PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2019, rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara
pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang dibuktikan oleh
kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan
hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit
maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. (Wiwiek, 2018)
kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard
Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat yang
selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu
pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari sumber
daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang
1
dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 2019). Sedangkan menurut
teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan yang
bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa
Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi standar profesi
yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara
wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi
pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata
nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan pengelolaan asuhan keperawatan
yang profesional. Model pemberian asuhan keperawatan merupakan salah satu pendekatan
2018)
Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi adalah milik pemerintah
Provinsi yang secara pasti wajib menjalankan fungsi sosialnya terutama pelayanan bagi
2
keluarga kurang mampu / miskin. Sedangkan pengelolaannya dilakukan dengan prinsip
bisnis agar RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi mampu mandiri, paling tidak rumah
sakit yang mampu membiayai diri sendiri pembiayaan operasionalnya dana tidak
dengan standar Rumah Sakit telah memenuhi standar Akreditasi Rumah Sakit dan
dinyatakan LULUS Tingkat PARIPURNA, RSUD Raden Mattaher Jambi pada tahun 2018
ini telah memiliki Pelayanan yaitu Pelayanan Medik Spesialis Dasar (Penyakit dalam,
Anak, Bedah Obgin), Pelayanan Medik Spesialis Penunjang (Anastesi, Rongen, Patologi
Kelinik , Patologi Anatomi, Rehabilitasi Medik), Pelayanan Medik Spesialis Lain ( Mata,
Ortopedi, THT, urologi, Saraf, Jantung, Bedah Saraf, Struktur Kulit, Bedah anak).
Unit Hemodialisis Centre RSUD Raden Mattaher adalah salah satu unggulan yang
didirikan pada 1 maret 2008 dengan jumlah 2 mesin hemodialisis. Dibawah pimpinan staf
klinisi SMF Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher Jambi berturut turut yaitu dr.
Bambang Sutopo Sp.PD, dr Jufri Makmur Sp.PD, dr. Rianita Juniarti Sp. PD dan dr
Hemodialisis yang dipimpin oleh dr. Hasan Basri Sp.PD KGH dan pada tanggal 16 april
Raden Mattaher Jambi telah mengalami banyak perkembangan. Total sebanyak 33 mesin
hemodialisis dengan jumlah pasien cuci darah sebanyak 180 -200 pasien dilayani setiap
minggunya. Layanan hemodialisis RSUD Raden Mattaher ditunjang sumber daya manusia
yang berkualitas, dokter ahli ginjal dan hipertensi, dokter umum yang tersertifikasi Penefri
dan perawat terserfikasi Pernefri, dan juga ditunjang pemeriksaan darah lengkap secara
berkala, pemeriksaan kadar hemoglobin setiap bulan dan disiplin ilmu dan peralatan yang
terstandarisasi dan fasilitas yang lengkap. Penatalaksanaan pasien gagal ginjal dilakukan
3
secara menyeluruh, dengan melibatkan ahli gizi, terkait. Layanan hemodialisis yang
dikerjakan di RSUD Raden Mattaher Jambi telah memenuhi standara pelayanan yang
ditetapkan oleh kolegium PERNEFRI sehingga adekuasi dialisis dapat dicapai dan
menjamin kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang lebih baik.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
professional diruangan,
keperawatan professional,
4
c) Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model praktek keperawatan
professional.
b) Mampu menghitung (ALOS: average length of stay), yaitu rata-rata lama rawat
seorang pasien
c) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari tempat tidur tidak
5
C. Manfaat
1. Bagi pasien
2. Bagi perawat
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun
rencana strategi,
4. Bagi Mahasiswa
Mengerti dan mampu memahami penerapan atau aplikasi MPKP di dalam Rumah Sakit.
