 2018, 11,21

persen perempuan 20-24 tahun menikah sebelum mereka berumur 18 tahun (BPS,

2020).

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan dini adalah

pendidikan remaja, orang tua dan status ekonomi. Seseorang dalam menyikapi

masalah dan membuat keputusan, serta kematangan psikososial sangat

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan maupun pengetahuan

anak yang rendah dapat menyebabkan banyaknya pengangguran, meningkatnya


3

tindak kriminalitas, dan kecenderungan peran orang tua menentukan remaja untuk

mengambil keputusan menjalani pernikahan di usia muda. Orang tua juga

memiliki peran dalam penundaan usia pernikahan anak (Wulanuari, 2017).

Di beberapa daerah, dominasi orang tua biasanya masih kuat dalam

menentukan perkawinan anak. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan

bebas seperti hamil di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Perempuan muda

yang melakukan pernikahan dini sering dipaksa keluar dari sekolah tanpa

pendidikan atau putus sekolah, status sosial yang lebih rendah di keluarga, suami

kurang memiliki kontrol reproduksi akibatnya kesehatan perempuan muda yang

melakukan pernikahan dini terpengaruh karena tubuh terlalu muda hamil dan

melahirkan, sehingga risiko kematian ibu dapat terjadi baik pada masa hamil,

melahirkan dan nifas. Penting untuk diketahui bahwa kehamilan pada usia kurang

dari 17 tahun meningkatkan risiko komplikasi medis, baik pada ibu maupun pada

anak (Supriati, 2018).

Dampak nyata dari pernikahan usia dini adalah meningkatnya kasus

perceraian pada pasangan usia muda dikarenakan pada umumnya pasangan usia

muda keadaan psikologisnya belum matang, sehingga masih labil dalam

menghadapi masalah yang timbul dalam pernikahan. Ditinjau dari masalah sosial

ekonomi pernikahan usia dini biasanya diikuti dengan ketidaksiapan ekonomi dan

terjadinya abortus atau keguguran karena secara fisiologis organ reproduksi

(khususnya rahim) belum sempurna (Hastuty, 2017).

Resiko yang mengancam kesehatan reproduksi pada wanita ketika

memutuskan untuk menikah di usia yang belum seharusnya antara lain aborsi,

anemia, intra uteri fetal death, premature, kekerasan seksual, atonia uteri, cancer
4

serviks. Diusia tersebut pula orang-organ reproduksi belum sepenuhnya matang

dan siap untuk reproduksi. Oleh karena itu, maka pernikahan di bawah usia 20

tahun sebaiknya tidak dilakukan mengingat banyaknya resiko yang mungkin

terjadi pada ibu dan bayi (Wulanuari, 2017).

Berdasarkan peneliti terdahulu yang berjudul hubungan pengetahuan dan

sikap pada remaja tentang pernikahan dini di dusun IV Desa Kolam Kecamatan

Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2018, Jenis penelitian yang

digunakan adalah deskriptif, Populasi penelitian ini adalah remaja mesjid Dusun

IV Desa Kolam sebanyak 146 orang, Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

33 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik accidental. Data yang

diambil adalah data primer dengan menggunakan kuesioner, analisis data

dilakukan menggunakan SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

Berdasarkan hasil analisis dengan uji kendall’s tau_b didapatkan Koefisien

korelasi 0,351 dengan kekuatan hubungan lemah dan nilai signifikan 0,022 > 0,05

yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang

pernikahan dini di Dusun IV Desa Kolam.

Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan terhadap 11 remaja yang

sudah menikah pada usia dini dengan menggunakan teknik wawancara , diperoleh

hasil bahwa 6 orang menikah karena status ekonomi orangtua dimana remaja

tersebut menganggap bahwa dengan menikah dini, maka ia dapat meringankan

beban orang tuanya . Berdasarkan latar belakang diatas, maka saya tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “ Hubungan Status Ekonomi dengan

Kejadian Pernikahan Dini di Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah

Tahun 2021”
5

1.2. Perumusan Masalah

Apakah terdapat Hubungan Status Ekonomi dengan Kejadian Pernikahan

Dini di Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2021?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan Status Ekonomi dengan Kejadian Pernikahan

Dini di Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2021 “.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi status ekonomi dengan kejadian pernikahan

dini di Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2021

b. Untuk mengetahui distribusi pernikahan dini di Kecamatan Sibabangun

Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2021

c. Untuk mengetahui hubungan status ekonomi dengan kejadian pernikahan

dini di Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2021

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Responden

Diharapkan dapat menambah wawasan para remaja yang sudah menikah di

usia dini tentang pernikahan dini dan dampak yang akan terjadi dan dapat

menambah beragam hasil penelitian dalam dunia pendidikan

1.4.2. Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai masukan terhadap petugas kesehatan agar dapat memberikan

pelayanan dan konseling yang terbaik khususnya tentang dampak pernikahan dini
6

1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bisa dijadikan referensi bagi peneliti lain yang ingin

mengadakan penelitian lebih lanjut baik penelitian yang serupa maupun penelitian

yang lebih kompleks.

1.4.4. Bagi Institusi

Diharapkan bagi institusi pendidikan kesehatan dapat dimanfaatkan sebagai

bahan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan bagi peneliti

sebelumnya dalam melakukan penelitian.


7

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pernikahan

2.1.1. Pengertian Pernikahan

Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau

dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan

secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan

memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya

maupun kelas sosial. Pernikahan menurut Undang-Undang Perkawinan No 1

Tahun 1974 adalah ikatan lahir dan batin antara pria dan wanita sebagai suami

istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan

kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa (Meliyanti, 2020).

2.1.2. Tujuan Pernikahan

Tujuan pernikahan yaitu untuk memperoleh ketenangan hidup, untuk

menjaga keharmonisan diri dan pandangan mata dan untuk mendapatkan

keturunan dan membentuk keluarga yang sejahtera (Herdika, 2018).

2.1.3. Kriteria Keberhasilan Sebuah Pernikahan

Berikut beberapa kriteria keberhasilan sebuah pernikahan (Herdika, 2018),

yaitu :

a. Kebanggaan suami istri

Suami dan istri yang bahagia akan membuahkan kepuasan yang diperoleh

dari peran yang mereka inginkan bersama. Mereka juga mempunyai cinta yang

matang dan mantap satu dengan lainnya. Mereka juga dapat melakukan

penyesuaian seksual dengan baik serta dapat menerima peran sebagai orang tua

7
8

b. Hubungan yang baik antara orang tua dan anak

Hubungan yang baik antara anak dengan orang tuanya mencerminkan

keberhasilan sebuah pernikahan. Jika hubungan antara anak dan orang tuanya

buruk, maka suasana rumah tangga akan diwarnai oleh perselisihan yang

menyebabkan penyesuaian pernikahan menjadi sulit.

c. Penyesuaian yang baik dari anak-anak

Apabila anak dapat menyesuaikan dirinya dengan baik dengan teman-

temannya, maka ia akan sangat disenangi oleh teman sebayanya, ia akan berhasil

dalam belajar dan merasa bahagia disekolah. Itu semua merupakan bukti nyata

keberhasilan proses penyesuaian kedua orang tuanya terhadap pernikahan dan

perannya sebagai orangtua.

d. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dan perbedaan pendapat

Perbedaan pendapat di antara anggota keluarga yang tidak dapat dielakkan,

biasanya berakhir dengan salah satu dari tiga kemungkinan, yaitu adanya

ketegangan tanpa pemecahan, salah satu mengalah demi perdamaian atau masing-

masing anggota keluarga mencoba untuk saling mengerti pandangan dan pendapat

orang lain. Dalam jangka panjang hanya kemungkinan ketiga yang dapat

menimbulkan kepuasan dalam pernikahan walaupun kemungkinan pertama dan

kedua dapat juga mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perselisihan yang

meningkat.

e. Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan

Dalam keluarga pada umumnya salah satu sumber perselisihan dan

kejengkelan adalah sekitar masalah keuangan. Bagaimanapun besarnya

pendapatan, keluarga perlu mempelajari cara membelanjakan pendapatannya


9

sehingga mereka dapat menghindari utang yang selalu melilitnya agar di samping

itu mereka dapat menikmati kepuasan atas usahanya dengan cara yang sebaik-

baiknya, dari pada menjadi seseorang istri yang selalu mengeluh karena

pendapatan suaminya tidak memadai. Bisa juga dia bekerja untuk membantu

pendapatan suaminya demi pemenuhan kebutuhan keluarga.

f. Penyesuaian yang baik dari pihak pasangan

Apabila suami istri mempunyai hubungan yang baik dengan pihak keluarga

pasangan, khususnya mertua, ipar laki-laki dan ipar perempuan, kecil

kemungkinannya untuk terjadi percekcokan dan ketegangan hubungan dengan

mereka.

2.2. Konsep Pernikahan Dini

2.2.1. Pengertian Pernikahan Usia Dini

Pernikahan usia dini merupakan pernikahan pada remaja dibawah usia 20

tahun yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Rata-rata usia

pernikahan adalah 25 tahun untuk wanita dan 27 tahun untuk pria. Usia ideal ini

dapat mengurangi kemungkinan terjadinya perceraian pada pasangan menikah.

BKKBN mewanti-wanti agar anak Indonesia tidak menikah di usia muda. Usia

muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia

menikah ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria

(Aisah, 2017).

Pada umur 20 tahun keatas, organ reproduksi perempuan sudah siap

mengandung dan melahirkan. Sedangkan pada usia 35 tahun sudah mulai terjadi

proses regeneratif . Secara psikologis, umur 20 tahun juga sudah matang, bisa

mempertimbangkan secara emosional dan nalar. Sudah tahu menikah bertujuan


10

untuk apa. Kalau menikah diusia 12 tahun, pasti tidak tahu menikah itu bagaimana

(Aisah, 2017).

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia Dini

Ada beberapa kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran

serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.

Seperti yang kita ketahui bahwa pergaulan bebas juga adalah salah satu bentuk

perilaku yang menyimpang yang menimbulkan kekhawatiran di dalam lingkungan

dan keluarga. Pergaulan bebas juga dapat menyebabkan peristiwa kehamilan

diluar nikah atau sering disebut dengan kehamilan yang tidak diinginkan, keadaan

keterpaksaan inilah yang sering kali mendorong orang tua segera menikahkan

anaknya sehingga timbullah pernikahan diusia dini (Herdika, 2018).

Dampak pernikahan usia dini memberikan resiko yang lebih besar pada

remaja perempuan khususnya pada aspek kesehatan reproduksinya. Hal yang

perlu mendapat perhatian dalam pernikahan dini adalah komplikasi yang terjadi

dalam masa kehamilan dan persalinannya dimana hal ini akan menyebabkan anak

yang akan dilahirkan serta kemungkinan beresiko serta menyumbangkan

peningkatan angka kematian ibu dan bayi. Berikut dampak yang terjadi karena

pernikahan usia dini pada aspek kesehatan (Herdika, 2018):

A. Kesehatan Perempuan

1. Alat Reproduksi belum siap menerima kehamilan sehingga dapat

menimbulkan berbagai komplikasi

2. Kehamilan dini dan kurang terpenuhinya gizi bagi dirinya sendiri

3. Resiko anemia dan meningkatnya angka kejadian depresi

4. Beresiko pada kematian usia dini


11

5. Meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI)

6. Resiko meningkat lebih dari 10x bila berhubungan seks pertama dibawah

umur 15 tahun

7. Semakin muda perempuan memiliki anak pertama, semakin rentan terkena

kanker serviks

8. Resiko terkena penyakit menular seksual

9. Kehilangan kesempatan mengembangkan diri

B. Kualitas Anak

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) sangat tinggi, adanya kebutuhan nutrisi

