DISUSUN OLEH :
Rizky Novian.W.P
NIM : 20190660005
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2021
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas Praktik Klinik KMB daring dengan judul “LAPORAN
PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH
STROKE NON HEMOROGIK DENGAN GANGUAN MOBILITAS FISIK” Penulis
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada teman
teman kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Surabaya, 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Stroke Non
Hemoragik Dengan Ganguan Mobilitas Fisik yang disusun oleh Rizky Novian W.P.
20190660005 telah diperiksa dan disetujui pada ;
Hari :
Tanggal :
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia hingga saat ini.
Menurut laporan World Health Organization (WHO), kematian akibat penyakit degeneratif
diperkirakan akan terus meningkat diseluruh dunia. Peningkatan terbesar akan terjadi
dinegara – negara berkembang dan negara miskin. Dalam jumlah total, pada tahun 2030
diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun atau naik 14 juta jiwa dari 38 juta jiwa
pada tahun ini. Lebih dari dua per tiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat
penyakit degeneratif (Buletin Kesehatan, 2011). Beberapa penyakit degeneratif yang banyak
terjadi dimasyarakat adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, stroke dan kanker.
Penyakit degeneratif seperti stroke juga sudah mulai ditemui tidak hanya oleh orang yang
berusia lanjut namun juga di kalangan umur muda (Indrawati, 2009). Masalah stroke di
Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak baik stroke hemoragik maupun stroke non
hemoragik. Di Indonesia sendiri, stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah
penyakit jantung dan kanker. Dari data nasional yang didapat, angka kematian yang
diakibatkan oleh penyakit stroke sebesar 15,4%. Dari data Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Kementerian Kesehatan Indonesia diketahui bahwa prevalensi stroke di
Indonesia berdasarkan 2 yang terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 0,7% (Depkes, 2013).
Faktor resiko terjadinya stroke tidak hanya selalu pada pola makan saja. Ada berbagai macam
faktor pencetus munculnya penyakit stroke seperti stress baik itu stress psikologi maupun
stress pekerjaan dimana stress meningkatkan resiko terjadinya stroke 10% kali. Prevalensi
stroke hemoragik di Jawa Tengah tahun 2011 adalah 0,03% sama dengan angka tahun 2010.
Prevalensi tertinggi tahun 2011 adalah di Kota Magelang 1 2 sebesar 1,34%. Sedangkan
prevalensi stroke non hemorargik pada tahun 2011 sebesar 0,09%, sama dengan prevalensi
tahun 2010. Prevalensi tertinggi adalah di Kota Magelang sebesar 3,45% (Depkes Jateng,
2011). Perawat memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Salah satu peran penting seorang perawat adalah sebagai Educator, dimana
pembelajaran merupakan dasar dari Health Education yang berhubungan dengan semua tahap
kesehatan dan tingkat pencegahan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga,
perawat dapat menekankan pada tindakan keperawatan yang berorientasi pada upaya
promotif dan preventif.Maka dari itu, peranan perawat dalam penanggulangan Dengue
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan dengan diagnosa diagnose Stroke
Non Hemoragik Dengan Ganguan Mobilitas Fisik
1.3.2 Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
terjadi akibat obstruksi atau bekuan (thrombus) yang terbentuk di dalam suatu
pembuluh otak atau pembuluh organ distal (Price & Wilson, 2006). Tidak terjadi
a. Peningkatan kolesterol
b. Obesitas
c. Merokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin
pada stroke.
satu atau lebih ekstremitas secara mandiri (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
pembatasan gerak dalam bentuk tirah baring, pembatasan gerak fisik selama
fungsi motorik. Dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena
Salah satu kondisi terkait dengan gangguan mobilitas fisik adalah stroke (Tim
korteks, inti batang otak dan sel kornu anterior pada medulla spinalis sehingga
1) Usia
seseorang terutama kaum laki-laki untuk mengontrol makanan yang kurang sehat
Gangguan mobilitas fisik yang terjadi pada pasien SNH diakibatkan oleh
yang kecil yang biasanya disebut dengan emboli akan lepas dan berjalan
mengikuti aliran darah (Ganong, 2012). Jika aliran ke setiap bagian otak
terhambat karena thrombus atau emboli maka akan terjadi kekurangan suplai
10
yang mengalami nekrosis yaitu area broadman 4 dan area 6 dimana area tersebut
adalah bagian korteks, tepatnya korteks frontalis yang merupakan area motorik
Data mayor dan data minor pada gangguan mobilitas fisik, yaitu (Tim
Tabel 1
Subjektif
1. Mengeluh sulit
menggerakkan ekstremitas
Objektif
menurun
Subjektif
Objektif
1. Sendi kaku
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
(Sumber : TIM POKJA SDKI DPP PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan
11
1) Hemiplegia/Hemiparesis
2) Kontraktur
3) Spastisitas
yang lemah. Pada awalnya tahanan diakibatkan oleh adanya tegangan yang cepat
12
3) Latihan ambulansi
c) Membantu berjalan
1. Pengkajian
13
awal pengumpulan data, dan mungkin yang mudah untuk diselesaikan (Nanda,
2018).
