BAB I
PENDAHULUAN
dirinya sebagai individu yang terpisah dari keluarganya dan persiapan dalam
kurangnya pengetahuan tentang seks, kehidupan rumah tangga serta adat istiadat
tahun. Batasan umur ini merujuk pada Undang-Undang 16 Tahun 2019 tentang
(Wulandari, 2020).
seperti di Asia Selatan (46,8%), Sub Sahara Afrika (37,3%), Amerika Latin
(29%), Asia Timur dan Pasifik (17,6%) dan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Kanada dan Austria, hanya sedikit kasus yang ditemukan (Manzahri, 2017).
79%, Kango (74%), Afganistan (54%) dan Bangladesh (51%). Negara Indonesia
2
merupakan salah satu negara yang angka prevalensi kejadian pernikahan dini
tergolong tinggi sebesar 34%. Perempuan Indonesia menikah usia 10–14 tahun
sebanyak 0,2% atau lebih dari 22.000 wanita Indonesia menikah sebelum usia 15
tahun sedangkan wanita yang menikah usia 15–19 tahun di Indonesia sebesar
terjadinya perubahan tren pernikahan yaitu 63,7 persen anak perempuan Indonesia
organisasi PBB bidang populasi, memperkirakan bahwa pada tahun 2020 terjadi
peningkatan pernikahan usia dini dan setiap tahunnya mencapai 14,2 juta,
(Wulanuari, 2017).
Hasil BPS dan UNICEF tahun 2020, 1 dari 9 anak perempuan menikah di
Indonesia, perempuan umur 20-24 tahun yang menikah sebelum 18 tahun di 2018
pada 10 negara tertinggi di dunia. Dalam 10 tahun terakhir, hanya ada penurunan
kecil untuk perkawinan anak di Indonesia yaitu 3,5 persen. Di tahun 2018, 11,21
persen perempuan 20-24 tahun menikah sebelum mereka berumur 18 tahun (BPS,
2020).
pendidikan remaja, orang tua dan status ekonomi. Seseorang dalam menyikapi
tindak kriminalitas, dan kecenderungan peran orang tua menentukan remaja untuk
bebas seperti hamil di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Perempuan muda
yang melakukan pernikahan dini sering dipaksa keluar dari sekolah tanpa
pendidikan atau putus sekolah, status sosial yang lebih rendah di keluarga, suami
melakukan pernikahan dini terpengaruh karena tubuh terlalu muda hamil dan
melahirkan, sehingga risiko kematian ibu dapat terjadi baik pada masa hamil,
melahirkan dan nifas. Penting untuk diketahui bahwa kehamilan pada usia kurang
dari 17 tahun meningkatkan risiko komplikasi medis, baik pada ibu maupun pada
perceraian pada pasangan usia muda dikarenakan pada umumnya pasangan usia
menghadapi masalah yang timbul dalam pernikahan. Ditinjau dari masalah sosial
ekonomi pernikahan usia dini biasanya diikuti dengan ketidaksiapan ekonomi dan
memutuskan untuk menikah di usia yang belum seharusnya antara lain aborsi,
anemia, intra uteri fetal death, premature, kekerasan seksual, atonia uteri, cancer
4
dan siap untuk reproduksi. Oleh karena itu, maka pernikahan di bawah usia 20
sikap pada remaja tentang pernikahan dini di dusun IV Desa Kolam Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2018, Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif, Populasi penelitian ini adalah remaja mesjid Dusun
IV Desa Kolam sebanyak 146 orang, Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
dilakukan menggunakan SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
korelasi 0,351 dengan kekuatan hubungan lemah dan nilai signifikan 0,022 > 0,05
yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang
sudah menikah pada usia dini dengan menggunakan teknik wawancara , diperoleh
hasil bahwa 6 orang menikah karena status ekonomi orangtua dimana remaja
beban orang tuanya . Berdasarkan latar belakang diatas, maka saya tertarik untuk
Tahun 2021”
5
usia dini tentang pernikahan dini dan dampak yang akan terjadi dan dapat
pelayanan dan konseling yang terbaik khususnya tentang dampak pernikahan dini
6
mengadakan penelitian lebih lanjut baik penelitian yang serupa maupun penelitian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan
memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya
Tahun 1974 adalah ikatan lahir dan batin antara pria dan wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan
yaitu :
Suami dan istri yang bahagia akan membuahkan kepuasan yang diperoleh
dari peran yang mereka inginkan bersama. Mereka juga mempunyai cinta yang
matang dan mantap satu dengan lainnya. Mereka juga dapat melakukan
penyesuaian seksual dengan baik serta dapat menerima peran sebagai orang tua
7
8
keberhasilan sebuah pernikahan. Jika hubungan antara anak dan orang tuanya
buruk, maka suasana rumah tangga akan diwarnai oleh perselisihan yang
temannya, maka ia akan sangat disenangi oleh teman sebayanya, ia akan berhasil
dalam belajar dan merasa bahagia disekolah. Itu semua merupakan bukti nyata
biasanya berakhir dengan salah satu dari tiga kemungkinan, yaitu adanya
ketegangan tanpa pemecahan, salah satu mengalah demi perdamaian atau masing-
masing anggota keluarga mencoba untuk saling mengerti pandangan dan pendapat
orang lain. Dalam jangka panjang hanya kemungkinan ketiga yang dapat
kedua dapat juga mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perselisihan yang
meningkat.
