Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH


STROKE DENGAN GANGUAN MOBILITAS FISIK

DISUSUN OLEH :
Rizky Novian.W.P
NIM : 20190660005

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas Praktik Klinik KMB daring dengan judul “LAPORAN
PENDAHULUHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH
STROKE DENGAN GANGUAN MOBILITAS FISIK”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada teman
teman kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 2021

Penyusun

Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5
Latar Belakang ....................................................................................................................... 5
Rumusan Masalah .................................................................................................................. 5
Tujuan..................................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 6
Konsep Dasar ......................................................................................................................... 6
2.1.1 Definisi .................................................................................................................... 6
2.1.2 Etiologi .................................................................................................................... 6
2.1.3 Patofisiologi ............................................................................................................. 7
2.1.4 Penatalaksanaan ....................................................................................................... 8
2.1.5 Komplikasi............................................................................................................... 9
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang ........................................................................................... 9
2.1.7 Pathway ................................................................................................................. 10
Konsep Asuhan Keperawatan .............................................................................................. 11
2.1.8 Pengkajian ............................................................................................................. 11
2.1.9 Diagnosa Keperawatan .......................................................................................... 13
2.1.10 Intervensi ............................................................................................................... 13
2.1.11 Implementasi ......................................................................................................... 14
2.1.12 Evaluasi ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 16

Page 3
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Asuhan Keprawtan Pada Klien Dengan Masalh Pneumonia yang
disusun oleh Rizky Novian W.P. 20190660005 telah diperiksa dan disetujui pada ;

Hari : Rabu
Tanggal : 27 Januari 2021

Menyetujui,
Pembimbing Akademik

Ade Susanty , Skep.,Ns.,Mkep.

Page 4
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini.
Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah yang serius diseluruh dunia. Hal tersebut
dikarenakan serangan stroke yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecaatan fisik,
dan mental pada usia produktif maupun usia lanjut (Juanido, 2011). Menurut WHO (World
Health Organization) tahun 2015, secara global 15 juta orang terkena stroke. Sekitar lima juta
menderita kelumpuhan permanen. Stroke merupakan penyebab utama kecacatan yang dapat
dicegah (American Heart Association,2014). Menurut Pinzon dalam (Rahmawati, Yurida
Oliviani, dan Mahdalena, 2017), semakin lambat pertolongan medis yang diperoleh, maka akan
semakin banyak kerusakan sel saraf yang terjadi, sehingga semakin banyak waktu yang
terbuang, dan semakin banyak sel saraf yang tidak bisa diselamatkan dan semakin buruk
kecacatan yang didapat.
Rumusan Masalah

Bagaimanakah cara memberikan asuhan keperawatan dengan diagnose Stroke dengan


ganguan mobilitas fisik?

Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan dengan diagnosa strroke dengan
ganguan mobilitas fisik.
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian dengan diagnosa stroke dengan ganguan


mobilitas fisik
2. Mampu melakukan diagnosa keperawatan dengan diagnosa stroke dengan
ganguan mobilitas fisik
3. Mampu melakukan rencana keperawatan dengan diagnosa stroke dengan
ganguan mobilitas fisik
4. Mampu melakukan tindakan keperawatan dengan diagnosa stroke dengan
ganguan mobilitas fisik

Page 5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar
2.1.1 Definisi
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroganisme seperti bakteri, virus, jamur, parasite. Pneumonia juga disebabkan oleh
bahan kimia dan paparan fisik seperti suhu atau radiasi. (Djojodibroto,2014)
Pneumonia merupakan infeksi pada paru yang bersifat akut. Penyebabnya
adalah bakteri, virus, jamur, bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, dan bisa
juga disebabkan pengaruh dari penyakit lainnya. Pneumonia disebabkan oleh Bakteri
Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang menyebabkan
pneumonia yaitu Adenoviruses, Rhinovirus, Influenza virus, Respiratory syncytial virus
(RSV) dan para influenza (Athena & Ika, 2014).

2.1.2 Etiologi
Menutut Padila (2013) etiologi pneumonia:
1. Bakteri
Pneumonia bakteri didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positif seperti:
Streptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri
gram negative seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P.
Aeruginosa
2. Virus
Disebabkan virus influenza yang menyebar melalui droplet. Penyebab utama
pneumonia virus ini yaitu Cytomegalovirus.
3. Jamur
Disebabkan oleh jamur hitoplasma yang menyebar melalui udara yang
mengandung spora dan ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
4. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya
pada pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2013). Penyebaran
infeksi melalui droplet dan disebabkan oleh streptococcus pneumonia, melalui
selang infus yaitu stapilococcus aureus dan pemakaian ventilator oleh P.

