Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2019, rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan

paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit

(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

kesehatan dan pusat penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara

sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non kesehatan.

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam

pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang dibuktikan oleh

kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan

hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit

maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. (Wiwiek, 2018)

Menurut Nursalam (2018), keperawatan sebagai pelayanan yang professional

bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,dilakukan berdasarkan ilmu dan

kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard

professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama.

Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat yang

selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu

melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etikal).

Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan

di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan perawatan. Manajemen

pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari sumber

daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang

1
dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam

manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan

prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 2019). Sedangkan menurut

Gillies (2016), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain.

Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2018), merupakan suatu pelayanan

keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat

fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian.

Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan

teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan yang

bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa

manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan

keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa

setiap perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan

memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.

Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi standar profesi

yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara

wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi

pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata

nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya

manajemen yang baik. (Arwani, 2012)

Asuhan keperawatan merupakan titik sentral pelayanana keperawatan, asuhan

keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan pengelolaan asuhan keperawatan

yang profesional. Model pemberian asuhan keperawatan merupakan salah satu pendekatan

dalam pengelolaan asuhan keperawatan profesional yang menjamin terwujudnya

kesinambungan dalam pemberihan asuhan keperawatan dan akuntabilitas. (Nursalam,

2018)

Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi adalah milik pemerintah

Provinsi yang secara pasti wajib menjalankan fungsi sosialnya terutama pelayanan bagi

2
keluarga kurang mampu / miskin. Sedangkan pengelolaannya dilakukan dengan prinsip

bisnis agar RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi mampu mandiri, paling tidak rumah

sakit yang mampu membiayai diri sendiri pembiayaan operasionalnya dana tidak

membebani pemerintah Provinsi.

Untuk memenuhi permintaan masyarakat dan kebutuhan pendidikan, dan sesuai

dengan standar Rumah Sakit telah memenuhi standar Akreditasi Rumah Sakit dan

dinyatakan LULUS Tingkat PARIPURNA, RSUD Raden Mattaher Jambi pada tahun 2018

ini telah memiliki Pelayanan yaitu Pelayanan Medik Spesialis Dasar (Penyakit dalam,

Anak, Bedah Obgin), Pelayanan Medik Spesialis Penunjang (Anastesi, Rongen, Patologi

Kelinik , Patologi Anatomi, Rehabilitasi Medik), Pelayanan Medik Spesialis Lain ( Mata,

Ortopedi, THT, urologi, Saraf, Jantung, Bedah Saraf, Struktur Kulit, Bedah anak).

Unit Hemodialisis Centre  RSUD Raden Mattaher adalah salah satu unggulan yang

didirikan pada 1 maret 2008 dengan jumlah 2 mesin  hemodialisis.  Dibawah pimpinan staf

klinisi SMF Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher Jambi berturut turut yaitu dr.

Bambang Sutopo Sp.PD,  dr Jufri Makmur Sp.PD,  dr. Rianita Juniarti Sp. PD dan   dr

Eryasni Sp.PD untuk memberikan pelayanan hemodialisis(cuci darah) terhadap pasien

rawat inap maupun rawat jalan di RSUD Raden Mattaher Jambi.

Sejak tanggal  1 maret 2016 unit hemodialisis berubah menjadi  Instalasi

Hemodialisis yang dipimpin oleh dr. Hasan Basri Sp.PD KGH dan pada tanggal 16 april

2018 pelayanan hemodialisis dikembangkan menjadi 33 mesin hemodialisis. Di samping

pelayanan hemodialisis dikembangkan juga pelayanan Ginjal Hipertensi dan Pelayanan

continuos Ambulatory Peritoneal Dialisis(CAPD). Pelayanan Hemodialisis di RSUD

Raden Mattaher Jambi telah mengalami banyak perkembangan. Total sebanyak 33 mesin

hemodialisis dengan jumlah pasien cuci darah sebanyak 180 -200 pasien dilayani setiap

minggunya. Layanan hemodialisis RSUD Raden Mattaher ditunjang sumber daya manusia

yang berkualitas, dokter ahli ginjal dan hipertensi, dokter umum yang tersertifikasi Penefri

dan perawat terserfikasi Pernefri, dan juga ditunjang pemeriksaan darah lengkap  secara

berkala,  pemeriksaan kadar hemoglobin setiap bulan dan disiplin ilmu dan peralatan yang

terstandarisasi dan fasilitas yang lengkap. Penatalaksanaan pasien gagal ginjal dilakukan

3
secara menyeluruh, dengan melibatkan ahli gizi, terkait. Layanan hemodialisis yang

dikerjakan di RSUD Raden Mattaher Jambi telah memenuhi standara pelayanan yang

ditetapkan oleh kolegium PERNEFRI  sehingga adekuasi dialisis dapat dicapai dan

menjamin kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang lebih baik.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum :

Setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat

menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Model Asuhan

Keperawatan Profesional (MAKP), secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap

kepemimpinan yang professional serta langkah-langkah manajemen keperawatan.

2. Tujuan Khusus :

Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen, peserta mampu :

a. Melaksanakan pengkajian di Ruang rawat inap keperawatan.

b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen keperawatan

c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk :

1) Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan professional di

ruangan antara lain:

a) Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan,

b) Mampu membuat kebijakan kerja diruangan,

c) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek keperawatan

professional diruangan,

d) Mampu mengembangkan sistem informasi manajeman keperawatan dirungan

dalam menerapkan model praktek keperawatan professional,

2) Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktek

keperawatan professional antara lain :

a) Membuat struktur organisasi di ruang model praktek keperawatan professional,

b) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang model praktek

keperawatan professional,

4
c) Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model praktek keperawatan

professional.

3) Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan model praktek

keperawatan professional antara lain :

a) Mampu menerapkan pemberian motivasi,

b) Mampu membentuk manajemen konflik,

c) Mampu melakukan supervisi,

d) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik,

e) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain yaitu Operan, Prekonference,

Post konference, Ronde keperawatan, Supervisi Keperawatan, Discharge

planning, dan Dokumentasi Keperawatan.

4) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan model

praktek keperawatan professional antara lain :

a) Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate), yaitu pemakaian tempat

tidur pada satu satuan waktu tertentu

b) Mampu menghitung (ALOS: average length of stay), yaitu rata-rata lama rawat

seorang pasien

c) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari tempat tidur tidak

ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya

d) Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial

e) Mampu menghitung Kejadian cedera

f) Mampu melakukan Audit dokumentasi asuhan keparawatan

g) Mampu melakukan Survey masalah baru

h) Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga

5
C. Manfaat

1. Bagi pasien

Dengan adanya program MPKP di Rumah Sakit diharapkan pasien merasakan

pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam pemberian asuhan

keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang optimal.

2. Bagi perawat

a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal,

b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan

yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga,

c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat,

d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.

3. Bagi rumah sakit

a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang berkaitan dengan

pelaksanaan asuhan keperawatan professional,

b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun

rencana strategi,

4. Bagi Mahasiswa

Mengerti dan mampu memahami penerapan atau aplikasi MPKP di dalam Rumah Sakit.

6
BAB II

TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Sejarah Singkat RSUD Raden Mattaher Jambi

Sejarah berdirinya RSUD Provinsi Jambi dan ditetapkannya menjadi rumah sakit

umum daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi. Kelas B non pendidikan adalah sebagai

berikut :

a. RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi adalah rumah sakit milik Pemerintah Propinsi

Jambi terletak dikota Jambi, berdiri pada tahun 1948 dengan tipe C dan bergabung

dengan Dinas Kesehatan Tentara (DKT) Jambi. Pada tanggal 19 November 1972

dipindahkan ke Jl. Letjen Suprapto No.31 Telanaipura Jambi. Rumah Sakit ini

dibangun di atas tanah seluas + 75.000 M2 dengan luas bangunan + 41.590 M2.

b. Rumah sakit umum daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi semula namanya Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Jambi. Dan kemudian pada bulan November

1999 bertepatan pada hari kesehatan nasional 1999, rumah sakit ini diberi nama salah

seorang Pahlawan Jambi yaitu Raden Mattaher. RSUD Raden Mattaher. EVALUASI

DAN PENGOLAHAN DATA/PROFIL RSUD RADEN MATTAHER 2018 4

RSUD Raden Mattaher seja Bulan Nopember 2009 merupakan rumah sakit kelas B

Pendidikan dengan kapasitas 321 tempat tidur.

c. Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah (Perda) No.10 Tahun 2001 tentang RS

Unit Swadana maka sejak Januari 2002 RSD Raden Mattaher Jambi berlaku sebagai

RS Unit Swadana. Kemudian Dengan Perda No. 09 , sejak mulai 1 Januari 2011,

RSUD Raden Mattaher telah dikelola keuangannya secara Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD).

d. Berdasarkan Perda Nomor 13 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah

Sakit Daerah Raden Mattaher Propinsi Jambi, sebagai pengganti Perda No 13 tahun

1994. Kedudukan RSUD Raden Mattaher Propinsi Jambi merupakan Lembaga

7
Teknis Daerah sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah, dipimpin oleh seorang

Direktur dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Kemudian dengan Perda No. 06 Tahun 2010 Struktur Organisasi RSUD Raden

Mattaher berkembang dengan Lembaga Tehnis Daerah yang dipimpin oleh seorang

Direktur Utama dan tiga orang Direktur.

e. Pada saat ini RSUD Raden Mattaher telah menjadi tempat mahasiswa kepaniteraan

klinik senior PSPD UNJA yang melaksanakan pendidikan profesi kedokteran. Selain

itu ada mahasiswa kepaniteraan klinik yunior dan program pendidikan tenaga

kesehatan lainnya.

2. Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja RSUD Raden Mattaher Jambi

Dalam rangka mendukung Jambi TUNTAS (2016 - 2021), yaitu : Terwujudnya

Provinsi Jambi yang Tertib, Unggul, Nyaman, Tangguh, Adil dan Sejahtera 2021 , maka

untuk mewujudkan hal tersebut, RSUD Raden Mattaher Jambi menetapkan Visi dan Misi

adalah seperti tertera di bawah ini.

a. VISI

Visi adalah gambaran masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa

terpaksa yang dirumuskan secara bersama oleh anggota organisasi, karena Rumah

Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi merupakan juga salah satu

perangkat daerah sehingga visi tersebut harus mendukung kebijakan daerah, terutama

yang menyangkut visi dari gubernur. Adapun visi Gubernur dan Wakil Gubernur

adalah “JAMBI TUNTAS” (Tertib, Unggul, Nyaman, Tangguh, Adil, dan Sejahtera).

Selain itu juga harus menjadi bagian dari Rencana Strategis Departemen

Kesehatan dan kebijakan Nasional dalam rangka menuju Milenium Development

Goals Strategi (MDGS).

Berdasarkan kerangka yang demikian maka visi merupakan cara pandang

jauh kedepan kearah mana rumah sakit ini harus dibawa agar tetap eksis, antisipatif

dan inovatif. Dalam ungkapan lain visi adalah suatu impian yang menantang tentang

keadaan masa depan yang diinginkan, maka atas dasar pengertian tersebut diatas

8
maka Visi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Tahun 2016 – 2021 adalah

“Rumah Sakit Pilihan Dengan Pelayanan Kesehatan Paripurna dan Rumah Sakit

Pendidikan yang Berkualitas”.

1) ’Rumah Sakit Pilihan” Mempunyai arti bahwa Rumah Sakit Umum Daerah

Raden Mattaher Provinsi Jambi merupakan pilihan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan pelayanan kesehatan.