6
BAB II
TINJAUAN LAHAN
Sejarah berdirinya RSUD Provinsi Jambi dan ditetapkannya menjadi rumah sakit
umum daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi. Kelas B non pendidikan adalah sebagai
berikut :
a. RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi adalah rumah sakit milik Pemerintah Propinsi
Jambi terletak dikota Jambi, berdiri pada tahun 1948 dengan tipe C dan bergabung
dengan Dinas Kesehatan Tentara (DKT) Jambi. Pada tanggal 19 November 1972
dipindahkan ke Jl. Letjen Suprapto No.31 Telanaipura Jambi. Rumah Sakit ini
dibangun di atas tanah seluas + 75.000 M2 dengan luas bangunan + 41.590 M2.
b. Rumah sakit umum daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi semula namanya Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Jambi. Dan kemudian pada bulan November
1999 bertepatan pada hari kesehatan nasional 1999, rumah sakit ini diberi nama salah
seorang Pahlawan Jambi yaitu Raden Mattaher. RSUD Raden Mattaher. EVALUASI
RSUD Raden Mattaher seja Bulan Nopember 2009 merupakan rumah sakit kelas B
Unit Swadana maka sejak Januari 2002 RSD Raden Mattaher Jambi berlaku sebagai
RS Unit Swadana. Kemudian Dengan Perda No. 09 , sejak mulai 1 Januari 2011,
RSUD Raden Mattaher telah dikelola keuangannya secara Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD).
d. Berdasarkan Perda Nomor 13 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Daerah Raden Mattaher Propinsi Jambi, sebagai pengganti Perda No 13 tahun
7
Teknis Daerah sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah, dipimpin oleh seorang
Kemudian dengan Perda No. 06 Tahun 2010 Struktur Organisasi RSUD Raden
Mattaher berkembang dengan Lembaga Tehnis Daerah yang dipimpin oleh seorang
e. Pada saat ini RSUD Raden Mattaher telah menjadi tempat mahasiswa kepaniteraan
klinik senior PSPD UNJA yang melaksanakan pendidikan profesi kedokteran. Selain
itu ada mahasiswa kepaniteraan klinik yunior dan program pendidikan tenaga
kesehatan lainnya.
Provinsi Jambi yang Tertib, Unggul, Nyaman, Tangguh, Adil dan Sejahtera 2021 , maka
untuk mewujudkan hal tersebut, RSUD Raden Mattaher Jambi menetapkan Visi dan Misi
a. VISI
Visi adalah gambaran masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa
terpaksa yang dirumuskan secara bersama oleh anggota organisasi, karena Rumah
Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi merupakan juga salah satu
perangkat daerah sehingga visi tersebut harus mendukung kebijakan daerah, terutama
yang menyangkut visi dari gubernur. Adapun visi Gubernur dan Wakil Gubernur
adalah “JAMBI TUNTAS” (Tertib, Unggul, Nyaman, Tangguh, Adil, dan Sejahtera).
Selain itu juga harus menjadi bagian dari Rencana Strategis Departemen
jauh kedepan kearah mana rumah sakit ini harus dibawa agar tetap eksis, antisipatif
dan inovatif. Dalam ungkapan lain visi adalah suatu impian yang menantang tentang
keadaan masa depan yang diinginkan, maka atas dasar pengertian tersebut diatas
8
maka Visi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Tahun 2016 – 2021 adalah
“Rumah Sakit Pilihan Dengan Pelayanan Kesehatan Paripurna dan Rumah Sakit
1) ’Rumah Sakit Pilihan” Mempunyai arti bahwa Rumah Sakit Umum Daerah
manusia secara berkelanjutan dan melengkapi peralatan medis dan non medis
3) “Rumah sakit pendidikan yang berkualitas” Mempunyai arti bahwa Rumah Sakit
keras, loyalitas, bertanggung jawab, empati harus merupakan nilai – nilai dasar
yang harus diemban oleh seluruh elemen yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah
b. MISI
sasaran yang ingin dicapai, karena itu dengan adanya pernyataan misi menjadikan
organisasi itu ada, baik fisik maupun aktifitasnya. Berdasarkan pengertian misi
tersebut diatas, Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi dengan
9
2) Mewujudkan kecukupan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan untuk
5) Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher sebagai Rumah Sakit
c. NILAI—NILAI DASAR
1) Kejujuran
Dalam bertindak senantiasa menjunjung tinggi kejujuran dan bekerja ikhlas dan
2) Keterbukaan
3) Kebersamaan
4) Kerendahan Hati
5) Kesediaan melayani
6) Kerja Keras
10
7) Loyalitas
Dengan keterbatasan sumber daya yang ada bekerja keras dengan sungguh-
8) Bertanggung jawab
d. MOTTO
Adapun tujuan dan sasaran untuk mencapai visi dan misi tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Tujuan
hasil akhir yang ingin dicapai dalam jangka waktu satu sampai lima tahun yang
bersifat spesifik dan terukur yang dirumuskan dari keinginan untuk menjadi yang
lebih baik dimasa yang akan datang dengan memperhatikan faktor strategis.
a) Tujuan 1
Bedah)
Pelayanan Minimal.