yang harus lebih banyak untuk kehamilannya dan kebutuhan pertumbuhan

ibu sendiri

2. Bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia dibawah 18 tahun rata-rata

lebih kecil dan bayi dengan BBLR memiliki kemungkinan 5-30 kali lebih

tinggi untuk meninggal

C. Keharmonisan Keluarga dan Perceraian

1. Banyaknya pernikahan usia muda berbanding lurus dengan tingginya

angka perceraian

2. Ego remaja yang masih tinggi

3. Banyaknya kasus perceraian merupakan dampak dari mudanya usia

pasangan bercerai ketika memutuskan untuk menikah

4. Perselingkuhan

5. Ketidakcocokan hubungan dengan orangtua maupun mertua

6. Psikologis yang belum matang, sehingga cenderung labil dan emosional

7. Kurang mampu untuk bersosialisasi dan adaptasi.


12

Selain aspek kesehatan ada beberapa dampak pernikahan usia dini terhadap

aspek lainnya (Herdika, 2018), yaitu :

A. Aspek Ekonomi

Masalah ekonomi merupakan salah satu faktor terjadinya pernikahan usia

dini. Hal ini berkaitan dengan masalah ekonomi keluarga adalah salah satu

sumber ketidakharmonisan keluarga. Umumnya, masalah keluarga disebabkan

karena masalah ekonomi keluarga, Dimana keluarga dengan kondisi ekonomi

rendah memiliki kecenderungan untuk menikahkan anak di usia dini atau muda.

Disisi lain remaja yang menikah diusia dini seringkali akan mengalami kesulitan

ekonomi.

B. Aspek Psikologis

Kesiapan psikologis diartikan sebagai kesiapan individu dalam menjalankan

peran sebagai suami atau istri. Kesiapan psikologis sangat diperlukan dalam

memasuki kehidupan perkawinan agar pasangan siap dan mampu menghadapi

berbagai masalah yang timbul dengan cara yang bijak, tidak mudah bimbang dan

putus asa. Kematangan emosional merupakan salah satu aspek psikologis yang

sangat penting untuk menjaga kelangsungan pernikahan. Hal tersebut yang

menjadi salah satu alasan perempuan menikah pada usia minimal 20 tahun dan

laki-laki 25 tahun karena hal ini dapat mendukung pasangan untuk dapat

menjalankan peran baru dalam keluarga yang akan dibentuknya agar perkawinan

yang dijalani selaras, stabil dan pasangan dapat merasakan kepuasan dalam

perkawinan.
13

C. Aspek Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki dalam

mengarungi bahtera rumah tangga. Pendidikan merupakan penopang dan sumber

untuk mencari nafkah dalam memenuhi segala kebutuhan dalam rumah tangga.

Dengan pernikahan usia dini menyebabkan remaja tidak lagi bersekolah. Semakin

muda usia menikah, maka semakin rendah tingkat pendidikan yang akan dicapai

oleh seorang anak. Pernikahan anak seringkali menyebabkan anak tidak

bersekolah. Karena kini ia mempunyai tanggung jawab. Menunda usia pernikahan

merupakan salah satu cara agar anak dapat mengambil pendidikan yang lebih

tinggi.

D. Aspek Kependudukan

Usia pertama kawin pada perempuan akan mempengaruhi meningkatnya

jumlah penduduk terutama fertilisasi. Fertilisasi adalah kemampuan seorang

perempuan untuk melahirkan bayi hidup. Perempuan yang menikah pada usia

muda akan mempunyai rentang lebih panjang terhadap resiko untuk hamil.

Semakin muda umur perkawinan seseorang, maka masa subur reproduksi akan

lebih panjang dilewatkan dalam ikatan perkawinan. Resiko yang mengancam

kesehatan reproduksi pada wanita ketika memutuskan untuk menikah di usia yang

belum seharusnya antara lain aborsi, anemia, intra uteri fetal death, premature,

kekerasan seksual, atonia uteri, kanker serviks. Di usia tersebut pula organ-organ

reproduksi belum sepenuhnya matang dan siap untuk reproduksi. Pernikahan dini

juga dapat menimbulkan masalah peningkatan angka perceraian, hal ini

disebabkan oleh keadaan psikologis/emosional yang belum matang, sehingga

cenderung labil dan emosional serta ego remaja yang masih tinggi membuat
14

remaja belum mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan baik. Oleh karena itu,

maka pernikahan di bawah 20 tahun sebaiknya tidak dilakukan mengingat

banyaknya resiko yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi (Wulanuari,2017)