2) “Dengan pelayanan Kesehatan Paripurna” Mempunyai arti bahwa Rumah Sakit

Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi mampu memenuhi berbagai

permintaan pelayanan kesehatan dari masyarakat secara langsung maupun

rujukan untuk itu akan berusaha meningkatkan profesionalisme sumber daya

manusia secara berkelanjutan dan melengkapi peralatan medis dan non medis

untuk memenuhi kebutuhan pelayanan.

3) “Rumah sakit pendidikan yang berkualitas” Mempunyai arti bahwa Rumah Sakit

Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi mampu menyelenggarakan

pendidikan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas. Dalam rangka

menuju Rumah Sakit tersebut maka nilai – nilai seperti profesionalisme,

kejujuran, keterbukaan, kebersamaan, kerendahan hati, kesediaan melayani, kerja

keras, loyalitas, bertanggung jawab, empati harus merupakan nilai – nilai dasar

yang harus diemban oleh seluruh elemen yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah

Raden Mattaher Jambi.

b. MISI

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan

sasaran yang ingin dicapai, karena itu dengan adanya pernyataan misi menjadikan

organisasi itu ada, baik fisik maupun aktifitasnya. Berdasarkan pengertian misi

tersebut diatas, Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi dengan

memperhatikan tugas pokok dan fungsi, merumuskan misinya sebagai berikut:

1) Mengembangkan pelayanan kesehatan unggulan dan paripurna serta memberikan

pelayanan kesehatan individu yang berkeadilan sesuai standar.

9
2) Mewujudkan kecukupan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan untuk

menjamin kepastian pelayanan dan pendidikan kesehatan.

3) Mengembangkan kompetensi dalam sikap, perilaku, keterampilan dan ilmu

pengetahuan seluruh Sumber Daya Manusia secara berkesinambungan sesuai

standar kompetensi nasional dan internasional.

4) Menyelenggarakan administrasi dan pengelolaan keuangan secara transparan,

akuntabel dan terintegrasi serta mengembangkan Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit yang terintegrasi.

5) Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher sebagai Rumah Sakit

Pendidikan yang terakreditasi melalui penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan

penelitian untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas.

c. NILAI—NILAI DASAR

1) Kejujuran

Dalam bertindak senantiasa menjunjung tinggi kejujuran dan bekerja ikhlas dan

tidak untuk kepentingan diri sendiri.

2) Keterbukaan

a) Terbuka dalam mengemukakan dan memberikan pendapat

b) Saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain.

3) Kebersamaan

a) Menyadari bahwa semua pekerjaan tidak dapat diselesaikan sendiri sehingga

perlu kerja sama tim.

b) Kebersamaan dalam pelayanan dengan mengutamakan keluasan pelanggan.

4) Kerendahan Hati

Bersikap dan berbudi bahasa yang santun dalam pelayanan

5) Kesediaan melayani

Selalu berusaha memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan iklas

6) Kerja Keras

Memiliki kesungguhan kerja dalam melaksanakan tugas.

10
7) Loyalitas

Dengan keterbatasan sumber daya yang ada bekerja keras dengan sungguh-

sungguh dan ikhlas.

8) Bertanggung jawab

Selalu memberikan pelayanan yang terbaik serta dapat dipertanggung jawabkan

sesuai dengan kemampuan/standar profesi yang ada.

d. MOTTO

Kesembuhan anda kebahagian kami

e. TUJUAN DAN SASARAN

Adapun tujuan dan sasaran untuk mencapai visi dan misi tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Tujuan

Tujuan adalah penjabaran atau implementasi dari misi yang mengindikasikan

hasil akhir yang ingin dicapai dalam jangka waktu satu sampai lima tahun yang

bersifat spesifik dan terukur yang dirumuskan dari keinginan untuk menjadi yang

lebih baik dimasa yang akan datang dengan memperhatikan faktor strategis.

a) Tujuan 1

Tersedianya pelayanan kesehatan unggulan dan individu sesuai standar.

Pelayanan Kesehatan unggulan yang dimaksudkan adalah :

 Pelayanan Jantung Terpadu

 Pelayanan Onkologi terpadu (Bedah/Kemoterapi dan Radioterapi)

 Peningkatan Pelayanan Hemodialisa dan Gangguan Ginjal (Medical &

Bedah)

 Pelayanan Neonatal dan Bayi Resiko Tinggi

 Peningkatan Pelayanan Bedah Minimal Invasif Pelayanan kesehatan

individu yang berkeadilan dan sesuai standar adalah: Melaksanakan

pelayanan kesehatan individu yang sesuai dengan SPO dan Standar

Pelayanan Minimal.

 Pelayanan yang tidak membedakan pelayanan.

11
b) Tujuan 2

Tersedianya sarana dan prasarana rumah sakit sesuai standar Kelas B

Pendidikan. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan adalah :

 Pembangunan gedung.

 Pemeliharaan dan peningkatan prasarana fisik.

 Pengadaan dan pemeliharaan peralatan medis dan non medis serta

penunjang lainnya.

c) Tujuan 3

Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia sesuai standar nasional dan

internasional. Kompetensi Sumber Daya Manusia adalah :

 Meningkatkan Profesionalisme dari tenaga kesehatan sesuai bidang

pelayanan terutama pelayana unggulan melalui Pendidikan dan Pelatihan

 Meningkatkan transfers knowledge sebagai rumah sakit pendidikan

d) Tujuan 4

Terselenggaranya administrasi dan pengelolaan keuangan yang transparan,

akuntabel dan terintegrasi serta tersedianya Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit yang terintegrasi. Pengelolaan Administrasi Keuangan RS yang

trasnparan, akuntabel dan terintegrasi serta Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit yang terintegrasi adalah :

 Penyajian Laporan Administrasi keuangan yang terintegrasi yang dapat

dipertanggungjawabkan.