11
b) Tujuan 2
Pembangunan gedung.
penunjang lainnya.
c) Tujuan 3
d) Tujuan 4
dipertanggungjawabkan.
e) Tujuan
Kualitas Tenaga Kesehatan. Peran Aktif Rumah Sakit Umum Daerah Raden
adalah :
12
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan
data per tahun dari bulan Januari sampai Desember tahun 2021 yaitu:
No Keterangan Jumlah
4 Lain-Lain 2
a. Ruang Hemodialisis
Melayani lebih dari 100 pasien gagal ginjal yang memerlukan cuci darah rutin. Alat
hemodialisis adalah suatu alat yang dilengkapi dengan ginjal buatan (hollow fiber)
yang berfungsi untuk menggantikan fungsi ginjal dalam membuang sampah nitrogen
dan cairan yang berlebihan dari dalam tubuh. Instalasi Hemodialisis mempunyai
13
2) Ruang Hemodialisis dengan pasien Hepatitis B.
terinfeksi Hepatitis B.
Poliklinik ginjal dan hipertensi melayani pasien di jam pelayanan pada hari
kerja. Poliklinik ini berada dalam satu gedung di Instalasi Hemodialisis RSUD Raden
Mattaher Jambi.
c. Poliklinik CAPD
CAPD merupakan suatu metode alternatif bagi penderita gagal ginjal untuk
dapat melakukan cuci darah sendir di rumah tanpa menggunakan mesin cuci darah.
Untuk pasien yang mengggunakan metode ini, terlebih dahulu harus menjalani
operasi pemasangan kateter/selang dalam rongga perut. Fungsi kateter ini adalah
sarana lewatnya cairan yag dimasukkan dan dikeluarkan untuk membuang sisa zat
metabolisme dalam darah dan cairan yang berlebihan . Proses penyaringan di perut
periodik pada pasien CAPD, seperti penggantian cairan, penggantian transfer set,
berkonsultasi dengan dokter ahli di bidang kesehatan lain seperti layanan konsultasi
gizin klinik(dengan ahli gizi) maupun layanan konsultasi lainnya.Seluruh layanan ini
14
f. Ruang Pertemuan.
maka setiap bulan nya dijadwalkan untuk presentasi kasus sulit yang dipimpin oleh
B. Pengumpulan Data
1 Tenaga Medis
a. Dokter Spesialis 1 - - 1
b.Dokter Umum 2 - - 2
Jumlah 3 - - 3
2 Tenaga Keperawatan
a. Ners 4 - - 4
b. Sarjana S1 1 - - 1
c. D3 Keperawatan 8 6 - 14
Jumlah 13 6 - 19
Keperawatan
Jumlah 2 2 - 4
TOTAL TENAGA 18 8 26
15
b. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2-Material)
AC 1
Kursi 2
Meja 1
Meja 2
Bet 25
Kursi 4
Inkubator 4
Infan Wamer 1
Troli Obat 1
Lemari Obat 2
CpAp 2
Tiang IVFD 15
Cyrimpum 2
IVFD PUM 2
Timbangan 1
Pintu Kayu
Lanatai Keramik
Jendela Kaca
16
d. Asuhan Keperawatan (M3 – Methode)
pelayanan asuhan keperawatan dengan menggunakan tim yang terdiri dari kelompok
klien da n kelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah
bidangnya.
Perawat tim merespon kebutuhan pasien dan staf. Anggota tim distimulasi oleh
ketua tim untuk belajar dan mengembangkan keterampilan yang baru. Ketua tim
memberi instruksi pada anggota tim, mensupervisi mereka dan memberikan penugasan
Tim memberikan pelayanan keperawatan pada kelompok klien yang dikaji oleh
anggota tim berdasarkan kompleksitas kebutuhan klien. Ketua tim bertanggung jawab
1. Upah dan Gaji, Upah (Wages) biasanya berhubungan dengan masa kerja. Gaji (Salay)
pemasaran jasa. Pemasaran merupakan kegiatan manajemen yang bermula dan berakhir
pada konsumen, tanpa konsumen perusahaan tidak ada artinya. RSUD Raden Mattaher
merupakan rumah sakit Pemerintah sehingga marketing dilakukan diluar wilayah rumah
17
2. Data Khusus Ruangan (Fungsi Manajemen Keperawatan Diruangan)
a. Fungsi Perencanaan
1) Visi Ruangan
2) Misi Ruangan
Keperawatan (SAK) yang sudah ditetapkan. Dan sampai saat ini belum ada direvisi.