2.2.3. Upaya Pencegahan dan Penanganan terjadinya Pernikahan Dini

Berikut beberapa upaya pencegahan dan penanganan terjadinya pernikahan

usia muda yaitu : Undang-undang pernikahan, bimbingan kepada remaja dan

menjelaskan tentang edukasi seks, memberikan penyuluhan kepada orangtua dan

masyarakat, bekerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat dan model desa

percontohan pendewasaan usia pernikahan (Palit, 2017).

2.2.4. Upaya Penanganan Pernikahan Dini

Upaya penanganan pernikahan dini yaitu (Herdika, 2018):

a. Menetapkan usia pernikahan yang sehat diatas 20 tahun, memberikan

penyuluhan tentang resiko pernikahan usia muda.

b. Bagi remaja hendaknya lebih memahami faktor-faktor dan dampak dari

pernikahan usia muda sehingga diharapkan remaja mempunyai pandangan

dan wawasan yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan yang bersifat positif

pada wadah karang taruna.

c. Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi sehingga

kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat

d. Bagi pasangan yang belum menikah sebaiknya lebih memperhatikan

dampak yang akan timbul akibat pernikahan pada usia muda dengan

mengikuti pelatihan serta pembelajaran tentang perkembangan psikologi

anak dan kesehatan anak, baik dipuskesmas maupun posyandu


15

e. Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksud untuk membantu pasangan dalam

menghadapi persoalan-persoalan agar mempunyai cara pandang dengan

pertimbangan kedewasaan, tidak mengedepankan emosi

f. Dukungan keluarga sangat banyak membantu keluarga muda, baik

dukungan berupa material maupun nonmaterial untuk kelanggengan

keluarga, sehingga lebih tahan terhadap hambatan yang ada

g. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan,

perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kekurangan gizi.

2.3. Pengertian Status Ekonomi

Status ekonomi merupakan salah satu bentuk dari stratifikasi sosial dalam

masyarakat. Stratifikasi sosial dalam masyarakat mencakup berbagai dimensi

antara lain berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, kelompok etnis, kelompok ras,

pendidikan formal, pekerjaan dan ekonomi. Kelas ditandai oleh beberapa hal,

antara lain kelas merupakan sejumlah orang yang mempunyai persamaan dalam

hal peluang untuk hidup atau nasib. Status ekonomi ditunjukkan dalam sudut

pandang keuangan masyarakat tempat tinggal objektik dalam kultur masyarakat

tertentu (Herdika, 2018).


16

2.4. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Status ekonomi
Pernikahan Dini

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

2.5. Hipotesis penelitian

Ha :Ada hubungan status ekonomi dengan kejadian pernikahan dini di

Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2021

Ho :Tidak ada hubungan status ekonomi dengan kejadian pernikahan dini di

Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2021


17

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain

deskriptif korelasional dan menggunakan pendekatan cross sectional. Hal ini

berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama yang

bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Status Ekonomi dengan Kejadian

Pernikahan Dini di Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah tahun

2021”

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli

Tengah dengan alasan masih banyak dijumpainya remaja yang menikah di usia

dini dan masih banyak remaja yang tidak tahu dampak pernikahan dini sehingga

peneliti melakukan penelitian di lokasi Kecamatan Sibabangun.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Sibabangun Kabupaten

Tapanuli Tengah mulai bulan Januari 2022.

17
18

Tabel 3.1. Rencana waktu penelitian


No Kegiatan Tahun 2022
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Perumusan masalah
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan data
Seminar hasil
3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau benda yang

dijadikan obyek penelitian. Populasi merupakan keseluruhan elemen atau unsur

yang akan diteliti (Indra, 2019).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja Kecamatan

Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah berjumlah 231 remaja putri.