 Peningkatan Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit Yaitu Portal

Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher.

e) Tujuan

Terselenggaranya peran aktif Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher

Jambi mendukung Pembangunan Provinsi Jambi Dalam Meningkatkan

Kualitas Tenaga Kesehatan. Peran Aktif Rumah Sakit Umum Daerah Raden

Mattaher Mendukung Pendidikan dan Peningkatan Kualitas tenaga kesehatan

adalah :

12
 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan

 Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesehatan yang melakukan praktek kerja di

Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Ruang Hemodialisa

Berdasarkan laporan indikator pelayanan Rumah Sakit di Ruang Hemodialisa

data per tahun dari bulan Januari sampai Desember tahun 2021 yaitu:

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah pasien rawat jalan 7.325

2 Jumlah pasien rawat inap 645

3 Jumlah pasien umum 21

4 Lain-Lain 2

4. Jenis-Jenis Fasilitas Kesehatan ada di Instalasi Hemodialisa

a. Ruang Hemodialisis

Ruang Hemodialisis RSUD Raden Mattaher terdiri dari 33 mesin Hemodialisis.

Melayani lebih dari 100 pasien gagal ginjal yang memerlukan cuci darah rutin. Alat

hemodialisis adalah suatu alat yang dilengkapi dengan ginjal buatan (hollow fiber)

yang berfungsi untuk menggantikan fungsi ginjal dalam membuang sampah nitrogen

dan cairan yang berlebihan dari dalam tubuh. Instalasi Hemodialisis mempunyai

ruangan khusus sebagai berikut:

1) Ruangan Hemodialisis dengan tekanan negatif.

Ruangan hemodialisis untuk pasien infeksi airborne. Ruang hemodialisis ini

digunakan khusus untuk melayani tindakan hemodialisis pada pasien dengan

penyakit infkesi saluran pernafasan, yang dapat berpotensi menularkan

penyakitnya melalui udara, seperti penyakit tuberculosis.

13
2) Ruang Hemodialisis dengan pasien Hepatitis B.

Ruangan hemodialisis adalah digunakan khusus untuk melayani pasien yang

terinfeksi Hepatitis B.

b. Poliklinik Ginjal Hipertensi

Poliklinik ginjal dan hipertensi melayani pasien di jam pelayanan pada hari

kerja. Poliklinik ini berada dalam satu gedung di Instalasi Hemodialisis RSUD Raden

Mattaher Jambi.

c. Poliklinik CAPD

CAPD merupakan suatu metode alternatif bagi penderita gagal ginjal untuk

dapat melakukan cuci darah sendir di rumah tanpa menggunakan mesin cuci darah.

Untuk pasien yang mengggunakan metode ini, terlebih dahulu harus menjalani

operasi pemasangan kateter/selang dalam rongga perut. Fungsi kateter ini adalah

sarana lewatnya cairan yag dimasukkan dan dikeluarkan untuk membuang sisa zat

metabolisme dalam darah dan cairan yang berlebihan . Proses penyaringan di perut

menggunakan media berupa selaput membrane di dalam rongga perut yang

dinamakan membran peritoneum.

d. Ruang Tindakan CAPD

Ruang tindakan CAPD melayani tindakan yang rutin dilakukan secara

periodik pada pasien CAPD, seperti penggantian cairan, penggantian transfer set,

maupun tindakan lain seperti pemeriksaan PET(peritoneal equilibration test).

e. Ruang Edukasi dan Konsultasi

Pelayanan unggulan dari Instalasi Hemodialisis adalah pelayanan konsultasi

dan edukasi.Layanan ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk dapat

berkonsultasi dengan dokter ahli di bidang kesehatan lain seperti layanan konsultasi

gizin klinik(dengan ahli gizi) maupun layanan konsultasi lainnya.Seluruh layanan ini

bertujuan untuk memberikan layanan yang paripurna ke pasien sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup pasien dengan lebih baik lagi.

14
f. Ruang Pertemuan.

Dalam meningkatkan mutu dan tingkat pengetahuan petugas hemodialisis

maka setiap bulan nya dijadwalkan untuk presentasi kasus sulit yang dipimpin oleh

dr. Hasan Basri Sp.PD KGH.

B. Pengumpulan Data

1. Data Umum Ruangan.

a. Tenaga dan Pasien ( MI-Man )

N TENAGA TETAP KONTRAK ORIENTASI Total

1 Tenaga Medis

a. Dokter Spesialis 1 - - 1

b.Dokter Umum 2 - - 2

Jumlah 3 - - 3

2 Tenaga Keperawatan

a. Ners 4 - - 4

b. Sarjana S1 1 - - 1

c. D3 Keperawatan 8 6 - 14

Jumlah 13 6 - 19

3 Tenaga Non Medis dan 2 2 - 4

Keperawatan

Jumlah 2 2 - 4

TOTAL TENAGA 18 8 26

15
b. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2-Material)

NO Ruangan Sarana & Prasarana Jumlah

1 Ruang Dokter Lemari 1

AC 1

Kursi 2

Meja 1

2 Ruang Perawatan&Ruang pasien Ac 1

Meja 2

Bet 25

Kursi 4

Inkubator 4

Infan Wamer 1

Troli Obat 1

Lemari Obat 2

CpAp 2

Tiang IVFD 15

Cyrimpum 2

IVFD PUM 2

Timbangan 1

3 Bangunan Dinding beton

Pintu Kayu

Lanatai Keramik

Jendela Kaca

16
d. Asuhan Keperawatan (M3 – Methode)

Metode pemberian Asuhan Keperawatan di RSUD Raden Mattaher menggunakan

metode keperawatan Tim. Metode keperawatan tim merupakan pengorganisasian

pelayanan asuhan keperawatan dengan menggunakan tim yang terdiri dari kelompok

klien da n kelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah

minimal D3 keperawatan dan berpengalaman kerja, serta memiliki pengetahuan di

bidangnya.