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari sift masuk kerja sampai sift
pulang. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer dibantu oleh
perawat professional lain maupun non professional. Metode tim ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang
5) Standard Kinerja
untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam
18
Model Asuhan Keperawatan Primer
Perawat Primer
Perawat Pelaksana
Pasien
Kelebihan Kelemahan
untuk klien
Pasien merasa dimanusiawikan karena Akuntabilitas yang total dapat membuat jenuh
individu
19
Asuhan yang diberikan bermutu Perlu tenaga yang cukup banyak dan
tinggi, dan tercapai pelayanan yang mempunyai kemampuan dasar yang sama
advokasi
b. Fungsi Pengorganisasian
Struktur Organisasi
Gambaran struktur organisasi Ruang Hemodialisa RSUD Raden Mattaher Jambi, seperti
Sruktur Organisasi
DIREKTUR UTAMA
PERAWAT HEMODIALISA
1. ….
2. …..
3. …..
4. …..
PEKARYA TEKNISI RUANGAN HD ADMINISTRASI
5. ….
6. …..
7. ….
8. ….
20
1) Uraian Tugas
Tenaga ruang Hemodialisa sebanyak 26 orang yang terdiri dari dokter spesialis
sebanyak 1 orang, dokter umum 2 jumlah tenaga medis adalah 19 orang dan non medis 4
orang. 1 orang sedang kuliah DIV Keperawatan. Dipimpin oleh 1 kepala ruangan dan
dibantu oleh dokter dan perawat. Masing masing tenaga ruang sudah memiliki uraian
Pengaturan shif yang dilakukan dan disusun oleh kepala ruangan disesuaikan
dengan jumlah perawat yang ada di ruangan dan tidak berdasarkan pada tingkat
ketergantungan klien, karena disesuaikan dengan jumlah perawat dan kondisi rumah
sakit.
pengorganisasian ini terdiri dari kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Setiap
tim bertanggung jawab terhadap sejumlah klien. Empat komponen esensial yang
1. Jumlah tenaga
2. Jenis tenaga
4. Metode penugasan
21
Klasifikasi Klien
JML
Minimal Parsial Total
Klien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
Dst
Contoh :
Ruang rawat dengan 22 klien (2Klien dengan perawatan minimal, 18 klien dengan
perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat yang dibutuhkan
2 x 0,17 = 0,34
18 x 0,27 = 4,86
5 x 0,36 = 1,90
c. Fungsi Pengarahan
1) Operan
Timbang terima pasien atau operan merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Yang harus disampaikan saat operan meliputi Situantion (Kondisi terkini yang terjadi
pada pasien) sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk,dan hari perawatan, serta
dokter yang merawat dan sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang
belum atau sudah teratasi/keluhan. Operan dilakukan oleh kepala ruangan kepada ketua
tim dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan. Operan dilakukan tigas kali
dalam sehari, yaitu pergantian shift malam ke shift pagi (Pukul 07.30), shift pagi ke shift
22
siang (Pukul 13.30) dan shift siang ke shift malam (Pukul 19.30). Kegiatan operan
dipimpin langsung oleh kepala ruangan untuk dinas pagi, untuk dinas siang dan dinas
Pre Conferent adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan
rencana dari katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan
sebelum operan kepada shift berikutnya. Pre Coferent hamper setiap hari dilaksanakan,
dimulai dari jam 08.00 wib yang dihadiri oleh semua tim perawat (Karu, Katim, dan PP)
dimana Katim dan PP setelah selesai operan merencanakan kegiatan pada shift tersebut
Post Conferent dilakukan pagi, sore dan malam sesuai jadwal dinas perawatan
pelaksanaan, dimana ketua tim membuka acara dan menanyakan kendala dalam asuhan
yang diberikan seperti (menanyakan tentang PJ apa yang telah dilakukan kepada
keperawatan pada pasien, menanyakan PJ hasil dari setiap tindakan). Selanjutnya ketua
tim atau PJ tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang seperti (memberikan
4) Pendelegasian
wewenang hanyalah tahap dari suatu proses ketika penyerahan wewenang, berfungsi
Unsur – unsur dalam proses delegasi meliputi hal –hal sebagai berikut
23
Kekuasaan (Authority) adalah hak atau wewenang untuk memutuskan segala
Berdasarkan ketiga unsur di atas, jelas bahwa kekuasaan dan tugas dapat
baahannya.