Page 6
Aeruginosa dan enterobacter. Dan bisa terjadi karena kekebalan tubuh dan juga
mempunyai riwayat penyakit kronis.

Selain diatas penyebab terjadinya pneumonia yaitu dari Non mikroorganisme:


a. Bahan kimia.
b. Paparan fisik seperti suhu dan radiasi (Djojodibroto, 2014).
c. Merokok.
d. Debu, bau-bauan, dan polusi lingkungan (Ikawati, 2016).

2.1.3 Patofisiologi
Menurut pendapat Sujono & Sukarmin (2009), kuman masuk kedalam jaringan
paru-paru melalui saluran nafas bagian atas menuju ke bronkhiolus dan alveolus.
Setelah Bakteri masuk dapat menimbulkan reaksi peradangan dan menghasilkan cairan
edema yang kaya protein.
Kuman pneumokokusus dapat meluas dari alveoli ke seluruh segmen atau
lobus. Eritrosit dan leukosit mengalami peningkatan, sehingga Alveoli penuh dengan
cairan edema yang berisi eritrosit, fibrin dan leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi
melebar, paru menjadi tidak berisi udara. Pada tingkat lebih lanjut, aliran darah
menurun sehingga alveoli penuh dengan leukosit dan eritrosit menjadi sedikit.
Setelah itu paru tampak berwarna abu-abu kekuningan. Perlahan sel darah
merah yang akan masuk ke alveoli menjadi mati dan terdapat eksudat pada alveolus
Sehingga membran dari alveolus akan mengalami kerusakan yang dapat mengakibatkan
gangguan proses difusi osmosis oksigen dan berdampak pada penurunan jumlah
oksigen yang dibawa oleh darah.
Secara klinis penderita mengalami pucat sampai sianosis. Terdapatnya cairan
purulent pada alveolus menyebabkan peningkatan tekanan pada paru, dan dapat
menurunan kemampuan mengambil oksigen dari luar serta mengakibatkan
berkurangnya kapasitas paru. Sehingga penderita akan menggunakan otot bantu
pernafasan yang dapat menimbulkan retraksi dada.
Secara hematogen maupun lewat penyebaran sel, mikroorganisme yang ada di
paru akan menyebar ke bronkus sehingga terjadi fase peradangan lumen bronkus. Hal
ini mengakibatkan terjadinya peningkan produksi mukosa dan peningkatan gerakan
silia sehingga timbul reflek batuk.

Page 7
2.1.4 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis secara umum untuk pneumonia menurut Manurung dkk (2009)
adalah:
a. Pemberian antibiotik seperti : penicillin, cephalosporin pneumonia
b. Pemberian antipiretik, analgetik, bronkodilator
c. Pemberian oksigen
d. Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi.
Sedangkan untuk penyebab pneumonia bervariasi sehingga penanganannya pun akan
disesuaikan dengan penyebab tersebut.
Selain itu, pengobatan pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang
timbul. (Shaleh, 2013)
1) Bagi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri
Dengan pemberian antibiotik yang tepat. Pengobatan harus komplit sampai
benar-benar tidak lagi muncul gejala pada penderita. Selain itu, hasil
pemeriksaan X-Ray dan sputum tidak tampak adanya bakteri pneumonia
(Shaleh, 2013).
a. Untuk bakteri Streptococcus pneumonia
Dengan pemberian vaksin dan antibotik. Ada dua vaksin yaitu
pneumococcal conjugate vaccine yaitu vaksin imunisasi bayi dan untuk
anak dibawah usia 2 tahun dan pneumococcal polysaccharide vaccine
direkomendasikan bagi orang dewasa. Antibiotik yang digunakan dalam
perawatan tipe pneumonia ini yaitu penicillin, amoxicillin, dan clavulanic
acid, serta macrolide antibiotics (Shaleh, 2013).
b. Untuk bakteri Hemophilus influenza
Antibiotik cephalosporius kedua dan ketiga, amoxillin dan clavulanic acid,
fluoroquinolones, maxifloxacin oral, gatifloxacin oral, serta
sulfamethoxazole dan trimethoprim. (Shaleh, 2013).
c. Untuk bakteri Mycoplasma
Dengan antibiotik macrolides, antibiotic ini diresepkan untuk mycoplasma
pneumonia, (Shaleh, 2013).
2) Bagi pneumonia yang disebabkan oleh virus
Pengobatannya sama dengan pengobatan pada penderita flu. Yaitu banyak
beristirahat dan pemberian nutrisi yang baik untuk membantu daya tahan tubuh.