3.3.2. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil untuk

diteliti dan hasil penelitiannya digunakan sebagai representasi dari populasi secara

keseluruhan yang diambil dengan teknik atau metode tertentu untuk digenalisasi

terhadap populasi (Indra, 2019).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan pengambilan sampel teknik purposive sampling yaitu

pengambilan sampel dengan ciri khusus. Dalam penelitian ini yang menjadi

sampel yaitu remaja putri yang berumur 15 tahun-18 tahun sebanyak 147 orang.

n= N = 231 = 231 = 231 = 147

(N.(e)2 + 1) 231 x (0,05)(0,05)+1 0,5775 + 1 1,5775


19

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = batas toleransi error (5%)

Kriteria inklusi yaitu:

a. Remaja yang sudah menikah

b. Remaja yang berumur 15-18 tahun

c. Bersedia menjadi responden

3.4. Etika Penelitian

Etika penelitian ini disusun untuk melindungi hak- hak responden menjamin

kerahasiaan responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian. Penelitian ini

bersifat sukarela dan responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses

penelitian ini bila dikehendaki. Etika penelitian yang harus dilakukan dalam setiap

penelitian (Hidayat, A.A), antara lain :

a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent diberikan sebelum subjek mengakatan kesediaannya untuk

menjadi responden. Informed consent bertujuan untuk mengetahui informasi

tentang penelitian yang akan dilakukan. Untuk itu responden dapat memutuskan

kesediaannya untuk menjadi responden atau tidak.

b. Anonymity ( tanpa nama )

Peneliti menjamin pada responden dalam menggunakan subjek peneliti

dengan cara tidak mencantumkan nama responden dalam lembar alat ukur.

Peneliti akan menggunakan kode saat mengolah data dan mempublikasikannya

akan menjaga kerahasiaannya oleh peneliti, kecuali sekelompok data tertentu yang

akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


20

c. Confiodentiality (kerahasiaan)

Informasi yang telah diberikan akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti,

kecuali sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti yaitu lembar observasi

penelitian yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Fitriatun tahun 2018

3.6. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahapan

yaitu:

a. Peneliti mengurus perizinan surat pengantar penelitian kepada Universitas

Aufa Royhan Kota Padangsidimpuan

b. Menyerahkan surat perizinan dari Universitas Aufa Royhan Kota

Padangsidimpuan kepada Camat di Kecamatan Sibabangun Kabupaten

Tapanuli Tengah

c. Mengadakan pendekatan kepada responden tentang penelitian dan bersedia

menjadi responden

d. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bersedia

menjadi responden

e. Penelitian memberikan lembar observasi kepada responden untuk di isi

dan memberikan waktu 10 menit.

f. Peneliti mengambil lembar observasi

g. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan editing, cooding, scoring,

tabulating dengan uji korelasi

h. Penyajian hasil penelitian dan penyusunan laporan penelitian


21

3.7. Definisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjelasan dari masing- masing variabel

yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator- indikator yang

membentuknya.

Tabel 3.2. Defenisi Operasional


Variabel Defenisi Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
Independen Operasional

Pernikahan Pernikahan usia Lembar Nominal 1. Ya


dini dini merupakan Observasi Pernikahan
pernikahan pada dini
remaja dibawah 2. Tidak
usia 20 tahun Pernikahan
yang seharusnya ideal
belum siap
untuk
melaksanakan
pernikahan
Variabel Defenisi Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
Independen Operasional

Status Status ekonomi


Ekonomi merupakan salah 1. Ya
satu bentuk dari Lembar Nominal Dibawah UMR
stratifikasi sosial Observasi 2. Tidak
dalam Diatas UMR
masyarakat
3.8. Analisa Data

3.8.1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa ini digunakan untuk memperoleh

gambaran variabel independen (status ekonomi) dan variabel dependen (kejadian

pernikahan dini) .

3.8.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat yaitu ada tidaknya hubungan status ekonomi dengan
22

kejadian pernikahan dini Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah

Tahun 2021 dengan menggunakan statistik uji Chi Square dengan tingkat

kepercayaan 95% kemudian hasilnya dinarasikan.