Tugas kekuasaan, lalu mendelegasikan tugas dan kekuasaan kepada orang yang
berada dibawahnya.
Pendelegasian dari aspek ini sesuai dengan struktur organisasi karena tiap bidang
5) Supervisi
masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenangan, dan peralatan agar pasien atau
klien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Sudjana, 2013). Tidak jauh berbeda
dengan pendapat beberapa ahli seperti Swansburg (1999), mengatakan bahwa supervisi
6) Ronde Keperawatan
pasien, yang melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat primer, konsuler, kepala ruangan dan perawat pelaksana,
24
7) Pengendalian
a. Indikator Mutu
Indikator, standar, dan mutu adalah tiga hal yang berbeda. Suatu pelayanan
dikatakan bermutu dalam dimensi tertentu apabila indikator pelayanan mencapai atau
melampaui suatu standar tertentu. Mutu, dengan demikian tidak akan tercapai tanpa
suatu perencanaan dan wawasan yang terkait dengan mutu tersebut. Dengan kata lain,
bila kita menginginkan pelayanan yang bermutu di rumah sakit, maka manajemen
rumah sakit perlu memperluas wawasan mengenai mutu pelayanan tersebut dan
dengan format yang ada dan yang sudah disepakati bersama antara kepala ruangan dan
komite keperwatan.
c. Survey Kepuasan
Dari data wawancara dengan karu Ruang Hemodialisa RSUD Raden Mattaher
kepuasan pasien diperoleh dari sikap perawat yang selalu memperkenalkan diri kepada
pasien BAB/BAK. Kunjungan hanya orang tua bayi, selain itu tidak boleh.
Kesimpulannya kepuasan pasien terhadap perawat sangat baik karena perawat selalu
pulang.
25
2. Analisa Masalah
ANALISA SWOT
M2 Mempunyai Adanya
sarana dan mahasiswa alih
Matherial prasarana untuk jenjang D4
pasien dan tenaga keperawatan
kesehatan. yang melakukan
praktek
Terdapat manajemen
administrasi
26
penunjang keperawatan.
(Seperti: SAK,
SPO, lembar Adanya
dokumentasi dan dukungan dari
buku timbang kepala ruangan
terima). pada mahasiswa.
Tersedianya nurse
Station.
Tersedianya APD
diruangan,
Tersedianya
Handsinitizer di
setiap tempat tidur
bayi yang ada di
ruangan.
Tersedianya
tempat racikan
obat bagi masing-
masing pasien.
Tersedinya Stroler
1 di ruangan
Hemodialisa
Kulkas untuk
menyimpan obat.
M3 Dokumentasi Post conference Tuntutan dan Tuntutan
keperawatan sering kali tanggung jawab hukum jika
Method dilakukan dalam dilakukan antar untuk dokumentasi
bentuk SOAP. katim dan peningkatan asuhan
keseringan post profesionalisme keperawatan
Sentralisasi obat conference keperawatan. tidak lengkap.
sudah dilakukan siang tidak
dengan rapi diikuti oleh
dimana semua semua perawat
obat diatur oleh pelaksana.
bagian farmasi
dengan obat oral
dimasukan
kedalam laci obat
dan obat injeksi
dimasukkan ke
dalam loker obat
masing-masing
pasien.
Dischange
planning
dilakukan pada
27
setiap pasien saat
pulang.
Supervise
dilakukan sesuai
dengan waktu
yang sudah
dijadwalkan.
M4 Terbantunya Setelah pasien
biaya perawatan di setujui pulang
Money pasien di rumah oleh DPJP, rata-
sakit dengan rata pasien
adanya asuransi setelah cuci
BPJS darah selama 5
jam
diperbolehkan
pulang.