sehingga mereka dapat menghindari utang yang selalu melilitnya agar di samping
itu mereka dapat menikmati kepuasan atas usahanya dengan cara yang sebaik-
baiknya, dari pada menjadi seseorang istri yang selalu mengeluh karena
pendapatan suaminya tidak memadai. Bisa juga dia bekerja untuk membantu
Apabila suami istri mempunyai hubungan yang baik dengan pihak keluarga
mereka.
tahun yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Rata-rata usia
pernikahan adalah 25 tahun untuk wanita dan 27 tahun untuk pria. Usia ideal ini
BKKBN mewanti-wanti agar anak Indonesia tidak menikah di usia muda. Usia
muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia
menikah ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria
(Aisah, 2017).
mengandung dan melahirkan. Sedangkan pada usia 35 tahun sudah mulai terjadi
proses regeneratif . Secara psikologis, umur 20 tahun juga sudah matang, bisa
untuk apa. Kalau menikah diusia 12 tahun, pasti tidak tahu menikah itu bagaimana
(Aisah, 2017).
Seperti yang kita ketahui bahwa pergaulan bebas juga adalah salah satu bentuk
diluar nikah atau sering disebut dengan kehamilan yang tidak diinginkan, keadaan
keterpaksaan inilah yang sering kali mendorong orang tua segera menikahkan
Dampak pernikahan usia dini memberikan resiko yang lebih besar pada
perlu mendapat perhatian dalam pernikahan dini adalah komplikasi yang terjadi
dalam masa kehamilan dan persalinannya dimana hal ini akan menyebabkan anak
peningkatan angka kematian ibu dan bayi. Berikut dampak yang terjadi karena
A. Kesehatan Perempuan
6. Resiko meningkat lebih dari 10x bila berhubungan seks pertama dibawah
umur 15 tahun
kanker serviks
B. Kualitas Anak
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) sangat tinggi, adanya kebutuhan nutrisi
ibu sendiri
2. Bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia dibawah 18 tahun rata-rata
lebih kecil dan bayi dengan BBLR memiliki kemungkinan 5-30 kali lebih
angka perceraian
4. Perselingkuhan
Selain aspek kesehatan ada beberapa dampak pernikahan usia dini terhadap
A. Aspek Ekonomi
dini. Hal ini berkaitan dengan masalah ekonomi keluarga adalah salah satu
rendah memiliki kecenderungan untuk menikahkan anak di usia dini atau muda.
Disisi lain remaja yang menikah diusia dini seringkali akan mengalami kesulitan
ekonomi.
B. Aspek Psikologis
peran sebagai suami atau istri. Kesiapan psikologis sangat diperlukan dalam
berbagai masalah yang timbul dengan cara yang bijak, tidak mudah bimbang dan
putus asa. Kematangan emosional merupakan salah satu aspek psikologis yang
menjadi salah satu alasan perempuan menikah pada usia minimal 20 tahun dan
laki-laki 25 tahun karena hal ini dapat mendukung pasangan untuk dapat
menjalankan peran baru dalam keluarga yang akan dibentuknya agar perkawinan
yang dijalani selaras, stabil dan pasangan dapat merasakan kepuasan dalam
perkawinan.
13
C. Aspek Pendidikan
untuk mencari nafkah dalam memenuhi segala kebutuhan dalam rumah tangga.
Dengan pernikahan usia dini menyebabkan remaja tidak lagi bersekolah. Semakin
muda usia menikah, maka semakin rendah tingkat pendidikan yang akan dicapai
merupakan salah satu cara agar anak dapat mengambil pendidikan yang lebih
tinggi.
D. Aspek Kependudukan
perempuan untuk melahirkan bayi hidup. Perempuan yang menikah pada usia
muda akan mempunyai rentang lebih panjang terhadap resiko untuk hamil.