Perawat tim merespon kebutuhan pasien dan staf. Anggota tim distimulasi oleh

ketua tim untuk belajar dan mengembangkan keterampilan yang baru. Ketua tim

memberi instruksi pada anggota tim, mensupervisi mereka dan memberikan penugasan

yang memungkinkan perkembangan/ kemajuan mereka.

Tim memberikan pelayanan keperawatan pada kelompok klien yang dikaji oleh

anggota tim berdasarkan kompleksitas kebutuhan klien. Ketua tim bertanggung jawab

untuk mengkoordinasikan semua aspek dan mendelegasikan perawat pasien tertentu

anggota tim yang lain.

d. Pembiayaan (M4 – Money)

Kompensasi merupakan terminology luas yang berhubungan dengan imbalan

finansial. Terminology dalam kompensasi adalah :

1. Upah dan Gaji, Upah (Wages) biasanya berhubungan dengan masa kerja. Gaji (Salay)

umumnya berlaku untuk biaya bulanan

2. Tunjangan makan dan transportasi

e. Pemasaran (M5 – Marketing)

Sebagai unit pelayanan jasa, rumah sakit harus memperhatikan konsep

pemasaran jasa. Pemasaran merupakan kegiatan manajemen yang bermula dan berakhir

pada konsumen, tanpa konsumen perusahaan tidak ada artinya. RSUD Raden Mattaher

merupakan rumah sakit Pemerintah sehingga marketing dilakukan diluar wilayah rumah

sakit, seperti Praktik Dokter, Klinik Bidan/Perawat, Puskesmas, dan Perusahaan.

17
2. Data Khusus Ruangan (Fungsi Manajemen Keperawatan Diruangan)

a. Fungsi Perencanaan

1) Visi Ruangan

Belum ada visi ruangan (mengacu pada visi RSUD )

2) Misi Ruangan

Belum ada misi ruangan (mengacu pada misi RSUD)

3) Standard Operasional Prosedur

Asuhan Keperawatan yang diberikan sudah mengacu pada Standar Asuhan

Keperawatan (SAK) yang sudah ditetapkan. Dan sampai saat ini belum ada direvisi.

4) Standard Asuhan Keperawatan

Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab selama 6

jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari sift masuk kerja sampai sift

pulang. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer dibantu oleh

perawat professional lain maupun non professional. Metode tim ini ditandai dengan

adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang

ditugaskan untuk melakukan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

5) Standard Kinerja

Suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap

pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien. Standard kinerja digunakaan

untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam

upaya mencapai pelayanan keperawatan yang maksimal.

18
Model Asuhan Keperawatan Primer

Dokter Kepala Ruangan Sarana RS

Perawat Primer

Perawat Pelaksana

Pasien

Kelebihan dan kelemahan Penggunaan Model Asuhan Keperawatan Primer

Kelebihan Kelemahan

Bersifat kontitunitas dan Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang

komprehensif memiliki pengalaman dan pengetahuan yang

memadai dengan kriteria asertif, self

direction, kemampuan mengambil keputusan

yang tepat, menguasai keperawatan klinis,

penuh pertimbangan, serta mampu

berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu

Perawat primer mendapatkan Tidak semua perawat merasa siap untuk

akuntabilitas yang tinggi terhadap bertindak mandiri, memiliki akuntabilitas dan

hasil, dan memungkinkan kemampuan untuk mengkaji serta

pengembangan diri merencanakan satuan asuhan keperawatan

untuk klien

Pasien merasa dimanusiawikan karena Akuntabilitas yang total dapat membuat jenuh

terpenuhinya kebutuhan secara

individu

19
Asuhan yang diberikan bermutu Perlu tenaga yang cukup banyak dan

tinggi, dan tercapai pelayanan yang mempunyai kemampuan dasar yang sama

efektif terhadap pengobatan,

dukungan, proteksi, informasi, dan

advokasi

Dokter juga merasakan kepuasan Biaya relatif tinggi disbanding metode

dengan model primer karena penugasan yang lain

senantiasa mendapatkan informasi

tentang kondisi pasien yang selalu

diperbarui dan komprehensif

b. Fungsi Pengorganisasian

Struktur Organisasi

Gambaran struktur organisasi Ruang Hemodialisa RSUD Raden Mattaher Jambi, seperti

pada gambar dibawah ini:

Sruktur Organisasi

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR PALAYANAN DAN KEPERAWATAN

KABID PELAYANAN MEDIK KA.INSTALASI HEMODIALISA KABID PERAWATAN

DOKTER PELAKSANA HARIAN HD KEPALA RUANGAN HD

PJ PELAYANAN DAN IVENTARIS

PERAWAT HEMODIALISA
1. ….
2. …..
3. …..
4. …..
PEKARYA TEKNISI RUANGAN HD ADMINISTRASI
5. ….
6. …..
7. ….
8. ….
20
1) Uraian Tugas

Tenaga ruang Hemodialisa sebanyak 26 orang yang terdiri dari dokter spesialis

sebanyak 1 orang, dokter umum 2 jumlah tenaga medis adalah 19 orang dan non medis 4

orang. 1 orang sedang kuliah DIV Keperawatan. Dipimpin oleh 1 kepala ruangan dan

dibantu oleh dokter dan perawat. Masing masing tenaga ruang sudah memiliki uraian

tugas masing-masing sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

2) Pengaturan Jadwal Dinas

Pengaturan shif yang dilakukan dan disusun oleh kepala ruangan disesuaikan

dengan jumlah perawat yang ada di ruangan dan tidak berdasarkan pada tingkat

ketergantungan klien, karena disesuaikan dengan jumlah perawat dan kondisi rumah

sakit.

3) Pengaturan Daftar Pasien

Tidak ada data untuk pengaturan daftar pasien di Ruang Hemodialisa.