M5 Rumah sakit Keluarga dan Adanya Makin
mengadopsi pasien tidak mahasiwa alih tingginya
Mutu pedoman Hand melakukan cuci jenjang D4 kesadaran
Hygiene terbaru tangan untuk keperawatan keluarga pasien
yang diterima mencegah yang melakukan serta pasien
secara umum penularan praktik tentang
berdasarkan penyakit manajemen pentingnya
WHO. keperawatan. kesehatan
untuk
Rumah sakit Adanya kerja pencegahan
menerapkan sama yang baik penularan
program Hand antara penyakit.
Hygiene yang mahasiswa
efektif. dengan perawat
ruangan.
Terdapat SPO
mencuci tangan. Adanya
dukungan kepala
ruangan dan
peraat ruangan
terhadap
mahasiswa.
3. Identifikasi Masalah
MASALAH
MAN :
Ruang Hemodialisamemiliki tingkat ketergantugan minimal 2 orang dengan tingkat
ketergantungan sedang 3 orang, dengan tingkat ketergantungan berat 2 orang dan dengan
ketergantungan maksimal berat 1 orang. Saat ini jumlah tenaga perawat di Ruang
Hemodialisa berjumlah 19 orang belum termasuk ketua rungan dan dokter penanggung
jawab.
MATERIAL :
1. Tidak adanya lemari khusus untuk list pasien dan lembar administrasi (Lembar
Dokumentasi Keperawatan), SOP dan SAK, lembar askep, blanko grafik, blanko
28
transfer pasien, blanko penolakan, blanko checklist pre op, persetujuan transfuse,
blanko progesnotes, blanko APS, persetujuan tindakan, indicator mutu dan PPI,
sehingga di nurse station terlihat tidak rapi.
2. Label nama pasien di map/list pasien terdapat plaster yang tidak sesuai penempatan
dan fungsinya, sehingga terlihat kurang rapi.
3. Kurangnya alat Pentilator bayi untuk pasien seperti Pasien Gagal CPAP.
METHODE :
1. Berdasarkan wawancara dengan perawat pelaksana pre dan post conference dilakukan
setiap hari dengan baik tetapi untuk diagnosa keperawatan intervensi keperawatan
tidak disebutkan secara formal dan rinci hanya menyebutkan dengan keluhan pasien
saja.
2. Berdasarkan wawancara dengan Katim dan PP, Katim menjawab bahwa pre
setelah operan tetapi post conference saat shift siang sering kali tidak diikuti oleh
sendiri,Asuransi,BPJS.
MUTU :
1. Berdasarkan hasil observasi keluarga dan pasien tidak melakukan cuci tangan untuk
mencegah penularan penyakit dan Tidak mematuhi peraturan saat pandemi tidak ada
4. Prioritas Masalah
a) Tidak adanya lemari khusus untuk list pasien dan lembar administrasi
d) Intervensi keperawatan tidak disebutkan secara formal dan rinci hanya menyebutkan
29
e) Hasil observasi keluarga dan pasien tidak melakukan 6 langkah cuci tangan untuk
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tahun 2021 secara umum masih ada program kerja yang belum tercapai.
Hemodialisa sepanjang tahun 2021, maka secara ringkas output yang diperoleh adalah
2. Pelaksanaan SPM masih ada yang belum tercapai sesuai dengan target yang ada
B. Saran
1. Meningkatkan pelayanan yang berfokus pada pasien dan mutu pelayanan yang
paripurna
pelatihan-pelatihan/workshop
peningkatan pelayanan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Arsad Suni. 2018. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Teori dan Aplikasi dalam
Siregar, Charles JP. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Persiapan. Cetakan I.
Republik Indonesia.
32
33
E. Rencana Strategis
JAWAB
M 1 MAN :
M 2 1 Mahasiswa Alih Ruang 1 Adanya lemari 04 April Manajemen Mahasiswa Alih Jenjang
MATERIAL : Jenjang D4 Hemodialisa khusus lembar list 2022 Rumah sakit D4 Keperawatan
34
map/list status pasien
35
M 3 METHODE : Dokumentasi Role Play 1 Kepala 1 05 April 2022 Tidak Ada Kepala Ruangan
semua perawat
ruangan (Karu,
36
M 4 MONEY :
M 5 MUTU : 1 Edukasi tentang cuci Seluruh pasien Pasien dan 07 April 2022 Mahasiswa Mahasiswa Alih
1 Hasil observasi tangan 6 langkah dan dan keluarga keuarga Alih Jenjang Jenjang D4
tangan yang
37
38
39