Semakin muda umur perkawinan seseorang, maka masa subur reproduksi akan
kesehatan reproduksi pada wanita ketika memutuskan untuk menikah di usia yang
belum seharusnya antara lain aborsi, anemia, intra uteri fetal death, premature,
kekerasan seksual, atonia uteri, kanker serviks. Di usia tersebut pula organ-organ
reproduksi belum sepenuhnya matang dan siap untuk reproduksi. Pernikahan dini
cenderung labil dan emosional serta ego remaja yang masih tinggi membuat
14
remaja belum mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan baik. Oleh karena itu,
banyaknya resiko yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi (Wulanuari,2017)
masyarakat, bekerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat dan model desa
dan wawasan yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan yang bersifat positif
dampak yang akan timbul akibat pernikahan pada usia muda dengan
Status ekonomi merupakan salah satu bentuk dari stratifikasi sosial dalam
antara lain berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, kelompok etnis, kelompok ras,
pendidikan formal, pekerjaan dan ekonomi. Kelas ditandai oleh beberapa hal,
antara lain kelas merupakan sejumlah orang yang mempunyai persamaan dalam
hal peluang untuk hidup atau nasib. Status ekonomi ditunjukkan dalam sudut
Status ekonomi
Pernikahan Dini
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama yang
2021”
Tengah dengan alasan masih banyak dijumpainya remaja yang menikah di usia
dini dan masih banyak remaja yang tidak tahu dampak pernikahan dini sehingga
17
18
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
diteliti dan hasil penelitiannya digunakan sebagai representasi dari populasi secara
keseluruhan yang diambil dengan teknik atau metode tertentu untuk digenalisasi
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengambilan sampel dengan ciri khusus. Dalam penelitian ini yang menjadi
sampel yaitu remaja putri yang berumur 15 tahun-18 tahun sebanyak 147 orang.
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Etika penelitian ini disusun untuk melindungi hak- hak responden menjamin
bersifat sukarela dan responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses
penelitian ini bila dikehendaki. Etika penelitian yang harus dilakukan dalam setiap
tentang penelitian yang akan dilakukan. Untuk itu responden dapat memutuskan
dengan cara tidak mencantumkan nama responden dalam lembar alat ukur.
akan menjaga kerahasiaannya oleh peneliti, kecuali sekelompok data tertentu yang
c. Confiodentiality (kerahasiaan)
kecuali sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
penelitian yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Fitriatun tahun 2018
yaitu:
Tapanuli Tengah
menjadi responden
menjadi responden
membentuknya.
pada tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa ini digunakan untuk memperoleh
pernikahan dini) .
bebas dan variabel terikat yaitu ada tidaknya hubungan status ekonomi dengan
22
Tahun 2021 dengan menggunakan statistik uji Chi Square dengan tingkat
DAFTAR PUSTAKA
Khaerani, Siti Nurul. (2019). Faktor Ekonomi dalam Pernikahan Dini pada
Masyarakat Sasak Lombok. Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN
Mataram:1-13
Manzahri. (2017). Hubungan Status Sosial dengan Pernikahan Usia Dini. Jurnal
Ilmiah Kesehatan_Vol 5, No.9 :676-687
Palit, Fransiska Virginia. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu yang
Menikah Dini dengan Status Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Kema
Kabupaten Minahasa Utara. Skripsi. Universitas De La Salle. Manado.
Lampiran 1
Kepada Yth,
Responden Penelitian
Di Kecamatan Sibabangun Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2021
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswi Universitas
Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan Program Studi Kebidanan
Nama : Rosanna Fidelia Sinaga
NIM : 21061092
Dengan ini menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian
dengan judul “Hubungan Status Ekonomi dengan Kejadian Pernikahan Dini di
Kecamatan Sibabangun Kabupaten Sibabangun Tapanuli Tengah tahun 2021”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan proses gambaran yang
dilakukan melalui kuisioner dan observasi. Data yang diperoleh hanya digunakan
untuk keperluan peneliti. Kerahasiaan data dan identitas saudari tidak akan
disebarluaskan.
Saya sangat menghargai kesediaan saudari untuk meluangkan waktu
menandatangani lembar persetujuan yang disediakan ini. Atas kesediaan dan kerja
samanya saya ucapkan terimakasih.
Peneliti
lampiran 2
(informed Consent)
responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Rosanna Fidelia Sinaga
Tengah tahun 2021”. Demikianlah persetujuan ini saya tanda tangani dengan
Responden
( )
27
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah
penelitian dalam rangka penulisan proposal yang menjadi salah satu syarat
1. Dr. Anto, SKM, M.Kes, M.M selaku Rektor Universitas Aufa Royhan di
Kota Padangsidimpuan
Kota Padangsidimpuan
4. Yanna Wari Harahap, SKM, M.P.H selaku pembimbing utama yang telah
ini
Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan guna perbaikan
Padangsidimpuan, 2021
Peneliti
iii
30
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................1
1.2. Perumusan Masalah..........................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................5
1.3.1. Tujuan Umum...........................................................................5
1.3.2. Tujuan Khusus..........................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................5
1.4.1. Bagi Responden........................................................................6
1.4.2. Bagi Petugas Kesehatan............................................................6
1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya..........................................................6
1.4.4. Bagi Institusi.............................................................................6
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
ROSANNA FIDELIA SINAGA
21061092