23

DAFTAR PUSTAKA

Aisah, Nur Ulfah. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang


Pernikahan Dini dengan Kejadian Pernikahan Dini di Kecamatan Saptosari

Ardayani, Tri. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia


Dini. Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan). Vol. 11 No. 2 : 2087-1287

BPS. (2020). Badan Pusat Statistik Tahun 2020.

Hastuty, Yulina Dwi. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Terjadinya Pernikahan Dini di Desa Sunggal Kanan Kabupaten Deli
Serdang. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh :59-68

Herdika, Mei. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia


Dini pada Wanita di Desa Ujung Labuhan Kecamatan Namorambe
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018. Skripsi. Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan. Medan

Indra P, I Made, dan Ika Cahyaningrum. (2019). Cara Mudah Memahami


Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Deepublish

Khaerani, Siti Nurul. (2019). Faktor Ekonomi dalam Pernikahan Dini pada
Masyarakat Sasak Lombok. Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN
Mataram:1-13

Manzahri. (2017). Hubungan Status Sosial dengan Pernikahan Usia Dini. Jurnal
Ilmiah Kesehatan_Vol 5, No.9 :676-687

Meliyanti, Seri. (2020). Dampak Pernikahan Dini terhadap Ekonomi Keluarga di


Desa Kembang Seri Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batanghari.
Skripsi. Fakultas Dakwah. Jambi

Nurhikmah. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia


Dini pada Remaja Putri. Jurnal Kebidanan Vol 7, No 1 : 17-24

Palit, Fransiska Virginia. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu yang
Menikah Dini dengan Status Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Kema
Kabupaten Minahasa Utara. Skripsi. Universitas De La Salle. Manado.

Supriati. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap pada Remaja tentang


Pernikahan Dini di Dusun IV Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang tahun 2018. Jurnal Darma Agung Husada, Volume
V, Nomor 1 : 52-61
24

Wulandari, Ratna. (2020). Hubungan Status Ekonomi terhadap Pernikahan Dini


pada Perempuan di Perdesaan Indonesia. Jurnal Kesehatan Reproduksi,
11(2):115 – 124

Wulanuari, Ayu. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan


Dini pada Wanita Kanella Ayu Wulanuari. Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia
25

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Responden Penelitian
Di Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2021

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswi Universitas
Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan Program Studi Kebidanan
Nama : Rosanna Fidelia Sinaga
NIM : 21061092
Dengan ini menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian
dengan judul “Hubungan Status Ekonomi dengan Kejadian Pernikahan Dini di
Kecamatan Sibabangun Kabupaten Sibabangun Tapanuli Tengah tahun 2021”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan proses gambaran yang
dilakukan melalui kuisioner dan observasi. Data yang diperoleh hanya digunakan
untuk keperluan peneliti. Kerahasiaan data dan identitas saudari tidak akan
disebarluaskan.
Saya sangat menghargai kesediaan saudari untuk meluangkan waktu
menandatangani lembar persetujuan yang disediakan ini. Atas kesediaan dan kerja
samanya saya ucapkan terimakasih.

Peneliti

Rosanna Fidelia Sinaga


26

lampiran 2

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(informed Consent)

Setelah dijelaskan maksud dan tujuan penelitian, saya bersedia menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Rosanna Fidelia Sinaga

mahasiswi Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan yang sedang

mengadakan penelitian berjudul “Hubungan Status Ekonomi dengan Kejadian

Pernikahan Dini di Kecamatan Sibabangun Kabupaten Sibabangun Tapanuli

Tengah tahun 2021”. Demikianlah persetujuan ini saya tanda tangani dengan

sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Responden

( )
27

LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN


DINI DI KECAMATAN SIBABANGUN KABUPATEN
TAPANULI TENGAH
TAHUN 2021

Lembar Observasi Responden

No Pernyataan Lingkari Jawaban


1 Nama
2 Usia
3 Jenis Kelamin a)PR
b)LK
4 Pekerjaan a)Bekerja
b)Tidak Bekerja
5 Pendapatan a)Dibawah UMR (<2.542.836)
b)Diatas UMR (>2.542.836)
6 Pernikahan a)Pernikahan Dini (Menikah di usia 15-18)
b)Pernikahan Ideal(Menikah diatas usia
18)
28i