Page 8
Sebab bagaimana pun juga virus akan dikalahkan juka daya tahan yubuh sangat
baik, (Shaleh, 2013).
3) Bagi pneumonia yang disebabkan oleh jamur
Cara pengobatannya akan sama dengan cara mengobati penyakit jamur lainnya.
Hal yang paling penting adalah pemberian obat anti jamur agar bisa mengatasi
pneumonia (Shaleh, 2013).

2.1.5 Komplikasi
Proses pemulihan pneumonia sangat bergantung pada jenis pneumonia, tingkat
keparahan, dan penanganan yang dilakukan. Pneumonia yang berat bisa menimbulkan
komplikasi berupa:
a. Infeksi aliran darah
Infeksi aliran darah (bakteremia) terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke dalam
aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ-organ lain. Bakteremia berpotensi
menyebabkan beberapa organ gagal berfungsi yang bisa berakibat fatal.
b. Abses paru atau paru bernanah (empiema)
Penumpukan nanah bisa menyebabkan terbentuknya abses paru atau empiema. Pada
beberapa keadaan, kondisi ini dapat ditangani dengan pemberian antibiotik. Namun,
jika tidak kunjung membaik, diperlukan tindakan medis khusus membuang
nanahnya.
c. Efusi pleura
Efusi pleura merupakan kondisi di mana cairan memenuhi ruang di antara kedua
lapisan pleura, yaitu selaput yang menyelimuti paru-paru dan rongga dada.
d. Acute respiratoty distress syndrome (ARDS)
ARDS terjadi ketika cairan memenuhi kantong-kantong udara (alveoli) di dalam
paru-paru sehingga menyebabkan penderita tidak bisa bernapas (gagal napas).

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Darah
Pada pasien pneumonia menghitung darah lengkap. Hitung sel darah putih adalah
salah satu dari jumlah darah yang diukur. Jika ada peninhkatan pada sel darah putih
atau leukosit maka infeksi atau peradangan hadir.
2. Saturasi Oksigen

Page 9
Saturasi oksigen nilai normal adalah 95-100 dan apabila pada pasien dihitung
menggunakan pluse oximeter dibawah 90% maka fungsi organ dan jaringan tubuh
akan ikut menurun sehingga dapat menyebabkan terganggu.
3. Foto Thorax Non Kontras
Pemeriksaan dengan menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik guna
menampilkan gambaran bagian dalam dada. Pada pasien pneumonia terdapat
warna samar pada paru.

2.1.7 Pathway

Page 10
Konsep Asuhan Keperawatan
2.1.8 Pengkajian

Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan data dasar tentang kesehatan klien


baik fisik,psikososial, maupun emosional. Data dasar ini digunakan untuk menetapkan
status kesehatan klien, menemukan masalah aktual ataupun potensial serta sebagai
acuan dalam memberikan edukasi pada klien(Ode Debora, 2013).
Pengkajian adalah pengumpulan,pengaturan,validasi, dan dokumentasi data
(informasi) yang sistematis dan bersinambungan yang dilakukan pada semua fase
proses keperawatan, misalnya pada pase evalusi, pengkajian, dilakukan untuk
menentukan hasil strategis keperawatan dan mengevaluasi pencapaian tujuan (Kozier,
2011).
I. Pengumpulan Data
a. Identitas klien
1. Identitas klienMeliputi :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit
(MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
2. Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status
hubungan dengan pasien
b. Keluhan utama
Keluhan utama klien dengan pneumonia adalah sesak napas, batuk, dan
peningkatan suhu tubuh atau demam.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian ini dilakukan untuk mendukung keluhan utama. Apabila klien
mengatakan batuk, maka perawat harus menanyakan sudah berapa lama,
dan lama keluhan batuk muncul. Keluhan batuk biasanya timbul mendadak
dan tidak berkurang setelah minum obat. Pada awalnya keluhan batuk
nonproduktif, lama kelamaan menjadi batuk produktif dengan mukus
purulent kekuningan, kehijauan, kecoklatan, atau kemerahan dan sering kali
berbau busuk. Klien biasanya mengeluh mengalami demam tinggi dan
menggigl serta sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan, dan lemas.
.

