KELOMPOK 1
KELAS B
Anggota:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
1. Defenisi
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, yaitu suatu daerah
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak
antara rahim ( uterus) dengan liang senggama ( vagina) ( Rama Diananda, 2007).
Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik
menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur
20-40 tahun.
3. Faktor Risiko
Adapun faktor risiko dari kanker serviks, yaitu:
Berikut ini adalah berbagai Faktor Risiko Kanker Serviks:
● Menikah dan melakukan aktivitas seksual di usia muda <20 tahun
● Terdapat riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul (IMS)
● Melakukan hubungan seks dengan pria yang sering bergonta-ganti pasangan.
● Bergonta-ganti pasangan seksual
● Perempuan yang melahirkan banyak anak
● Memiliki riwayat keluarga dengan kanker
● Kurang menjaga kebersihan alat kelamin
● Merokok, terpapar asap rokok (perokok pasif)
● Adanya riwayat tes pap yang abnormal sebelumnya
Pada gambar bagan diatas sebagian wanita yang terinfeksi oleh virus HPV
akan mengalami displasia tingkat rendah yang disebut dengan CIN I (Cervical
intraepithelial neoplasia) dalam beberapa bulan atau tahun terinfeksi. Pada sebagian
besar (60%/) dari CIN I akan mengalami regresi dan akan menghilang dengan
spontan dalam kurun waktu 2-3 tahun terutama pada wanita yang berusia dibawah 35
tahun. Displasia tingkat rendah (CIN I) perlu dimonitor namun tidak perlu diobati.
Sekitar 15% infeksi HPV yang persisten akan berkembang menjadi CIN II dan III
dalam kurun waktu 3-4 tahun. CIN II dan CIN III merupakan prekursor kanker
serviks oleh sebab itu harus diobati. Perjalanan kanker serviks memiliki masa laten
sangat panjang hingga 20 tahun. Risiko perkembangan dari lesi prakanker (CIN II
dan III) menjadi kanker invasif adalah sekitar 30-70% dalam kurun waktu 10 tahun.
Kasus kanker serviks paling sering dialami oleh wanita usia >40 tahun. Kasus
displasia awal atau lesi derajat ringan memiliki peluang untuk tidak mengalami
perkembangan terutama pada wanita usia muda dengan cara merubah perilaku yang
beresiko terjadinya kanker serviks. Selain itu, Imunitas tinggi juga sangat membantu
untuk menghambat perkembangan virus HPV.
C. Tersier
- Terapi
a. Kemoterapi
Untuk mengobati kanker yang sudah menyebar keluar panggul.
Menggunakan obat-obatan untuk memperlambat atau
membunuh sel-sel kanker, bisa diberikan melalui suntikan
intravena atau mulut.
b. Radioterapi
Efektif mengobati kanker yang masih berada pada daerah
panggul. Diberikan sinar berenergi tinggi untuk merusak dan
menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker.
c. Terapi Biologis
Untuk mengobati kanker yang sudah menyebar ke bagian
tubuh lainnya. Disebut juga imunoterapi, berguna untuk
memperbaiki sistem imun tubuh atau kekebalan tubuh dalam
melawan penyakit kanker ini.
d. Terapi gen
● Mengganti gen yang rusak/hilang.
● Menghentikan kerja gen yang berfungsi membentuk sel
kanker.
● Menambah gen yang membuat sel kanker lebih mudah
dideteksi serta dihancurkan oleh imun tubuh, kemoterapi, dan
radioterapi
REFERENSI
American Cancer Society. 2022. Key Statistics for Cervical Cancer. Diakses dari
https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/about/key-statistics.html
PRANITIA, R., Taufik H, S. and Adi, M.S., 2019. FAKTOR RISIKO KEJADIAN
KANKER SERVIKS PADA WANITA USIA> 35 TAHUN (STUDI PADA
RSUP dr. KARIADI SEMARANG) (Doctoral dissertation, School of
Postgraduate).
Sung H, Ferlay J, Siegel RL, Laversanne M, Soerjomataram I, Jemal A, et al. Global
cancer statistics 2020: GLOBOCAN estimates of incidence and mortality
worldwide for 36 cancers in 185 countries. CA Cancer J Clin.
2021:71:209–49. doi:10.3322/caac.21660.