4) Pengorganisasian Perawatan Klien

Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruangan menggunakan

pendekatan system penugasan modifikasi keperawatan tim. Secara vertikal,

pengorganisasian ini terdiri dari kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Setiap

tim bertanggung jawab terhadap sejumlah klien. Empat komponen esensial yang

melandasi praktek keperawatan professional adalah :

1. Jumlah tenaga

2. Jenis tenaga

3. Standar rencana keperawatan

4. Metode penugasan

5) System Perhitungan Tenaga

Perhitungan tenaga menurut douglas dengan perkiraan jumlah kebutuhan perawat

di ruang rawat inap.

21
Klasifikasi Klien
JML
Minimal Parsial Total
Klien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,27 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

4 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

Dst

Contoh :

Ruang rawat dengan 22 klien (2Klien dengan perawatan minimal, 18 klien dengan

perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat yang dibutuhkan

untuk jaga pagi :

2 x 0,17 = 0,34

18 x 0,27 = 4,86

5 x 0,36 = 1,90

Jumlah 7,1 = 7 Orang

c. Fungsi Pengarahan

1) Operan

Timbang terima pasien atau operan merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.

Yang harus disampaikan saat operan meliputi Situantion (Kondisi terkini yang terjadi

pada pasien) sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk,dan hari perawatan, serta

dokter yang merawat dan sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang

belum atau sudah teratasi/keluhan. Operan dilakukan oleh kepala ruangan kepada ketua

tim dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan. Operan dilakukan tigas kali

dalam sehari, yaitu pergantian shift malam ke shift pagi (Pukul 07.30), shift pagi ke shift

22
siang (Pukul 13.30) dan shift siang ke shift malam (Pukul 19.30). Kegiatan operan

dipimpin langsung oleh kepala ruangan untuk dinas pagi, untuk dinas siang dan dinas

malam dilakukan oleh katim dan perawat pelaksana.

2) Pre dan Post Conferent

Pre Conferent adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan

rencana dari katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan

sebelum operan kepada shift berikutnya. Pre Coferent hamper setiap hari dilaksanakan,

dimulai dari jam 08.00 wib yang dihadiri oleh semua tim perawat (Karu, Katim, dan PP)

dimana Katim dan PP setelah selesai operan merencanakan kegiatan pada shift tersebut

yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.

Post Conferent dilakukan pagi, sore dan malam sesuai jadwal dinas perawatan

pelaksanaan, dimana ketua tim membuka acara dan menanyakan kendala dalam asuhan

yang diberikan seperti (menanyakan tentang PJ apa yang telah dilakukan kepada

pasien,menanyakan PJ apa yang menjadi kendala dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien, menanyakan PJ hasil dari setiap tindakan). Selanjutnya ketua

tim atau PJ tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang seperti (memberikan

kesimpulan Post Conferent).

3) Motivasi Kepada Perawat

Didapatkan informasi bahwa peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan

oleh rumah sakit baik secara langsung maupun tidak langsung.

4) Pendelegasian

Pendelegasian wewenang menurut Ralph C Davis (2001 : 72), pendelegasian

wewenang hanyalah tahap dari suatu proses ketika penyerahan wewenang, berfungsi

melepaskan kedudukan dengan melaksanakan pertanggung jawaban. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam pendelegasian diuraikan sebagai berikut :

a) Unsur – unsur pendelegasian

Unsur – unsur dalam proses delegasi meliputi hal –hal sebagai berikut

 Tanggung jawab (Responsibility) adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus

diselesaikan oleh seseorang pada jabatan tertentu

23
 Kekuasaan (Authority) adalah hak atau wewenang untuk memutuskan segala

sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya

 Penanggung jawab (Accountability) adalah memberikan pertanggung jawaban

dengan memberikan laporan mengenai bagaimana seseorang melaksanakan

tugasnya dan bagaimana memakai wewenang yang diberikan kepadanya

Berdasarkan ketiga unsur di atas, jelas bahwa kekuasaan dan tugas dapat

didelegaikan, sedangkan tanggungjawab tidak dapat didelegasikan. Ini berarti

pemimpin tetap bertanggungjawab akan pelaksaan tugas yang didelegasikan kepada

baahannya.

Tugas – tugas yang didelegasikan

 Ditinjau dari tugas proses

Tugas kekuasaan, lalu mendelegasikan tugas dan kekuasaan kepada orang yang

berada dibawahnya.

 Ditinjau dari aspek bidang

Pendelegasian dari aspek ini sesuai dengan struktur organisasi karena tiap bidang

memiliki uraian tugas sesuai fungsi setiap bidang.

5) Supervisi

Supervisi dalam praktek keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan

pembinaan yang dilakukan secara kesinambungan oleh supervisor, yang mencakup

masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenangan, dan peralatan agar pasien atau

klien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Sudjana, 2013). Tidak jauh berbeda

dengan pendapat beberapa ahli seperti Swansburg (1999), mengatakan bahwa supervisi

adalah sutau proses kemudahan dalam mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan

untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

6) Ronde Keperawatan

Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat mengatasi masalah keperawatan

pasien, yang melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan

yang dilakukan oleh perawat primer, konsuler, kepala ruangan dan perawat pelaksana,

serta melibatkan seluruh anggota tim.

24
7) Pengendalian

a. Indikator Mutu

Indikator, standar, dan mutu adalah tiga hal yang berbeda. Suatu pelayanan

dikatakan bermutu dalam dimensi tertentu apabila indikator pelayanan mencapai atau

melampaui suatu standar tertentu. Mutu, dengan demikian tidak akan tercapai tanpa

suatu perencanaan dan wawasan yang terkait dengan mutu tersebut. Dengan kata lain,

bila kita menginginkan pelayanan yang bermutu di rumah sakit, maka manajemen

rumah sakit perlu memperluas wawasan mengenai mutu pelayanan tersebut dan

merencanakan serangkaian aksi untu mencapai suatu tingkat/ standar tertentu.