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan hidayah-Nya hingga penulis dapat menyusun proposal penelitian

dengan judul “hubungan status ekonomi dengan kejadian pernikahan dini di

Kecamatan Sibabangun Kabupaten Sibabangun Tapanuli Tengah tahun 2021 “.

Proposal penelitian ini ditulis sebagai pedoman untuk melaksanakan

penelitian dalam rangka penulisan proposal yang menjadi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana kebidanan di Program Studi kebidanan Program

Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan

penghargaan yang setinggi- tingginya kepada yang terhormat :

1. Dr. Anto, SKM, M.Kes, M.M selaku Rektor Universitas Aufa Royhan di

Kota Padangsidimpuan

2. Arinil Hidayah, SKM, M.Kes selaku Dekan Universitas Aufa Royhan di

Kota Padangsidimpuan

3. Nurelilasari Siregar, SST, M.Keb selaku ketua program studi Kebidanan

Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

4. Yanna Wari Harahap, SKM, M.P.H selaku pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan proposal ini

5. Mastiur Napitupulu, SKM, M.Kes selaku pembimbing pendamping, yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan proposal

ini

6. Bapak Camat Sibabangun selaku pemimpin/ketua/kepala tempat penelitian


29ii

7. Seluruh dosen Program Studi Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas

Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan guna perbaikan

dimasa mendatang. Mudah- mudahan penelitian ini bermanfaat bagi peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan masyarakat

Padangsidimpuan, 2021

Peneliti
iii
30

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................1
1.2. Perumusan Masalah..........................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................5
1.3.1. Tujuan Umum...........................................................................5
1.3.2. Tujuan Khusus..........................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................5
1.4.1. Bagi Responden........................................................................6
1.4.2. Bagi Petugas Kesehatan............................................................6
1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya..........................................................6
1.4.4. Bagi Institusi.............................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Tinjauan tentang Pernikahan............................................................7
2.1.1. Pengertian Pernikahan...............................................................7
2.1.2. Tujuan Pernikahan....................................................................7
2.1.3. Kriteria Keberhasilan Sebuah Pernikahan................................7
2.2. Tinjauan tentang Pernikahan Dini....................................................9
2.2.1. Pengertian Pernikahan Dini ......................................................9
2.2.2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Dini......10
2.2.3. Upaya Pencegahan dan Penanganan terjadinya P.Dini.............14
2.2.4. Upaya Penanganan Pernikahan Dini.........................................14
2.3. Tinjauan tentang Status Ekonomi....................................................15
2.3.1. Pengertian Status Ekonomi.......................................................15
2.4. Kerangka Konsep.............................................................................16
2.5. Hipotesis Penelitian..........................................................................16

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1. Jenis dan Desain Penelitian..............................................................17
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................17
3.2.1. Lokasi Penelitian.......................................................................17
3.2.2. Waktu Penelitian.......................................................................17
3.3. Populasi dan Sampel........................................................................18
3.3.1. Populasi.....................................................................................18
3.3.2. Sampel.......................................................................................18
3.4. Etika Penelitian................................................................................19
3.5. Instrumen Penelitian.........................................................................20
3.6. Prosedur Pengumpulan Data............................................................20
3.7. Defenisi Operasional........................................................................21
3.8. Analisa Data.....................................................................................21
3.8.1. Analisis Univariat......................................................................21
31
iv

3.8.2. Analisis Bivariat........................................................................21


DAFTAR PUSTAKA........................................................................................23
32

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN KEJADIAN


PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN SIBABANGUN
KABUPATEN TAPANULI
TENGAH TAHUN
2021

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
ROSANNA FIDELIA SINAGA
21061092

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
2022

Anda mungkin juga menyukai