Page 11
d. Riwayat kesehatan Dahulu
Penyakit diarahkn pada waktu sebelumnya, apakah klien pernah mengalami
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan gejala seperti luka
tenggorokan, kongesti nasal, bersin, dan demam ringan.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit pneumonia, penyakit
metabolik, penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih, dan
penyakit menurun seperti diabetes militus, asma,dan lain-lain
II. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Keluarga sering menganggap seperti batuk biasa, dan menganggap benar-
benar sakit apabila sudah mengalami sesak napas
b. Pola nutrisi
Sering muncul anoreksia (akibat respon sistematik melalui control saraf
pusat), mual muntah karena terjadi peningkatan rangsangan gaster dari
dampak peningkatan toksik mikroorganisme.
c. Pola eliminasi
Penderita mengalami penurunan produksi urin akibat perpindahan cairan
karena demam.
d. Pola tidur dan istirahat
Data yang muncul adalah pasien kesulitan tidur karena sesak napas.
Penampilan lemah, sering menguap, dan tidak bisa tidur di malam hari
karena tidak kenyamanan tersebut.
e. Pola aktivitas dan istirahat
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan, dan sirkulasi.
Riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama, dan kedalaman pernafasa
III. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum umum klien dengan pneumonia dapat dilakukan dengan
menilai keadaan fisik bagian tubuh. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
pada klien dengan pneumonia biasanya mengalami peningkatan suhu tubuh
yaitu lebih dari 40 C, frekuensi napas meningkat.
2. Pola pernafasan
Inspeksi: bentuk dada dan gerak pernapasan. Pada klien dengan pneumonia
sering ditemukan peningkatan frekuensi napas cepat dan dangkal. Napas
Page 12
cuping hidung dan sesak berat. Batuk produktif disertai dengan peningkatan
produksi sekret yang berlebih.
Perkusi: klien dengan pneumonia tanpa disertai komplikasi, didapatkan
bunyi resonan atau sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi: didapatkan bunyi napas melemah dan adanya suara napas
tambahan ronkhi basah pada sisi yang sakit. Peting bagi perawat untuk
mendokumentasi hasil auskultasi di daerah mana didapatkan adanya ronkhi.
3. Sistem neurologi: klien dengan pneumonia yang berat sering terjadi
penurunan kesadaran, Pada pengkajian objektif wajah klien tampak
meringis, menangis, merintih (Muttaqin, 2008).

2.1.9 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons


klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
Masalah keperawatan pada pasien Pneumonia yaitu Gangguan pertukaran gas
b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi ditandani dengan dispenia, PCO2
meningkat/menurun, PO2 menurun.

2.1.10 Intervensi
Intervensi merupakan fase proses keperawatan yang penuh dengan
pertimbangan yang sangat sistematis, mencakup perbuatan keputusan dan penyelesaian
masalah (Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, 2010)..

Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Gangguan pertukaran gas b.d Setelah diberikan asuhan Pemantauan Respirasi
ketidakseimbangan keperawatan selam 3x24 1. Monitor frekuensi
ventilasi-perfusi jam, diharapkan pertukaran irama, kedalaman dan
gas pasien adekuat dengan upaya nafas
kriteria hasil : 2. Monitor pola nafas

Page 13
1. Dispnea, bunyi nafas 3. Aukultasi bunyi nafas
tambahan menurun untuk mengetahui
2. PCO2,PO2, adanya suara nafas
Sianonsis membaik tambahan
3. TTV dan analisa gas 4. Monitor nilai analisa
dalam rentang gas darah (AGD)
normal Manajemen jalan nafas
1. Monitor bunyi nafas
tambahan
2. Berikan posisi
semifowler atau
fowler untuk
memaksimalkan
ventilasi
3. Berikan oksigen bila
perlu
4. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator bila
perlu

2.1.11 Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
klien secara optimal. Pada tahap ini perawat menerapkan pengetahuan intelektual,
kemampuan hubungan antar manusia (komunikasi) dan kemampuan teknis
keperawatan, penemuan perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan
komplikasi, penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan
lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman dan
keselamatan klien. Pelaksanaan implementasi yang dilakukan pada masalah gangguan
pertukaran gas yaitu monitor bunyi nafas tambahan, berikan posisi semifowler atau
fowler untuk memaksimalkan ventilasi, berikan oksigen bila perlu, kolaborasi
pemberian bronkodilator bila perlu, monitor frekuensi irama, kedalaman dan upaya

Page 14
nafas, monitor pola nafas, aukultasi bunyi nafas untuk mengetahui adanya suara nafas
tambahan, monitor nilai analisa gas darah (AGD) (PPNI,2018).
2.1.12 Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana
mengenai kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan
secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya. Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk mengatasi pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

Page 15
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja PPNI. (2017). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standart Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan
: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Hidayat. A. Aziz Ahmul. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Aplikasi Konsep dan Proses Keperawata.

Page 16
KEL 1 Keperawatan Gadar Page 17

Anda mungkin juga menyukai