Pencapaian atas aksi-aksi tersebut diukur dengan indikator.

b. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Didapatkan informasi bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai

dengan format yang ada dan yang sudah disepakati bersama antara kepala ruangan dan

komite keperwatan.

c. Survey Kepuasan

Dari data wawancara dengan karu Ruang Hemodialisa RSUD Raden Mattaher

kepuasan pasien diperoleh dari sikap perawat yang selalu memperkenalkan diri kepada

pasien, perawat selalu melarang pegunjung merokok di ruangan, perawat selalu

menanyakan bagaimana pola makannya, perawat pernah menanyakan adanya makanan

pantangan dalam keluarga atau pasien, perawat menanyakan atau memperhatikan

berapa jumlah makanan/minuman yang dihabiskan oleh pasien, perawat membantu

pasien BAB/BAK. Kunjungan hanya orang tua bayi, selain itu tidak boleh.

Kesimpulannya kepuasan pasien terhadap perawat sangat baik karena perawat selalu

bersikap sopan dan ramah serta perawat selalu menjelaskan tentang

perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan setelah anda/keluarga diperbolehkan

pulang.

25
2. Analisa Masalah

ANALISA SWOT

Strengths Weakness Opportunity Threatened


5M
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Tantangan)
M1 Kepala ruangan Adanya Semakin
menerapkan kesempatan tingginya
Man sistem untuk persaingan
perhitungan melanjutkan antar Rumah
tenaga pendidikan Sakit dalam
keperawatan. keperawatan ke memberikan
jenjang yang pelayanan
RSUD raden lebih tinggi kesehatan.
Mattaher untuk perawat
terakreditasi diruang rawat Semakin
Paripurna hemodialisa tingginya
tuntutan
Tidak terdapat Adanya program terhadap
shift dinas. Semua pelatihan/kursus tingkat
pelayanan pendidikan.
dilakukan dinas
pagi senin Adanya
samapai sabtu tuntutan tinggi
dari
Terdapat uraian masyarakat
tugas pada untuk
masing-masing pelayanan yang
tenaga lebih
keperawatan professional.
(Kepala ruangan,
perawat, ketua tim
dan perawat
pelaksana.
Adanya
mahasiswa alih
jenjang yang
praktek
manajemen
keperawatan di
ruang
Hemodialisa

M2 Mempunyai Adanya
sarana dan mahasiswa alih
Matherial prasarana untuk jenjang D4
pasien dan tenaga keperawatan
kesehatan. yang melakukan
praktek
Terdapat manajemen
administrasi

26
penunjang keperawatan.
(Seperti: SAK,
SPO, lembar Adanya
dokumentasi dan dukungan dari
buku timbang kepala ruangan
terima). pada mahasiswa.

Memiliki tempat Adanya


pembuangan hubungan yang
bahan habis pakai baik antara
yang dipisahkan mahasiswa dan
dengan sampah perawat di ruang
lainnya. Hemodialisa.

Tersedianya nurse
Station.
Tersedianya APD
diruangan,
Tersedianya
Handsinitizer di
setiap tempat tidur
bayi yang ada di
ruangan.
Tersedianya
tempat racikan
obat bagi masing-
masing pasien.
Tersedinya Stroler
1 di ruangan
Hemodialisa
Kulkas untuk
menyimpan obat.
M3 Dokumentasi Post conference Tuntutan dan Tuntutan
keperawatan sering kali tanggung jawab hukum jika
Method dilakukan dalam dilakukan antar untuk dokumentasi
bentuk SOAP. katim dan peningkatan asuhan
keseringan post profesionalisme keperawatan
Sentralisasi obat conference keperawatan. tidak lengkap.
sudah dilakukan siang tidak
dengan rapi diikuti oleh
dimana semua semua perawat
obat diatur oleh pelaksana.
bagian farmasi
dengan obat oral
dimasukan
kedalam laci obat
dan obat injeksi
dimasukkan ke
dalam loker obat
masing-masing
pasien.
Dischange
planning
dilakukan pada

27
setiap pasien saat
pulang.
Supervise
dilakukan sesuai
dengan waktu
yang sudah
dijadwalkan.
M4 Terbantunya Setelah pasien
biaya perawatan di setujui pulang
Money pasien di rumah oleh DPJP, rata-
sakit dengan rata pasien
adanya asuransi setelah cuci
BPJS darah selama 5
jam
diperbolehkan
pulang.
M5 Rumah sakit Keluarga dan Adanya Makin
mengadopsi pasien tidak mahasiwa alih tingginya
Mutu pedoman Hand melakukan cuci jenjang D4 kesadaran
Hygiene terbaru tangan untuk keperawatan keluarga pasien
yang diterima mencegah yang melakukan serta pasien
secara umum penularan praktik tentang
berdasarkan penyakit manajemen pentingnya
WHO. keperawatan. kesehatan
untuk
Rumah sakit Adanya kerja pencegahan
menerapkan sama yang baik penularan
program Hand antara penyakit.
Hygiene yang mahasiswa
efektif. dengan perawat
ruangan.
Terdapat SPO
mencuci tangan. Adanya
dukungan kepala
ruangan dan
peraat ruangan
terhadap
mahasiswa.

3. Identifikasi Masalah

MASALAH
MAN :
Ruang Hemodialisamemiliki tingkat ketergantugan minimal 2 orang dengan tingkat
ketergantungan sedang 3 orang, dengan tingkat ketergantungan berat 2 orang dan dengan
ketergantungan maksimal berat 1 orang. Saat ini jumlah tenaga perawat di Ruang
Hemodialisa berjumlah 19 orang belum termasuk ketua rungan dan dokter penanggung
jawab.
MATERIAL :
1. Tidak adanya lemari khusus untuk list pasien dan lembar administrasi (Lembar
Dokumentasi Keperawatan), SOP dan SAK, lembar askep, blanko grafik, blanko

28
transfer pasien, blanko penolakan, blanko checklist pre op, persetujuan transfuse,
blanko progesnotes, blanko APS, persetujuan tindakan, indicator mutu dan PPI,
sehingga di nurse station terlihat tidak rapi.