Selain itu, terdapat 14 jenis subkategori data yang harus dikaji yakni
interaksi sosial, dan keamanan atau proyeksi (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
dengan subkategori aktivitas dan istirahat, meliputi data mayor dan minor yang
tercantum. Gejala dan tanda mayor secara subjektif yakni mengeluh sulit
menurun dan rentang gerak (ROM) menurun. Gejala dan tanda minor secara
subjektif yakni nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan, merasa cemas
saat bergerak, sedangkan secara objektif adalah sendi kaku, gerakan tidak
terkoordinasi, gerakan terbatas, dan fisik lemah (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).
14
2. Diagnosa keperawatan
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
process) merupakan suatu proses yang sistemasis yang terdiri atas tiga tahap yaitu
terdiri atas penyebab, tanda/gejala dan faktor risiko. Pada diagnosis aktual,
indikator diagnostik hanya terdiri atas penyebab dan tanda/gejala (Tim Pokja
fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri. Gangguan mobilitas fisik
menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sakit sehingga penegakkan diagnosis ini
15
ke-75 sesuai usia, efek agen farmakologis, program pembatasan gerak, nyeri,
menggerakkan ekstremitas, dan secara objektif yaitu kekuatan otot menurun dan
Tanda dan gejala mayor minor dari gangguan mobilitas fisik secara
subjektif yaitu nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan, merasa cemas
saat bergerak, secara objektif yaitu sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi,
gerakan terbatas, fisik lemah. Kondisi klinis yang terkait dengan gangguan
osteomalasia, ostemalasia dan keganasan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
3. Perencanaan keperawatan
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
dari dua rumusan utama yaitu rumusan luaran keperawatan dan rumusan
diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau dari persepsi pasien,
16
(terdiri dari ekspetasi meningkat yang artinya bertambah baik dalam ukuran,
jumlah, maupun derajat atau tingkatan, menurun artinya berkurang baik dalam
efek yang lebih baik, adekuat, atau efektif), kriteria hasil (karakteristik pasien
yang dapat diamati atau diukur dan dijadikan sebagai dasar untuk menilai
intervensi keperawatan. Label terdiri atas satu atau beberapa kata yang diawali
dengan kata benda (nomina) yang berfungsi sebagai deskriptor atau penjelas dari
promosi, rujukan, resusitasi, skrining dan terapi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018).
fisiologis dan termasuk ke dalam subkategori aktivitas dan istirahat (Tim Pokja
17
Tabel 2
NO Diagnosa
Keperawatan
Luaran
SLKI
Perencanaan Keperawatan
SIKI
1234
1 Gangguan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan
gangguan
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
maka diharapkan
gangguan mobilitas
1) Pergerakan
ekstremitas meningkat
2) Kekuatan otot
meningkat
3) Rentang gerak
(ROM) meningkat
4) Nyeri menurun
5) Kecemasan
menurun
6) Kaku sendi
menurun
7) Gerakan tidak
terkoordinasi menurun
8) Gerakan terbatas
menurun
9) Kelemahan fisik
menurun
Dukungan mobilisasi
Observasi
pergerakan
Terapeutik
1) Fasilitasi aktivitas
2) Fasilitasi melakukan
meningkatkan pergerakan
Edukasi
mobilisasi
2) Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
18
1234
3) Ajarkan mobilisasi
Pengaturan posisi
Observasi
Terapeutik
2) Hindari gerakan
Sumber : Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
4. Implementasi keperawatan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
dalam tiga tahap. Fase pertama merupakan fase persiapan yang mencakup
19
5. Evaluasi
kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan. Evaluasi keperawatan terdiri dari dua
tingkat yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif yaitu
evaluasi respon (jangka panjang) terhadap tujuan, dengan kata lain, bagaimana
penilaian terhadap perkembangan kemajuan ke arah tujuan atau hasil akhir yang
diharapkan. Evaluasi formatif atau disebut juga dengan evaluasi proses, yaitu
lakukan.
keluhan dari pasien, O: Objective yaitu data yang diobservasi, A: Analisys yaitu
kesimpulan dari objektif dan subjektif, P: Planning yaitu rencana tindakan yang
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4904/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.