2. Label nama pasien di map/list pasien terdapat plaster yang tidak sesuai penempatan
dan fungsinya, sehingga terlihat kurang rapi.
3. Kurangnya alat Pentilator bayi untuk pasien seperti Pasien Gagal CPAP.

METHODE :

1. Berdasarkan wawancara dengan perawat pelaksana pre dan post conference dilakukan

setiap hari dengan baik tetapi untuk diagnosa keperawatan intervensi keperawatan

tidak disebutkan secara formal dan rinci hanya menyebutkan dengan keluhan pasien

saja.

2. Berdasarkan wawancara dengan Katim dan PP, Katim menjawab bahwa pre

conference selalu dilakukan setelah operand an post conference selalu dilakukan

setelah operan tetapi post conference saat shift siang sering kali tidak diikuti oleh

semua perawat pelaksana.

MONEY : Biaya perawatan pasien diruangan diperoleh dari anggaran Biaya

sendiri,Asuransi,BPJS.

MUTU :

1. Berdasarkan hasil observasi keluarga dan pasien tidak melakukan cuci tangan untuk

mencegah penularan penyakit dan Tidak mematuhi peraturan saat pandemi tidak ada

jam kunjung untuk mengurangi penularan Covid-19.

4. Prioritas Masalah

a) Tidak adanya lemari khusus untuk list pasien dan lembar administrasi

b) Kurangnya alat Ventilator untuk pasien seperti Gagal CPAP.

c) Tidak adanya Handsinitizer di pintu masuk ruangan pasien.

d) Intervensi keperawatan tidak disebutkan secara formal dan rinci hanya menyebutkan

dengan keluhan pasien saja.

29
e) Hasil observasi keluarga dan pasien tidak melakukan 6 langkah cuci tangan untuk

mencegah penularan penyakit

30
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tahun 2021 secara umum masih ada program kerja yang belum tercapai.

Sebagai gambaran pada pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan Ruang

Hemodialisa sepanjang tahun 2021, maka secara ringkas output yang diperoleh adalah

pengembangan sebagai berikut :

1. Peningkatan SDM belum tercapai. Peningkatan kualitas dan kompetensi perawat

masih belum merata

2. Pelaksanaan SPM masih ada yang belum tercapai sesuai dengan target yang ada

3. Peningkatan Sarana dan Prasarana serta alat medis belum tercapai

B. Saran

Upaya yang mungkin dilakukan dalam rangka optimalisasi pelaksanaan kegiatan di

Ruang Hemodialisa disarankan sebagai berikut :

1. Meningkatkan pelayanan yang berfokus pada pasien dan mutu pelayanan yang

paripurna

2. Meningkatkan kemampuan teknis internal dengan mengikut sertakan pada

pelatihan-pelatihan/workshop

3. Melengkapi kebijakan, pedoman, panduan dan SPO pelayanan menyeluruh

termasuk Panduan Praktek Klinik (PPK).

4. Meningkatkan Sarana dan Prasarana dan alat medis untuk penunjang

peningkatan pelayanan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Arsad Suni. 2018. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Teori dan Aplikasi dalam

Praktek Klinik Manajemen Keperawatan. Bumi Medika, Jakarta.

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktek Keperawatan

Profesional. Edisi III, Slemba Medika, Jakarta.

Siregar, Charles JP. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Persiapan. Cetakan I.

Republik Indonesia.

Sitorus, R. 2006. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit, Pedoman

Implementasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat, Edisi I, EGC, Jakarta.

32
33
E. Rencana Strategis

MASALAH URAIAN KEGIATAN SASARAN TARGET WAKTU BIAYA PENANGGUNG

JAWAB

M 1 MAN :

M 2 1 Mahasiswa Alih Ruang 1 Adanya lemari 04 April Manajemen Mahasiswa Alih Jenjang

MATERIAL : Jenjang D4 Hemodialisa khusus lembar list 2022 Rumah sakit D4 Keperawatan

1 Tidak adanya Keperawatan akan pasien dan lembar

lemari khusus memberikan masukan dokumentasi

untuk list pasien kepada perawat 2. Adanya label

dan lembar melakukan pembuatan nama pasien untuk

administrasi. contoh desain lemari map/list status

2 Kurangnya alat agar menjadi lebih rapi pasien

Ventilator untuk dan tidak berantakan

pasien seperti 2 Pembuatan contoh

Gagal CPAP label nama pasien untuk

34
map/list status pasien

35
M 3 METHODE : Dokumentasi Role Play 1 Kepala 1 05 April 2022 Tidak Ada Kepala Ruangan

1 Intervensi Ruangan Terlaksananya 2022

keperawatan tidak 2 Ketua Tim timbang terima

disebutkan secara 3Perawat dengan

formal dan rinci hanya Pelaksana penerapan

menyebutkan dengan model SP2KP

keluhan pasien. berjalan sesuai

2 Post Conference saat dengan SPO

shift siang sering kali 2 Post

tidak diikuti oleh Conference

perawat pelaksana. diikuti oleh

semua perawat

ruangan (Karu,

Katim dan PP)

36
M 4 MONEY :

M 5 MUTU : 1 Edukasi tentang cuci Seluruh pasien Pasien dan 07 April 2022 Mahasiswa Mahasiswa Alih

1 Hasil observasi tangan 6 langkah dan dan keluarga keuarga Alih Jenjang Jenjang D4

keluarga dan pasien membuat leafleat pasien mampu D4 Keperawatan

tidak melakukan 6 pentingnya mencuci tangan melakukan dan Keperawatan

langkah cuci tangan menerapkan 6

untuk mencegah langkah

penularan penyakit mencuci

tangan yang

baik dan benar

37
38
39

Anda mungkin juga menyukai